Dalam syair ciptaannya, Sepuh Sun Jian memberitahu bahwa Naga Emas Pamungkas hanya bisa sempurna menjadi Jurus Penakluk Langit jika berhasil melalui pengerahan seluruh tenaga dalam secara utuh. Tenaga itu dihimpun di pusat, di dada, kemudian disalurkan ke kepala dengan mulus lalu menyalurkan ke bagian kaki dengan satu hentakan keras, begitu sebaliknya. Demikian juga penyaluran tenaga ke tangan kanan dan tangan kiri, mengalir perlahan mulus bersinambungan kemudian dihentakkan ke bagian tangan yang berlawanan.
Jiu Long bangkit dari semadi, memainkan tujuh jurus Pamungkas dengan pemahaman baru itu. Beberapa kali mengulang barulah dia berhasil menguasai dengan lancar. Dia mengerti kini hebatnya Naga Emas Pamungkas. Tadinya jurus Pamungkas yang dia gunakan dalam berbagai pertarungan, hanya jurus menghimpun tenaga serangan lawan kemudian mengembalikan tenaga itu ke lawan. Sekarang ini Pamungkas yang dia gunakan bisa jauh lebih hebat dari itu. Dia bisa menghisap dan menampu
Diaochan memberi hormat. "Selamat ketua, semoga dengan ilmu itu kau bisa mengangkat nama Partai Naga Emas lebih harum lagi. Maaf ketua, kami semua mohon kamu memperlihatkan ilmu pusaka dari leluhur kita itu."Jiu Long tertawa. "Kakak Diaochan, kau mau menjajal aku?"Diaochan mundur dengan wajah pucat "Jangan ketua, jangan, aku tak akan tahan. Dan kami semua tak akan bisa melihat kehebatannya karena pasti kau hanya mengerahkan sebagian tenaga, jika seluruh tenaga maka aku pasti binasa. Ada lawan yang lebih hebat untukmu.""Kamu licik, mau mengadu aku dengan siapa?""Maaf Ketua, dia ada di belakangmu"Jiu Long melihat ke belakang. Tak ada siapa-siapa. Jiu Long membalik badan, tetapi Diaochan sudah berada di tepi sungai. Jiu Long berseru, "Apa maksudmu, kak ?”Semua murid tertawa, sambil menunjuk ke belakang Jiu Long.Kini Jiu Long mengerti. "Oh kalian semua sudah sekongkol, rupanya."Jiu Long menghela nafas panjang, memenuh
Jiu Long menggelar jurus lima Pamungkas yakni Prasada Atishasba (Puncak menara tinggi) sambil melompat ke sungai dengan ilmu ringan tubuh Jejak Kilat. Tampak Jiu Long berjalan di permukaan air. Tiba di air terjun, Jiu Long melompat menerobos curah air yang deras, menggunakan jurus Tenaga Naga yang Terpendam dari Naga Pamungkas, air tersibak terbelah oleh tenaga dahsyat. Lalu jurus Inti Naga Emas Pamungkas (Penguasaan bumi). Dua tangan Jiu Long menjura ke atas. Jiu Long memainkan dalam suasana hati Harsa (Gembira) berubah ke Syura (Berani) dan Prahhawa (Kuasa). Air terjun tersibak ke sana sini, di seputar tubuh Jiu Long.Semua murid Partai Naga Emas terkagum-kagum. Tak seorang pun bersuara. Rasanya tak mungkin ada manusia yang sanggup menahan bobot air terjun di atas kepala. Tetapi ketua mereka mampu melakukannya. Mungkin jika hanya mendengar cerita orang, mereka akan sulit percaya. Setelah puas memperlihatkan jurus Naga Emas Pamungkas, ketua Partai
Latihan di air terjun berlanjut. Jiu Long terkadang berlatih di dalam goa, terkadang melatih murid-muridnya. Setelah dua bulan bermukim dan berlatih di air terjun, rombongan kembali ke perguruan. Semua murid merasakan semangat yang bergelora dan rasa percaya diri serta kebanggaan sebagai murid Partai Naga Emas.Masih terngiang di telinga mereka, kata-kata Jiu Long. "Aku bisa sampai ke tingkat ini, karena aku terus berpikir dan berlatih. Aku merasa yakin ilmu ini begitu mulianya sehingga pantaslah jika harus menyita seluruh umur kita untuk belajar dan berlatih. Camkan itu, saudara-saudaraku!"Suatu pagi, beberapa hari setelah kembali dari air terjun, Jiu Long terjaga dari tidur karena ada tetesan air mengenai wajahnya. Dia membuka mata, melihat wajah Hwang Mi Hee, sepasang mata gadis itu menatap nakal. Wajah dan rambut gadis itu masih basah. Hwang Mi Hee baru selesai mandi. Dia cantik, kecantikan yang sangat menggoda."Ketua, sarapan pagi sudah siap, silahkan mak
Yun Ching duduk semadi. Dua tangan terentang ke samping. Kepalanya tengadah. Nafasnya lembut, nyaris tak ada suara sedikit pun. Dari ubun-ubun kepala tampak uap tipis. Uap tipis itu melingkar-lingkar dan melayang di atas kepalakemudian lenyap. Uap tipis itu bermunculan lagi, demikian seterusnya.Dia lelaki berusia separuh abad, tampan dan agak kurus. Wajahnya bulat telur, sepasang matanya cekung dan sipit. Rambutnya panjang dikuncir. Kumisnya tipis tercetak di bawah hidung yang agak bangir dan mulut yang berbibir tebal.Dia bersemadi di salah satu kamar dalam lingkungan istana Kaisar Giok Timur Kamar yang indah dan tertata rapi. Dua gadis, muda dan cantik, duduk di pojok kamar. Keduanya dayang yang siap melayani semua kemauan Yun Ching.Lelaki itu menggerakkan tangan. Posisi tangannya berubah menjadi terentang ke depan. Sesaat kemudian wajahnya berubah merah seperti kepiting direbus. Uap tipis semakin banyak dan tebal keluar dari mulut dan hidungnya.Tak
Setelah pertarungan di hutan ketika ia membunuh Jen Ting, ia berlatih keras. Ia tahu bahwa Jiu Long sangat Perkasa. Ilmu Naga Hitam Kelam tingkat lima yang dikuasainya, masih kalah. Hari ini tepat dua bulan sejak peristiwa di hutan itu, ia menyelesaikan tenaga Naga Hitam Kelam tingkat enam.Hanya tinggal satu tangga lagi menuju tingkat tujuh yakni kesempurnaan tenaga dengan sebelas jurus Naga Hitam Kelam.Ilmu Naga Hitam Kelam pada tingkatan awal membutuhkan waktu sampai dua tahun untuk mendalaminya. Pada tingkat dua sampai empat, pencerahan ilmu semakin pelik sehingga bagi orang yang cerdas dengan bakat istimewa diperlukan waktu sembilan tahun. Pada tingkat lima dibutuhkan waktu lebih lama lagi, lima tahun.Pada tingkat berikutnya waktu yang diperlukan sangat singkat karena hanya merupakan pendalaman dan penyempurnaan apa yang sudah diperoleh pada tingkat sebelumnya. Tingkat enam, pendalaman tenaga inti dan meleburkannya ke s
Tahapan akhir, menggunakan tenaga batin menerapkan daya magis dan sihir ke dalam setiap jurus Naga Hitam Kelam. Pada tahapan ini seseorang bisa berhasil menguasai ilmu ini dengan sempurna, tetapi jika gagal maka dia bisa gila bahkan bisa kehilangan nyawa, karena tenaga inti yang sudah dikuasainya pada enam tingkatan sebelumnya akan berbalik menghantam diri sendiri.Yun Ching tahu persis bahaya ini, tetapi dia telah memutuskan menempuh jalan nekad. Dia yakin jika telah menguasai tingkat tujuh, bukan hanya Jiu Long yang bisa dihadapinya, dia bahkan tak akan menemukan tandingan di rimba persilatan. Dan untuk mimpi besar seperti itu layak jika ia mempertaruhkan nyawa.Begitu yang pernah dituturkan ayahnya ketika menurunkan ilmu ini secara lisan saat dia masih berusia sepuluh tahun.Selama satu tahun dia harus menghafal Naga Hitam Kelam. Ayahnya, ketua partai Naga Hitam, juga pewaris tunggal ilmu Naga Hitam Kelam. Ilmu ini memang hanya ditu
Tujuan hidup Yun Ching, hanya balas dendam. Dia telah bersumpah akan menumpas habis Partai Naga Emas sampai lenyap dari muka bumi. Tak boleh ada yang tersisa. Kematian ayahnya, ibunya, kakak-kakaknya harus dibalas. Matinya Sun Zuolin dan Wei Hu serta sebagian besar murid utamanya, belum cukup. Partai Naga Emas masih berdiri bahkan sekarang ini makin megah dan kuat. Ratusan murid berlatih silat di perguruan itu. Sekarang ini Partai Naga Emas bersama Wuwei disebut sebagai dua perguruan besar di Dataran tengah.Dendamnya bahkan lebih besar ketimbang cinta dan nafsunya terhadap Jen Ting, perempuan yang bertahun-tahun dicintainya. Dia begitu mencintai Jen Ting, tetapi ketika perempuan itu memutuskan menjadi isteri Jiu Long, perasaan cintanya berubah menjadi kebencian.Dendam semakin membara. Sebagian dendam terlampiaskan ketika dia menikmati saat-saat membunuh Jen Ting sekaligus melukai batin Jiu Long. Tetapi itu belum cukup, dia berjanji akan membunuh lebih banyak lagi mur
"Sambil menanti orang-orang itu, apa yang harus kita lakukan?" tanya Yun Ching.Yuwen menyingsingkan lengan baju. Ia melonjorkan lengannya yang putih mulus. Tanpa menyentuh apa pun, sepotong paha ayam yang berada di ujung meja tersedot ke tangannya "Aku akan memulai perang dengan Partai Naga Emas, membunuh setiap murid Partai Naga Emas yang kujumpai di tengah jalan, mengirim mayatnya ke sana. Selain itu aku akan mengutus muridku menyelidiki keberadaan Jiu Long, sampai hari ini aku tak mendengar sesuatu pun tentang pendekar itu, ia seperi lenyap ditelan bumi."Ma Teng memberi hormat kepada Yuwen. "Nyonya Jia Li, jika engkau sudah memulai perang, maka aku akan sangat berterima kasih. Sementara ini aku dan adik Yun Ching akan tetap di istana, menanti kedatangan para tamu. Jangan lupa, setiap waktu kau bisa datang ke rumahku ini."Usai jamuan makan, Yuwen bersama tiga muridnya diantar ke kamar masing-masing. Yun Ching berkata kepada Ma Teng. "Kakak Ampai, aku minta
Perempuan itu tampak cantik luar biasa, mataya berbinar- binar dan mulutnya merah merekah. Jiu Long tiba-tiba saja bergairah, ia memberi isyarat pada isterinya. Mayleen menggeleng. "Tak lama lagi kamu sudah harus bertarung, mana sempat lagi. Jiu Long kamu harus bertarung sungguh-sungguh supaya ibu bisa menetap bersama kita, kamu harus menang.""Kamu membela siapa, ayahmu atau suamimu?""Aku membela kamu suamiku, sebab jika kamu menang, aku tidak perlu pulang ke Himalaya selama-lamanya dan ibu bisa menemani kita sampai aku dan Gwangsin melahirkan. Kamu tahu Jiu Long, terkadang aku takut memikirkan saat melahirkan nanti, pasti sakit. Aku akan bahagia jika ibu ada di sampingku. Makanya kamu harus menang."Tidak lama berselang senja pun tiba. Seluruh anggota keluarga hadir, nonton di tepian danau. Tak seorang pun ketinggalan, termasuk Gan Nung, Gan Ning dan keluarga serta murid Partai Naga Emas.Yudistira melangkah santai di atas permukaan danau. Kakinya mela
"Boleh saja. Tetapi ada syaratnya. Kamu harus bisa mengalahkan aku dalam pertarungan seru, bagaimana bagus kan syaratnya?"Jiu Long terkejut, apalagi Mayleen. Keduanya berdiri dan memandang dua orangtua itu. "Ayah, apakah aku tidak salah dengar?"Yudistira menjelaskan pertarungan tersebut merupakan bagian dari janjinya pada ayahnya, pendekar Himalaya, Takadagawe. Bagaimanapun juga janji itu harus disempurnakan."Kamu mewakili kakek gurumu, Sun Jian dan aku mewakili ayahku, Takadagawe. Kita tarung, jika kamu menang maka aku akan menetap di sini bersama istriku sampai Mayleen dan Gwangsin melahirkan. Jika aku menang, aku akan tentukan apa yang kumau dan kamu sekeluarga tak boleh ingkar. Aku pikir ini cukup adil.""Tidak bisa begitu, bagaimana mungkin aku harus tarung melawan ayah mertua sendiri, tidak mungkin.""Kamu tidak bisa menghindar, Jiu Long. Ini bagian dari hidup yang sudah kamu jalani, dan bagian dari hidupku juga. Kita bertarung hanya sebat
Mendadak saja muncul Yudistira dan Satyawati "Ada kejadian apa? Siapa dua gadis cantik ini?" tanya Satyawati sambil mengamati Hwang Mi Hee dan Jia Li. "Oh kalau kamu, aku pernah melihatmu di Putuo," sambil ia menunjuk Hwang Mi Hee.Jiu Long diam serba salah. Jia Li yang lugu dan berani, menjawab meski sedikit malu-malu, "Kami adalah selir kak Jiu Long."Satyawati terkejut, menutup mulutnya dengan tangan. Tetapi sebelum ibu dan ayahnya mengucap sepatah kata, Mayleen berkata dalam bahasa Himalaya. "Ayah, ibu, aku setuju suamiku mengambil selir. Aku dan Gwangsin berdua tidak mampu melayaninya. Ayah tahu hampir setiap malam bahkan siang juga, suamiku maunya bercinta. Lagipula Jiu Long, Gwangsin dan aku sudah memberitahu mereka, kami berdua adalah isteri sedang mereka berdua hanya selir atau pembantu. Apalagi sekarang aku dan Gwangsin sedang hamil, sudah tentu kami bagaikan permaisuri yang harus dilayani. Sekarang ibu dan ayah mengerti?"Satyawati mengiyakan. "Kamu c
Jiu Long berdiri dan menghampiri. Ia memberi hormat dengan menyentuh ujung kaki ayah mertuanya. Yudistira tertawa. Satyawati berdiri di sampingnya ikut tertawa. "Entah sudah berapa kali ia tertawa hari ini, perubahan yang luar biasa," gumam isterinya dalam hati.Sebelah tangan Yudistira memeluk Mayleen, tangan lainnya merangkul Jiu Long. Suara Mayleen terdengar riang, "Ayah, apakah suamiku sudah boleh Memanggil ayah mertua kepadamu?"Yudistira tertawa. "Jiu Long, pergilah memberi hormat pada ibu mertua dan kakak-kakak iparmu"Setelah memberi hormat dan menyalami keluarga isterinya, Jiu Long menghampiri isterinya. Mayleen melompat dan merangkul suaminya. "Aku bahagia sekarang, semua beres. Tak ada lagi ganjalan dalam hatiku, tak ada gundah, tak ada ketakutan, semua sudah selesai dan sesuai keinginanku." Suara Mayleen mesra. Kemudian dia lari menghambur memeluk Gwangsin. "Terimakasih kakak, kamu sudah banyak membantu aku."Keluarga besar itu berangkat kemba
Yudistira berkata dingin, "Kamu pintar bicara, apakah kamu sungguh-sungguh mau berkorban jiwa untuk isterimu?""Aku bersungguh-sungguh, aku tak akan melawan, seharusnya aku bunuh diri tetapi aku enggan melakukan perbuatan kaum pengecut. Aku bukan pengecut, aku laki-laki sejati. Inilah jalan yang kupilih, sebagai tanda cintaku kepada putrimu. Tetapi sebagai permohonan terakhir aku minta isteriku dibebaskan dari hukuman, sayangilah dia, cintailah dia." Jiu Long tersenyum pahit.Satyawati dan seluruh keluarga diam terpaku. Keringat dingin. Yudistira menoleh pada putrinya."Kamu mau bicara, bicaralah."Perempuan itu duduk bersanding suaminya, dia merangkul erat lengan suaminya. "Ayah, ibu dan kakak juga kakak ipar, aku ibarat Xionglue yang mencintai suaminya tanpa pamrih. Dalam hidup ini hanya satu kali aku dipilih dan memilih. Aku sudah tentukan pilihanku, dan aku tidak akan bergeser dari pilihanku. Jadi jika ayah membunuh suamiku, maka harus membunuh aku ju
Yudistira mendengar semua perkataan Jiu Long, ia tak begitu heran. Sesungguhnya dia tak pernah mengira Jiu Long bisa mengalahkan Wasudeva. Bukankah tadi, beberapa pukulan Wasudeva telak menerpa tubuhnya. Dia masih terpukau dengan jurus yang dimainkan Jiu Long, jurus yang mampu menciptakan pusaran angin topan dingin dan yang terasa sampai radius beberapa tongkat.Ayah Mayleen ini merasa kagum "Ilmu anak muda ini biasa saja, tetapi tenaga dalamnya sudah mencapai tingkat kelas utama. Bagaimana mungkin seorang yang masih muda bisa memiliki tenaga dalam setinggi itu. Waktu aku seusia dia, tenaga dalamku tak sehebat dia," katanya dalam hati.Pada waktu itu, sang nakhoda perahu menghampiri Mayleen yang masih duduk di sisi suaminya. Ia membungkuk memberi hormat."Nona yang mulia, kami sudah terdesak waktu, harus berangkai secepatnya demi menghindari angin topan di laut dekat Malaka. Jika tidak berangkat hari ini, kami harus menunda tujuh hari dan semua pedagang ini akan
Memang benar adanya, pikiran Jiu Long terganggu. Beberapa jurus berikutnya, dua pukulan menerpa dada dan pundaknya. Wasudeva berteriak, "Mampus kamu" Wasudeva menambah bobot serangan sambil berkata tajam, "Mayleen akan kupaksa melahirkan anak-anakku, ia kuperkosa dengan kasar setiap hari, tak pernah berhenti dan kamu akan menyaksikan itu dari dalam kuburanmu" Teringat akan sifat angin yang bisa melenyapkan suara apa saja, Jiu Long sadar bahwa dia tidak boleh membiarkan tenaga suara lawan mengganggunya. Dia kemudian meredam suara keras di telinganya dengan mendengarkan desir angin sepoi, "dengarlah suara angin, suara keindahan alam, suara dari alam kemerdekaan."Dia berhasil menetralisir tekanan dan magis sihir suara lawannya. Meskipun demikian dia tetap menangkap kata-kata tajam Wasudeva yang menghina isterinya. Ungkapan jorok dan kasar lawannya itu telah mendorong amarahnya melewati puncak kesabaran.Dalam marahnya secara spontan Jiu Long memutar tubuh bagai gasing, g
"Terimakasih atas kemurahan hati paduka tuan, hamba yang rendah hanya butuh sedikit waktu untuk menghilangkan capek." Dia kemudian memainkan empat posisi semadi Angin Es dan Api. Dalam sekejap, uap tipis melayang di atas kepalanya. Hanya dalam waktu yang sangat singkat Jiu Long sudah siap. "Pendekar Wasudeva yang terhormat, silahkan tuan memilih tempat pertarungan."Tenaga dalam Jiu Long sudah pulih seperti sediakala. Ia tidak terluka parah. Hanya kena guncangan yang tidak terlalu berbahaya. Ketika pukulan menerpa pundaknya, saat itu juga tenaga Angin Es dan Api yang melapisi tubuh Jiu Long telah memunahkan sebagian besar pukulan lawan. Itu sebab dia hanya butuh sedikit waktu untuk memulihkan diri.Tadi ketika darah menetes dari ujung mulut Jiu Long, tangan Mayleen dingin, basah dan berkeringat. Sekarang wanita cantik itu tampak tenang, dia percaya kekasihnya akan menyelesaikan kemelut persoalan keluarganya.Yudistira merasa heran bercampur kag
Jiu Long terkesiap. Jurus lawan itu aneh, pukulan yang mengarah ke kiri mendadak bisa berubah ke kanan, atas menjadi bawah dan sebaliknya. Saat itu Jiu Long masih dalam pemulihan tenaga. Ia bergerak pesat, mengelak jika tahu diri terancam, merunduk dan melompat untuk menghindar, geraknya tidak leluasa karena tenaganya belum pulih. Tendangan Wasudeva menerpa pahanya dan jiwanya kini terancam jurus lawan yang mengarah titik kematian. Dia teringat pesan Sepuh, "jika terdesak, tangkis dan balas menyerang. Jangan bertahan, karena menyerang adalah lebih menguntungkan."Dan Jiu Long tak lagi mengelak, ia balas menyerang. Serangan lawan dibalas serangan. Jiu Long bergerak bagai pusaran, tangan membuat lingkaran, tubuhnya ikut berputar seperti gaya menari.Tujuh kali terdengar bentrokan tangan. Wasudeva merasa pukulannya membentur tembok yang bersifat membal. Dia heran bagaimana mungkin seorang yang sudah terluka tenaga dalamnya masih punya tenaga sehebat itu. Hal ini membuat d