"Nona Rina jadi gini ... "Pak Husada dengan serius berkata, "Ilmu kedokteran sangat kompleks dan luas, tidak bisa dicapai dalam waktu singkat. Saya telah belajar sepanjang hidup saya, tetapi hanya sebagian kecil yang baru saya kuasi.""Selain itu, mengobati orang adalah masalah hidup dan mati, tidak boleh dianggap remeh!""Sebaiknya Anda pertimbangkan kembali sebelum membuat keputusan, bagaimana?"Sebenarnya, Pak Husada juga tidak bisa langsung menyetujuinya, mengingat kemampuan medis dan identitas Raja Serigala yang sesungguhnya.Kalau dia mengajari Rina, berarti dia mengambil alih peran orang lain, 'kan?"Pak Husada, aku sudah memikirkannya dengan matang!"Rina menjawab dengan sungguh-sungguh, yang terpenting adalah dia ingin sehebat Raja Serigala."Hmm ... begini saja!"Pak Husada berpikir sejenak, lalu menjawab, "Nona Rina, saya akan mempertimbangkannya terlebih dahulu. Saya akan menghubungi Anda nanti malam, bagaimana?"Dia akan memutuskan, setelah bertanya pada Teguh terlebih da
Pernyataan semua orang ini sama sekali tidak membuatnya kaget.Setelah datang ke kota, Raja Serigala sering dibuat pusing oleh para wanita yang sering mendekatinya.Selain itu, Bayangan sudah lama mengetahui hasil dari pertarungan Teguh dan dia sudah tahu Teguh akan menang.Bayangan dengan antusias menatap Teguh, "Ceritakanlah, apa yang sebenarnya terjadi?"Tentang masalah ini ...Bayangan benar-benar belum mengetahuinya.Dia tampak kebingungan dan berkata dengan kesal, "Kak Teguh, katakanlah. Aku akan mendengarkan."Rina mencari Teguh sampai pergi ke Grup Bumi Langit, kemudian pergi mencari Pak Husada untuk membicarakan masalah pengobatan.Teguh dengan bingung bertanya, "Bayangan, apa aku harus terus menghindarinya?""Kakak Teguh."Bayangan berdeham dan berkata, "Sekarang Nagendra sudah mati, perbatasan juga sudah aman, kamu seharusnya nggak perlu khawatir lagi.""Karena Nona Rina sangat menyukaimu dan berusaha sekuat tenaga untuk bertemu denganmu. Lantas, kenapa kamu nggak memberi ke
Bayangan menggelengkan kepalanya dan berkata, "Aturan masih belum diumumkan secara rinci, katanya putaran keempat masih dirahasiakan dan akan menjadi kejutan bagi para dokter genius yang ikut berpartisipasi."Kejutan ...Teguh sangat bingung, tetapi dia tak mau ambil pusing.Dia teringat daftar dokter genius yang masuk peringkat atas di Konferensi Ilmu Medis sebelumnya.Dia yakin bisa mengalahkan para dokter genius itu.Tapi lima orang di peringkat paling atas ...Mereka semua adalah dokter genius yang sangat berbakat, kekuatan yang mereka miliki pasti mampu dengan mudah mengalahkan banyak dokter genius lainnya. Bahkan Pak Yudha juga memuji kemampuan mereka.Untuk mendapatkan posisi pertama, Teguh harus bisa mengalahkan orang-orang hebat ini.Bayangan tersenyum dan berkata, "Kak Teguh, apa kamu yakin bisa menyapu bersih dan menang di Konferensi Ilmu Medis?""Ini sulit."Teguh menggelengkan kepalanya pelan."Kak Teguh, ini bukan kamu yang biasanya!"Bayangan terkejut melihat Teguh yang
"Menghancurkan Kerajaan Barat bukanlah hal yang sulit bagi jutaan Pasukan Serigala!""Ini adalah strategi jitu dengan kekuatan dobel!"Harus diakui, rencana Dewa Perang Kedua terdengar sangat sempurna dan meyakinkan.Tedja mulai terhasut olehnya."Oke!"Tedja menimbangnya sejenak, lalu dengan raut muka bengis dan gigi terkatup, dia pun menyetujui saran tersebut. "Aku serahkan masalah ini padamu.""Tapi, kamu harus ingat!""Jangan sampai Pasukan Serigala tahu ini adalah rencana kita.""Kalau nggak ...""Bukan hanya rencana kita yang akan gagal, situasinya jadi nggak terkendali kalau Pasukan Serigala mulai curiga ..."Jutaan Pasukan Serigala ...Tedja menyayangi, benci, dan takut pada mereka di saat yang bersamaan."Aku tahu!"Dewa Perang Kedua menganggukkan kepala, lalu keluar dari Aula Yasima.Dia berpikir sejenak.Kemudian, langsung lepas landas dari markas rahasia. Setelah terbang selama beberapa jam, dia akhirnya mendarat di Luminara, ibu kota Negara Rajawali yang paling kuat di Ker
Serenara, Perbatasan Barat.Iring-iringan kendaraan melaju menyusuri jalan yang berkelok-kelok.Saat ini, matahari mulai condong ke barat. Membuat bayangan iring-iringan terbentang panjang."Pak Wali kota, di depan ada sebuah posko. Ayo kita beristirahat di sana!""Bila kita melewati pos depan, pos berikutnya berada di Kota Mandipura yang berjarak ribuan mil jauhnya. Kalau seperti itu, perbekalan kita akan habis untuk sementara waktu."Mendengar hal itu, Dhika pun menurunkan kaca jendela mobil.Melihat pemandangan kawasan barat yang sangat berbeda dari Kota Senggigi, dengan keunikannya sendiri. Dia cukup menyukainya.Gemericing bel kereta unta yang tejeda-jeda.Hamparan padang pasir yang luas.Suara dan pemandangan ini membentuk panorama pegunungan dan sungai Serenara yang telah berusia ribuan tahun, membuat orang sangat menyukainya."Oke!"Dhika tersenyum lebar seraya berkata, "Ini mungkin akan menjadi perhentian terakhir di Serenara. Begitu rombongan kita keluar dari sini, kita harus
"Tahan dia ke Gunung Unta, kemudian awasi baik-baik di sana.""Selain itu ...""Telepon putrinya, Widya Zhafiroh."Target Qadir adalah Raja Serigala.Namun, dia yakin masalah ini akan segera sampai ke telinga Raja Serigala. Memberi tahu Widya tak akan membuat ini terlihat terlalu disengaja.Gunung Unta mudah dijaga, tetapi sulit untuk diserang. Banyak bukit di sekitarnya. Selain itu, letaknya yang berada di luar Serenara, membuatnya menjadi wilayah tak bertuan dan tidak terurus. Ini adalah tempat yang bagus untuk memasang jebakan."Baik!"Pemimpin itu segera melaksanakan perintah.Sementara itu ...Di Kota Senggigi.Widya sedang menangani sebuah kasus di Biro Penegak Hukum saat menerima telepon dari luar negeri. "Widya, kalau nggak mau ayahmu mati, cepat datang ke Gunung Unta!"Setelah itu, sambungan telepon langsung terputus.Widya sontak terkejut. Ketika hendak menelepon Dhika untuk mengonfirmasi keadaannya, dia langsung menerima kiriman potongan video.Dalam video tersebut, terlihat
Teguh langsung tahu kalau Widya pasti juga datang untuk menyelamatkan Dhika."Hei ..."Oleh karena itu, Teguh langsung mengejarnya. "Widya, kamu di sini mau menyelamatkan ayahmu, 'kan?"Meski sedang bertanya, tetapi nada suaranya terdengar yakin.Tanpa menunggu jawaban Widya, Teguh melanjutkan, "Sebaiknya kamu kembali ke tempat kerjamu aja. Kali ini, aku yang akan turun tangan untuk membawa Pak Dhika kembali dengan selamat."Teguh mengenal Widya.Wanita ini memang memiliki kemampuan, tetapi tak banyak.Tidak ada gunanya Widya menghadapi lawan kali ini, justru itu akan mempersulit dirinya."Pft ..."Ucapan serius Teguh membuat Widya tertawa.Setelah itu, dia terus berjalan ke depan tanpa menoleh ke arah Teguh lagi, seolah-olah Teguh baru saja melontarkan sebuah lelucon.Meskipun Widya penasaran bagaimana Teguh bisa tahu masalah ayahnya, dia yang sangat memandang rendah Teguh pun malas bertanya lagi.Teguh jadi malu dan tak bisa berkata-kata lagi.Pada akhirnya, dia hanya bisa menggeleng
Setengah jam kemudian.Pesawat mendarat di sebuah kota kecil di Perbatasan Barat.Setelah turun dari pesawat, Widya langsung menyewa mobil SUV, bersiap menuju lokasi tujuan."Kapten Widya."Teguh kembali mengadangnya. "Kali ini masalahnya nggak semudah yang kamu bayangkan.""Perbatasan Barat selalu dilanda konflik. Selain itu, mereka berhasil menculik Pak Dhika di sini, itu berarti mereka nggak cuman kuat, tapi juga licik.""Jadi ...""Sebaiknya kamu kembali ke Kota Senggigi dulu. Aku akan membawa Pak Dhika kembali."Teguh sadar betul bagaimana kekuatan sang lawan. Gadis seperti Widya, yang tak pernah mengalami perang sungguhan, tidak akan pernah paham betapa mengerikannya itu.Dia hanya akan menderita di sini.Sayangnya ...Bujuk rayu Teguh yang penuh keseriusan tak membuat Widya menyerah.Sebaliknya, gadis itu menurunkan kaca jendela mobil dan menatapnya penuh penghinaan. "Meskipun aku nggak bisa menyelamatkannya, setidaknya aku punya keberanian untuk bertindak.""Nggak seperti seseo