Share

Bab 1819

"Perjalanannya kali ini juga untuk menghindari Tuan Beni."

"Nggak disangka ..."

"Keluarga Halim perlu mengutus tiga Tetua dalam rangka mencegat Nona."

"Benar-benar merepotkan."

Saat mengatakan itu.

Tiga Tetua sudah mendekat.

"Qania."

Tiga Tetua mendekati kereta kuda Qania sembari tersenyum sinis. "Meski hari pernikahan sudah di depan mata, kamu sebagai mempelai wanita selalu menghilang ..."

"Tindakanmu itu bukan sesuatu yang baik, lho."

"Mungkinkah ..."

"Kamu merasa keluarga Halim nggak pantas untuk menjadi besan dari keluarga Mazaya?"

Ucapannya memang benar.

Qania menunjukkan ekspresi sopan, tetapi berkata dengan acuh tak acuh, "Tiga Tetua cuma bercanda, ya."

"Keluarga Halim adalah keluarga tersohor di Kota Yarukan, mana mungkin aku mengabaikannya?"

"Tapi ..."

"Pernikahan adalah sesuatu yang sakral."

"Aku tahu, diriku bukan istri dan ibu yang baik. Jadi, butuh waktu untuk merenungkan itu supaya nggak bikin malu. Maaf, Tiga Tetua."

Ucapan yang begitu manis, tetapi bukanlah sesuatu yang
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status