Share

Bab 816

"Teguh, ayo cepetan!"

Damar terus mendesak Teguh untuk mengikutinya.

Teguh memandang Damar dengan tajam, empat aksara besar yang terpampang di pintu masuk tiba-tiba terlintas di pikirannya. 'Tidak Hancur, Tidak Berdiri.'

Tidak hancur, tidak berdiri.

Hancur kemudian bangkit.

Apa mungkin ...

Sekarang dia harus jatuh dulu sebelum bangkit kembali!

Mengingat hal ini, Teguh melirik Damar sekali lagi, sebelum akhirnya memilih untuk memasuki jalur satunya dengan mantap.

Segera setelah dia melangkah ke dalamnya ...

Tiba-tiba sosok Damar berubah menjadi angin ... dan menghilang tanpa jejak.

"Wush ..."

Sesaat setelah Teguh berjalan masuk ke dalam, tiba-tiba berbagai macam panah melesat ke arahnya. Tombak dari panah-panah itu berkilau, memberikan kesan tajam.

Seperti kilat.

Anak panah itu bergerak secepat meteor.

Seolah-olah memang sengaja diarahkan kepada Teguh.

Meskipun dihadapkan pada situasi seperti itu, Teguh tidak gentar dan terus melanjutkan perjalanannya dengan tenang.

"Srak ... "

Dalam se
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status