"Rina?"Melihat hal ini, Teguh mencoba memanggilnya.Namun, Rina tidak merespons.Bahkan, Rina tidak meliriknya sama sekali, seolah-olah tidak mendengar panggilannya dan terus berjalan menuju Nagendra.Tubuhnya terlihat kaku, tatapan matanya juga kosong. Kondisi itu sangat berbeda dengan sifatnya sehari-hari.Dia juga tidak memiliki sedikit pun tanda-tanda kehidupan!Rina sudah seperti mayat hidup.Seperti boneka kayu.Sret!Teguh segera mengangkat kedua tangannya dan mengarahkan jarum akupunktur ke tubuh Rina. Metode itu sukses membuat Rina menghentikan langkahnya.Setelah itu,Teguh menempatkannya kembali di kursi, menggenggam pergelangan tangannya dan mulai memeriksa denyut nadinya."Kamu ... ""Beraninya kamu meracuninya!"Dalam waktu singkat, air muka Teguh tiba-tiba berubah drastis.Dia bisa merasakan ada sesuatu yang bergerak dalam kepala Rina.Itu adalah serangga beracun!Otak adalah organ yang paling penting dalam tubuh manusia. Kalau sampai organ itu terganggu, segalanya akan
"Hahaha ..."Teguh berusaha menahan amarahnya yang hampir meledak. Dengan tenang, dia bertanya, "Nagendra, apa yang sebenarnya kamu inginkan?""Apa Yang Mulia Raja Serigala akan menyerah padaku?"Nagendra tidak langsung menjawab pertanyaan Teguh, dia malah terus tertawa terbahak-bahak, "Sangat menyenangkan, sungguh menyenangkan!""Raja Serigala Serenara, Raja Serigala yang sombong, tiba-tiba tunduk padaku!""Wah, sungguh menyenangkan sekali!""Hahaha!"Teguh mengambil napas dalam-dalam, berusaha untuk tetap tenang.Dia sudah berkali-kali lolos dari kematian dan sudah pernah berperang ratusan kali.Situasi seperti ini bukanlah hal yang jarang terjadi."Targetmu adalah aku."Setelah sudah merasa lebih tenang, Teguh menatap Nagendra dengan tajam, "Nagendra, cepat katakan apa yang kamu inginkan dan berikan obat penawarnya padaku.""Mudah saja, kok!"Nagendra tidak berani membuat Teguh terlalu marah, takut Teguh akan langsung membunuhnya tanpa ragu-ragu.Dia mengeluarkan sebuah botol cairan
"Glek, glek!"Suara racun yang memasuki tenggorokan Teguh terdengar sangat jelas.Semua orang terlihat sangat panik, ekspresinya terlihat rumit.Ada yang merasa kagum.Ada yang merasa khawatir.Dan ada juga yang merasa takut.Raja Serigala memang layak untuk mendapatkan julukan itu.Dia lebih memilih menyiksa dirinya sendiri daripada gagal melindungi Rina.Sebagai seorang suami, dia sudah menang!Tapi, dengan meminum racun itu, Raja Serigala berarti menyerah pada Nagendra.Selanjutnya, nasib mereka berada di tangan Nagendra. Hidup atau mati, semuanya tergantung kepada keinginan pria itu.Sungguh, semua ini sangat membuat frustrasi.Melihat Teguh yang ada di hadapannya, sorot mata Shinta seketika berubah menjadi rumit.Selain kekhawatiran yang tak berujung, dia juga memikirkan sesuatu, 'Apa Teguh benar-benar tidak memiliki perasaan kepada Rina?'Jika hal itu terjadi pada dirinya, apakah Teguh akan melakukan hal yang sama?Melihat keputusan Teguh seperti ini, Hanum juga merasa sangat bin
"Harus kuakui ...""Dalam kondisi terbaikmu, aku memang bukan tandinganmu.""Meskipun aku sudah berlatih selama 100 tahun, bahkan meminjam waktu dari langit selama 500 tahun pun, nggak menjamin aku bisa mengalahkanmu.""Tapi, saat ini, kamu sama sekali nggak membuatku takut!" Nagendra berkata dengan sangat sombong dan yakin, seolah-olah segalanya sudah berada dalam genggamannya."Namun ..."Teguh tersenyum simpul. Dengan sedikit sindiran, dia berkata, "Sekarang, sudah lewat dari dua menit, apa aku terlihat seperti orang yang keracunan?"Nagendra sejenak merasa terkejut.Pandangannya memeriksa Teguh dengan cermat, tampaknya tidak ada tanda-tanda keracunan yang muncul.Namun.Botol yang berisi racun itu jelas sudah kosong!Bohong!Dia pasti telah membohonginya!Pasti Raja Serigala sedang mencoba untuk menipunya!Air muka Nagendra berubah muram, dia berteriak dengan dingin, "Nggak mungkin! Benar-benar nggak mungkin!""Aku jelas-jelas melihatmu meminum semua isi botol racun itu dan nggak m
Setelah selesai bicara ...Teguh melemparkan beberapa jarum akupunkturnya dan langsung mengenai Nagendra.Nagendra yang mulanya hendak kabur, tiba-tiba tubuhnya menjadi kaku. Dia terkapar di lantai, tidak bisa bergerak."Raja Serigala, kamu ..."KRAK!Sorot mata Nagendra memancarkan rasa takut. Dia ingin mengatakan sesuatu, tetapi sebelum dia bisa berbicara, Teguh terus mendekat dan memutuskan untuk memenggal kepalanya.Melihat adegan ini, semua orang yang masih sadar di tempat itu merasa sedikit lega.Teguh melemparkan kepala Nagendra ke samping. Kemudian, dia mendekati Pak Husada, Xabiru dan para ahli kedokteran lainnya untuk mengajarkan metode pengobatan terbaru.Waktunya sangat terbatas.Tanpa membuang-buang waktu, para ahli kedokteran segera menyelamatkan orang-orang yang ada di sana.Beberapa saat kemudian, sebagian besar orang sudah mulai sadar.Hanya tersisa beberapa orang yang masih belum sadarkan diri, entah karena fisik mereka lemah atau sudah keracunan parah.Rina juga belu
Teguh dan Shinta berada di depan ranjang rawat Rina.Keduanya tidak saling bicara sepatah kata pun.Teguh memilih untuk diam.Shinta sendiri pun tidak tahu harus berkata apa.Saat ini, perasaannya sangat campur aduk."Mmmh ..."Rina yang berada di atas ranjang pun akhirnya terbangun, dia mengernyitkan alisnya sedikit sebelum perlahan membuka matanya."Rina, kamu sudah sadar!""Bagaimana keadaanmu sekarang, apa masih ada yang sakit?" Shinta segera mendekat dan menanyakan keadaannya dengan penuh perhatian."Aku baik-baik aja kok."Rina menggelengkan kepalanya pelan.Dia melihat sekeliling ruangan dan mendapati bahwa Teguh juga ada di sana.Saat mencoba mengingat kembali insiden malam itu, dia hanya ingat ada seorang pria bertopeng yang muncul, lalu kepalanya terasa sakit dan langsung pingsan di tempat. Karena penasaran, dia bertanya pada wanita di hadapannya itu, "Shinta, apa yang terjadi setelah itu? Siapa yang menyelamatkan kita?""Apa ... "Shinta diam-diam melirik sekilas pada Teguh,
Mendengar hal itu, Teguh tersenyum dan tidak mengatakan apa-apa. Dia hanya menunjuk ke arah luar, memberi isyarat agar mereka bicara sambil jalan.Shinta juga tidak ragu-ragu, dia berjalan sambil bertanya, "Teguh, mengapa kamu menyembunyikan identitasmu?"Teguh menjawab, "Setiap orang pasti memiliki banyak identitas. Di rumah kamu adalah anak dari orang tuamu, di perusahaan kamu adalah bos, saat mengemudi di jalan kamu hanyalah pengemudi yang harus taat pada rambu lalu lintas.""Ketika aku meninggalkan militer, aku cuma menjadi orang biasa, nggak ada yang perlu disembunyikan.""Lagi pula ...""Aku juga nggak pernah dengan sengaja menyembunyikan identitasku. Semua yang kukatakan selama ini adalah yang sebenarnya, tapi kalian sendiri yang nggak percaya, 'kan."Shinta tampak mengingat lagi, sepertinya memang benar begitu.Setiap kali Teguh mengatakan sesuatu, Rina akan merasa kalau pria itu sedang berbohong. Lalu, Rina meneleponnya dan mengeluh tentang banyak hal tentang Teguh.Tanpa Tegu
Rina sudah bisa bangun dari tempat tidur dan sedang merapikan barang-barangnya. Sepertinya dia berencana untuk keluar dari rumah sakit sekarang."Teguh, kamu boleh pulang duluan.""Setelah aku pulang dari sini, masih ada banyak hal yang harus aku urus."Tadi, saat Shinta dan Teguh pergi meninggalkannya sendiri di dalam kamar, Rina mulai merenungi banyak hal.Ada yang berkaitan tentang Teguh.Rina juga banyak memikirkan tentang dirinya dan Raja Serigala."Baiklah."Teguh menganggukkan kepalanya dengan cuek, lalu keluar dari kamar rawat.Rina yang melihatnya pergi begitu saja, hanya bisa mengkerutkan bibirnya sedikit tanpa berkata apa-apa.Setelah keluar dari rumah sakit, Rina langsung pergi ke kantor Grup Bumi Langit dan menemui penanggung jawab di sana, Kelly."Kelly ...""Aku ingin bertemu dengan Raja Serigala, bisakah kamu membantuku menghubunginya?"Rina ingin bertemu Raja Serigala sekali lagi. Selain untuk mengungkapkan rasa terima kasihnya secara langsung, dia juga ingin mengajuka