Share

Bab 157

"Tinggal pakai bahan-bahan khusus saja buat tatonya," jelas Teguh.

"Campuran darah merpati, gelang manik sinabar, dan bahan-bahan lainnya bakalan menghasilkan efek kayak gitu."

"Kenapa, kamu mau juga?"

Pada akhirnya, Teguh mengolok-olok Shinta.

Shinta buru-buru mengibaskan tangannya. "Nggak, aku nggak mau."

"Tapi aku masih kepo soal serigala ini."

Teguh memutar bola matanya dengan malas dan langsung memotong perkataan Shinta, "Kalau kamu nggak mau, kenapa banyak tanya?"

"Udah, jangan banyak tanya. Nanti aku usir kamu."

Suasana mendadak hening.

Shinta juga terdiam.

Teguh memang tidak tahu caranya menghargai wanita. Bisa-bisanya dia mengatakan hal seperti itu.

Namun, Shinta menurut, ia tidak bertanya lagi.

Malam pun tiba.

Shinta sudah berbaring di tempat tidur, tetapi dia hanya bisa berguling-guling tanpa bisa memejamkan matanya. Pikirannya penuh dengan tato serigala perkasa di punggung Teguh.

Setelah membolak-balikkan badan beberapa kali, Shinta mengambil ponselnya dan menelepon kerabat
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status