Di Restoran Pasolla.Shinta berulang kali mendesak Teguh untuk membuka mulut, penasaran dengan identitas pria itu.Namun, karena Teguh tetap tidak mau bicara, Shinta tidak punya pilihan selain menggunakan rencana kotor. Ajak Teguh minum banyak-banyak sampai mabuk, lalu buat dia bicara."Teguh, setiap aku minum segelas, kamu harus minum sepuluh gelas!"Dalam menjalankan rencananya, Shinta menuangkan gelas demi gelas minuman untuk Teguh.Nyatanya, Teguh tidak mabuk sama sekali. Justru Shinta yang mabuk berat sampai tertidur di atas meja."Hei!"Teguh mengguncang tubuh Shinta.Shinta sudah terlalu mabuk, tergolek di atas meja tidak bisa berkutik.Teguh mau tidak mau harus membopong Shinta keluar dari Restoran Pasolla dan memanggil Bayangan.Tak lama kemudian, Bayangan datang mengendarai mobil van.Melihat Teguh bersama wanita cantik membuat Bayangan terkekeh-kekeh. "Kak Teguh, kelihatannya bersenang-senang!""Jangan omong sembarangan."Teguh memelototi Bayangan dan berkata sambil menghela
Lalu, Teguh pergi ke Vila Sultan Permai, bersiap mengantar Shinta pulang ke rumahnya.Begitu membuka gerbang Vila Sultan Permai, Teguh melihat Shinta sedang berjalan-jalan di halaman. "Hei, sudah sadar sepagi ini?""Teguh, semalam kamu yang mengantarku kemari?" Begitu melihat Teguh, Shinta langsung bertanya."Siapa lagi kalau bukan aku?"Teguh memutar mata dan mengingatkan dengan kesal. "Jangan minum terlalu banyak kalau nggak kuat minum."Shinta bertanya dengan nada takjub, "Ini ... Vila Sultan Permai ini milikmu?""Hadiah dari orang lain," jawab Teguh dengan acuh tak acuh.Wow!Vila Sultan Permai adalah vila termewah dan terluas di Kota Senggigi.Vila itu baru selesai dibangun dan dilelang dengan harga tinggi oleh keluarga berpengaruh di ibu kota provinsi. Namun, seseorang sudah memberikannya pada Teguh.Konon, harga Vila Sultan Permai sekarang diperkirakan mencapai 200 triliun.Jika digabungkan, nilai aset keluarga Bramantyo dan Grup Jagaraga pun tidak sampai sepersepuluh dari nilai
Setelah makan siang.Teguh naik mobil Daniel menuju lokasi proyek.Di tengah perjalanan, Daniel menghubungi Leo.Tak disangka, Leo mengatakan dirinya menunggu Daniel di kantor pabriknya."Bos, menurutmu ... Leo nggak bakal berbuat kotor, 'kan?" tanya Daniel dengan sedikit cemas."Apa pun yang dia perbuat bakal kita hadapi. Lihat aja, trik kotor macam apa yang dia rencanakan," balas Teguh dengan acuh tak acuh."Benar!""Selama ada Bos, trik kotor apa pun yang dia rencanakan nggak ada gunanya!" teriak Daniel dengan nada percaya diri.Teguh hanya diam, tidak tahu harus berkata apa.Tak lama kemudian, mereka berdua tiba di pabrik.Leo menepati janjinya dan ternyata sudah menunggu lama di kantornya.Di belakangnya tampak para pria bertubuh kekar yang masing-masing menegakkan punggung dan membusungkan dada dengan tangan di belakang punggung.Kehadiran mereka jelas merupakan rencana untuk menekan Daniel dan Teguh."Oh ..."Saat melihat Daniel yang bertubuh gempal datang menghampiri, Leo langs
Detik berikutnya, Leo tampak ketakutan bagai melihat hantu.Hanya dengan satu pukulan, Teguh bisa merobohkan seorang pengawalnya.Beberapa pengawal Leo menyerbu dari belakang, bersiap mengeroyok Teguh.Teguh melakukan tendangan berputar dan menendang mereka hingga terpental dan memuntahkan darah.Tendangan Teguh, bahkan membuat setengah dari gigi mereka rontok!Beberapa pengawal Leo yang tersisa ketakutan menyaksikan kekuatan Teguh. Andai Teguh mengampuni mereka, pasti mereka akan senang sekali.Namun, Teguh langsung menyerang dan memukuli orang-orang itu satu per satu.Dalam waktu kurang dari dua menit, para pengawal Leo berhasil dilumpuhkan."Wow ... hebat!"Daniel terpana.Dia terus memuji Teguh dengan berlebihan dan matanya tampak berbinar. "Kak Teguh, kamu beneran pendekar sakti!"Leo juga tercengang.Bedebah itu ternyata cukup hebat. Belasan pengawalnya dengan mudahnya dilumpuhkan olehnya.Akan tetapi.Leo tidak menyerah begitu saja.Kompensasi 60 miliar.Cukup untuk membuat oran
"Ka... Kalau begitu berapa?"Leo merasa geram, meski tidak berani menunjukkannya."Menurut harga pasar saat ini, tempat ini paling mahal bernilai dua miliar," jawab Teguh dengan nada dingin.Dua miliar?Mulut Leo hampir mengerucut saking marahnya.Leo ingin protes, tetapi dia tidak punya pilihan selain menerima kenyataan.Mengingat dirinya ditekan oleh Teguh seperti itu, Leo tidak bisa melakukannya, meski ingin. Dia hanya bisa pasrah menyetujuinya. "Oke ... oke."Teguh melepaskan Leo dan memperhatikan dengan mata kepalanya sendiri saat Leo mencetak kembali surat kontrak yang baru. Setelah memastikan nilai yang tertera dalam surat kontrak adalah dua miliar, barulah kedua belah pihak menandatangani kontrak.Selama proses tersebut.Daniel masih belum bisa berpikir jernih.Dia masih tidak percaya dengan apa yang terjadi, mulai dari saat Teguh menghindari peluru, sampai akhirnya Leo menandatangani surat kontrak dengan tidak rela.Barulah saat itu Daniel merasa seperti bangun dari mimpi.Dia
Melihat ekspresi Pak Qubil, Leo langsung mengetahui jawabannya. Dia pun tersenyum bangga. "Aku melihatnya hari ini, Pak Qubil."Wow!"Pasti orang yang hebat!"Leo menceritakan kejadian sore tadi apa adanya tanpa dramatisasi.Toh, kejadian itu memang sudah dramatis."Tunggu sebentar!"Mendengar sesuatu dari cerita Leo, Pak Qubil buru-buru bertanya, "Orang yang dikirim ... Grup Jagaraga?"Dia sekarang agak antipati terhadap Grup Jagaraga.Orang yang terakhir kali dikirim oleh Grup Jagaraga. Orang yang dimaksud Leo mungkin ... adalah dia!Wajah Pak Qubil langsung memuram.Daging yang dimakan terasa hambar.Anggur yang diminum terasa pahit.Pak Qubil menatap Leo dengan ketakutan. "Seperti apa orang itu?"Leo menggambarkan penampilan Teguh.Pak Qubil langsung tersentak dan wajahnya memucat. "Leo, dengar nasihatku. Jangan pernah main-main sama orang itu!""Kamu tahu 'kan? Proyek di Kota Barbados dihancurkan sama seratus buldoser?""Waktu itu aku pergi ke sana buat beri pelajaran orang yang c
Baru saja dibicarakan!Rina mengerutkan kening. "Lihat, apa yang sudah kalian lakukan!"Rina kembali memelototi Teguh, sebelum keluar dari kantor bersama Sarah.Di luar kantor.Leo berjalan dengan gelisah dan matanya seketika berbinar begitu melihat Rina. Dia buru-buru menghampirinya.Namun, Sarah selangkah lebih maju dan menghalangi Leo.Leo tersenyum cerah dan saat hendak bicara."Leo, kuakui tindakan anak buahku yang sudah memukulmu memang salah," ujar Rina sebelum Leo sempat bicara."Tapi itu semua karena ulahmu yang sudah menerima uang muka, tapi tetap nggak mau pindah. Karena itulah, kami terus mendesakmu.""Kalau punya trik licik, silakan gunakan saja." Rina tahu jika Leo adalah orang yang suka menggunakan trik kotor. Namun, Rina tidak akan membiarkan dirinya terlihat lemah.Leo terkejut dan segera menyanggah. "Nona Rina salah paham.""Alasan kedatanganku kemari, bukan karena aku sudah dipukuli.""Aku menandatangani kontrak, karena hati nuraniku bilang kalau aku nggak boleh berb
"Bisa, bisa!"Leo langsung mengangguk berkali-kali. "Terima kasih Nona Rina, terima kasih Nona Rina!""Waktu pulang nanti, kupastikan aku bakal siap buat besok."Pembicaraan berakhir.Leo kembali melirik Teguh.Menyadari Teguh hanya diam, barulah Leo berdiri. Dia kembali meminta maaf dan pergi bagaikan orang yang melarikan diri.Rina menatap punggung Leo dan berpikir.Sekembalinya ke kantor, Rina menanyai Teguh. "Teguh, katakan yang sebenarnya padaku. Kenapa Leo terlihat ketakutan padamu?""Mungkin dia takut aku bakal memukulnya," jawab Teguh dengan santai."Apa kamu yang memukulnya?"Rina tercengang, dia menatap Teguh dengan tajam. Kemarahan masih tersisa pada wajahnya. "Jangan bertindak gegabah lagi. Jangan lupa, kamu masih suamiku. Jangan bebani aku sama masalah nggak beralasan."Teguh tidak bisa berkata-kata.Melihat Teguh diam saja, Rina pun mendengus dingin. "Sekarang kita diatur menurut hukum. Bukan dia yang kuat yang menang."Teguh bahkan tidak mau repot-repot menjelaskan.Terk