"Meskipun itu tindakan penyelamatan ... ""Itu juga harus atas perintahku dan pasukan operasi khusus yang akan melakukan penyelamatan.""Saat ini, Kerajaan Barat kehilangan seratus ribu pasukannya, telepon di kantor militer ibu kota terus berdering dan ada kerusuhan besar di perbatasan Barat ... ""Harus ada orang yang bertanggung jawab untuk hal ini!"Tedja mengutarakan semua itu.Tedja melirik Teguh sejenak dan tersenyum sinis, "Tanggung jawab ini bukanlah sesuatu yang bisa kamu tanggung, ini harus ditanggung oleh beberapa orang dari mereka."Tentu saja dia ingin langsung membunuh Teguh.Namun, jika perkataannya tidak dapat dibenarkan, dia tidak dapat membunuh Teguh.Jadi, dia hanya bisa memaksakan kehendaknya perlahan-lahan."Tedja!"Teguh benar-benar marah.Dia tahu bahwa Tedja melakukannya dengan sengaja.Teguh menatap Tedja dengan tajam, matanya memancarkan cahaya dingin dan menunjukkan ekspresi yang menakutkan. "Bagaimana caranya agar mereka bisa dibebaskan?"Saatnya telah tiba!
Di Markas Pasukan Serigala ...Para pemimpin Pasukan Serigala tidak bisa menahan kemarahan mereka, "Raja Serigala, apa yang harus kita lakukan sekarang?""Yang Mulia Raja Serigala, Kaisar itu jelas-jelas punya niat jahat, mengapa ...""Yang Mulia Raja Serigala... "...Semua orang bisa melihat bahwa Tedja dengan sengaja mengincar Teguh.Teguh memandang Delapan Senapati itu dan memberi nasihat, "Mulai sekarang, kalian bisa menangani urusan Pasukan Serigala sendiri. Kalian nggak perlu mengkhawatirkanku.""Ketika kebenaran terungkap, semuanya akan menjadi jelas."Setelah itu ...Tanpa menunggu reaksi mereka, Teguh langsung pergi begitu saja.Di Kota Senggigi ...Setelah turun dari pesawat, Teguh kembali ke Grup Bumi Langit.Di Kantor Presiden Direktur ...Kelly membaringkan kepalanya di atas meja kantor, kedua matanya memerah. Tidak ada sedikit pun semangat pada dirinya, seolah dia sudah lama mati.Layar laptop di depannya masih menyala.Berita yang ditampilkan di layar adalah berita tent
Kelly menatap sosok Rina yang pergi dengan tatapan terkejut.Seolah-olah ...Orang yang baru saja dia hadapi bukanlah seorang Rina Yulianto!Setelah keluar dari Grup Bumi Langit,Rina baru saja bersiap untuk menyalakan mobilnya ketika dia menerima telepon dari Shinta."Rina, apakah Teguh pulang tadi malam?"Suaranya terdengar sangat cemas.Setelah melihat berita itu, perasaan Shinta jadi tidak enak.Dia sudah tahu bahwa Teguh adalah Raja Serigala. Jadi, setelah tidak bisa menghubungi telepon Teguh, dia langsung merasa panik.Dia tidak peduli apakah Rina akan merasa salah paham atau tidak, dia hanya ingin menelepon untuk memastikan."Untuk apa kamu menanyakan dia?"Rina yang sedang tenggelam dalam kesedihan, menjawab dengan jujur, "Dia nggak ada di sini. Kemarin, dia mengajukan cuti dan pulang ke kampung halamannya di Barat untuk menjenguk keluarganya.""Sekarang kamu di mana?"Rina sebenarnya ingin melepaskan emosi sejenak sebelum melanjutkan perjalanannya."Aku ... "Jawaban dari Rina
Untungnya, setelah beberapa saat, mungkin karena lelah atau karena emosinya sudah cukup stabil, Shinta akhirnya berhenti menangis.Hanya saja, dia masih terisak pelan dan bahunya masih bergetar.Melihat tangan Shinta sudah lemas, Teguh langsung melepaskannya."Teguh."Shinta mendongak, matanya yang merah memandang pria di hadapannya lekat-lekat sembari berkata, "Apa yang sebenarnya terjadi? Mengapa ada pengumuman resmi yang mengatakan kalau kamu sudah, sudah ... ""Sejak awal aku sudah bilang kepadamu, 'kan."Teguh berkata dengan nada putus asa, "Belakangan ini aku ada banyak masalah. Kali ini aku dijebak oleh orang dari pemerintahan dan aku nggak punya pilihan selain bertindak.""Jadi, beginilah situasinya sekarang."Orang pemerintahan?Shinta berkata dengan suara terisak, "Siapa orang itu? Katakan padaku, aku akan membantu mengutuknya!"Shinta mengatakan semua itu dengan perasaan marah,Teguh berkata dengan putus asa, "Jangan pedulikan itu semua, yang penting kamu harus menjauh darik
Keduanya berhasil menyelesaikan ramuan obat itu bersama-sama dalam waktu setengah jam."Pak Husada, terima kasih atas bantuannya."Teguh mengatakan hal itu sambil bersiap-siap untuk pergi."Tabib Kromo ... "Hanum mengumpulkan keberanian dan menahan lengan Teguh, "Makanlah dulu di sini sebelum pergi. Aku sudah mengajakmu berkali-kali, tapi kamu selalu bilang nggak punya waktu ... "Hanum menatapnya dalam-dalam, matanya menyiratkan sedikit rasa kecewa."Nak Teguh."Sejak mengetahui bahwa Teguh adalah Raja Serigala, ini adalah pertama kalinya Pak Husada memanggilnya dengan cara seperti ini, "Tinggallah sebentar dan makan bersama kami, nggak akan memakan banyak waktu, kok.""Hanum menangis sepanjang hari setelah mengetahui berita itu dari internet, dia bahkan tidak bisa tidur ..."Suara Pak Husada terdengar penuh rasa iba.Teguh melihat ke arah Hanum.Memang, wajah gadis remaja itu terlihat sedikit lelah dan pucat.Akhirnya, dia pun luluh dan menyetujui hal itu, "Baiklah, aku akan mencici
Dhika sudah mengetahui hubungan antara Teguh dan Tedja. Dia pun bertanya dengan rasa bersalah, "Apa rencana selanjutnya?""Kapan pun kamu membutuhkan bantuanku, jangan sungkan-sungkan untuk memintanya!"Selanjutnya ...Keluarga Saguna tidak memiliki petunjuk, Organisasi Mata Elang juga tidak membuat kemajuan. Saat ini, Teguh berada dalam posisi pasif."Kita berjalan selangkah demi selangkah saja dan lihat apa yang akan terjadi ke depannya.""Saat ini, yang paling penting adalah meraih juara dalam Konferensi Ilmu Medis.""Sudah, jangan bicarakan tentang ini."Teguh memberikan pil penyembuh yang sudah dia siapkan kepada Dhika dan berkata, "Ini adalah obat untuk pemulihan. Minumlah tiga kali sehari, masing-masing dua butir.""Kamu akan sembuh dalam tiga hari."Dhika sangat merasa berterima kasih kepada Teguh. Dalam hati, dia juga bertekad akan mengikuti Teguh seumur hidupnya."Raja Serigala ... ""Jangan diteruskan!"Teguh langsung menghentikan kata-kata Dhika.Dhika terdiam sejenak sambi
Sementara itu, di Taman Nandari.Bulan bersinar terang di malam sunyi, sesaat memancarkan cahaya jernih yang menawan.Cahaya perak tak berujung pun berpendar di bumi, menyelimuti danau tak bertepi bagai selapis kain tipis nan halus.Angin berdesir pelan.Membelai permukaan danau yang berkilauan, bergetar bersama binar rembulan yang lembut.Sesekali awan melintas mengendap-endap, menyembunyikan bulan yang jauh di langit dalam kabut samar-samar.Di tepi danau.Teguh dan Widya sedang berjalan-jalan.Mencari kesegaran dengan menikmati pemandangan rembulan dan sepoi-sepoi angin malam. Pikiran mereka melayang."Pak Teguh ...""Kaisar mengumumkan kepada seluruh dunia bahwa kamu telah gugur dalam pertempuran di Gunung Unta. Apa itu karena aku dan ayahku?"Widya bertanya penuh kehati-hatian seraya menatap wajah Teguh dari samping.Masalah ini selalu mengganjal di hati Widya."Bukan."Teguh menggelengkan kepala dan berkata, "Meski bukan karena Pak Dhika dan Gunung Unta, aku akan tetap mati dalam
Menyisakan Teguh dan Widya yang berdiri di sana, di tengah kekacauan dan deru angin."Pak Teguh ..."Setelah hening beberapa saat, lantas Widya membuka mulut dan bertanya, "Kamu sudah melakukan begitu banyak hal untuk Nona Rina, kenapa kamu nggak pernah memberi tahu kebenarannya?""Kalau saja ...""Kamu memberi tahu dia identitasmu adalah Raja Serigala, pasti hubungan kalian akan membaik," jelas Widya penuh harap.Raja Serigala ...Nama ini saja sudah cukup membuat ribuan gadis tergila-gila.Teguh menggelengkan kepala dan berkata, "Ini urusan pribadiku, orang lain nggak perlu tahu. Pada akhirnya, cuma bisa tambah masalah saja."Mendengarnya, hati Widya merasa agak nyeri. Dia kembali bertanya, "Jadi, kamu mau membiarkan dia salah paham terus-menerus dan menanggung semuanya sendiri?"Ketika mengucapkan kata-kata ini, Widya teringat dirinya sendiri.Kalau bukan karena melihat dengan mata kepala sendiri di Gunung Unta kali ini, mungkin dia akan terus salah paham tentang Teguh.Widya pun ma