"Sebenarnya, ini bukan salahmu ..."Wajah Teguh Laksmana tampak canggung, dia hendak menjelaskan apa yang terjadi.Namun, Rina sama sekali tidak menghiraukannya."Kamu nggak perlu menjelaskan."Dia langsung memotong perkataan Teguh. Dengan senyuman, dia berkata, "Aku benar-benar nggak menyangka kalau anak miskin dari pegunungan barat sepertimu bisa bersenang-senang."Senyuman Rina ...Entah kenapa terlihat aneh, Teguh merasa tidak nyaman melihatnya."Aku jadi penasaran ..."Rina tertawa dingin, kemudian berkata, "Gimana ya reaksi Hanum kalau tahu kamu sangat pandai mengatur waktu untuk berselingkuh di belakangnya? Aku yakin dia pasti sangat sedih!"Perkataan penuh sindirian dan ejekan itu dilontarkan dengan nada yang aneh.Teguh tentu saja merasa tidak terima ketika mendengar perkataan itu. Dia langsung membela diri, "Dengar, aku benar-benar nggak melakukan hal buruk apa pun. Aku cuma mengantar Nona Saskia pulang!""Ck, ck, ck ..."Rina tidak bisa menahan diri untuk tidak mengoceh. Den
"Hah?"Rahasia kecil yang tersimpan di dalam hati Hanum terungkap. Seperti kelinci yang terkejut, dia langsung menggelengkan kepalanya dan membantah, "Nggak, kok. Kakek jangan asal tebak, deh!"Meskipun dia berkata begitu, ada sedikit rona merah yang muncul di wajahnya.Pak Husada sudah berpengalaman dalam menghadapi banyak orang, mana mungkin dia tidak memahami pikiran Hanum.Dia menggelengkan kepala dan menghela napas, "Hidup kita yang singkat ini seperti kuda putih yang sedang melintas, datang dan pergi dengan cepat.""Kamu sekarang sedang dalam masa terbaik di hidupmu. Jadi, jangan ragu untuk mencoba segala hal baru, entah itu mendaki gunung, mengejar mimpi, atau mencintai seseorang.""Jangan menunggu sampai ... sepertiku.""Nanti, kalau kamu sudah menua dan mendekati ajal, baru kamu akan menengok kembali ke masa lalu, menyisakan penyesalan di dalam hati."Pada masa mudanya, Pak Husada juga merupakan sosok yang tampan dan berjiwa bebas.Namun, sekarang ...Tubuh dan pikirannya suda
Srak!Keributan di sini langsung menarik perhatian semua orang.Rina pun terlihat agak heran."Kamu, ke sini."Petugas keamanan melihat sekeliling dan menemukan bahwa Teguh sudah mengeluarkan ponsel dan barang bawaan lainnya. Dengan heran, dia membawa Teguh ke pintu pemindai keamanan lainnya.Namun, saat dilakukan pemeriksaan keamanan kedua.Tet, tet, tet ...Suara peringatan kembali terdengar.Kening petugas keamanan semakin berkerut.Matanya menjadi lebih waspada, dia berkata kepada Teguh, "Coba lepaskan jaketmu."Teguh melepaskan jaketnya sesuai instruksi.Kemudian, dilakukan pemeriksaan ketiga.Hasilnya tetap sama, suara peringatan masih saja menderu tanpa henti."Pakai mesin."Mendengar keributan tersebut, kapten dari petugas itu segera mendekat dan memberi perintah.Jadi, Teguh dibawa ke mesin pemindai khusus untuk melakukan pemeriksaan keempat."Wah ..."Melihat hasil di layar, petugas keamanan hanya bisa menghela napasnya.Dia juga jadi terkejut saat melihat ke arah Teguh."Apa
Petugas keamanan ikut kebingungan. Dia menatap Teguh dan langsung bertanya, "Kamu sebenarnya siapa?"Teguh langsung menjawab, "Saya adalah seorang tentara di Wilayah Perbatasan Barat."Teguh berkata dengan malas, "Sistem kalian belum cukup memadai, jadi nggak bisa menemukan informasi identitas saya."Petugas keamanan dan Kepala Keamanan hanya saling beradu tatap."Omong kosong!"Sesaat setelah umpatan itu terlempar, seketika terdengar suara pintu yang dibanting.Tak lama kemudian.Seorang pria bertubuh gempal masuk ke ruangan tersebut.Dia adalah Tamam Fadlika, Kepala Stasiun Kantor Kereta Api Cepat Kota Senggigi.Tamam menyorot Teguh dengan tatapan sinis dan berkata, "Saya sudah menjadi Kepala Stasiun Kereta Api selama puluhan tahun dan ini kali pertama saya mendengar sistem keamanan kami kurang memadai.""Sepertinya ..."Menjeda ucapannya sejenak, Tamam kembali bersuara, "Informasi identitas Anda yang bermasalah."Saat Tamam mengatakan ini.Dia menatap tajam Teguh.Kemudian, dia memb
Tidak heran mereka sulit memperoleh informasi mengenai Teguh Laksmana.Bahkan, tidak aneh kalau Teguh menyimpan begitu banyak peluru dan tetap bersikap tenang.Selain Raja Serigala ...Siapa lagi yang bisa memiliki kekuatan seperti ini?Dalam sekejap.Banyak orang makin mengagumi sosok Raja Serigala, bahkan telah menganggap dia layaknya Dewa.Selain Tamam, semua orang mengaguminya."Buk!"Dia langsung berlutut di hadapan Teguh.Lancang sekali dirinya meminta suap dari Raja Serigala, bahkan marah ketika dia tidak menerimanya dan bersiap untuk menyerangnya ...Tindakannya sangat konyol!"Ra ... Raja Serigala ..."Dahi Tamam dibanjiri peluh, bibirnya gemetar, lalu dia kembali bicara dengan terbata-bata, "Saya, saya yang salah ...""Nggak seharusnya saya bertindak semena-mena, saya memang nggak punya hati nurani ...""Raja Serigala, tolong maafkan saya, maafkan saya kali ini saja ...""Saya janji akan berubah menjadi lebih baik lagi!" ujar Tamam, memasang ekspresi memelas selama memohon un
Setelah tiba di sini, Tamam merogoh ponselnya dan segera menelepon seseorang.Dia sangat takut dengan segala kegaduhan yang telah terjadi."Kak Linggar, aku ... aku Tamam, Tamam Fadlika!"Dia bicara dengan sangat hati-hati, "Hari ini aku terjebak masalah, aku nggak sengaja ..."Setelah telepon terhubung, Tamam menceritakan semuanya pada Linggar Jati."Kamu bilang apa?" gertak Linggar."Kamu ..."Di sisi lain telepon, Linggar pun merasa emosi ketika mendengar ucapan Tamam dan langsung bertanya marah, "Beraninya kamu memeras Raja Serigala?""Kamu sampai menyuruh para tentara itu ..."Linggar sungguh marah, bahkan sampai kehabisan kata-kata.Tamam sudah sangat keterlaluan, bahkan dia punya keinginan membunuh Raja Serigala.Dia pasti akan dihukum mati!Dia memang pantas dihukum mati!"Kamu, kamu, kamu ...""Ini adalah ganjaran yang harus kamu terima!" seru Linggar.Bicaranya kembali dilanjutkan, "Sudah berkali-kali aku beri tahu kamu, jangan melakukan hal-hal bodoh dan curang saat bekerja,
Teguh benar-benar tak menghormatinya sama sekali.Bukan hanya untuknya, tetapi juga untuk Pemimpin Wilayah Selatan, Wira Tirta."Bagaimanapun, Tamam adalah seorang Jenderal di bawah kekuasaan Pemimpin Wilayah Perang Selatan. Raja Serigala, kenapa Anda bisa membunuhnya tanpa ragu, apa Anda ..."Nada bicara Linggar terdengar penuh amarah, bahkan dia berujar penuh penekanan."Krek ..."Meskipun amarahnya sudah sampai di ubun-ubun, tetapi dia tak bisa menyelesaikan kata-katanya.Setelah kematian Tamam, ponselnya langsung dihancurkan."Sialan!"Linggar langsung mendengar suara 'Tut, tut, tut' di ujung sambungan telepon. Dia tak bisa lagi menahan diri untuk tak berkata kasar. Linggar yang marah pun beralih meninju dinding di sebelahnya dengan kesal.Namun, ini tidak akan menyelesaikan masalah.Lantas, Linggar segera menelepon Pemimpin Wilayah Perang Selatan.Sementara itu.Di Stasiun Kereta Cepat.Rina sedang panik.Dia berusaha tetap berpikiran positif.Pada akhirnya, Rina tetap saja merasa
Rina mengangguk dan tidak berkomentar lagi.Sepanjang perjalanan, keduanya tenggelam dalam pikiran masing-masing.Dua jam kemudian, mereka pun tiba di tujuan.Rina dan Teguh dijemput oleh ayah dari Caira, Luky Hermawan."Halo, Paman Luky."Rina tersenyum dan menyapa, lalu menunjuk ke arah Teguh yang berdiri di sebelahnya seraya memperkenalkannya, "Ini suamiku, Teguh Laksmana.""Teguh, ini pamanku yang nomor dua," ucap Rina.Teguh segera menyapa dengan hangat, " Halo, Paman!""Halo, halo," balas Luky sama hangatnya.Setelah saling berjabat tangan, Caira datang dari samping dan berkata, "Kakak Rina dan Kakak Teguh, akhirnya kalian datang juga."Caira senang melihat kedatangan Teguh.Nenek pasti terkejut kalau tahu identitas Teguh sebagai Raja Serigala dan memiliki 200 juta Pasukan Serigala di Wilayah Perbatasan Barat!Sayang sekali ...Tanpa persetujuan dari Teguh, dia segan memberi tahu neneknya.Rahasia ini hanya bisa dia pendam sendirian.Akhirnya, mereka berdua mengobrol sebentar.Ri