Tidak ada yang tertinggal. Semua sudah dipelajari dan hasilnya sudah nyata, tenaga dalamnya sulit dicari tandingan.
Dia bahkan sanggup mengubah tenaga panas dan dingin sesuka hati, bisa memukul dengan tenaga dingin, saat berikut menghantam dengan tenaga panas. Dia ingat dalam beberapa pertarungan tingkat tinggi, tenaga Angin Es dan Api telah membuktikan keampuhannya. Sejak memiliki tenaga Angin Es dan Api itu, dia tak pernah bisa dikalahkan orang. Selama ini dia yakin akan kekuatan dirinya, tetapi sekarang ini menghadapi ancaman Yun Ching, dia merasa ragu.
Kalau Naga Hitam Kelam tingkat lima, hanya sedikit terguncang oleh pukulan tenaga Angin Es dan Api yang sempurna. Bisa saja begitu menyelesaikan tingkat tujuh, kekuatan Yun Ching akan lebih unggul. Pemikiran ini sering mengganggunya setiap malam.
Malam itu Jiu Long duduk semadi melatih tenaga Angin Es dan Api. Telinganya yang tajam mendengar sesuatu. Dia membuka mat
Panas. Gadis itu demam. Mata Hwang Mi Hee terbuka, menatap Jiu Long."Kamu tidak tidur?''Gadis itu menggeleng kepala. "Kamu sakit, Mi Hee."Gadis itu menggeleng kepala. Dia bangkit, duduk dengan lemas. Jiu Long meraih tubuh Hwang Mi Hee. Memeluk erat. Merapatkan dada perempuan itu ke dadanya. Jiu Long merebahkan diri, tubuh Hwang Mi Hee terkulai lemas di atas tubuhnya. Jiu Long mengerahkan tenaga dalam. Hawa panas merasuk ke tubuh Hwang Mi Hee.Api unggun mati Goa itu gelap gulita. Hanya terdengar suara air terjun. Jiu Long mencium bibir Hwang Mi Hee. Lama.Hwang Mi Hee tak lagi kedinginan. Pengobatan dengan tenaga dalam itu telah menyembuhkan demam. Hwang Mi Hee sembuh. Suhu tubuhnya kembali normal. Demamnya memang lenyap, tetapi demam birahinya muncul. Dua insan itu terbenam dalam panasnya nafsu.Jiu Long memandang wajah Hwang Mi Hee. Goa itu gelap. Tetapi Jiu Long bisa melihat butir-butir keringat di wajah cantik Hwang Mi Hee. Keduanya m
Tiba-tiba Jiu Long berteriak girang. Tanpa sadar ia berkata kepada diri sendiri. "Bukankah Utara adalah kepala, Selatan itu kaki, Timur itu tangan kanan dan Barat tangan kiri. Lantas apa arti syair ilmu dari seberang, tak boleh tepuk dada di dataran tengah ? Apa artinya dari Gunung Huang, Jurus Penakluk Langit, ilmu dari segala ilmu?""Ketua, ilmu dari seberang tak boleh tepuk dada di dataran tengah mungkin artinya serangan lawan tidak boleh mengalahkan pusat kekuatan diri. Dataran tengah itu kan pusat kejayaan dan harga diri kita semua."Jiu Long menoleh. Dia melihat Hwang Mi Hee duduk bersila. Rupanya gadis itu masuk ke goa tanpa diketahui Jiu Long yang sedang tersita seluruh perhatiannya pada rahasia syair. Hwang Mi Hee tersenyum, seperti baru saja memecahkan teka-teki mainan anak-anak. Jiu Long terkesiap. "Bagaimana kamu bisa mengerti itu? Apakah kamu tahu syair itu?""Ketua, semua murid Partai Naga Emas hafal dan bisa mendendangkan Syair Penakluk Langit, ap
Hwang Mi Hee tanpa sengaja bisa mengartikan kalimat itu karena dia berpikir secara sederhana.Maksudnya memang sederhana. Memang harus seperti itu, serangan lawan tak akan bisa menembus pusat kekuatan selama kita menerapkan penguasaan Jurus Penakluk Langit.Dan kalimat "tak boleh tepuk dada" artinya tidak boleh membiarkan lawan menggoyahkan kepercayaan diri sendiri. "Dataran tengah" artinya pusat kekuatan diri. Pusat itu ada di tengah, di dada. Jadi tenaga inti harus dihimpun dan dipusatkan di dada.Mendadak laki-laki itu berlari memeluk Hwang Mi Hee, menggendong dan melemparnya ke udara, menangkap kembali seperti mainan anak-anak. Gadis itu menjerit. Jiu Long berteriak girang. "Sempurna, sempurna, luar biasa, selama ini rahasia itu berada di ujung hidung dan aku buta tidak melihatnya, luar biasa. Terirnakasih kekasihku."Syair "dari Gunung Huang, Jurus Penakluk Langit, Ilmu dari segala Ilmu", terpecahkan. Jiu Long tahu, di Gunung Huang itulah rahasia
Dalam syair ciptaannya, Sepuh Sun Jian memberitahu bahwa Naga Emas Pamungkas hanya bisa sempurna menjadi Jurus Penakluk Langit jika berhasil melalui pengerahan seluruh tenaga dalam secara utuh. Tenaga itu dihimpun di pusat, di dada, kemudian disalurkan ke kepala dengan mulus lalu menyalurkan ke bagian kaki dengan satu hentakan keras, begitu sebaliknya. Demikian juga penyaluran tenaga ke tangan kanan dan tangan kiri, mengalir perlahan mulus bersinambungan kemudian dihentakkan ke bagian tangan yang berlawanan.Jiu Long bangkit dari semadi, memainkan tujuh jurus Pamungkas dengan pemahaman baru itu. Beberapa kali mengulang barulah dia berhasil menguasai dengan lancar. Dia mengerti kini hebatnya Naga Emas Pamungkas. Tadinya jurus Pamungkas yang dia gunakan dalam berbagai pertarungan, hanya jurus menghimpun tenaga serangan lawan kemudian mengembalikan tenaga itu ke lawan. Sekarang ini Pamungkas yang dia gunakan bisa jauh lebih hebat dari itu. Dia bisa menghisap dan menampu
Diaochan memberi hormat. "Selamat ketua, semoga dengan ilmu itu kau bisa mengangkat nama Partai Naga Emas lebih harum lagi. Maaf ketua, kami semua mohon kamu memperlihatkan ilmu pusaka dari leluhur kita itu."Jiu Long tertawa. "Kakak Diaochan, kau mau menjajal aku?"Diaochan mundur dengan wajah pucat "Jangan ketua, jangan, aku tak akan tahan. Dan kami semua tak akan bisa melihat kehebatannya karena pasti kau hanya mengerahkan sebagian tenaga, jika seluruh tenaga maka aku pasti binasa. Ada lawan yang lebih hebat untukmu.""Kamu licik, mau mengadu aku dengan siapa?""Maaf Ketua, dia ada di belakangmu"Jiu Long melihat ke belakang. Tak ada siapa-siapa. Jiu Long membalik badan, tetapi Diaochan sudah berada di tepi sungai. Jiu Long berseru, "Apa maksudmu, kak ?”Semua murid tertawa, sambil menunjuk ke belakang Jiu Long.Kini Jiu Long mengerti. "Oh kalian semua sudah sekongkol, rupanya."Jiu Long menghela nafas panjang, memenuh
Jiu Long menggelar jurus lima Pamungkas yakni Prasada Atishasba (Puncak menara tinggi) sambil melompat ke sungai dengan ilmu ringan tubuh Jejak Kilat. Tampak Jiu Long berjalan di permukaan air. Tiba di air terjun, Jiu Long melompat menerobos curah air yang deras, menggunakan jurus Tenaga Naga yang Terpendam dari Naga Pamungkas, air tersibak terbelah oleh tenaga dahsyat. Lalu jurus Inti Naga Emas Pamungkas (Penguasaan bumi). Dua tangan Jiu Long menjura ke atas. Jiu Long memainkan dalam suasana hati Harsa (Gembira) berubah ke Syura (Berani) dan Prahhawa (Kuasa). Air terjun tersibak ke sana sini, di seputar tubuh Jiu Long.Semua murid Partai Naga Emas terkagum-kagum. Tak seorang pun bersuara. Rasanya tak mungkin ada manusia yang sanggup menahan bobot air terjun di atas kepala. Tetapi ketua mereka mampu melakukannya. Mungkin jika hanya mendengar cerita orang, mereka akan sulit percaya. Setelah puas memperlihatkan jurus Naga Emas Pamungkas, ketua Partai
Latihan di air terjun berlanjut. Jiu Long terkadang berlatih di dalam goa, terkadang melatih murid-muridnya. Setelah dua bulan bermukim dan berlatih di air terjun, rombongan kembali ke perguruan. Semua murid merasakan semangat yang bergelora dan rasa percaya diri serta kebanggaan sebagai murid Partai Naga Emas.Masih terngiang di telinga mereka, kata-kata Jiu Long. "Aku bisa sampai ke tingkat ini, karena aku terus berpikir dan berlatih. Aku merasa yakin ilmu ini begitu mulianya sehingga pantaslah jika harus menyita seluruh umur kita untuk belajar dan berlatih. Camkan itu, saudara-saudaraku!"Suatu pagi, beberapa hari setelah kembali dari air terjun, Jiu Long terjaga dari tidur karena ada tetesan air mengenai wajahnya. Dia membuka mata, melihat wajah Hwang Mi Hee, sepasang mata gadis itu menatap nakal. Wajah dan rambut gadis itu masih basah. Hwang Mi Hee baru selesai mandi. Dia cantik, kecantikan yang sangat menggoda."Ketua, sarapan pagi sudah siap, silahkan mak
Yun Ching duduk semadi. Dua tangan terentang ke samping. Kepalanya tengadah. Nafasnya lembut, nyaris tak ada suara sedikit pun. Dari ubun-ubun kepala tampak uap tipis. Uap tipis itu melingkar-lingkar dan melayang di atas kepalakemudian lenyap. Uap tipis itu bermunculan lagi, demikian seterusnya.Dia lelaki berusia separuh abad, tampan dan agak kurus. Wajahnya bulat telur, sepasang matanya cekung dan sipit. Rambutnya panjang dikuncir. Kumisnya tipis tercetak di bawah hidung yang agak bangir dan mulut yang berbibir tebal.Dia bersemadi di salah satu kamar dalam lingkungan istana Kaisar Giok Timur Kamar yang indah dan tertata rapi. Dua gadis, muda dan cantik, duduk di pojok kamar. Keduanya dayang yang siap melayani semua kemauan Yun Ching.Lelaki itu menggerakkan tangan. Posisi tangannya berubah menjadi terentang ke depan. Sesaat kemudian wajahnya berubah merah seperti kepiting direbus. Uap tipis semakin banyak dan tebal keluar dari mulut dan hidungnya.Tak