"Apa kamu dengar, kamu harus membunuhku!" tegas Shinta sekali lagi.Pada akhirnya, Shinta pun menangis.Teguh yang masih terkejut jadi, merasa marah.Serangga Penghancur Dunia ini ternyata menyembunyikan trik licik seperti ini.Namun …Shinta telah menyelamatkannya beberapa kali!Di saat Teguh tidak memiliki orang yang bisa diandalkan, hanya Shinta yang bersedia tinggal di Malajang untuk menyelesaikan masalahnya sehingga bencana hari ini bisa terjadi.Sekarang.Shinta meminta Teguh untuk membunuhnya.Bagaimana Teguh bisa melakukannya?"Nggak!" tegas Teguh.Teguh tidak bisa melakukan permintaan Shinta dan menggelengkan kepalanya, "Pasti ada solusinya, pasti ada solusinya!""Percayalah padaku!"Tak lama setelahnya, Teguh merasakan kepalanya sangat sakit."Duar!"Kemudian, sebuah bayangan hitam tiba-tiba muncul dan menyerang Shinta dengan cepat.Shinta yang tidak sempat melawan pun dipukuli dengan brutal."Bangun!"Setelah melakukan semua ini, sosok bayangan itu berteriak keras kepada Shi
"Lho?" seru Teguh agak terkejut.Teguh menemukan sebuah petunjuk.Entah sudah berapa kali dia berjalan mondar-mandir karena dia menyadari adanya fluktuasi aneh yang terjadi.Fluktuasi itu ...Hampir sama dengan yang Teguh temukan ketika dia masih berada di Aula Warisan.Dapat dipastikan kalau benda yang ia temukan berasal dari tempat yang sama!"Sungguh menarik!" seru Teguh.Dengan segera, Teguh bergegas ke sana.Namun, secara tiba-tiba sebuah gundukan tanah muncul di depan Teguh.Beberapa saat yang lalu, dia juga melihat gundukan serupa saat lewat jalan tersebut beberapa kali.Namun, Teguh mengira kalau gundukan itu hanya reruntuhan tembok dan tidak terlalu memperhatikannya dan hanya melewatinya tanpa curiga."Bam!"Teguh langsung mengeluarkan pukulannya."Bruak!"Serpihan debu beterbangan di udara yang dapatt menyebabkan kesulitan dalam bernapas dan menghalangi pandangan.Teguh menahan napasnya seraya memerhatikan dengan teliti sebuah peti mati kuno yang muncul. Peti mati itu tertutu
Walaupun tidak berbekas, sebagoan patinanya pecah.Teguh sedikit mengerutkan keningnya.Tampaknya pintu ini tidak akan bisa dibuka hanya dengan menggunakan kekuatan.Teguh terus mengamati pintu itu dengan saksama.Mengamatinya dengan cermat, Teguh berharap dapat melihat benda ajaib di dalamnya.Secara keseluruhan, pintu ini terlihat sangat mulus, meskipun patinanya sudah pecah."Eh?" celetuk Teguh heran.Teguh menyadari ada bagian pintu yang penyok ke dalam.Bagian itu seharusnya adalah lubang kuncinya."Bam!"Teguh melayangkan sebuah pukulan tepat di bagian atas pintu yang penyok.Setelahnya, banyak patina yang terkelupas lagi.Teguh memukulnya lagi beberapa kali dan bagian tersebut makin penyok dan memperlihatkan sesuatu.Terlihat sebuah lubang sebesar jari."Ini ..."Teguh mengerutkan keningnya kebingungan saat melihat sederet gesper.'Ini sangat aneh. Jarak pada deretan gesper ini terlihat berbeda.''Seperti ...''Lubang pada seruling.'Teguh tiba-tiba teringat dengan Seruling Peng
"Swishh!"Dalam sekejap, angin yang bertiup kencang hampir menerbangkan Teguh.Teguh yang kaget pun menjadi marah.Para serangga ini datang terlalu cepat.Padahal Manik Serangga sudah berada tepat di hadapannya dan dalam jangkauannya.Kalau sekarang Teguh berhasil mengambilnya, dia pasti akan diserang oleh Serangga Penghancur Dunia.Namun, apabila dia menghindar …Teguh tidak yakin apakah Manik Serangga tersebut akan tetap utuh dan tidak tercecer di bawah serangan Serangga Penghancur Dunia.Namun, jika Manik Serangga itu hancur …Teguh akan kehilangan senjata terakhir yang akan digunakannya untuk melawan Serangga Penghancur Dunia."Ayo, bertarung!" ucap Teguh yakin.Teguh tidak memiliki kesempatan untuk mempertimbangkan hal lain.Dia pun menggertakkan giginya dan bergegas menuju Manik Serangga untuk menyerang."Bang!"Lalu, secara tiba-tiba sebuah serangan yang kuat memukul punggung Teguh dengan keras.Tenggorakan Teguh seakan tercekat, membuatnya memuntahkan seteguk darah segar. Tubuh
Dapat dibayangkan.Jika saja saat itu Teguh dalam keadaan pulih, dia pasti hanya perlu satu gerakan untuk menghancurkan tempat ini dengan mudah.Meski begitu, Teguh bersyukur.Panjang tubuh Serangga Penghancur Dunia sudah tersisa sepuluh kaki. Auranya juga terasa sangat lemah.Teguh terkejut sekaligus bahagia. Iblis ini akhirnya mati juga.Namun tak lama kemudian, sesuatu tiba-tiba terjadi."Suit!"Sebelum akhirnya mati, Serangga Penghancur Dunia tiba-tiba menyemburkan cairan berwarna merah darah ke arah Shinta yang sedang dalam kondisi menerima warisan."Gawat!"Raut wajah Teguh berubah, dengan cepat dia menghalangi tubuh Shinta agar terhindar dari semburan cairan merah itu.Teguh tidak tahu cairan apa yang dikeluarkan oleh serangga itu. Namun, ketika melihat serangga itu berusaha mengeluarkan cairannya, dia yakin kalau cairan itu bukanlah cairan biasa."Crot!"Cairan itu mengenai dada Teguh.Cairan itu tidak hanya dengan mudah menembus perlindungan yang dia miliki, tetapi juga menimb
Keadaan di Istana Bawah Tanah yang tersegel.Tidak ada cahaya matahari maupun cahaya bulan, tidak ada musim semi atapun musim gugur, yang ada hanyalah kesepian tanpa akhir dan kegelapan abadi.Bahkan tidak ada yang menyadari berlalunya waktu.Teguh yang terbaring tak sadarkan diri tiba-tiba menggerakkan jarinya, kemudian terbangun dalam keadaan terkesiap."Apa yang terjadi …"Teguh melihat sekelilingnya.Dia melihat tumpukan mayat dan lautan darah, serta lingkungan yang tidak asing di sekitar Aula Utama.Selain itu, dirinya juga melihat …Shinta yang terbaring di sampingnya tanpa busana apa pun. Sudut bibirnya sedikit terangkat, seakan sedang bermimpi indah.Teguh tidak mengerti."Wung!"Teguh mendadak merasakan sakit yang luar biasa di kepalanya.Satu per satu kejadian dan ingatan berputar seperti sebuah film dalam pikirannya.Teguh telah mengingatnya.Saat itu, sebelum Serangga Penghancur Dunia mati, serangga itu menyemburkan cairan berwarna merah darah dan mengenai dadanya yang meny
Teguh pun mencoba merasakannya kembali dengan cermat.Di Titik Dantian, kekuatan itu masih ada dan belum hilang total.Selain itu ...Kekuatan tersebut masih terus mengalir ke meridian, tampaknya masih ada risiko bereaksi."Kekuatan jahat ini ..."Teguh menggelengkan kepalanya dan menjawab, "Kekuatannya sudah mengakar di tubuhku. Walaupun sudah ditekan untuk sementara, sewaktu-waktu masih bisa bereaksi kembali."Raut wajah Shinta berubah serius.Sebagai pewaris, Shinta mengetahui dengan baik intensitas dari kekuatan jahat ini.Jika tidak di tangani tepat waktu, dampaknya bisa sangat serius.Shinta hendak berbicara, tetapi Teguh menyelanya."Sebaiknya, kita kembali ke atas dulu.""Aku akan tanya Kawanda apakah dia punya solusi untuk masalah ini.""Oke," ujar Shinta menanggapi rencana Teguh.Kemudian, keduanya mencoba untuk menerobos formasi.Di Aula Warisan.Tepat di sekitar altar.Setiap arah dijaga oleh seseorang.Mereka adalah Master dari Sekte Obat-obatan dan Kuil Dewa.Duk!Bum!Bo
Sambil berbicara, asap mulai menghilang. Teguh dan Shinta pun perlahan berjalan keluar."Tuan Raja Sihir Racun …""Tuan Raja Serigala …"Semua orang tertegun sejenak, baru tersadar lagi."Syukurlah!""Tuan Raja Sihir Racun dan Tuan Raja Serigala baik-baik saja, syukurlah!""Aku sudah bilang kalau Tuan Raja Serigala sangat hebat, nggak mungkin terjadi sesuatu padanya begitu saja.""Hahaha ..."Para Master merasa lega setelah melihat Teguh dan Shinta. Mereka tersenyum meski ekspresi mereka masih terkejut."Bagaimana situasi di luar sekarang?"Shinta melihat ke salah satu penjaga Kuil Dewa.Penjaga itu segera menjawab, "Tuan, tujuh hari lalu, saat Anda dan Tuan Raja Serigala jatuh ke dalam, kami terus berjaga di sini.""Para Sesepuh Agung juga berjaga di sini selama tiga hari dan baru saja keluar untuk membereskan berbagai urusan.""Jadi, kami nggak tahu situasi di luar sana."Shinta tidak banyak bicara.Hanya saja, Shinta tidak menyangka.Mereka berdua sudah berada di tempat itu selama t