Melihat Cecilio yang tidak tanggap, para Tetua langsung marah."Cecilio!"Sesepuh Agung pun murka, wajahnya menampakkan kemarahan seraya menegur, "Apa kamu serius bertekad untuk menempuh jalan ini?""Kalau gitu, jangan salahkan kami karena bersikap nggak sopan!"Dengan itu ...Cecilio melirik ke arah Tetua lainnya.Para Tetua langsung mengerti sembari melangkah maju, "Cecilio, egoismu keterlaluan, ya. Nggak berbakat dan nggak pantas jadi kepala keluarga kami, keluarga Mazaya.""Sekarang ...""Berdasarkan aturan keluarga kami, semua Tetua setuju untuk memberhentikanmu sebagai Kepala Keluarga!"Mendengar perkataan ini, Cecilio terkejut dan marah."Sesepuh Agung.""Kalian, kalian ..."Cecilio menunjuk ke arah Sesepuh Agung, jari-jarinya gemetar dan tidak bisa bicara karena marah."Gawat!""Ada masalah besar!"Tepat pada saat itu, seorang pelayan bergegas masuk dengan satu sepatunya yang terlepas dan berkata penuh ketakutan, "Para Tetua, keluarga Halim datang.""Kepala Keluarga Halim, Cett
Setelah itu, sekelompok orang bergegas menuju Ruang Rahasia.Meskipun Cecilio tidak mengatakan.Mereka semua juga tahu.Teguh pasti ada di Ruang Rahasia karena sedang pemulihan. Cari saja, pasti bisa menemukannya."Jangan!"Saat itu, Qania datang usai mendengar keributan, menghentikan Sesepuh Agung dan yang lainnya. "Tuan Teguh telah dua kali menyelamatkanku di perjalanan pulang, kalian nggak bisa menyerahkannya.""Mustahil!"Di saat yang sama, Cecilio keluar dan menghalangi mereka."Pembangkang!"Sesepuh Agung menatap tajam dan berkata dengan tegas, "Qania, sebagai anggota keluarga Mazaya, kamu harus pertimbangkan situasi keluarga secara keseluruhan.""Ini adalah takdirmu.""Hari ini ...""Kamu harus menikah dengan keluarga Halim dan nggak mungkin kamu melindungi anak itu."Setelah berbicara, Sesepuh Agung melempar Qania dengan satu pukulan hingga terjatuh di depan para anggota keluarga Mazaya."Tahan dia!"Anggota keluarga segera menjawab, "Baik!"Kemudian, mereka menyerbu dan menaha
"Hah ..."Sesepuh Agung memanfaatkan kesempatan itu dengan tiba-tiba bergabung dalam pertarungan dan menyerang dari belakang.Cecilio begitu terkejut dan tidak sempat bertahan."Buk!"Seluruh kekuatan Tangga Surga Keempat menghantam punggung Cecilio dengan keras.Cecilio muntah darah, lalu terjatuh."Bang! Bang! Bang!"Setelah itu, para Tetua yang tersisa juga menyerang Cecilio secara beruntun.Dalam waktu kurang dari lima detik.Cecilio sudah terluka parah dan tidak memiliki kekuatan untuk bertempur lagi."Cecilio!"Melihat Cecilio jatuh, Sesepuh Agung dengan sinis berkata, "Hari ini, aku mewakili semua anggota keluarga Mazaya dan demi kepentingan keluarga, aku akan melumpuhkanmu.""Kamu pantas mendapatkannya!"Setelah itu.Dia mengangkat tangan kanannya, mengeluarkan tenaga pukulan yang kuat dengan cepat, dan siap menghantam dada Cecilio.Jika pukulan ini mengenai Cecilio, itu akan melumpuhkannya."Wush!"Saat itu, terdengar suara tajam di udara.Sebelum ada orang menoleh untuk melih
"Tap, tap, tap!"Pada saat yang sama.Para Tetua dari keluarga Halim yang tersisa juga bertindak."Jangan sok hebat, deh."Teguh mengeluarkan empat kata dengan remeh, lalu menyerang dengan satu pukulan.Meremehkan.Tenang dan santai."Duar!"Cetta dan sekelompok lainnya merasakan adanya tekanan yang begitu ekstrem dan mengerikan, bagai langit runtuh dan bumi terbelah. Dalam sekejap, mereka muntah darah dan terjatuh, mereka semua mati.Satu pukulan!Membunuh Kepala Keluarga Halim, Cetta Halim, dan semua Tetua.Seluruh ruangan diwarnai sunyi seperti kematian.Saat ini, Teguh ibarat Dews turun ke bumi, tidak dapat dikalahkan dan dihentikan oleh siapa pun."Pergi!"Kemudian, Teguh berteriak angkuh kepada para anggota keluarga Halim.Anggota keluarga Halim pun murka. Banyak dari mereka yang seketika ketakutan, muntah darah, dan jatuh. Bahkan, yang langsung mati karena ketakutan pun ada.Hanya sedikit yang berhasil melarikan diri dalam ketakutan."Qania, Kepala Keluarga Mazaya, apa kalian ba
"Hei, bocah, kamu yang membunuh Cetta."Tedy melihat sekelilingnya dan langsung fokus pada Teguh.Teguh berkata acuh tak acuh, "Mungkin ...""Kalau kamu nggak melakukan apa yang kubilang tadi, aku nggak akan membunuh orang-orang barusan saja.""Termasuk ... kamu."Setelah itu.Niat membunuh tersebut sangat jelas!Angin yang sangat dingin pun mengelilingi Teguh dan menerjang ke segala arah."Hahaha ..."Mendengar ini, Tedy kaget sejenak, lalu tertawa terbahak-bahak.Tertawa dengan sombong.Tawanya tidak terkendali.Bahkan, terus-menerus terdengar tawa yang merendahkan."Hei, bocah ..."Sesaat kemudian, Tedy berhenti tertawa dan menatap sinis pada Teguh. "Sudah lama aku nggak dengar lelucon seperti itu.""Jadi, aku akan kasih kamu kebahagiaan, deh.""Kamu tahu, nggak ...""Aku ada di Tangga Surga tingkat keberapa saat ini?"Suara Tedy penuh kebanggaan dan penghinaan.Sangat merendahkan Teguh.Karena.Tedy sudah mencapai Tangga Surga Kedelapan.Seluruh Kota Rawikara, bahkan wilayah kekuas
Sikap Tedy berubah drastis dari sombong menjadi sopan, membuat Cecilio dan yang lainnya tercengang.Namun, ...Mereka semua tahu.Semua ini berasal dari kekuatan Teguh.Cecilio terkesiap. Dia pikir, hari ini akan ada pertempuran hebat.Tidak disangka.Tedy yang ada di Tangga Surga Kedelapan juga tidak bisa berbuat apa-apa di hadapan Teguh ...Dia makin penasaran dengan kekuatan dan latar belakang Teguh."Kalau begitu, lakukanlah."Atas perintah Teguh, Tedy langsung menundukkan kepala dan melaksanakan perintah itu, sehingga semua berjalan lancar.Setengah jam kemudian.Semuanya telah diselesaikan.Tedy melihat kembali dengan penuh penyesalan dan enggan pergi bersama anggota keluarga yang masih hidup.Saat berbalik.Tatapan penuh ketegangan melirik Teguh dengan dendam.Tak lama kemudian.Rombongan itu sudah ada di luar Kota Rawikara."Leluhur ..."Anggota keluarga dengan enggan bertanya, "Apa kita benar-benar harus pergi dengan cara yang memalukan ini?""Ya, Leluhur!""Leluhur, ini terla
"Tedy!"Taka langsung tegas bertanya, "Sebelum datang ke sini, kamu berhubungan dengan siapa saja?"Tedy tercengang sejenak, lalu menceritakannya dengan jelas."Menghantam dam menjatuhkanmu dengan satu pukulan?"Ketika Taka mendengar penjelasan ini, matanya menunjukkan amarah yang mendalam.Taka sudah punya dugaan dalam hatinya.Orang yang disebutkan Tedy ini, kemungkinan seseorang yang telah mencapai tingkat Alam Abadi dan dialah pembunuh Wan."Tetua Sada."Ketika itu, Taka berkata pada orang tua di sebelahnya, "Pemuda yang disebut kemungkinan besar adalah pembunuh Wan.""Ikut dan pergilah bersamanya ke Kota Yarukan.""Ingat!""Saat kamu bertemu dengan orang ini, jangan banyak bicara.""Pastikan untuk menangkap dan membawanya ke Sekte Roh Jahat. Aku mau menyiksanya sampai mati"Dalam makna yang tersirat.Niat membunuh juga makin meningkat.Tetua Sada segera menjawab, "Baik!""Terima kasih!""Terima kasih, Tuan Taka!"Tedy menangkap gesturnya gesit, lalu bersemangat membungkuk dan meng
"Sepertinya, dia sudah meninggalkan Kota Rawikara.""Apa yang harus kita lakukan selanjutnya, Tetua Sada?"Tetua Sada menyipitkan matanya. "Biksu bisa lari, tapi kuilnya nggak bisa lari.""Ada mereka.""Yang bernama Teguh pasti akan kembali."Saat berbicara.Tetua Sada seketika melancarkan serangan. Dalam sekejap, dia sudah ada di depan Cecilio.Dengan satu gerakan ringan, Cecilio seperti terkena petir, tubuhnya lemas dan tidak mampu melawan."Kepala Keluarga!""Kepala Keluarga!"Saat itu juga.Anggota keluarga Mazaya sangat terkejut dan siap untuk melawan.Namun, di hadapan kekuatan penuh, semuanya sia-sia."Bam!"Tetua Sada pun tidak melihat, hanya langsung memukul dengan telapak tangannya.Keluarga Mazaya terjatuh semua dan tak bisa berdiri lagi."Kamu!"Kemudian, Tetua Sada menunjuk ke sembarang arah yang berlabuh pada seorang lelaki tua dan berkata cuek, "Cepat beri tahu gadis di rumahmu untuk segera membawa kembali orang bernama Teguh.""Kalau nggak ...""Keluarga Mazaya, akan le