"Minta uang 10 juta."Tanpa basa-basi, Yumi bergegas melangkah ke hadapan Zaniya dan mengajukan permintaan.Zaniya pun terkejut, lalu membalas dengan ekspresi yang rumit, "Yumi, bukannya tiga hari yang lalu sudah kuberi empat juta. Kenapa sekarang minta lagi?""Yumi ..."Jain juga mengingatkan, "Kita nggak punya uang sebanyak itu, jadi jangan ambil semua ...""Kalau nggak mau kasih bilang saja!"Jain belum sempat menyelesaikan ucapannya, tetapi Yumi justru menyela dengan kurang ajarnya.Pasangan lansia tersebut saling tatap, enggan berniat memberikan uang sepeser pun kepadanya.Karena itu, Yumi makin berontak."Tua bangka yang nggak tahu apa-apa!"Sambil mengumpat, Yumi berlari ke arah Zaniya dan merogoh saku bajunya."Yumi, kamu ..."Jain tak punya pilihan lain selain memberi anak itu uang. Melihat sifat keras kepalanya, dia hanya bisa berkata dengan putus asa, "Akan kuberi kamu uang!"Lantas, dia mengambil kartu ATM dari kamarnya."Di dalam ada 20 juta."Jain memberikan kartu ATM kep
"Sampai jumpa, Kak Rina."Tak lama kemudian.Di kediaman keluarga Yulianto.Rina tiba seraya membawa Teguh pulang.Mereka berdua berpapasan dengan Zakir, lalu Rina memberi isyarat kepadanya, "Ayah, masakannya sudah matang?""Astaga, belum juga masuk waktu makan ..."Zakir refleks menjawab, tetapi sesaat kemudian, dia menangkap kehadiran Teguh di sebelah Rina.Lantas, Zakir langsung tersentak, memahami maksud dari pertanyaan Rina. Cepat-cepat dirinya mengganti kalimat, "Makan ... makanannya akan segera matang, kok.""Teguh, cepat masuk kemari."Rina segera menarik Teguh masuk sembari mengatakan itu.Akhirnya, Rina bisa merasa lega.Kemudian.Zakir bersama beberapa anggota keluarga Yulianto terburu-buru ketika bergegas mempersiapkan makanannya.Yoga juga keluar kamar dengan cepat sembari membawa catur."Teguh ..."Terlengkung senyum yang lama tak terlihat di wajah keriput Yoga. "Kita sudah lama nggak main catur. Ayo, temani aku main.""Baik."Teguh menerima ajakannya tanpa pikir panjang.
Apa?'Teguh membelalakkan mata karena tak percaya dengan apa yang dia dengar barusan.Apakah Rina berencana tidur bersamanya?Mengenai hal ini ...Selain dari terakhir kali saat dia diracuni oleh Dewa Perang Kedua yang membuat Teguh lepas kendali dan memerkosa putri Negara Bosiga, Shiana, Teguh tidak pernah tidur dengan wanita lain."Ayo ..."Ketika Teguh masih termangu, Rina sudah menarik lengannya dan membawanya masuk ke kamar.Brak!Setelah memasuki kamar, Rina menutup pintunya menggunakan kaki panjang miliknya.Gerakan itu ... setidaknya butuh waktu lama untuk melatihnya."Rina, kamu serius?"Teguh tiba-tiba berkata seperti itu.Wajah cantik Rina merona merah, lalu menengadahkan wajah dan membusungkan dadanya sembari menatap Teguh dengan penuh cinta. "Apa menurutmu, aku sedang bercanda?" tanyanya.Teguh kebingungan.Apakah ini ujian untuk seorang kader veteran?Kader mana yang mampu bertahan dari ujian seperti ini?Saat mengatakan itu.Rina terus-menerus mendekat ke arah Teguh, bah
Kesempatan tidak akan datang dua kali!Memberanikan dirinya, setelah menyela perkataan Teguh, Rina langsung mendorong Teguh yang terkesiap ke atas ranjang.Kemudian, Rina menempelkan bibir merahnya yang seksi dengan bibir milik Teguh.Perasaan ini.Sungguh lembut!Pikiran Teguh tiba-tiba menjadi kosong.Sejak kejadian Shiana waktu itu, dia serasa bertindak sebagai pembuka pintu menuju dunia baru hingga merasa sangat mudah terangsang. Terutama ketika melakukan Kultivasi Ganda bersama Xena, dorongan ini makin kuat dan sulit dikendalikan.Saat ini, Rina menggodanya dan menindihnya di atas kasur layaknya seekor cumi-cumi. Dia sudah tak bisa mengendalikan naluriahnya lagi.Teguh langsung membalikkan tubuh Rina dan mengendalikan situasi.Saat tengah malam.Cahaya rembulan bersinar terang dan bintang-bintang berkilauan.Cahaya bulan dan bintang menyatu, bagai dua insan tengah bercumbu, tak bisa dipisahkan.Embusan angin sepoi-sepoi.Menggerakkan awan di langit.Sementara itu.Keesokan harinya
Di dalam rumah.Jain berkata dengan sedih, "Yumi, 20 juta yang kuberi kemarin merupakan tabungan Ayah dan Ibu. Sekarang, kita nggak punya uang sama sekali ..."Zaniya juga angkat suara dengan nada pilu, "Yumi, kamu sudah menghabiskan uang 20 juta itu?"Yumi langsung merasa jengkel.Lantas, Yumi menatap kedua orang tuanya dan berkata, "Kalian sudah hidup cukup lama, tapi cuma punya tabungan 20 juta? Bukankah hidup panjang kalian sia-sia?""Aku belum pernah melihat orang tua sepayah kalian.""Cuih!"Perkataannya itu benar-benar kasar.Ketika mendengar perkataannya, wajah pasangan lansia itu sontak menjadi biru karena ketakutan.Dor, dor, dor!Teguh menahan emosinya sembari menggedor pintu.Yumi mengira orang yang datang adalah penagih utang.Ekspresinya seketika berubah dan tak berani berbicara lagi.Pasangan lansia itu membukakan pintu tanpa pikir panjang."Teguh!""Masuklah!"Setelah melihat kedatangan Teguh, wajah Jain sempat berubah menjadi bahagia, tetapi dia menghela napas tak lama
Jain marah besar sampai tak bisa bernapas.Jemari Jain menunjuk Yumi sembari bergetar, "Kamu ... pembawa sial, katakan, apa yang sebenarnya terjadi?""Mau gimana lagi?"Menyadari situasinya sudah terbongkar, Yumi langsung mengaku dengan santainya, "Aku pinjam uang ke Kak Kael 100 juta untuk beli tas dan ponsel.""Ya, mana aku tahu kalau kalian berdua benar-benar nggak berguna, bahkan uang 100 juta saja nggak punya!"Perkataan yang dia lontarkan ini.Yumi tiba-tiba menyalahkan orang tuanya. Tak pernah sekalipun melihat orang yang begitu kurang ajar dan tidak tahu malu begini."Ka ... kamu ..."Tubuh Zaniya tampak gemetaran. "Kamu menggadaikan rumah ini ke orang lain. Lantas, kakakmu gimana? Arwahnya mau pulang ke mana?""Buat apa, orangnya sudah mati juga."Yumi berkata dengan tak tahu malu, "Bukannya bisa ditempatkan di mana saja? Tinggal gali lubang di gunung dan beres, dah!"Ucapan Yumi benar-benar membuat orang tuanya naik pitam.Pasangan lansia itu menatap Yumi sambil menggelengkan
"Sialan! Cari mati, ya!"Pria gempal itu memaki serta menggunakan tangannya yang lain guna melancarkan pukulan ke wajah Teguh.Teguh agak mengatupkan bibirnya, lalu mengayunkan tendangan.Buk!Krak!Kekuatan yang besar menghantam pria gempal dan suara teredam terus terdengar tanpa jeda.Pria gempal merasa tulang rusuknya banyak yang patah, kemudian memuntahkan darah dan terkapar di lantai.Teguh melepaskan tangannya serasa tak terjadi apa-apa."Sial!"Kael langsung naik pitam dan berteriak, "Serang secara bersamaan dan beri pelajaran yang nggak akan dia lupakan seumur hidupnya. Biarkan dia tahu betapa mengerikannya Kak Kael ini!"Bersamaan dengan perintah yang diteriakkan olehnya, berandal di belakangnya segera menerjang ke depan."Berani-beraninya melawan Kak Kael, sudah bosan hidup, ya!""Bajingan! Hari ini, aku akan buat kamu paham seberapa ngeri seorang Kak Kael!""Dasar bajingan! Datang ke tempat bobrok, tapi masih bisa melakukan pemanasan seperti ini, benar-benar hoki!""Bunuh di
Jalan Barat!Daerah itu adalah pusat Kota Senggigi.Paling tidak, harga rumah di sana saja bernilai sekitar 400 juta rupiah dan Teguh memberikannya dengan cuma-cuma!Mata Yumi berbinar-binar.Kalau saja dirinya bisa memiliki sebuah rumah di Jalan Barat!Wah, wah, wah.Di momen ini, dia menyadari bahwa Teguh bukan sekelas orang sembarangan.Apakah orang biasa bisa menyiapkan sebuah rumah hanya dalam semalam?Tidak mungkin!Benar-benar mustahil!Teguh ini pasti orang penting."Nek!"Teguh, yang melihat pasangan lansia ingin menolak tawarannya, berkata dengan serius, "Rumah ini adalah hasil pengorbanan Wandra sekaligus keinginan pemerintah Kota Senggigi. Tolong jangan menolaknya. Kalau nggak, aku akan merasa gelisah."Pada titik ini, Jain dan Zaniya saling menatap satu sama lain dan hanya bisa mengangguk setuju."Teguh ..."Mata Jain berlinang air mata. "Terima kasih untuk segalanya yang sudah kamu lakukan untuk keluarga kami."Kemudian, Zaniya berbalik dan melihat ke arah foto hitam puti