Raja Serigala!Wajah Randi langsung pucat saat mendengar kata-kata itu.Di Serenara, kalau ada yang belum pernah mendengar kebesaran nama Raja Serigala, dia pasti tidak pantas jadi penduduk Serenara."Dia ...""Bukankah Raja Serigala sudah mati?" tanya Randi.Randi tampak sangat kebingungan. Bagaimanapun juga, berita ini diperoleh dari Kaisar."Itu hanya sebuah rencana saja."Saat membahas Teguh, ekspresi wajah Dewa Perang Kedua berubah masam sambil memungkas, "Yang penting kamu tahu poin utamanya, Teguh adalah Raja Serigala.""Sekarang, kamu masih mau mencarinya untuk balas dendam?"Randi tercengang.Kalau dia pergi balas dendam pada Raja Serigala, sama saja macam dia menenggak racun, berarti dia sudah bosan hidup.Walaupun dia cukup percaya diri dengan kemampuannya, tetapi Dewa Perang Kedua saja bisa mengalahkan dia dalam beberapa kali pukulan. Mungkin kalau berhadapan dengan Raja Serigala, tentu dirinya bisa digantung dan dipukuli tanpa perlawanan.Namun, kalau tidak membalas dendam
Benda ini ...Kalau sesuai ucapan Randi, benar-benar hal tersial untuk Teguh!Namun, Dewa Perang Kedua memutuskan untuk mencobanya sendiri sebagai aksi berjaga-jaga. "Dokter Sihir, bisakah aku mencobanya?" ucapnya meminta izin."Ini ..."Randi benar-benar kagum dengan keberaniannya, lalu dia berkata penuh hormat, "Dewa Perang Kedua, jangan terbuai percaya karena melihat benda ini bentuknya kecil. Sedikit saja dicoba, sudah bisa membuatmu terluka parah. Apa Anda yakin?""Yakin!"Tanpa pikir panjang, Dewa Perang Kedua langsung mengulurkan jarinya.Demi menghadapi Teguh, Dewa Perang Kedua siap mengambil risiko."Hiss, hiss ..."Seribu Kutukan Pemakan Jiwa sangat bersemangat kala menggigit jari Dewa Perang Kedua.Wajah Dewa Perang Kedua langsung pucat pasi. Dia merasa jari-jarinya seperti dipotong oleh gergaji listrik. Hal yang lebih menakutkan, energinya terus mengalir dan terkuras.Dalam sekejap mata, paling tidak sudah berkurang sekitar sepuluh persen.Satu hal yang membuatnya makin ter
"Baik, aku mengerti."Teguh menjawab singkat, lalu menutup telepon tersebut.Lalu, dia mencoba untuk menelepon Caira. Sayangnya, sambungan ke ponsel wanita itu menunjukkan nomornya sedang tidak aktif.Apa yang sebenarnya terjadi di sini?Teguh kebingungan seraya meninggalkan bengkel mobil.Sementara itu, di Grup Jagaraga.Saat ini, Rina yang berada di kantor tengah membaca sebuah buku tentang kedokteran, tepatnya buku yang diberikan oleh Teguh atas nama Raja Serigala.Sesekali, dia mengernyitkan kening ketika memikirkannya.Terkadang, dia terlihat seperti menyadari sesuatu secara tiba-tiba. Kemudian, dia melanjutkan goresan penanya untuk menulis dan menggambar dengan serius.Teguh mengetuk pintu sejenak, kemudian memasuki ruangan. Dia terkejut sesaat, tetapi langsung mengalihkan sorot matanya dan bersikap seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Lalu, dia pun bertanya, "Rina, aku nggak bisa menghubungi ponsel Caira. Kamu tahu apa yang telah terjadi, nggak?""Caira bertunangan."Rina menutup
Samira melihat Jaden dan Caira dengan senyum cerah di wajahnya. Dia memegang segelas anggur merah dan berkata kepada Zahir, "Hari ini, Caira dan Jaden akan resmi bertunangan, berarti kita sekarang adalah keluarga.""Di masa depan, kuharap bisa terus memperoleh perhatian dan arahan darimu."Zahir terdiam.Keluarga Wibisono adalah keluarga kaya yang lebih terhormat jika dibandingkan dengan keluarga Yulianto.Pernikahan Caira dengan keluarga Hermawan menjadi kesempatan nyata untuk naik kelas. Masa depan keluarga Hermawan berpotensi untuk bangkit, jadi yang paling penting sekarang adalah segera melaksanakannya.Itu sebabnya, Samira sangat terburu-buru."Tentu saja."Zahir mengangguk samar dan tersenyum tipis saat menjawabnya.'Keluarga Hermawan ...' Zahir bergumam dalam hati.Menurut pandangannya, mereka tidak terlalu berharga. Jika bukan karena kebahagiaan anaknya, dia tidak akan pernah menyetujui pertunangan ini."Kalau begitu ..."Senyum Samira tampak makin cerah, bahkan rasanya sudut b
Sikapnya begitu angkuh ...Anggota keluarga Hermawan justru merasa itu adalah sesuatu yang wajar. Satu per satu dari mereka pun mulai ikut mengutuk.Samira menatap Roni dengan ekspresi dingin, kemudian tegas berkata, "Roni, kamu sadar sama ucapanmu nggak? Saat ini, kamu belum jadi menantu dari keluarga kami, jadi jangan ikut campur dengan urusan Caira!""Jaga mulutmu! Jangan sampai aku memberimu pelajaran!"Joko berteriak dengan murka, "Roni, kamu ini nggak tahu apa-apa, jadi jangan menyeret keluarga Hermawan dalam masalah!""Tutup mulutmu itu! Jangan sampai aku berlaku kasar padamu!"Andai saja Roni masih menjadi pasukan khusus di Wilayah Perang Selatan, Joko pasti tidak akan mengeluarkan kata-kata seperti ini. Sebaliknya, mungkin dia akan mengagungkan Roni bagai dewa.Sayangnya, dia bukan lagi pasukan khusus Wilayah Perang SelatanSelain itu, bersama kematian Raja Serigala, Roni pun kehilangan kesempatan untuk kembali bergabung dengan pasukan tersebut.Joko masih mencari kesempatan u
Setelah Teguh mengucapkannya, satu penjuru ruangan kembali diwarnai keterkejutan.Teguh ...Dia berasal dari sudut terpencil di Kota Senggigi, seorang menantu dari keluarga Yulianto yang telah diusir kembali datang. Bahkan, dia berani memerintahkan Roni, yang telah dikeluarkan dari pasukan khusus Wilayah Perang Selatan untuk memukul Zahir, seorang kepala keluarga dari keluarga yang terkemuka di ibu kota Provinsi. Zahir adalah sosok yang kuat. Hanya dengan sedikit titahnya, seantero ibu kota Provinsi mampu diporak-porandakan.Ini sama seperti ...Menyuruh seorang anak perempuan untuk pergi melawan harimau di wilayah liar, di mana anak perempuan itu juga bisa dikoyak habis-habisan!Bagaimana bisa dia seberani itu?Dari mana dia mendapatkan keberaniannya?Mengapa dia tampak begitu hebat?Sungguh mengejutkan.Para anggota keluarga Hermawan merasa agak gelisah.Sekalinya Roni melakukan kesalahan, tidak bisa dipungkiri bahwa dia tak akan membuat kesalahan kedua, ketiga, dan seterusnya ...So
Sungguh sulit dipercaya.Tidak hanya Zahir yang dibuat bingung oleh Pak Roni.Semua anggota keluarga Wibisono pun sama bingungnya, begitu pula keluarga Hermawan yang turut tercengang, kecuali Caira.Roni gila!Benar-benar gila!Perbuatannya sungguh di luar perkiraan!Teguh adalah seorang menantu buangan dari keluarga Yulianto.Roni pun hanya seorang anggota pasukan tanpa jasa yang telah dipecat.Yang satu berani berbicara.Ketika yang satunya lagi berani bertindak.Sejatinya, mereka berdua adalah sosok yang begitu hebat!Pada saat itu juga.Semua orang langsung menoleh ke tengah aula. Tampaknya Roni belum benar-benar lega, hingga matanya serasa hampir jatuh ke tanah.Wah, sungguh pemberani!Dengan bergerak menyerang Zahir, menjadi tanda kalau dirinya sangat pemberani, 'kan?"Berengsek!"Zahir pun bangkit, matanya penuh kebencian yang mendalam. Dia menatap Roni dengan tajam, sosoknya terlihat mengerikan."Roni, mati saja kamu! Kamu nggak ada harapan hidup lagi!"Sambil berteriak penuh a
Pada saat itu juga!Teguh memanfaatkan momen kegelisahan Jaden. Seketika, dia melemparkan jarum perak yang langsung menghantam pistol Jaden dalam sekejap."Krak!"Pistol itu seketika hancur berkeping-keping."Ah ..."Saking terkejutnya, Jaden berakhir mematung di tempat dan tidak bisa melompat untuk menjauh.Karena itu, empat jarum lainnya yang mendekat, masing-masing menghantam keempat anggota tubuh Jaden dan membuatnya lumpuh seketika."Aarrgghh ..."Jaden berteriak saat tergeletak di muka lantai, suaranya terdengar begitu memilukan."Anakku!""Anakku!"Tanpa sadar, Zahir langsung melompat ke depan dan merangkul Jaden sambil menangis histeris.Namun.Jaden telah pingsan karena sakit yang kelewat hebat, sehingga dia tidak bisa merespons lagi.Melihat situasi mengerikan ini, amarah dalam hati Zahir makin meluap bagai letusan gunung berapi. "Kalian semua pasti akan mati!" murkanya."Teguh, Roni ...""Termasuk keluarga Hermawan. Semua anggota keluarga Hermawan, kalian akan mati!"Sebuah