"Guru dan paman perlu tahu, ketika aku melihat Jen Ting terkena pukulan Yun Ching, saat itu spontan tenaga Angin Es dan Api muncul secara sempurna dan utuh. Saat itulah aku memukul Yun Ching, dia menangkis. Dia terlempar ke belakang atau melempar diri ke belakang, tetapi yang pasti tenaganya sangat besar. Dia bisa menangkis pukulanku. Ia muntah darah, tetapi ia masih punya tenaga. Jadi aku yakin ia tidak terluka parah. Jika aku menyerang terus, mungkin aku bisa membunuhnya atau paling sedikit membuat dia terluka parah, tetapi saat itu aku memilih menolong Jen Ting, sehingga pengkhianat itu lolos. Paman tahu, sebelum dia pergi, dia mengancam bahwa saat itu dia baru berada di tingkat lima Naga Hitam Kelam, dia berjanji akan menembus tingkat tujuh untuk adu jiwa denganku."
"Menurutmu, ilmu pengkhianat itu bakal semakin tangguh dan dahsyat, bahkan mungkin sulit bagimu untuk menandinginya. Nah, jika kau sendiri tidak bisa menandingi dia, apalagi dengan kita dan s
Jiu Long masih ingat kata-kata Jen Ting menjelang ajalnya. Pukulan Yun Ching telah menghancurkan tubuh bagian dalam. Tak ada bekas di bagian luar tubuh, sebab yang rusak adalah tubuh bagian dalam. Rahimnya terluka, janin dalam rahim mati seketika. Ilmu yang ganas. Pukulan itu baru tingkat lima. Menurut Yu Jin, jurus Naga Hitam Kelam tingkat tujuh jauh lebih ganas, tak cuma dahsyatm, tenaganya juga mengandung sihir dan racun.Jiu Long sadar jatuh bangun Partai Naga Emas kini tergantung pada dirinya. Pada saatnya nanti akan terjadi pertarungan lawan Yun Ching. Jika belum menemukan cara mengatasi jurus ganas Naga Hitam Kelam, sama artinya dengan kemenangan di pihak Yun Ching. Dan itu berarti kematian bagi Jiu Long.Jika itu yang terjadi, maka tidak cuma hutang darah Jen Ting tidak terbayar melainkan juga kehancuran bagi Partai Naga Emas. Jika Jiu Long kalah dan mati, maka tak ada lagi orang Partai Naga Emas yang mampu menandingi Yun Ching. Itu alamat buruk. Karen
Dua hari kemudian Jiu Long bersama Hwang Mi Hee dan tujuhbelas murid utama berangkat ke hutan di kaki gunung Tai. Sebagian besar lainnya tetap berlatih di perguruan. Di hutan di air terjun itu selama hampir satu bulan Jiu Long melatih langsung murid-murid Partai Naga Emas.Semuanya mengalami kemajuan pesat, tenaga dalam maupun penguasaan jurus tangan kosong dan jurus senjata. Tekanan air terjun yang besar dan berat, sangat membantu. Murid-murid Partai Naga Emas semakin kagum akan kehebatan ketuanya. Jiu Long tidak hanya melatih tetapi juga memberi contoh dengan gerak tubuh dan tenaga batin.Jiu Long tidak hanya sibuk melatih. Pada waktu luang, dia terus memikirkan misteri penyempurnaan tenaga Angin Es dan Api. Di balik air terjun, terdapat goa yang tersembunyi. Di goa itulah Jiu Long bersemadi, merenung dan mencari jawaban dari misteri itu.Pada waktu tertentu Hwang Mi Hee datang menjenguk. Karena tak mungkin membawa makanan menerobos air terjun tanpa m
Tidak ada yang tertinggal. Semua sudah dipelajari dan hasilnya sudah nyata, tenaga dalamnya sulit dicari tandingan.Dia bahkan sanggup mengubah tenaga panas dan dingin sesuka hati, bisa memukul dengan tenaga dingin, saat berikut menghantam dengan tenaga panas. Dia ingat dalam beberapa pertarungan tingkat tinggi, tenaga Angin Es dan Api telah membuktikan keampuhannya. Sejak memiliki tenaga Angin Es dan Api itu, dia tak pernah bisa dikalahkan orang. Selama ini dia yakin akan kekuatan dirinya, tetapi sekarang ini menghadapi ancaman Yun Ching, dia merasa ragu.Kalau Naga Hitam Kelam tingkat lima, hanya sedikit terguncang oleh pukulan tenaga Angin Es dan Api yang sempurna. Bisa saja begitu menyelesaikan tingkat tujuh, kekuatan Yun Ching akan lebih unggul. Pemikiran ini sering mengganggunya setiap malam.Malam itu Jiu Long duduk semadi melatih tenaga Angin Es dan Api. Telinganya yang tajam mendengar sesuatu. Dia membuka mat
Panas. Gadis itu demam. Mata Hwang Mi Hee terbuka, menatap Jiu Long."Kamu tidak tidur?''Gadis itu menggeleng kepala. "Kamu sakit, Mi Hee."Gadis itu menggeleng kepala. Dia bangkit, duduk dengan lemas. Jiu Long meraih tubuh Hwang Mi Hee. Memeluk erat. Merapatkan dada perempuan itu ke dadanya. Jiu Long merebahkan diri, tubuh Hwang Mi Hee terkulai lemas di atas tubuhnya. Jiu Long mengerahkan tenaga dalam. Hawa panas merasuk ke tubuh Hwang Mi Hee.Api unggun mati Goa itu gelap gulita. Hanya terdengar suara air terjun. Jiu Long mencium bibir Hwang Mi Hee. Lama.Hwang Mi Hee tak lagi kedinginan. Pengobatan dengan tenaga dalam itu telah menyembuhkan demam. Hwang Mi Hee sembuh. Suhu tubuhnya kembali normal. Demamnya memang lenyap, tetapi demam birahinya muncul. Dua insan itu terbenam dalam panasnya nafsu.Jiu Long memandang wajah Hwang Mi Hee. Goa itu gelap. Tetapi Jiu Long bisa melihat butir-butir keringat di wajah cantik Hwang Mi Hee. Keduanya m
Tiba-tiba Jiu Long berteriak girang. Tanpa sadar ia berkata kepada diri sendiri. "Bukankah Utara adalah kepala, Selatan itu kaki, Timur itu tangan kanan dan Barat tangan kiri. Lantas apa arti syair ilmu dari seberang, tak boleh tepuk dada di dataran tengah ? Apa artinya dari Gunung Huang, Jurus Penakluk Langit, ilmu dari segala ilmu?""Ketua, ilmu dari seberang tak boleh tepuk dada di dataran tengah mungkin artinya serangan lawan tidak boleh mengalahkan pusat kekuatan diri. Dataran tengah itu kan pusat kejayaan dan harga diri kita semua."Jiu Long menoleh. Dia melihat Hwang Mi Hee duduk bersila. Rupanya gadis itu masuk ke goa tanpa diketahui Jiu Long yang sedang tersita seluruh perhatiannya pada rahasia syair. Hwang Mi Hee tersenyum, seperti baru saja memecahkan teka-teki mainan anak-anak. Jiu Long terkesiap. "Bagaimana kamu bisa mengerti itu? Apakah kamu tahu syair itu?""Ketua, semua murid Partai Naga Emas hafal dan bisa mendendangkan Syair Penakluk Langit, ap
Hwang Mi Hee tanpa sengaja bisa mengartikan kalimat itu karena dia berpikir secara sederhana.Maksudnya memang sederhana. Memang harus seperti itu, serangan lawan tak akan bisa menembus pusat kekuatan selama kita menerapkan penguasaan Jurus Penakluk Langit.Dan kalimat "tak boleh tepuk dada" artinya tidak boleh membiarkan lawan menggoyahkan kepercayaan diri sendiri. "Dataran tengah" artinya pusat kekuatan diri. Pusat itu ada di tengah, di dada. Jadi tenaga inti harus dihimpun dan dipusatkan di dada.Mendadak laki-laki itu berlari memeluk Hwang Mi Hee, menggendong dan melemparnya ke udara, menangkap kembali seperti mainan anak-anak. Gadis itu menjerit. Jiu Long berteriak girang. "Sempurna, sempurna, luar biasa, selama ini rahasia itu berada di ujung hidung dan aku buta tidak melihatnya, luar biasa. Terirnakasih kekasihku."Syair "dari Gunung Huang, Jurus Penakluk Langit, Ilmu dari segala Ilmu", terpecahkan. Jiu Long tahu, di Gunung Huang itulah rahasia
Dalam syair ciptaannya, Sepuh Sun Jian memberitahu bahwa Naga Emas Pamungkas hanya bisa sempurna menjadi Jurus Penakluk Langit jika berhasil melalui pengerahan seluruh tenaga dalam secara utuh. Tenaga itu dihimpun di pusat, di dada, kemudian disalurkan ke kepala dengan mulus lalu menyalurkan ke bagian kaki dengan satu hentakan keras, begitu sebaliknya. Demikian juga penyaluran tenaga ke tangan kanan dan tangan kiri, mengalir perlahan mulus bersinambungan kemudian dihentakkan ke bagian tangan yang berlawanan.Jiu Long bangkit dari semadi, memainkan tujuh jurus Pamungkas dengan pemahaman baru itu. Beberapa kali mengulang barulah dia berhasil menguasai dengan lancar. Dia mengerti kini hebatnya Naga Emas Pamungkas. Tadinya jurus Pamungkas yang dia gunakan dalam berbagai pertarungan, hanya jurus menghimpun tenaga serangan lawan kemudian mengembalikan tenaga itu ke lawan. Sekarang ini Pamungkas yang dia gunakan bisa jauh lebih hebat dari itu. Dia bisa menghisap dan menampu
Diaochan memberi hormat. "Selamat ketua, semoga dengan ilmu itu kau bisa mengangkat nama Partai Naga Emas lebih harum lagi. Maaf ketua, kami semua mohon kamu memperlihatkan ilmu pusaka dari leluhur kita itu."Jiu Long tertawa. "Kakak Diaochan, kau mau menjajal aku?"Diaochan mundur dengan wajah pucat "Jangan ketua, jangan, aku tak akan tahan. Dan kami semua tak akan bisa melihat kehebatannya karena pasti kau hanya mengerahkan sebagian tenaga, jika seluruh tenaga maka aku pasti binasa. Ada lawan yang lebih hebat untukmu.""Kamu licik, mau mengadu aku dengan siapa?""Maaf Ketua, dia ada di belakangmu"Jiu Long melihat ke belakang. Tak ada siapa-siapa. Jiu Long membalik badan, tetapi Diaochan sudah berada di tepi sungai. Jiu Long berseru, "Apa maksudmu, kak ?”Semua murid tertawa, sambil menunjuk ke belakang Jiu Long.Kini Jiu Long mengerti. "Oh kalian semua sudah sekongkol, rupanya."Jiu Long menghela nafas panjang, memenuh
Perempuan itu tampak cantik luar biasa, mataya berbinar- binar dan mulutnya merah merekah. Jiu Long tiba-tiba saja bergairah, ia memberi isyarat pada isterinya. Mayleen menggeleng. "Tak lama lagi kamu sudah harus bertarung, mana sempat lagi. Jiu Long kamu harus bertarung sungguh-sungguh supaya ibu bisa menetap bersama kita, kamu harus menang.""Kamu membela siapa, ayahmu atau suamimu?""Aku membela kamu suamiku, sebab jika kamu menang, aku tidak perlu pulang ke Himalaya selama-lamanya dan ibu bisa menemani kita sampai aku dan Gwangsin melahirkan. Kamu tahu Jiu Long, terkadang aku takut memikirkan saat melahirkan nanti, pasti sakit. Aku akan bahagia jika ibu ada di sampingku. Makanya kamu harus menang."Tidak lama berselang senja pun tiba. Seluruh anggota keluarga hadir, nonton di tepian danau. Tak seorang pun ketinggalan, termasuk Gan Nung, Gan Ning dan keluarga serta murid Partai Naga Emas.Yudistira melangkah santai di atas permukaan danau. Kakinya mela
"Boleh saja. Tetapi ada syaratnya. Kamu harus bisa mengalahkan aku dalam pertarungan seru, bagaimana bagus kan syaratnya?"Jiu Long terkejut, apalagi Mayleen. Keduanya berdiri dan memandang dua orangtua itu. "Ayah, apakah aku tidak salah dengar?"Yudistira menjelaskan pertarungan tersebut merupakan bagian dari janjinya pada ayahnya, pendekar Himalaya, Takadagawe. Bagaimanapun juga janji itu harus disempurnakan."Kamu mewakili kakek gurumu, Sun Jian dan aku mewakili ayahku, Takadagawe. Kita tarung, jika kamu menang maka aku akan menetap di sini bersama istriku sampai Mayleen dan Gwangsin melahirkan. Jika aku menang, aku akan tentukan apa yang kumau dan kamu sekeluarga tak boleh ingkar. Aku pikir ini cukup adil.""Tidak bisa begitu, bagaimana mungkin aku harus tarung melawan ayah mertua sendiri, tidak mungkin.""Kamu tidak bisa menghindar, Jiu Long. Ini bagian dari hidup yang sudah kamu jalani, dan bagian dari hidupku juga. Kita bertarung hanya sebat
Mendadak saja muncul Yudistira dan Satyawati "Ada kejadian apa? Siapa dua gadis cantik ini?" tanya Satyawati sambil mengamati Hwang Mi Hee dan Jia Li. "Oh kalau kamu, aku pernah melihatmu di Putuo," sambil ia menunjuk Hwang Mi Hee.Jiu Long diam serba salah. Jia Li yang lugu dan berani, menjawab meski sedikit malu-malu, "Kami adalah selir kak Jiu Long."Satyawati terkejut, menutup mulutnya dengan tangan. Tetapi sebelum ibu dan ayahnya mengucap sepatah kata, Mayleen berkata dalam bahasa Himalaya. "Ayah, ibu, aku setuju suamiku mengambil selir. Aku dan Gwangsin berdua tidak mampu melayaninya. Ayah tahu hampir setiap malam bahkan siang juga, suamiku maunya bercinta. Lagipula Jiu Long, Gwangsin dan aku sudah memberitahu mereka, kami berdua adalah isteri sedang mereka berdua hanya selir atau pembantu. Apalagi sekarang aku dan Gwangsin sedang hamil, sudah tentu kami bagaikan permaisuri yang harus dilayani. Sekarang ibu dan ayah mengerti?"Satyawati mengiyakan. "Kamu c
Jiu Long berdiri dan menghampiri. Ia memberi hormat dengan menyentuh ujung kaki ayah mertuanya. Yudistira tertawa. Satyawati berdiri di sampingnya ikut tertawa. "Entah sudah berapa kali ia tertawa hari ini, perubahan yang luar biasa," gumam isterinya dalam hati.Sebelah tangan Yudistira memeluk Mayleen, tangan lainnya merangkul Jiu Long. Suara Mayleen terdengar riang, "Ayah, apakah suamiku sudah boleh Memanggil ayah mertua kepadamu?"Yudistira tertawa. "Jiu Long, pergilah memberi hormat pada ibu mertua dan kakak-kakak iparmu"Setelah memberi hormat dan menyalami keluarga isterinya, Jiu Long menghampiri isterinya. Mayleen melompat dan merangkul suaminya. "Aku bahagia sekarang, semua beres. Tak ada lagi ganjalan dalam hatiku, tak ada gundah, tak ada ketakutan, semua sudah selesai dan sesuai keinginanku." Suara Mayleen mesra. Kemudian dia lari menghambur memeluk Gwangsin. "Terimakasih kakak, kamu sudah banyak membantu aku."Keluarga besar itu berangkat kemba
Yudistira berkata dingin, "Kamu pintar bicara, apakah kamu sungguh-sungguh mau berkorban jiwa untuk isterimu?""Aku bersungguh-sungguh, aku tak akan melawan, seharusnya aku bunuh diri tetapi aku enggan melakukan perbuatan kaum pengecut. Aku bukan pengecut, aku laki-laki sejati. Inilah jalan yang kupilih, sebagai tanda cintaku kepada putrimu. Tetapi sebagai permohonan terakhir aku minta isteriku dibebaskan dari hukuman, sayangilah dia, cintailah dia." Jiu Long tersenyum pahit.Satyawati dan seluruh keluarga diam terpaku. Keringat dingin. Yudistira menoleh pada putrinya."Kamu mau bicara, bicaralah."Perempuan itu duduk bersanding suaminya, dia merangkul erat lengan suaminya. "Ayah, ibu dan kakak juga kakak ipar, aku ibarat Xionglue yang mencintai suaminya tanpa pamrih. Dalam hidup ini hanya satu kali aku dipilih dan memilih. Aku sudah tentukan pilihanku, dan aku tidak akan bergeser dari pilihanku. Jadi jika ayah membunuh suamiku, maka harus membunuh aku ju
Yudistira mendengar semua perkataan Jiu Long, ia tak begitu heran. Sesungguhnya dia tak pernah mengira Jiu Long bisa mengalahkan Wasudeva. Bukankah tadi, beberapa pukulan Wasudeva telak menerpa tubuhnya. Dia masih terpukau dengan jurus yang dimainkan Jiu Long, jurus yang mampu menciptakan pusaran angin topan dingin dan yang terasa sampai radius beberapa tongkat.Ayah Mayleen ini merasa kagum "Ilmu anak muda ini biasa saja, tetapi tenaga dalamnya sudah mencapai tingkat kelas utama. Bagaimana mungkin seorang yang masih muda bisa memiliki tenaga dalam setinggi itu. Waktu aku seusia dia, tenaga dalamku tak sehebat dia," katanya dalam hati.Pada waktu itu, sang nakhoda perahu menghampiri Mayleen yang masih duduk di sisi suaminya. Ia membungkuk memberi hormat."Nona yang mulia, kami sudah terdesak waktu, harus berangkai secepatnya demi menghindari angin topan di laut dekat Malaka. Jika tidak berangkat hari ini, kami harus menunda tujuh hari dan semua pedagang ini akan
Memang benar adanya, pikiran Jiu Long terganggu. Beberapa jurus berikutnya, dua pukulan menerpa dada dan pundaknya. Wasudeva berteriak, "Mampus kamu" Wasudeva menambah bobot serangan sambil berkata tajam, "Mayleen akan kupaksa melahirkan anak-anakku, ia kuperkosa dengan kasar setiap hari, tak pernah berhenti dan kamu akan menyaksikan itu dari dalam kuburanmu" Teringat akan sifat angin yang bisa melenyapkan suara apa saja, Jiu Long sadar bahwa dia tidak boleh membiarkan tenaga suara lawan mengganggunya. Dia kemudian meredam suara keras di telinganya dengan mendengarkan desir angin sepoi, "dengarlah suara angin, suara keindahan alam, suara dari alam kemerdekaan."Dia berhasil menetralisir tekanan dan magis sihir suara lawannya. Meskipun demikian dia tetap menangkap kata-kata tajam Wasudeva yang menghina isterinya. Ungkapan jorok dan kasar lawannya itu telah mendorong amarahnya melewati puncak kesabaran.Dalam marahnya secara spontan Jiu Long memutar tubuh bagai gasing, g
"Terimakasih atas kemurahan hati paduka tuan, hamba yang rendah hanya butuh sedikit waktu untuk menghilangkan capek." Dia kemudian memainkan empat posisi semadi Angin Es dan Api. Dalam sekejap, uap tipis melayang di atas kepalanya. Hanya dalam waktu yang sangat singkat Jiu Long sudah siap. "Pendekar Wasudeva yang terhormat, silahkan tuan memilih tempat pertarungan."Tenaga dalam Jiu Long sudah pulih seperti sediakala. Ia tidak terluka parah. Hanya kena guncangan yang tidak terlalu berbahaya. Ketika pukulan menerpa pundaknya, saat itu juga tenaga Angin Es dan Api yang melapisi tubuh Jiu Long telah memunahkan sebagian besar pukulan lawan. Itu sebab dia hanya butuh sedikit waktu untuk memulihkan diri.Tadi ketika darah menetes dari ujung mulut Jiu Long, tangan Mayleen dingin, basah dan berkeringat. Sekarang wanita cantik itu tampak tenang, dia percaya kekasihnya akan menyelesaikan kemelut persoalan keluarganya.Yudistira merasa heran bercampur kag
Jiu Long terkesiap. Jurus lawan itu aneh, pukulan yang mengarah ke kiri mendadak bisa berubah ke kanan, atas menjadi bawah dan sebaliknya. Saat itu Jiu Long masih dalam pemulihan tenaga. Ia bergerak pesat, mengelak jika tahu diri terancam, merunduk dan melompat untuk menghindar, geraknya tidak leluasa karena tenaganya belum pulih. Tendangan Wasudeva menerpa pahanya dan jiwanya kini terancam jurus lawan yang mengarah titik kematian. Dia teringat pesan Sepuh, "jika terdesak, tangkis dan balas menyerang. Jangan bertahan, karena menyerang adalah lebih menguntungkan."Dan Jiu Long tak lagi mengelak, ia balas menyerang. Serangan lawan dibalas serangan. Jiu Long bergerak bagai pusaran, tangan membuat lingkaran, tubuhnya ikut berputar seperti gaya menari.Tujuh kali terdengar bentrokan tangan. Wasudeva merasa pukulannya membentur tembok yang bersifat membal. Dia heran bagaimana mungkin seorang yang sudah terluka tenaga dalamnya masih punya tenaga sehebat itu. Hal ini membuat d