Petugas keamanan ikut kebingungan. Dia menatap Teguh dan langsung bertanya, "Kamu sebenarnya siapa?"Teguh langsung menjawab, "Saya adalah seorang tentara di Wilayah Perbatasan Barat."Teguh berkata dengan malas, "Sistem kalian belum cukup memadai, jadi nggak bisa menemukan informasi identitas saya."Petugas keamanan dan Kepala Keamanan hanya saling beradu tatap."Omong kosong!"Sesaat setelah umpatan itu terlempar, seketika terdengar suara pintu yang dibanting.Tak lama kemudian.Seorang pria bertubuh gempal masuk ke ruangan tersebut.Dia adalah Tamam Fadlika, Kepala Stasiun Kantor Kereta Api Cepat Kota Senggigi.Tamam menyorot Teguh dengan tatapan sinis dan berkata, "Saya sudah menjadi Kepala Stasiun Kereta Api selama puluhan tahun dan ini kali pertama saya mendengar sistem keamanan kami kurang memadai.""Sepertinya ..."Menjeda ucapannya sejenak, Tamam kembali bersuara, "Informasi identitas Anda yang bermasalah."Saat Tamam mengatakan ini.Dia menatap tajam Teguh.Kemudian, dia memb
Tidak heran mereka sulit memperoleh informasi mengenai Teguh Laksmana.Bahkan, tidak aneh kalau Teguh menyimpan begitu banyak peluru dan tetap bersikap tenang.Selain Raja Serigala ...Siapa lagi yang bisa memiliki kekuatan seperti ini?Dalam sekejap.Banyak orang makin mengagumi sosok Raja Serigala, bahkan telah menganggap dia layaknya Dewa.Selain Tamam, semua orang mengaguminya."Buk!"Dia langsung berlutut di hadapan Teguh.Lancang sekali dirinya meminta suap dari Raja Serigala, bahkan marah ketika dia tidak menerimanya dan bersiap untuk menyerangnya ...Tindakannya sangat konyol!"Ra ... Raja Serigala ..."Dahi Tamam dibanjiri peluh, bibirnya gemetar, lalu dia kembali bicara dengan terbata-bata, "Saya, saya yang salah ...""Nggak seharusnya saya bertindak semena-mena, saya memang nggak punya hati nurani ...""Raja Serigala, tolong maafkan saya, maafkan saya kali ini saja ...""Saya janji akan berubah menjadi lebih baik lagi!" ujar Tamam, memasang ekspresi memelas selama memohon un
Setelah tiba di sini, Tamam merogoh ponselnya dan segera menelepon seseorang.Dia sangat takut dengan segala kegaduhan yang telah terjadi."Kak Linggar, aku ... aku Tamam, Tamam Fadlika!"Dia bicara dengan sangat hati-hati, "Hari ini aku terjebak masalah, aku nggak sengaja ..."Setelah telepon terhubung, Tamam menceritakan semuanya pada Linggar Jati."Kamu bilang apa?" gertak Linggar."Kamu ..."Di sisi lain telepon, Linggar pun merasa emosi ketika mendengar ucapan Tamam dan langsung bertanya marah, "Beraninya kamu memeras Raja Serigala?""Kamu sampai menyuruh para tentara itu ..."Linggar sungguh marah, bahkan sampai kehabisan kata-kata.Tamam sudah sangat keterlaluan, bahkan dia punya keinginan membunuh Raja Serigala.Dia pasti akan dihukum mati!Dia memang pantas dihukum mati!"Kamu, kamu, kamu ...""Ini adalah ganjaran yang harus kamu terima!" seru Linggar.Bicaranya kembali dilanjutkan, "Sudah berkali-kali aku beri tahu kamu, jangan melakukan hal-hal bodoh dan curang saat bekerja,
Teguh benar-benar tak menghormatinya sama sekali.Bukan hanya untuknya, tetapi juga untuk Pemimpin Wilayah Selatan, Wira Tirta."Bagaimanapun, Tamam adalah seorang Jenderal di bawah kekuasaan Pemimpin Wilayah Perang Selatan. Raja Serigala, kenapa Anda bisa membunuhnya tanpa ragu, apa Anda ..."Nada bicara Linggar terdengar penuh amarah, bahkan dia berujar penuh penekanan."Krek ..."Meskipun amarahnya sudah sampai di ubun-ubun, tetapi dia tak bisa menyelesaikan kata-katanya.Setelah kematian Tamam, ponselnya langsung dihancurkan."Sialan!"Linggar langsung mendengar suara 'Tut, tut, tut' di ujung sambungan telepon. Dia tak bisa lagi menahan diri untuk tak berkata kasar. Linggar yang marah pun beralih meninju dinding di sebelahnya dengan kesal.Namun, ini tidak akan menyelesaikan masalah.Lantas, Linggar segera menelepon Pemimpin Wilayah Perang Selatan.Sementara itu.Di Stasiun Kereta Cepat.Rina sedang panik.Dia berusaha tetap berpikiran positif.Pada akhirnya, Rina tetap saja merasa
Rina mengangguk dan tidak berkomentar lagi.Sepanjang perjalanan, keduanya tenggelam dalam pikiran masing-masing.Dua jam kemudian, mereka pun tiba di tujuan.Rina dan Teguh dijemput oleh ayah dari Caira, Luky Hermawan."Halo, Paman Luky."Rina tersenyum dan menyapa, lalu menunjuk ke arah Teguh yang berdiri di sebelahnya seraya memperkenalkannya, "Ini suamiku, Teguh Laksmana.""Teguh, ini pamanku yang nomor dua," ucap Rina.Teguh segera menyapa dengan hangat, " Halo, Paman!""Halo, halo," balas Luky sama hangatnya.Setelah saling berjabat tangan, Caira datang dari samping dan berkata, "Kakak Rina dan Kakak Teguh, akhirnya kalian datang juga."Caira senang melihat kedatangan Teguh.Nenek pasti terkejut kalau tahu identitas Teguh sebagai Raja Serigala dan memiliki 200 juta Pasukan Serigala di Wilayah Perbatasan Barat!Sayang sekali ...Tanpa persetujuan dari Teguh, dia segan memberi tahu neneknya.Rahasia ini hanya bisa dia pendam sendirian.Akhirnya, mereka berdua mengobrol sebentar.Ri
"Oh. Begitu, ya?"Mendengar ucapannya, Samira hanya mengangkat pongah alisnya yang hampir botak dan tersenyum sinis. "Cucu Menantu, melihat kondisiku ini, coba kasih tahu berapa lama lagi aku bisa bertahan hidup," ujarnya.Dia sama sekali tidak tertarik dengan Teguh yang tampaknya tak punya kualitas sedikit pun.Perihal ahli dalam bidang kedokteran ...Sudah banyak orang yang ahli dalam bidang kedokteran. Namun, berapa banyak yang status sosialnya tinggi?Menurutnya, ...Kekuasaan dan status sosial adalah segalanya.Karena itu, ketika Samira bicara tentang hal tersebut, dia sengaja mempersulit Teguh dan ingin mempermalukannya.Jika Teguh berkata dia bisa hidup sampai usia 100 tahun, dia akan menganggapnya berdusta dan pasti akan mengejeknya. Dia tidak percaya Teguh punya bakat tersebut, sehingga dia bisa leluasa meremehkan Teguh.Jika Teguh Laksmana berani bilang dia tidak akan hidup lama, dia akan punya alasan yang lebih kuat untuk membuat masalah!Persoalan ini tampaknya mudah.Meski
Raut wajah Rina mulai terlihat sungkan.Pasalnya, dia sudah mengingatkannya berkali-kali dan Teguh masih saja bersikap seperti ini.Namun, saat ini bukan waktu yang tepat untuk memarahinya.Dia hanya bisa menatap Teguh dengan wajah datar seraya berkata, "Kamu bicara apa, sih. Nggak bisa banget sepertinya kalau bicara baik-baik, mending cepat jelaskan maksudmu sama mereka.""Kalian semua salah paham."Teguh masih menatapnya dengan tenang, lalu berkata jujur, "Lima jari yang saya tunjukkan bukan berarti Nenek hanya bisa hidup lima hari, tetapi ...""Lima menit lagi," pungkas Teguh.Ini gila. Lima!Menit!Lagi!Ketika mendengar tiga kata ini, wajah semua orang terlihat marah.Teguh ini ...Dia benar-benar lancang!Bahkan, dia berani berujar kalau masa hidup Nenek hanya tersisa lima menit lagi!Sesaat setelah itu ...Raut wajah semua orang tampak murka seraya menatap tajam ke arah Teguh.Bahkan, Samira terlihat muram dan hampir saja meneteskan air matanya."Namun, ..."Teguh segera mengelu
"Nenek!""Nenek ...""Cepat panggil Dokter Devin!"Semua orang di ruangan itu langsung cemas.Ada yang sibuk mengangkat tubuh Nenek, ada yang sibuk memerintah saja, dan ada juga yang langsung menelepon.Syukurlah.Dokter Devin membuka praktik di sebuah klinik yang tak jauh dari kediaman keluarga Hermawan.Tiga menit kemudian, dia datang ke rumah keluarga Hermawan dengan membawa sebuah kotak pertolongan pertama miliknya."Dokter Devin, cepat periksa Nenek!""Dokter Devin, tolong selamatkan ibu saya!""Dokter Devin ..."Semua orang merengek padanya.Saat ini, hubungan keluarga Hermawan masih terjalin baik karena ada campur tangan sang nenek.Kalau dia benar-benar meninggal ...Hubungan antar keluarga Hermawan akan hancur dan tidak akan seerat sekarang.Dokter Devin tidak bicara sepatah kata pun, justru dia mendekati tempat tidur Samira dan mulai memeriksa nadinya.Sayangnya ...Baru menyentuh sejenak pergelangan tangan Samira, raut wajah Dokter Devin langsung berubah.Semua orang menungg