Ada alasan mengapa Jiu Long begitu cepat memetik hasil, hanya dua jurus. Tangchi langsung terluka dan kabur. Pertama, Tangchi sudah terluka oleh pukulan si gadis. Kedua, Jiu Long menyerang ganas tanpa memberi kesempatan. Ketiga, hebatnya jurus Big Bang yang baru selesai ia kuasai.
Jiu Long terpesona akan ilmunya tadi. Ia baru pertama kali menggunakan jurus ciptaan pendekar Huangshan dan hasilnya sungguh luar biasa. Dari gerakannya bisa diukur bahwa lawannya tadi bukan sembarang orang. Namun toh bisa ia lukai dalam dua jurus. Saat itu Jiu Long melihat si gadis sempoyongan. Sebelum terjungkal ke dalam sungai, Jiu Long sigap menangkap lengannya.
Mendadak gadis itu menyerangnya dengan pukulan ganas, mengarah mata. Jiu Long terkesiap, sama sekali tak menduga akan diserang. Untung saja keracunan membuat pukulan si gadis tak bertenaga. Jiu Long menangkis dengan tenaga ringan, takut si gadis terluka.
Si gadis sempoyongan. Pingsan. Jiu Long meraih pinggangnya
Jiu Long membuka mata, si gadis menangkap seberkas sinar tajam. Ada kilatan yang membuat si gadis bergidik. "Orang ini kejam," pikirnya. Sesaat kemudian sinar mata itu kembali ramah dan penuh kedamaian. Ia mengubah penilaian dalam hatinya tadi, "Pemuda ini baik dan luhur budi". Tanpa terasa gadis itu merasa suka, "Terimakasih, pendekar, kamu telah menolong aku," katanya. "Tunggu dulu, nona, kau belum sembuh. Racun masih mengeram dalam tubuhmu, berbahaya. Racun segera mengganas lagi jika tidak cepat ditolong, tetapi... bagaimana ya." "Kenapa? Katakan saja, aku tidak takut mati, tadi memang aku takut, aku takut diperkosa lelaki bejat itu. Kalau mati, aku tidak takut mati" "Bukan mati, tetapi kamu bisa lumpuh. Racun itu ganas, harus dikeluarkan dari tubuhmu, setelah itu kamu minum obat untuk membersihkan darahmu" "Bagaimana mengobatinya, apakah kamu bisa? Apakah kamu punya obatnya?" Saat itu si gadis merasa perutnya mual, "Aku mual, rasanya mau muntah."
Gadis itu memejam mata. "Lakukan sendiri, kamu lebih tahu caranya, toh kamu sudah melihat semuanya, buat apa aku harus malu-malu lagi. Lakukan saja, eh siapa namamu pendekar."Jiu Long tanpa sadar menjawab, "Fei Hung." Jiu Long saat itu sedang menahan gelora birahinya. Ia menyebut asal sebut. Fei Hung. "Aku sedang melayang di angkasa, memegang dan mengurut luka di bagian buah dada yang kenyal ini," katanya dalam hati.Gadis itu sedang memejam mata. "Namaku Meishin." Ia berdiam. Nafasnya mulai terasa panas. Meishin mulai terangsang birahi. Ia berusaha memikirkan hal lain untuk mengalihkan pikiran. Tiba-tiba Jiu Long berbisik, "Sudah selesai, kamu tunggu di sini, aku mencari rumput obat, sebelum hari gelap."Meishin melihat lelaki itu pergi. Hari memang sudah hampir gelap. Tak lama lagi malam akan tiba. Meishin memejamkan mata. Bagian paling sulit telah dilaluinya. Ia masih merasa mukanya panas, nafasnya juga panas. Dadanya bergemuruh. Jantungnya berdegup kencang.
Xang Xi Tao memang tidak terkenal. Tetapi apa yang diajarkan belakangan baru diketahui sebagai ilmu pengobatan kelas atas. "Kamu sendiri berasal dari perguruan mana?"Meishin merasa rikuh. Ia sedang menyembunyikan jati diri. "Seorang kakek pertapa dari desa Henan, ia yang mengajari ilmu padaku." Ia tidak berbohong, ia belajar ilmu dari pertapa itu. Tetapi yang tidak ia ceritakan, adalah bahwa ia murid dari Partai Naga Emas.Suasana menjadi rikuh dan kaku. Dia menyodorkan ramuan, rumput dan daun-daunan. "Nona, kamu sudah tahu menggunakan obat ini, dua lembar daun bersama satu kumpulan rumput, kamu kunyah, airnya kamu telan dan ampasnya labur ke lukamu. Ia akan membersihkan sisa-sisa racun jikalau memang masih ada."Selesai menolong si gadis, Jiu Long berpikir untuk pergi. Tetapi ada sesuatu yang menghalangi langkahnya. Ia tak tahu apa sebabnya. Namun sepertinya ia merasa berat meninggalkan gadis bernama Meishin itu, atau lebih tepatnya ia merasa enggan berpisah.
Jiu Long diam. Meishin memecah kesunyian "Fei Hung, hari sudah gelap, apakah tidak lebih baik jika kita menyalakan api." Meishin terkejut dengan dirinya sendiri, menyebut nama lelaki itu begitu saja, seperti sudah akrab.Namun Jiu Long tidak memerhatikan perubahan sebutan itu. "Kamu benar. Kita memang harus mencari tempat untuk tidur. Di situ di balik air terjun ada sebuah goa, aku sudah menempatinya selama beberapa hari. Kita ke sana saja, ayo."Meishin berdiri, agak lemas ia melangkah tertatih-tatih. Jiu Long tersenyum, menggoda. "Kelihatannya kamu sulit melangkah, kamu masih luka dan tenaga belum pulih. Biar aku papah saja." Jiu Long membawa tangan Meishin ke pundaknya, sedang tangannya memeluk pinggang si gadis. Tiba-tiba Meishin berteriak pelan. Rupanya buah dadanya yang masih belum sembuh menimbulkan rasa sakit ketika bersinggungan dengan tubuh Jiu Long. Lelaki itu berpindah, kini Meishin di kanan. Tetapi Meishin juga kesakitan ketika pahanya bersinggungan dengan
Tak lama kemudian Jiu Long kembali ke dalam goa membawa enam ekor ikan yang besarnya setelapak tangan. "Kamu makan ikan ini, bagus untuk memulihkan tenagamu" Jiu Long memerhatikan. Meishin sudah ganti baju. Ia mengenakan baju milik Jiu Long. Tubuhnya lebih kecil, maka pakaian itu nampak besar dan kedodoran. Meishin tertawa melihat Jiu Long memerhatikan pakaiannya. "Pakaianmu besar, lihat, aku kelihatan kecil."Meishin meraut sepotong ranting dengan pisau kecilnya. Jiu Long memerhatikan. "Mau kau panggang ikannya?" Meishin mengangguk."Jangan, Meishin. Maksudku tadi, kamu makan mentah-mentah saja, rasanya enak, manis dan segar."Meishin memandang Jiu Long dengan perasaan geli. "Aku belum pernah makan ikan mentah, amis.""Namanya, ikan marong. Khasiatnya merangsang tubuh memperbanyak darah. Kamu banyak kehilangan darah, itu sebab kamu lemas dan untuk memulihkan tenagamu biasanya perlu waktu cukup lama. Kalau ikan itu kau masak, khasiat ikan marong itu akan
"Fei Hung, kalau sudah puas ngintip, tolong kamu ambilkan kain sarung milikmu itu," katanya dengan suara cekikikan.Jiu Long ikut tertawa. "Meishin, kamu cantik dan tubuhmu indah."Keduanya duduk di mulut goa sambil melahap ikan marong. Pagi itu matahari bersinar garang. Sinarnya memantul menembus tirai air terjun menerangi goa. Goa itu terasa hangat. Meishin menyukai goa tersembunyi ini. "Eh Fei Hung, kalau kita hendak keluar goa, bagaimana caranya supaya pakaian tidak basah?""Tidak ada jalan lain kecuali berenang. Kamu harus berenang dengan berpakaian, kemudian mengeringkan pakaianmu di panas matahari. Bisa juga kau berenang telanjang, membungkus pakaianmu supaya tidak basah."Meishin termenung. Jiu Long memandang wajah cantik itu. Tiba-tiba terlintas dalam pikirannya, pertemuan Wuwei "Meishin, dalam percakapan kita yang lalu, tampaknya kau banyak mengetahui tentang pertemuan Wuwei. Aku tidak tahu maksud pertemuan itu, tetapi aku mendengar omongan oran
Melewati dua hari, Jiu Long berlatih silat di air terjun. Seperti biasa, ia tidak berlatih jurus Naga Emas, ia memperlancar jurus Big Bang dan Jejak Kilat. Ia menyembunyikan asal-usulnya. Sementara Meishin lebih sering menghabiskan waktu di dalam goa, berlatih tenaga dalam. Sesungguhnya tenaga dalamnya sudah pulih. Namun ia perlu waktu memikirkan hubungannya dengan lelaki bernama Fei Hung itu. "Ini hubungan yang aneh dan unik. Baru satu hari berkenalan dia sudah menyatakan mencintaiku, apakah bukannya nafsu birahi, mungkin juga dia mengatur siasat dan tipuan. Dia hanya mengincar tubuhku, setelah menikmati tubuhku, dia akan pergi meninggalkan aku. Ia akan menertawakan aku. Tetapi mungkinkah dia selicik itu?"Dua hari dilalui Jiu Long dan Meishin hanya dalam batas percakapan. Jiu Long sudah tergila-gila akan pesona wajah dan tubuh Meishin. Tiap saat memandang Meishin, nafsu birahinya bergejolak. Tetapi hasratnya tak pernah terpenuhi. Beberapa kali keduanya berciuman, berpelukan dan berg
Jiu Long mendekap tubuh molek itu, menciumi wajahnya. "Kamu mau menjadi isteriku? Apakah kamu juga mencintaiku?"Meishin mengangguk, membalas ciuman dengan bernafsu. Namun saat Jiu Long sudah tak mampu mengendalikan diri, seperti biasa Meishin menolak tubuhnya.Jiu Long bertanya, "Kenapa?"Meishin mencium dada lelaki itu, merasakan keringat dan bau khas lelaki bernama Fei Hung. "Aku pernah dikecewakan lelaki, mereka hanya menginginkan tubuhku, setelah puas mereka pergi dan tak pernah kembali. Fei Hung, kuharap kamu mengerti keadaanku, aku percaya kamu mencintaiku, aku pun mencintaimu, tetapi aku masih bingung apakah ini yang disebut cinta ataukah hanya nafsu birahi belaka."Jiu Long mengecup bibirnya. "Aku akan sabar menunggu sampai kau siap menerimaku. Aku sangat mencintaimu Meishin."Meishin memeluk lelaki itu "Aku juga mencintaimu Fei Hung, apakah sudah ada wanita lain dalam hidupmu ?"”Tidak ada yang istimewa, tidak ada yang membuat aku jatuh cinta dan kasmaran seperti kepadamu se