Liu Xing mempersiapkan rencana Mayleen. Tiga murid mengaku Jiu Long. Tujuh perempuan itu bingung. Empat perempuan mengaku ketiga murid itu bukan Jiu Long.Tiga lainnya menuding murid dengan rambut beruban sebagai Jiu Long. Semua disaksikan Mayleen. Sementara Jiu Long menanti di kamarnya.Dibantu beberapa murid, Mayleen memisahkan dua kelompok. "Jelas, empat wanita itu tidak mengenal Jiu Long, berarti bukan suamiku yang melakukan perbuatan itu tetapi orang lain yang mengaku sebagai Jiu Long. Tiga lainnya juga tidak mengenal Jiu Long, hanya mengetahui ciri rambut ubanan saja. Nah tugasku membersihkan nama suamiku sudah selesai, aku pamit menemui suamiku." Mayleen berdua Gwangsin meninggalkan pendopo, menemui Jiu Long di biliknya. Sementara Yu Jin dan Liu Xing serta beberapa murid melakukan pemeriksaan. Kesimpulannya, ada orang yang sengaja memerkosa wanita-wanita itu sambil memperkenalkan diri sebagai Jiu Long, ketua Partai Naga Emas. Pemerkosaan terhadap empat perempuan dilakukan lela
Malam itu Mayleen merasa nyaman dan tenteram dalam pelukan suaminya. Rasanya aman. "Tak ada siapa pun yang bisa memisahkan lelaki ini dariku," pikirnya.Sesaat ia teringat ibunya pernah berkata kepadanya, "Jika ada lelaki mencintaimu, tugasmu yang paling utama adalah menjaga dan memelihara cinta itu dengan perilaku dan pelayanan memuaskan. Dengan demikian ia tidak akan bisa meninggalkan kamu. Yang penting, kau harus pandai dan cerdas menempatkan diri sehingga lelaki itu merasa selalu membutuhkan dirimu. Ingat itu Mayleen."Saat Jiu Long, Gwangsin dan Mayleen berenang dalam birahi cinta di biliknya, saat itu rombongan Diaochan tiba. Ia melapor peristiwa di gunung Laojun, sepakterjang Jiu Long membunuh Yun Ching, Ma Teng dan para pendekar yang hendak menyerang Partai Naga Emas, tujuhbelas pendekar dimangsa binatang sakti, tantangan Pendekar Himalaya kepada Jiu Long dan semua pendekar Dataran Tengah, pernikahan Jiu Long dengan Mayleen dan Gwangsin. "Jika Jiu Long
Esok hari saat matahari terbit, Partai Naga Emas tampak sibuk. Terlihat murid lelaki maupun wanita sedang berlatih. Teriak dan bentakan mewarnai kesibukan. Jiu Long meninggalkan Mayleen dan Gwangsin yang masih terbaring letih. Ia menuju rumah Liu Xing dan Yu Jin.Ia sudah memutuskan mundur dari jabatan ketua Partai Naga Emas. Namun baru saja ia duduk, Yu Jin memberitahu kabar buruk "Jiu Long, sejak tadi malam Hwang Mi Hee menghilang dari perguruan. Ada yang melihatnya tengah malam berlari ke luar gerbang. Sampai sekarang, Satrung dan isterinya sudah mencari ke semua bilik dan rumah, tetapi gadis itu tak diketemukan."Jiu Long terkejut. "Ke mana dia pergi?"Yu Jin berkata dengan nada sendu, "Kasihan gadis itu, ia patah hati dengan perkawinanmu, hatinya hancur, aku tidak tahu ke mana dia pergi, ia tak punya keluarga, tak punya siapa-siapa."Kata-kata Yu Jin itu mengena tepat sanubari Jiu Long. Lelaki ini bereaksi cepat. "Aku akan cari dia."Jiu Long
Malam gelap gulita, Hwang Mi Hee tidak peduli akan keselamatan diri, dia hanya menuruti langkah. Dia berlari sambil menangis. Berhenti bersandar di pohon, dia berlari lagi. Hatinya hancur, malu dan marah. Ia menyesal mengapa sampai terjerumus ajakan Mei Li Tsu. "Mayleen itu perempuan baik, dia tidak marah dan tidak menaruh dendam padaku. Yang marah, hanya ketua, itu pun Memang salahku sendiri. Mengapa aku begitu bodoh?"Berlari dan berlari, ia sangat letih. Tubuh letih dan batin merana, Hwang Mi Hee jatuh di tengah hutan. Ia roboh, pingsan. Ia sadar ketika embun membasahi wajahnya, suara burung berkicau, ayam berkokok."Aku tertidur semalaman. Di mana aku sekarang?" Ia mencari jalan setapak, setelah menemukan jalan, ia kemudian menuju ke arah tenggara. Ia tahu arah tenggara adalah tujuan ke air terjun hutan dawuk. "Aku akan menetap di situ, di goa, berlatih sampai aku menguasai semua ilmu yang diajarkan ketua."Setelah menetapkan keputusannya ia melanjutkan per
"Siapa bilang aku kasihan padamu." Berkata demikian Jiu Long memeluk erat Hwang Mi Hee, menjakak rambutnya, dan mencium bibirnya. Hwang Mi Hee berontak, tetapi makin lama makin lemah.Gadis itu bereaksi dengan bernafsu. Jiu Long memperlakukan Hwang Mi Hee dengan kasar dan penuh nafsu. Dua anak manusia itu tenggelam dalam nafsu birahi yang tak pernah kunjung padam.Tengah malam, saat bulan bersinar terang, cahayanya menerobos sela-sela dinding air terjun sedikit menerangi goa. Hwang Mi Hee terbaring lemas di sisi Jiu Long. Mendadak gadis itu berbalik dan menerkam Jiu Long, ia menampar pipi Jiu Long. Ia terkejut karena Jiu Long tidak menangkis. Ia mengelus pipi lelaki itu. "Kenapa kamu tidak menangkis?""Untuk perempuan yang kucintai, kalau hanya sekali tamparan, tidak berarti apa-apa.""Kamu bohong Jiu Long, kamu tidak mencintaiku, kamu hanya menganggap aku sebagai pelampiasan nafsumu saja.""Tidak Mi Hee, tidak benar itu. Aku mengejarmu karena ingi
"Aku akan berkata jujur, memang aku mencintai Gwangsin dan Mayleen. Dan di antara mereka berdua, aku merasa aku lebih mencintai Gwangsin.""Apa kelebihannya yang membuat kau begitu mencintai Gwangsin?"Tanpa sadar Jiu Long menjawab, "Gwangsin tidak pernah meminta, dia selalu memberi, dia memberi semangat, kenikmatan dan kebahagiaan. Dia mencintai aku, tetapi dia tidak cemburu, dia memberiku kebebasan.""Alasan itu bisa dimengerti, tetapi aku pikir pasti ada yang istimewa dalam diri Gwangsin, dia sangat cantik, aku belum pernah melihat perempuan secantik dia, apakah karena kecantikannya?"Jiu Long menjawab tanpa ragu, "Dia sangat cantik." Hwang Mi Hee melanjutkan, "Mayleen, bagaimana dengan Mayleen?""Mayleen cerdas," Jiu Long menceritakan bagaimana Mayleen menyelamatkan dia dari fitnah.Mendadak saja Hwang Mi Hee teringat sesuatu, dia melompat berdiri dan berkata dengan suara parau dan gugup. "Jiu Long, di mana Mayleen sekarang ini?"
Pagi hari itu ketika Jiu Long meninggalkan Partai Naga Emas mencari Hwang Mi Hee, sesaat kemudian Satrung keluar dari pintu gerbang. Ia menuju ke rumah penduduk menemui seorang lelaki muda. Tak lama berselang, lelaki itu menulis sesuatu di secarik kulit tipis, menggulungnya sampai kecil, mengikatkan di kaki burung elang. Burung itu terbang pergi Satrung kembali ke perguruan setelah sebelumnya mampir di sebuah warung.Burung elang itu meluncur turun dan hinggap di tangan seorang punggawa Dinasti Giok Barat. Dia, seorang lelaki tegap bertelanjang dada memperlihatkan tubuhnya yang bidang. Dia, punggawa Dinasti Giok Barat kesembilan, berjuluk Nawa si Tongkat, nama aslinya Marxiang. Ia berteriak ke dalam rumah. "Jeng, sudah ada berita!"Dari dalam rumah keluar Mei Li Tsu, tangannya memegang erat selembar kain yang hanya dililitkan di tubuh montoknya. Ia menempelkan tubuh ke punggung Nawa. "Coba bacakan!"Nawa mengambil sekerat daging, memberinya kepada si elang, meng
Saat Jiu Long dalam perjalanan bergegas menuju Partai Naga Emas, saat yang sama Gwangsin dan Mayleen sedang makan di dapur. Tidak seperti biasa, kali ini Lan Yan menemaninya. Tiga perempuan itu berbincang dengan akrab. Diam-diam Lan Yan mengagumi pengetahuan sastra Mayleen"Itu sebab aku mengerti bagaimana perasaan Hwang Mi Hee, ia sedih dan nelangsa tetapi moral gadis itu sangat baik sehingga ia tidak memusuhi aku dan Gwangsin atau membenci Jiu Long. Pertama jumpa dengannya aku sudah menyukainya, ia manis dan ramah. Aku setuju malah memaksa Jiu Long memaafkan dan mengajaknya pulang berkumpul dengan aku dan Gwangsin."Selesai makan ketiganya beranjak ke bilik masing-masing. Di tengah jalan mereka jumpa Satrung. Lelaki ini sengaja bersilang jalan dengan tiga wanita itu. "Kalau mau jalan-jalan melihat-lihat pemandangan, sebaiknya ke bukit, pemandangannya bagus," kata Satrung yang melangkah terus sambil mengharap umpannya mengena. Dan Memang usulan itu membangkitkan keing