Mulai dari Alam Bela Diri Master, lompat menuju Alam Bela Diri Raja begitu saja, lalu mencapai Alam Kaisar Kultivasi?Memangnya dia ini sosok sehebat apa?Ini nggak pernah terdengar sebelumnya!Begitu sulit untuk dipercaya.Teguh benar-benar sosok genius yang luar biasa.Tedja menghela napasnya dalam-dalam, lalu bertanya, "Guru, kita harus bagaimana selanjutnya? Haruskah kita memberitahunya kebenaran mengenai murid yang menyerap energi hingga mencapai puncak?""Takutnya ...""Dia akan sulit menerimanya."Kekhawatiran Tedja bukannya tak beralasan.Perencanaan ini berlangsung selama 20 tahun dan tidak semudah yang bisa terlihat saja. Teguh hanya melihat sebagian kecil dari gambaran tentang apa yang terjadi."Kebenaran?"Tiba-tiba saja, wajah pria tua itu menjadi serius. Lalu, dia pelan-pelan berkata, "Kebenarannya akan terkubur seiring berjalannya waktu. Cuma orang mati yang mampu menjaga rahasia ini sepenuhnya."Tedja terkejut sejenak dan langsung teringat akan banyak hal.Di sisi lain.
Shinta!Terlintas sebuah wajah cantik dan manis dalam benak Teguh, kemudian dia mengerutkan dahinya selagi bertanya, "Apa yang terjadi?""Kak Teguh, ini gawat."Bayangan mengusulkan, "Mari kita naik pesawat lebih dulu, baru kita akan membicarakannya lebih detail!""Oke."Teguh terkejut dengan keadaan mendesak ini, jadi dia buru-buru menyetujuinya.Beberapa saat kemudian.Di pesawat khusus menuju Kota Senggigi."Bayangan, kamu bisa bicara sekarang, ada apa sebenarnya?"Teguh tak bisa tenang dibuatnya."Pasukan Serigala melaporkan."Bayangan dengan serius berkata, "Shinta tiba-tiba saja terserang suatu penyakit aneh di Wilayah Barat. Nggak ada dokter yang bisa memberikan penjelasan, bahkan Kepala Rumah Sakit Pusat juga nggak mampu menemukan solusi.""Sekarang, dia sudah kembali ke Kota Senggigi dan tinggal sementara di Vila Sultan Permai untuk beristirahat."Kota Senggigi ...Sejak kepulangan Rina, Grup Jagaraga bangkit hingga menguat dan berpengaruh. Banyak dokter genius berbondong-bond
Bertahun-tahun Teguh belajar kedokteran, tetapi belum pernah menghadapi situasi yang begitu aneh seperti ini.Setelah meraba nadi Shinta selama beberapa menit.Teguh rasa nadinya tak bermasalah, jadi dia menarik tangannya dengan putus asa dan bertanya kepada Rina yang ada di sebelahnya, "Sejak kapan dia jadi begini?"Rina menggelengkan kepala, menunjukkan ketidaktahuannya juga."Ugh ..."Pada saat itu, Shinta yang berbaring di tempat tidur pun perlahan membuka matanya. Ketika melihat Teguh di sampingnya, sangat jelas terpancar kegembiraan dalam mata jernihnya."Shinta!""Kamu sudah bangun, ya ..."Keduanya menyapa secara bersamaan."Hmm."Shinta menganggukkan kepala dengan susah payah, lalu berkata dengan lirih, "Saat berada di Wilayah Perbatasan Barat, aku membawa staf medis dari markas besar untuk mengunjungi para prajurit yang terluka.""Kami bertemu dengan seorang pria tua yang pingsan di jalan.""Kami juga memutuskan untuk menyelamatkannya.""Orang itu merasa sangat berterima kasi
"Baik, aku akan pergi menanyakannya sekarang." Xena segera menjawab.Setelah mendapatkan tanggapan dari Xena. Teguh menutup telepon dan pergi ke luar Vila Sultan Permai."Suamiku."Rina mengejar dan bertanya, "Apa rencanamu?""Aku akan mempertimbangkan situasi Shinta setelah Ketua Sekte Obat-obatan memberiku balasan," jawab Teguh."Jadi, sekarang kamu pergi ke mana?"Mata Rina yang besar nan cantik menatap Teguh, memantulkan bayangan Teguh dengan jelas di dalamnya."Aku mau pergi ke Klinik Obat Husada, meminta bantuan Pak Husada untuk mencarikan beberapa bahan obat.""Bahan obat?"Mata Rina langsung berbinar, dengan bangga dia berkata, "Sekarang, keluarga Yulianto sudah menjadi keluarga pertama di Provinsi Julang. Kalau kamu ingin bahan obat apa pun, katakan saja padaku, nggak perlu repot meminta orang lain."Rina sangat ingin membantu Teguh sekaligus ingin memperbaiki hubungan mereka dengan cara ini.Teguh membalas dengan tenang, "Lebih baik nggak usah."Setelah mendengar penolakannya
Setelah menutup telepon.Tanpa sadar, Teguh sudah berjalan hingga jalan raya.Perkembangan Kota Senggigi sangatlah pesat.Raja Serigala pernah tinggal di tempat ini, bahkan peraih peringkat pertama Konferensi Ilmu Medis, Rina, juga ada di sini. Karena itu, hal ini mampu menarik banyak orang berbakat dan investor, sehingga perkembangan pesat ini dapat tercapai.Teguh merasa senang melihat semua ini.Kalau saja ...Semua kota di Serenara bisa menjadi makmur dan sejahtera seperti ini. Semua orang akan merasa tenang karena bisa bekerja dan hidup dengan damai!Cit!Ketika Teguh sedang melamun, sebuah mobil BMW berhenti di sebelahnya.Kemudian, terdengar lengkingan suara orang layaknya sedang terkejut. "Kak Raja Serigala, kamu juga di sini, toh!"Saat kaca mobil diturunkan, tampak wajah wanita yang cantik di hadapannya.Dia adalah Hanum Husada."Hanum, kebetulan banget!"Teguh juga tak menyangka bisa bertemu dengan Hanum di sini, lalu bertanya, "Kamu mau ke mana?"Hanum tersenyum genit dan m
Saat ini.Teguh dan Hanum sudah tiba di area perumahan martir.Mereka berdua mengantarkan bahan obat ke para keluarga sesuai daftar catatan.Ketika sudah sampai di keluarga terakhir."Nek ...""Salam kenal, nama saya Teguh Laksamana dan bertugas sebagai relawan santunan kali ini. Ini bahan obat yang kalian butuhkan untuk bulan ini."Teguh menyerahkan bahan obat tersebut."Makasih, ya.""Terima kasih, Nak."Rumah ini ditempati oleh sepasang lansia.Informasi menunjukkan, kakek itu bernama Jain Carl dan istrinya bernama Zaniya. Mereka memiliki putra dan putri, tetapi sang putra bernama Wandra Carl sudah gugur dalam bertugas.Putri bungsu mereka bernama Yumi Carl.Pasangan lansia itu tampak sangat bersyukur ketika melihat mereka berdua.Jain menyambut dengan hangat, "Nak, kulihat hari sudah larut, gimana kalau kalian mampir dulu untuk makan?"Ini.Teguh melirik Hanum tanpa sadar.Hanum memberikan senyum manis kepadanya.Tak peduli apa pun keputusan Teguh, dia akan mendukungnya."Nak."Zan
Mendengar pertanyaan Yumi, Teguh tertegun sejenak. Lantas, dia menjelaskan, "Aku pergi buru-buru tadi pagi. Maaf, jadinya lupa bawa oleh-oleh.""Nggak apa-apa!"Zaniya segera menyela untuk meredam situasi, "Kamu sudah bawa obat penting ini saja sudah cukup, kok. Kalau nggak bawa oleh-oleh juga nggak masalah.""Cih."Yumi melirik kantong obat itu, lalu mencibir,"Apanya yang obat! Itu cuma akar rumput liar yang digali sembarangan. Orang tua bodoh sepertimu yang nggak tahu apa-apa pasti akan menganggap itu berharga.""Buat santunan ...""Kalau bukan uang ratusan juta, buat apa kasih santunan, sih?""Bahkan, aku nggak bisa beli tas gara-gara nggak ada uang."Kerutan di wajah Teguh tampak makin banyak.Mendengar perkataan itu, sontak Zaniya marah dan menegur Yumi, "Yumi, kenapa bicaramu begitu? Setidaknya, dia sudah berniat baik.""Obat-obatan itu ...""Menyembuhkan berbagai penyakit yang aku dan ayahmu derita. Kenapa kamu malah jadi begini, sih?"Yumi tetap diam tanpa ekspresi saat mendeng
"Minta uang 10 juta."Tanpa basa-basi, Yumi bergegas melangkah ke hadapan Zaniya dan mengajukan permintaan.Zaniya pun terkejut, lalu membalas dengan ekspresi yang rumit, "Yumi, bukannya tiga hari yang lalu sudah kuberi empat juta. Kenapa sekarang minta lagi?""Yumi ..."Jain juga mengingatkan, "Kita nggak punya uang sebanyak itu, jadi jangan ambil semua ...""Kalau nggak mau kasih bilang saja!"Jain belum sempat menyelesaikan ucapannya, tetapi Yumi justru menyela dengan kurang ajarnya.Pasangan lansia tersebut saling tatap, enggan berniat memberikan uang sepeser pun kepadanya.Karena itu, Yumi makin berontak."Tua bangka yang nggak tahu apa-apa!"Sambil mengumpat, Yumi berlari ke arah Zaniya dan merogoh saku bajunya."Yumi, kamu ..."Jain tak punya pilihan lain selain memberi anak itu uang. Melihat sifat keras kepalanya, dia hanya bisa berkata dengan putus asa, "Akan kuberi kamu uang!"Lantas, dia mengambil kartu ATM dari kamarnya."Di dalam ada 20 juta."Jain memberikan kartu ATM kep