Mendengar hal tersebut, wajah Janadi seketika berubah pucat pasi.Dhika tidak datang di pagi atau malam hari, tetapi justru memilih untuk datang sekarang. Pasti ada sesuatu yang tidak beres.Janadi buru-buru menyambutnya. Dia melihat wajah Dhika tampak serius. "Pak Dhika, angin apa yang membawa Anda kemari?""Selama ini, keluarga Yuwono sudah merusak pasar Kota Senggigi. Kalian pakai cara licik dan kekerasan untuk memaksa mengakuisisi perusahaan senilai 20 triliun."Dhika menatap Janadi dengan ekspresi dingin. Dirinya menyebutkan tuduhan-tuduhan yang dilakukan oleh Janadi tanpa ragu. Setelah itu, dikeluarkannya surat perintah eksekusi. "Sekarang, atas nama pemerintah Kota Senggigi, aku akan memberikan hukuman berikut kepada keluarga Yuwono yang telah mendirikan Grup Yuwono Senggigi di Kota Senggigi atas tuduhan 'kejahatan pemaksaan transaksi' dan 'kejahatan penggelapan aset'.""Yang pertama, menyita semua aset Grup Yuwono Senggigi.""Yang kedua, valuasi Grup Yuwono Senggigi saat ini ad
Sekelompok orang tengah berdiskusi tentang strategi yang akan mereka ambil."Menurutku, ini seharusnya berhasil."Mata Zikri berbinar saat mengatakannya. Setelah itu, dengan percaya diri ia berkata, "Seenggaknya kita berasal dari Rumah Produksi Locita, yang dulu pernah jadi merek dagang Rumah Produksi Locita.""Semua tentara yang Rina bawa kali ini cuma bisa jadi figuran aja.""Rumah Produksi Locita nggak mungkin cuma bikin film militer. Pada akhirnya kita masih harus bikin drama idol dan sejenisnya. Itu keunggulan kita!"Semua orang menjadi besemangat setelah mendengar perkataan Zikri.Benar.Di mata mereka, para tentara yang berakting kali ini, semuanya adalah orang kasar dan hanya cocok untuk membintangi film-film bertema militer yang kurang populer. Kenapa mereka tidak mencoba peran lain?Merekalah aktor yang sesungguhnya."Kalau gitu tunggu apa lagi? Ayo, kita cari Rina Yulianto!""Jangan ditunda-tunda lagi. Ayo, pergi sekarang.""Ayo, pergi!"Setelah mengambil keputusan, mereka b
Ternyata ...Rina mempermainkan mereka!Sejumlah selebritas langsung marah.Zikri seketika menatapnya dengan kesal. Kini dia terlihat begitu geram. "Beraninya kamu mempermainkan kami, Rina. Kamu kira kami lemah?" ujarnya penuh kebencian."Rina Yulianto!""Kami balik ke sini itu tulus mau bantu kamu, biar Rumah Produksi Locita bisa lebih maju. Ternyata kamu nggak tahu terima kasih. Dasar picik!""Rina Yulianto!""Percaya nggak percaya, kami bisa langsung merobohkan ruang pertemuan kamu sekarang kalau kami mau!""Rina Yulianto ... "Para selebritas ini sangat marah sehingga mereka mencoba membuat keributan di Grup Jagaraga.Rina tidak berniat membiarkan kebiasaan buruk ini terus berlanjut. Setelah tersenyum sinis dan melemparkan pandangan ke arah mereka, dia berteriak ke luar, "Petugas keamanan, cepat ke sini! Ada yang bikin onar, nih!""Tap, tap!"Begitu mendengar suara Rina, kepala petugas keamanan yang mengikutinya segera datang dengan membawa sekelompok orang. "Kita harus apa, Bu Rin
Tentara akan selalu menjadi orang paling disayangi di Serenara.Mereka tidak terlalu banyak perhitungan, juga tidak terlalu banyak intrik.Mereka bukan saudara kandung, tetapi seperti saudara kandung.Orang pertama yang selalu terpikirkan oleh mereka ketika sesuatu yang baik terjadi adalah rekan seperjuangan mereka, terutama para sahabat yang telah gugur di medan perang."Baik."Bayangan mengambil kartu ATM tersebut. Wajahnya terlihat begitu serius. "Aku akan sampaikan niat baik kalian kepada Perhimpunan Martir, jangan khawatir."Para tentara tersebut mengangguk dengan tegas. "Raja Serigala, Komandan Hitam. Kami pulang dulu."Setelah berpamitan, para tentara meninggalkan bengkel mobil Bayangan menggunakan mobil khusus.Sekarang hanya tinggal Teguh dan Bayangan di sana."Bayangan."Berbicara tentang Perhimpunan Martir, Teguh pun bertanya, "Gimana keadaan Perhimpunan Martir sekarang? Semua tugas berjalan lancar, 'kan?""Ya, semuanya lancar.""Asal kamu tahu, Kak Teguh. Sejak dapat suntik
Bagaimana mereka bisa bersama?Tidak mungkin.Tidak mungkin mereka berdua.Rina buru-buru menggelengkan kepalanya. Dia pun segera membuang pikiran yang tidak-tidak itu dari benaknya.Dia ingat dengan sangat jelas bagaimana Shinta membenci Teguh saat itu. Begitu jelas tergambar di benaknya dan membuatnya muak.Bagaimana mungkin Shinta memiliki hubungan dengan Teguh?Pasti dia salah lihat.Di dunia ini, banyak orang yang memiliki postur tubuh yang mirip-mirip dan ada banyak orang juga yang memiliki Lamborghini.Rina tidak lagi memikirkan hal itu dan masuk ke dalam mobilnya.Sementara itu, di dalam Lamborghini.Shinta yang sedang mengemudi merasa sangat senang. "Teguh, aku belum kepikiran nih mau makan di mana. Kamu ada ide, nggak?"Dia berkata begitu, tetapi sebenarnya dia ingin mengikuti apa yang dikatakan oleh Teguh.Dia mengatakannya agar tidak terlihat terlalu disengaja."Aku ... "Begitu Teguh melihat pasar malam yang tidak jauh dari sana, dia langsung menunjuk ke arahnya. "Kayaknya
Teguh juga mengambil sepotong dan memakannya dengan lahap. "Kamu yang pede dong makannya. Percaya deh sama aku, kamu bakalan suka."Shinta mencoba untuk mencicipinya."Gimana?"Teguh bertanya."Hmm."Entah itu karena suasana hatinya membaik atau karena perutnya sudah lapar, Shinta merasa bahwa sate hati itu cukup enak. "Lumayan juga.""Kubilang juga apa."Keduanya terlihat akrab saat makan sambil mengobrol.Mereka terus mengobrol.Shinta teringat akan perkataan Rina sebelumnya. "Teguh, Rina bilang dia mau cerai sama kamu. Terus apa rencana kamu selanjutnya?"Sampai di sini, dia tidak bisa menahan diri untuk menatap wajah Teguh."Kita lihat saja nanti."Teguh berpikir sejenak. "Selain sudah banyak membantu keluarga Yulianto, aku juga sudah merencanakan banyak hal buat mereka selama ini. Sekarang, kondisi keluarga Yulianto sudah lebih baik.""Tapi keluarga Yulianto ini tetap kayak bom waktu yang siap meledak.""Aku bakalan pergi kalau sudah selesai mengurus mereka.""Kamu beneran mau per
Teguh tidak tahan lagi mendengar omelannya dan segera menjawab, "Bentar lagi aku sampai."Dia menjejalkan sisa sate hati yang tersisa ke dalam mulutnya, lalu menunjuk-nunjuk ponselnya untuk memberi isyarat kepada Shinta. Dia pun pergi dari tempat itu dengan tergesa-gesa.Shinta memandangi punggung Teguh dengan tatapan frustrasi.Sungguh pria yang baik!Sulit sekali menemukan pria seperti dia, tetapi Rina justru ingin bercerai dengannya."Sudahlah.""Kalau kamu nggak menghargai dia.""Sebagai sahabat yang baik, aku bakalan menggantikan peranmu buat menghargai dia.""Teguh, oh Teguh.""Cepatlah jatuh ke dalam pelukanku!""Aku bakalan terus menngejarmu dalam kehidup kali ini dan aku pasti bakalan mendapatkan kamu!"Sementara itu.Di Ibu Kota Provinsi.Yogi dari keluarga Yulianto menerima telepon dari organisasi Mata Celestia.Teguh hanyalah seorang anak liar dari daerah pegunungan barat. Dia sama sekali tidak memiliki latar belakang militer.Tentu saja.Informasi tentang Teguh sebagai Raj
Keesokan paginya.Datang sekelompok tamu tak diundang merusak ketenangan di kediaman keluarga Yulianto. Suara riuh mereka terdengar penuh emosi, merusak ketenangan pagi yang seharusnya damai. "Yoga, keluar kamu!"Ternyata Yogi beserta anak buahnya yang datang.Ekspresi Yoga ketika melihat Yogi yang mengamuk serta anak buah di belakangnya, berubah jadi muram. "Kamu mau apa lagi?"Yogi pun tersenyum sinis. "Aku datang ke sini mau ngasi kabar baik buat kamu."Kabar baik?Melihat ekspresi Yogi, orang bodoh pun tahu dia tidak mungkin datang bawa kabar baik. Bahkan, bisa jadi malah membawa berita paling buruk.Yoga mengrenyitkan dahinya. "Sebenarnya kamu mau bilang apa, sih?""Tentang ... "Yogi menyipitkan matanya yang penuh kilatan kejam. "Kematian Pemimpin Pemujaan Ketiga keluarga Yulianto, Master Jiwa Kering yang dibunuh oleh orang-orangnya keluarga Yulianto!""Kali ini.""Pemimpin Pemujaan Agung dan Pemimpin Pemujaan Kedua bakal datang ke Kota Senggigi buat mimpin pemakaman beliau.""Na