Teguh mendengus dingin dan mengeluarkan jarum peraknya.Si Topi kuning menyadari tubuhnya seketika menjadi ringan dan seluruh tubuhnya lemas. Dia kencing dan buang air besar tak terkendali ...Setelah tersadar kembali.Si Topi Kuning berkata, "Waldi yang menyuruhku datang untuk menyerang proyek Menara Jayandara milik Grup Jagaraga.""Jika ada kesempatan ... ""Aku diminta untuk membunuh Rina juga!"Si Topi Kuning benar-benar takut, dia tidak berani menyembunyikan apa pun dan memberi tahu Teguh semuanya.Keluarga Laksono!Teguh langsung naik pitam.Pada saat itu dia tidak memperhatikan keluarga Laksono sama sekali. Dia juga tidak ingin membesar-besarkan masalah agar tidak menimbulkan kepanikan, jadi dia memaafkan keluarga Laksono.Tidak disangka ...Namun, beberapa tentara veteran itu kehilangan nyawa mereka!Jika dirinya tidak datang, Rina pasti akan mati hari ini!Teguh sangat marah."Te ... Teguh ... "Si Topi Kuning mengangkat kepalanya dengan hati-hati dan berkata, "Aku 'kan sudah
Namun, Rina masih merasa khawatir. Dia pun menyuruh penanggung jawab konstruksi, Zafran, untuk memeriksa peralatan yang tersisa dengan teliti.Tentang dirinya sendiri ...Wajahnya masih pucat, dia belum sepenuhnya pulih dari kejadian menakutkan tadi. Sesekali ia tertegun memandang kerangka di luar.Kalau tidak ada Teguh ...Pasti hidupnya sudah berakhir hari ini.Untuk sesaat, hati Rina diserang perasaan gundah.Tepat pada saat itu, Teguh kembali."Di mana orang itu?" tanya Rina saat melihat Teguh kembali sendirian.Teguh menjawab, "Saat aku mengejarnya, dia nggak sengaja jatuh dari tebing gunung, jadi mungkin sudah mati.""Kalau begitu ... "Rina yakin bahwa ada orang yang mengutus orang itu, dia pun bertanya, "Kamu tahu siapa yang mengutusnya?"Teguh berkata dengan jujur, "Keluarga Laksono.""Waldi mengirimnya ke sini untuk menghambat proyek Menara Jayandara. Kalau bisa ... katanya dia mau membunuhmu."Wajah Rina langsung berubah pucat.Dia baru saja melewati maut ... Hal ini terlalu
Hotel Nagara.Hotel ini adalah hotel bintang enam yang sangat mewah.Di dalam ruangan besar, Waldi sudah menyiapkan meja makan beserta hidangan dan minuman. Dia menunggu proyek Menara Jayandara dan Rina selesai dibereskan, lalu mengadakan pesta besar untuk memberi penghargaan kepada si Topi Kuning.Namun, yang mengejutkan Waldi adalah ...Waktu yang disepakati sudah lewat, tetapi belum ada kabar dari si Topi Kuning."Tek ... Tek ... Tek!"Waldi mengetuk-ngetuk jari telunjuknya di atas meja.Sesaat kemudian, dia mengeluarkan ponselnya untuk yang kelima kali dan menelepon si Topi Kuning."Tut ... tut ... tut ... "Masih sama seperti itu, teleponnya terhubung tetapi tidak ada yang menjawab.Hal ini membuat perasaan Waldi tidak enak.Jangan-jangan ...Ada masalah?Seharusnya tidak ada masalah.Lantaran Topi Kuning cukup kuat untuk menghadapi Teguh."Nggak usah menunggu dia lagi.""Dia ... sudah mulai mengantre gilirannya untuk dilahirkan kembali."Pada saat itu, suara dingin terdengar di s
Si Kingkong tertawa terbahak-bahak, menunjukkan deretan giginya yang kuning besar. Setiap gigi itu sama besarnya dengan ibu jari manusia, sangat menakutkan.Sambil berkata-kata, dia meremas kedua tangannya.Tidak ada yang perlu dikatakan.Jadi, Teguh tidak menjawab.Teguh hanya sedikit mengangkat jari, kemudian mengacungkan jari tengahnya kepada si Kingkong."Aduh ... "Si Kingkong langsung marah. Dia berteriak dan berjalan ke arah Teguh.Setiap langkahnya ...Membuat seluruh lantai bergetar sejenak.Dalam tiga langkah saja, dia seakan sudah melintasi ruang dan waktu. Dalam sekejap, ia tiba di depan Teguh.Dia mengangkat tangan.Memukul dengan tinjuannya.Tinjunya lebih besar dari kepala Teguh!Tiba-tiba, dia meninju."Hehehe."Waldi tertawa sinis, lekas mengambil segelas minuman dan menghabiskannya dalam satu tegukan.Sebab dia tahu.Apa yang terjadi selanjutnya adalah adegan yang sangat sadis.Pukulan ini cukup untuk meledakkan kepala Teguh, otaknya akan hancur!Akan tetapi ..."Wuss
Hari ini.Bima datang secara pribadi dan mengumpulkan jenazah Waldi. Pada malam hari, mereka menggunakan aula keluarga Laksono sebagai rumah duka.Banyak pejabat dan penguasa yang datang ke kediaman keluarga Laksono."Pak Bima, turut berduka cita!""Pak Bima, semoga diberi ketabahan dan kesabaran ... ""Pak Bima ... "Bima duduk di depan ruang jenazah dengan beberapa anggota keluarga Laksono yang menemaninya. Namun, wajahnya tanpa ekspresi.Saat menghadiapi belasungkawa dari para petinggi ini, wajahnya tetaplah dingin dan tidak menunjukkan emosi apa pun.Orang-orang ini ...Mereka hanya ingin menjilat keluarga Laksono, tidak ada tujuan lain.Saat ini, mereka hanya ingin mencari jalan pintas saja."Pak Bima ... "Pada saat ini, ada seseorang yang terhormat telah tiba.Dia adalah orang terkaya di Kota Senggigi, yaitu Wafa, pemimpin keluarga Judistia!Dia datang sendiri menghadap keluarga Laksono dengan didampingi oleh cucunya, Yiska."Wafa!"Ada sedikit perubahan di wajah Bima.Dia berdi
Kalau bukan karena Teguh ...Mungkin sekarang dirinya sudah mati."Sudahlah, kali ini biarkan saja dia," kata Rina kepada Sekretaris Mia.Sekretaris Mia mengangguk sekali, lalu keluar dari kantor.Rina berpikir sejenak, lalu memutuskan untuk menelepon Teguh untuk menanyakan kondisinya."Tut ... tut ... tut ... "Telepon terhubung, tetapi tidak kunjung dijawab.Rina terus menerus meneleoin beberapa kali seperti ini.Hal ini membuat Rina bingung."Orang ini ... ""Kenapa kamu nggak menjawab telepon, padahal teleponnya terhubung?""Kemana kamu pergi dan sedang apa kamu?"Rina tidak bisa membayangkannya sama sekali.Pada saat ini, berdasarkan daftar yang diberikan oleh Bayangan, Teguh sedang mengunjungi rumah-rumah mantan tentara yang terkena musibah kemarin, terutama yang telah meninggal, untuk memberikan penghiburan."Tante, Zakif sudah tenang di sana. Kami juga sangat sedih … "Saat ini, Teguh berada di rumah salah satu tentara veteran.Rumah itu tidak besar.Ada tiga ruangan di sana, s
Teguh tidak menghiraukan anak-anak muda itu.Dia berjalan menghampiri Rina dan bertanya, "Apa sebenarnya yang terjadi?"Rina bertanya dengan wajah datar, "Teguh, jawab jujur, apa kemarin kamu pergi untuk memukuli Waldi, kepala keluarga Laksono, hingga dia melompat dari atas gedung?""Kamu masih nanya?"Tanpa menunggu jawaban dari Teguh.Darya berkata sambil tersenyum sinis, "Sebagai kepala keluarga dari tiga keluarga besar, apa nggak ada hal lain yang lebih baik untuk dilakukan, selain bersenang-senang dengan cara melompat dari gedung?""Hal apa yang bisa membuat Waldi nggak tahan dan ingin bunuh diri dengan melompat dari gedung?"Darya terlihat tidak senang. Dia menatap Teguh dengan penuh penghinaan."Teguh, kamu selalu menjadi malapetaka bagi keluarga Yulianto."Adi juga ikut angkat bicara, "Teguh, trik Tentara Mencuri Jiwa dan semacamnya memang bisa menipu orang lain, tapi nggak bisa menipu kami.""Kalau kamu nggak memukuli Waldi, kenapa dia bisa melompat dari gedung?"Adi mengataka
Bima memicingkan matanya. Dari celah-celah pandangannya, terpancar sinar yang menakutkan.Dia menunjuk peti mati di sebelahnya. Dengan suara tegas, Bima berkata, "Teguh, kamu mau masuk ke dalam peti dan mengakhiri hidupmu sendiri, atau ... ""Aku harus menyuruh seseorang untuk membelek kaki dan tanganmu, lalu melemparkanmu ke dalam sana?"Mendengar hal tersebut, Teguh pun langsung tertawa.Tatapannya tertuju pada wajah Bima yang sudah tua. Teguh lalu berkata dengan entengnya, "Kurasa ... aku masih muda. Nggak cocok masuk sana.""Peti mati ini masih lebih cocok untukmu!"Mendengar hal tersebut, Bima langsung naik pitam. Alis dan jenggotnya bergerak-gerak secara bersamaan."Benar-benar lancang!""Ayo serang bersama! Kita potong-potong dulu kaki dan tangannya!""Siapa pun yang berhasil memotong tangan atau kakinya, akan kuberikan 10 miliar!""Siapa pun yang bisa memenggal kepalanya ... ""Akan kuberikan 20 miliar, ditambah sebuah vila!"Mendengar perintah Bima, semua preman langsung menye