Markas Wilayah Perang Tengah."Yang Mulia Raja Serigala!""Yang Mulia Raja Serigala!"...Ketika Toby dan beberapa tentara cacat lainnya melihat Teguh mengalahkan keluarga Zunata dengan kekuatan petir, mereka semua merasa sangat tersentuh. Oleh karena itu, mereka hendak bangkit dari duduknya untuk memberikan penghormatan dan berterima kasih kepada Teguh.Melihat situasi tersebut, Teguh segera menghentikan mereka untuk berdiri dan memberi hormat padanya. "Kalian semua lagi terluka, jangan maksain diri.""Semuanya duduk saja, aku bakal kasih pengobatan akupunktur buat kalian."Sebagai Raja Serigala, keterampilan medis Teguh tak tertandingi. Ini adalah sebuah fakta yang diketahui oleh semua orang.Para tentara yang terluka merasa lebih terharu, satu per satu dari mereka duduk dengan patuh.Setelah setengah jam berlalu.Teguh memberikan pengobatan kepada setiap tentara dan memberikan resep obat sesuai dengan kondisi masing-masing."Ambil resep obat ini.""Ikutin resep dan dosisnya, dalam w
Setelah berjalan terus menerus.Tedja tiba di depan sebuah ruangan rahasia."Guru.""Ada hal yang mau kusampaikan.""Masuk."Tedja mendorong pintu dan masuk.Di dalam ruang rahasia tersebut, duduk seorang pria tua dengan tatapan ramah yang sedang bermeditasi dan berlatih. Orang itu tidak lain adalah Pak Yudha, yang secara luas dikabarkan telah jatuh dari tebing."Ada apa?"Pak Yudha perlahan membuka matanya dan melihat ke arah Tedja yang berdiri di depannya.Tedja segera berkata, "Barusan, Junior bawa orang-orang dari Wilayah Perang Tengah buat hancurin keluarga Zunata, tangan kanan keluarga Yadira, di Mansion Emerald.""Hmm."Kakek tua itu hanya mengangguk ringan tanpa menunjukkan ekspresi berlebihan.Namun, Tedja agak gelisah."Guru.""Ini bukan masalah sepele."Tedja berkata dengan cemas, "Selama bertahun-tahun, keluarga ahli bela diri kuno itu kayak sudah lepas dari dunia, nggak terlibat sama pemerintahan Serenara.""Tapi sebenarnya.""Setiap keluarga itu ngasih dukungan buat beber
Pak Yudha menatap Tedja sembari berkata dengan misterius, "Kultivasi Dewa!""Kultivasi Dewa?"Mendengar dua kata itu, Tedja sontak merasa terkejut.Dewa ...Itu adalah keberadaan yang terdapat dalam legenda.Mampu terbang di langit, membalikkan sungai dan lautan, dan bahkan memiliki kekuatan yang tak terbatas.Para ahli seni bela diri kuno sudah menjadi makhluk dengan memiliki kemampuan yang luar biasa, seperti terbang melintasi atap dan membelah gunung.Akan tetapi, apakah benar-benar ada makhluk seperti itu di dunia ini?Benarkah ada kekuatan yang melampaui segalanya?"Benar, Kultivasi Dewa."Pak Yudha terdiam sejenak, lalu menjelaskan dengan tenang, "Manusia itu punya lima indra, ada penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa, sama peraba. Kalau bisa maksimalin lima indra itu, seseorang bisa jadi ahli seni bela diri biasa.""Waktu ahli bela diri mencapai tingkat tertentu, dia bakal ngehasilin indra keenam yang disebut perasaan spiritual.""Kalau sudah punya indra keenam, tandanya s
Kalau sudah waktunya?Tedja tidak tahu apa yang dimaksud oleh gurunya dengan hal itu, jadi dia mengabaikan keraguannya dan terus bertanya, "Guru, terus yang kedua? Apa yang dilakuin keluarga Xabel?""Yang kedua itu ..."Pak Yudha berhenti sejenak, kemudian dengan mata sedikit terpejam, dia berkata, "Keluarga Xabel nyembunyiin lukisan misterius di bawah lava."Lava?Tedja tiba-tiba teringat.Sebelumnya, ada desas-desus bahwa Teguh diserang oleh Kepala Keluarga Yadira, Noah. Tidak hanya merampas liontin giok, tetapi juga membuatnya jatuh ke dalam lava, menghadapi hidup dan mati yang tidak pasti.Sekarang niatnya sudah terlihat, itu sebenarnya adalah untuk membuat Teguh berhubungan dengan lukisan itu.Oleh karena itu, Tedja bertanya dengan rasa ingin tahu yang tinggi, "Guru, apa yang istimewa dari lukisan dinding itu? Kok, keluarga Xabel sampai segitunya?"Dia memiliki firasat.Rahasia yang tersembunyi dalam lukisan ini mungkin lebih penting daripada tujuh liontin giok."Lukisan ini ..."
"Oke.""Aku pulang sekarang."Setelah mengurus segala sesuatunya, Teguh langsung naik pesawat khusus untuk kembali ke Kota Senggigi.Vila Sultan Permai.Ketika Teguh kembali, semua orang sudah berkumpul di sana. Ada Tejasvi, Xena, dan Rina.Melihat Teguh, Tejasvi langsung berdiri. "Teguh, semuanya sudah siap, tinggal nunggu kamu.""Kalau kamu nggak ada urusan lain, ayo kita mulai sekarang!"Teguh juga tidak perlu menyiapkan apa-apa, jadi dia hanya menjawab, "Kamu bisa mulai, Pak Tejasvi.""Oke."Tejasvi menjawab dan masuk ke dalam ruangan bersama Xena untuk menyiapkan cairan obat.Hanya tinggal Teguh dan Rina yang tersisa.Mereka juga dianggap sebagai pengantin baru.Terutama Rina, walaupun tampak acuh tak acuh dan tenang ketika terakhir kali berbicara dengan Teguh, tetapi sekarang hatinya merasa jengkel.Siapa pun yang mengetahui jika suaminya akan berlatih bersama wanita lain, pasti tidak akan merasa nyaman.Melihat wajah Rina yang terlihat muram dengan jari-jarinya terpilin erat, Te
Dia mulai melepaskan pakaiannya dengan sukarela.Tidak ada keraguan sedikit pun untuk melepaskan pertahanan terakhirnya.Saat suara gemerisik terus terdengar.Shinta sudah telanjang, tanpa busana.Teguh berusaha keras untuk mengalihkan pandangannya, tetapi sudut matanya masih bisa menangkap bayangan perempuan itu.Pada saat Shinta melepas semua pakaiannya, lapisan es tipis secara tak terduga terbentuk di sekujur tubuhnya, membuatnya terlihat seperti peri es, memberikan kesan murni dan suci.Xena juga tidak sengaja memandang ke arah Shinta.Tak dapat dipungkiri ...Ada perbedaan antara gadis kota dengan gadis di Gunung Yavana.Xena menganggap dirinya sebagai salah satu tipe wanita yang dingin dan bertubuh ramping, seolah-olah berasal dari zaman klasik. Meskipun dia memiliki pinggang yang ramping, hal itu tidak bisa dibandingkan.Shinta ...Terlihat sangat indah, membuat siapa pun terpesona.Terutama saat melihat bentuk tubuhnya.Menggetarkan.Dia berdiri tegak dengan anggunnya.Sungguh
"Oke, siap!" tiga orang itu menjawab serentak."Xena.""Pakai energimu buat transfer kekuatan dingin dari dalam tubuh Nona Shinta ke tubuh Teguh, biarin dia sempurnain kekuatannya sendiri."Xena menyadari bahwa langkah ini sangat berbahaya.Dia menutup mata dan berkonsentrasi sejenak. Ketika membuka matanya kembali, tidak ada lagi ketidakmurnian yang ada di dalam matanya.Kemudian, dia perlahan-lahan meletakkan tangannya di punggung Shinta.Gelombang energi mengalir masuk, membawa kekuatan es dingin menuju kedua tangan Shinta. Proses ini berlangsung sangat lambat dan hati-hati.Beberapa puluh detik kemudian, seberkas kekuatan dingin yang seperti es abadi berusia ribuan tahun, menyebar dari tangan Shinta ke dalam tubuh Teguh."Siissshhh ..."Kekuatan dingin yang murni itu langsung menyebar ke seluruh lengan Teguh, lalu ke seluruh tubuhnya.Dingin yang menusuk tulang itu ...Membuat Teguh gemetar tak karuan dan hampir menarik tangannya kembali.Meskipun dibantu dengan cairan obat, Teguh
"Sebenarnya, masih ada cara lain."Suara Tejasvi terdengar agak dalam dan ragu."Cara apa?"Teguh dan Xena bertanya serentak."Yaitu ...""Pindahin kekuatan es dalam tubuh Nona Shinta ke tubuhmu, Teguh.""Cara ini memang sangat cepat, tapi risikonya juga tinggi. Teguh, kamu mungkin nggak bisa menahan kekuatan es yang dahsyat ..."Tejasvi tidak melanjutkan perkataannya.Dia membiarkan Teguh menentukan pilihan."Kalau begitu ..."Teguh menatap Shinta dan Xena di seberangnya.Meskipun Shinta tidak bicara, alisnya sangat mengerut, tubuhnya telah menderita siksaan yang parah.Bulir-bulir peluh tampak pada dahi Xena. Wajahnya juga sangat pucat dan tampak kuyu.Setelah beberapa jam berkonsentrasi, fisik dan batinnya jelas telah kelelahan."Pak Tejasvi."Teguh melanjutkan. "Selain bahayain aku, apa cara itu bakal berdampak sama Shinta dan Xena?""Amat kecil pengaruhnya bagi mereka. Dampak terbesarnya pada dirimu." Tejasvi menjawab dengan cukup bijaksana."Kalau gitu, ayo kita mulai!"Teguh mem