Fang Yuan tanpa berbasa-basi juga langsung pergi dari Akademi itu. Namun ia masih belum bisa menerima apabila Gurunya Kwee Seng di tuduh sebagai salah satu orang yang akan mengambil alih kekuasaan Kekaisaran Xu, jasanya bagi anak-anak yang berada di kekuasaan Kaisar Xu terlebih pada klan Guang sangat banyak.Sebelumnya Guru Kwee Seng pernah memberikan petuah atau nasihat kepada Fang Yuan apabila terjadi sesuatu hal yang menyebabkan Kwee Seng meninggalkan Akademi, makan Fang Yuan lah yang akan menggantikan Kwee Seng untuk menjadi pemimpin di Akademi Pulang Jianxing.Namun Kwee Seng pun berpesan apabila terjadi masalah antara dirinya dan Kaisar Xu, maka pesan dari Kwee Seng adalah agar Fang Yuan melarikan terlebih dahulu melalui jalan rahasia yang pernah di tunjukkan arahnya oleh Kwee Seng."Kenapa Guru Kwee Seng dan Guru Fang Yuan meninggalkan kita!" seru Guang Mei-Yin kepada semua sepupu yang lainnya."Mengapa Ayah ada disini, dan mengejar Guru Kwee Seng?" ucap Guang Xian Xie yang her
Puluhan tahun yang lalu.Kaisar Xu, yang kala itu masih menjadi Jenderal di Kekaisaran Liu, mendapatkan tugas untuk menghancurkan suatu klan yang diduga akan melakukan kudeta terhadap Kaisar Liu yang kala itu masih menjadi Kaisar di Gunung Funsan.Klan yang dimaksud Kaisar Liu adalah klan ‘Nalan’, klan yang menurut penasehatnya sedang merencanakan kudeta terhadap Kekaisaran Liu, dan penasehat dari Kaisar Liu itu sendiri adalah Jenderal Guang Xu.Jenderal Guang Xu pun berangkat untuk pergi menuju tempat dimana klan Nalan ini berada, ia membawa ratusan pasukannya untuk membumi hanguskan tempat klan Nalan ini berada.Sesampainya di tempat dimana klan Nalan berada.“Cepat hancurkan tempat ini beserta orang-orang yang ada didalamnya!”Jenderal Guang Xu langsung memerintahkan semua pasukannya untuk menghancurkan tempat dimana semua orang dari klan Nalan ini tinggal.“Aku akan mencari dimana Tetua klan ini berada.” ucap Jenderal Guang Xu.Jenderal Guang Xu yang sambil menunggang kuda dengan
"Jenderal Guang Xu, lihat kesini!" Teriak Nalan Gao Tian.Setelah memanggil Jenderal Guang Xu tiba-tiba Nalan Gao Tian melakukan jurus tabu yang ia pelajari dari seorang prajurit berani mati dari klan Nalan.Nalan Gao Tian memegang rahangnya lalu mematahkan lehernya sendiri, sehingga ia gelagapan dan pada akhirnya tewas.Hal yang sama juga dilakukan oleh istrinya Nalan Li Mei dan anaknya Nalan Xin Qian.Nalan Gao Tian menyadari apabila Jenderal Guang Xu tidak akan melepaskan mereka semua dan akan tetap membunuh semua klan Nalan, bahkan apabila mereka memberikan semua tanaman ajaib yang mereka miliki, Jenderal Guang Xu akan tetap membunuh mereka semuaOleh karena itu, Nalan Gao Tian memberi isyarat kepada istri dan anaknya untuk segera melakukan bunuh diri, agar mereka tidak terlalu lama di siksa oleh Jenderal Guang Xu.Sementara itu Nalan Gao Tian sebagai Tetua klan Nalan telah menyelamatkan anaknya yang baru lahir yaitu Nalan Feng Zhui untuk dibawa pergi melalui jalan rahasia oleh Ay
Sementara itu Ho Xiuhuan, Guang Mei-Yin, Guang Chen Yuan, Guang Chen Xuan, Guang Xian Xie dan Gao Zu, semua murid Akademi Pulau Jianxing dari Sekte Funsan sudah sampai ke Istana Kekaisaran di Gunung Funsan. Mereka disambut oleh orang tua mereka masing-masing. Ho Xiuhuan yang baru saja di angkat menjadi anak oleh Guang Lien-Hua pun di sambut oleh ibu angkat barunya itu yang merupakan anak pertama dari Kaisar Xu itu. “Ho’er!” sapa lembut Guang Lien-Hua kepada Ho Xiuhuan sembari lengannya terbuka tanda menyambut anak angkatnya itu. “Iya Tuan Nona.” jawab pelan Ho Xiuhuan yang sepertinya masih canggung apabila bertemu dengan ibu angkatnya itu. “Ho’er jangan bilang begitu kepadaku, cukup panggil ibu saja.” timpal Guang Lien-Hua menjelaskan. “Kamu harus bisa membiasakan diri hidup di Istana Kekaisaran ini.” lanjutnya menekankan. “Ba-baik Ibu.” ucap Ho Xiuhuan pelan. . Awal pertemuan Ho Xiuhuan dan Guang Lien-Hua terjadi di tengah hutan dekat Sekte Funsan, dimana saat itu Ho Xiuhuan y
“Maaf Adik kelima, ini hanya kayak dan anak angkat ku saja yang berangkat, kamu mungkin mempunyai tugas lain yang akan diberikan oleh kaisar.” ucap lembut Guang Lien-Hua yang menolak dengan halus permintaan dari Guang Mei-Yin.“Baiklah.” timpal Guang Mei-Yin dengan perasaan yang kecewa.“Maaf adik kelima, bukannya aku tidak mau membawamu untuk ikut denganku, tetapi ada hal yang aku lakukan bersama anak angkatku.” gumam Guang Lien-Hua.Akhirnya Guang Lien-Hua dan Ho Xiuhuan pergi meninggalkan Istana Kekaisaran Xu untuk pergi ke barat jauh.“Ibu, mengapa tadi ibu mengatakan kepada kaisar Xu kalau kita ingin pergi ke Desa Niujie, padahal kita ‘kan akan pergi ke Sekte Wutang.” jelas Ho Xiuhuan yang merasa keheranan kenapa Guang Lien-Hua harus berbohong kepada Kaisar Xu.“Nanti kamu akan mengerti setelah sampai disana Ho’er.” jawab Guang Lien-Hua singkat.Guang Lien-Hua dan Ho Xiuhuan dikawal oleh beberapa Prajurit yang akan mengawal mereka berdua dalam melakukan perjalanan.Semua kuda sud
“Ibu! Apa yang ibu lakukan!” Mendengar ibu angkatnya Guang Lien-Hua yang meneriaki gerombolan bandit itu, Ho Xiuhuan merasa terkejut dan langsung berseru sambil berbisik menanyakan kepada ibunya.“Tenang Ho’er, aku melihat ada keanehan dengan apa yang mereka bawa.” jelas Guang Lien-Huan.Seketika gerombolan bandit itu menghentikan lajunya, karena mereka tahu teriakan dari wanita yang tadi melewati mereka, ditujukan kepada mereka.“Nona cantik!” sahut pria beralis tebal yang berada di depan gerombolan bandit yang sepertinya ia adalah ketuanya.“Kalau aku tidak salah dengar sepertinya anda tadi meneriaki kami!?” lanjut pria beralis tebal itu bertanya kepada Guang Lien_Hua.“Iya! Aku meneriaki anda dan teman-teman anda yang lainnya.” jawab Guang Lien-Hua.“Maafkan apabila teriakanku tadi terdengar tidak sopan! Tuan.” lanjutnya yang kali ini meminta maaf atas sikapnya yang tidak sopan.“Ha ha ha ha! Tidak masalah.” timpal pria beralis tebal itu.“Namaku Zhang Lee!” lanjutnya, kali ini me
“Aku sudah kenyang terima kasih. Sekarang kalian bisa meninggalkanku!”Setelah menghabiskan makanan yang dibelikan oleh Guang Lien-Hua, tiba-tiba anak perempuan karung itu menyuruh dengan kasar kepada Guang Lien-Hua beserta yang lainnya untuk pergi meninggalkannya."A-apa maksudmu dengan berkata seperti itu?" tanya Guang Lien-Hua yang terkejut ketika mendengar ucapan dari anak perempuan karung itu."Aku bisa mengurus diriku sendiri disini! kalian tidak perlu repot-repot untuk membantuku lagi!" ucap anak perempuan karung itu tegas.Mendengar hal itu Guang Lien-Hua tidak mau terbawa emosi, ia lalu mengambil nafas panjang dan berusaha untuk tenang, agar bisa menghadapi anak perempuan karung ini dengan baik."Baiklah, kami tidak akan mengganggu kamu, tapi izinkan aku untuk mengetahui namamu dulu." ucap lembut Guang Lien-Hua berusaha untuk mencairkan suasana."Chyou Zhi!" jawab anak perempuan karung itu singkat dan jelas, "Sudah kalian semua pergi saja dari tempat ini!" usir Chyou Zhi samb
“Aku tidak melihat para bandit yang biasanya makan disini Tuan.” jawab pelayan dengan sopan kepada pria berjanggut, “Tetapi, tadi siang ada seorang wanita berbaju merah yang bersama dengan satu orang anak laki-laki dan satu orang anak perempuan, mereka makan disini.” lanjutnya menjelaskan.Pria berjanggut itu terdiam, “Hemm, kemarin aku melihat seorang wanita berbaju merah dengan anak laki-laki yang sedang makan malam di tempat penginapanku berada … .” gumamnya sambil berusaha mengingat kejadian kemarin malam, “Apakah anak perempuan yang tadi makan disini bersama wanita berbaju merah itu adalah anakku yah? … .” lanjutnya bergumam.“Pelayan! Coba sebutkan bagaimana ciri-ciri anak perempuan yang tadi makan bersama wanita berbaju merah itu!?” tanya pria berjanggut itu menyelidik.“Anak perempuan itu terlihat makannya sangat rakus sekali, wajahnya sangat dekil, pakaiannya lusuh.” jawab pelayan itu sangat yakin, lalu ia dengan berani mendekatkan wajahnya kepada pria berjanggut, “Dan yang p
Ho Xiuhuan melangkah dengan hati-hati, rasa tegang memenuhi setiap serat tubuhnya. Matanya memelototi setiap sudut hutan yang mengelilinginya, mencari tanda-tanda kehadiran yang misterius. "Ada sesuatu yang besar di sini, Guang Mei-Yin," bisiknya dengan penuh kehati-hatian.Guang Mei-Yin memegang erat pedangnya, matanya berbinar-binar ketika ia mendengar kata-kata Ho Xiuhuan. "Ayahku dan saudara-saudaraku, mereka ada di sekitar hutan ini," katanya dengan suara bergetar, penuh keingintahuan dan kegembiraan.Perlahan, mereka melangkah lebih dalam ke dalam hutan yang mempesona ini. Daun-daun pepohonan mengelus lembut wajah mereka saat angin berhembus perlahan, menciptakan aura misterius di sekitar mereka. Cahaya matahari yang menembus celah-celah daun menciptakan bayangan-bayangan yang menakutkan, membuat perjalanan mereka semakin menegangkan."Apakah kau merasa energi yang kuat di sekitar kita, Ho Xiuhuan?" Mei-Yin bertanya sambil menarik napas dalam-dalam. "Aku yakin kita semakin dekat
Guang Mei-Yin dan Ho Xiuhuan berada di depan sebuah danau yang tenang. Di tengah danau terdapat pulau kecil dengan pohon-pohon yang tinggi dan rimbun. Mereka menyadari bahwa ujian kedua mereka adalah untuk mencapai pulau itu tanpa menggunakan perahu atau jembatan yang terlihat. Mereka melihat batu-batu yang tersusun rapi di sepanjang tepi danau. Mereka harus menjaga keseimbangan dan ketepatan gerakan untuk mencapai pulau tersebut. Ujian ini mengajarkan mereka tentang kepercayaan pada diri sendiri dan kemampuan untuk menghadapi tantangan fisik yang tak terduga.Ho Xiuhuan dan Guang Mei-Yin melompat dengan penuh keahlian dari batu ke batu di sepanjang tepi danau. Namun, tiba-tiba sebuah angin kencang menerpa mereka, mengganggu keseimbangan mereka. Batu-batu yang biasanya stabil menjadi licin dan bergerak-gerak. Angin kencang menerpa tubuh mereka dengan keras, menggoyangkan langkah dan mengancam untuk mendorong mereka ke dalam danau yang dalam. Ho Xiuhuan dan Guang Mei-Yin saling berp
Mei-Yin dan Ho Xiuhuan berdiri di persimpangan tiga jalan yang misterius, pandangan mereka terhenti pada kabut tebal yang menyelimuti setiap arah yang mereka hadapi. Hatinya berdebar kencang di dadanya, mereka merasakan kekuatan magis yang mengisi udara di sekitar mereka.Mei-Yin merapatkan langkahnya ke samping Ho Xiuhuan, matanya memancarkan tekad yang tak tergoyahkan. "Kabut ini menghalangi kita, tapi aku merasa ada petunjuk yang tersembunyi di dalamnya," bisiknya dengan penuh keyakinan.Ho Xiuhuan mengangguk setuju, tatapannya terfokus ke arah pertama jalan. Dalam keheningan, mereka melangkah maju dengan perlahan, mencoba merasakan aura yang tersembunyi di balik kabut yang pekat.Kabut menyelinap di sekitar mereka, menyembunyikan setiap detail dan mendorong mereka untuk bergantung pada naluri mereka. Langkah Mei-Yin dan Ho Xiuhuan bergerak seiring, indera mereka menjadi lebih tajam saat mereka memperhatikan setiap getaran energi yang muncul.Namun, setelah beberapa langkah, mereka
Setelah melalui perjalanan yang panjang, Ho Xiuhuan dan Guang Mei-Yin akhirnya tiba kembali di tempat yang dulu mereka anggap sebagai Istana Kaisar Xu, tetapi mereka terkejut mengetahui bahwa keadaan telah berubah drastis. Istana Kaisar Xu telah ditinggalkan dan Kaisar Feng, yang dulu dikenal sebagai Jenderal Feng Zhui, telah mengambil alih kekuasaan dan menjadi penguasa baru. Guang Mei-Yin berdiri di tepi danau yang jernih, wajahnya yang pucat tercermin dalam air tenang. Angin sepoi-sepoi menerpa rambutnya yang panjang dan melambai-lambai di sekelilingnya. Dia menggenggam kalung perak yang diberikan oleh ibunya, satu-satunya kenang-kenangan yang ia miliki dari Ayahnya."Dalam kegelapan yang menyelimuti hatiku, Ayah, di mana kau berada?" gumam Mei-Yin dengan suara perlahan, tetapi penuh dengan kepedihan. "Aku tidak tahu apa yang terjadi padamu, dan aku juga tidak tahu keberadaan saudara-saudaraku, Chen Xuan dan Chen Yuan. Feng Zhui telah menggulingkan Ayah dari takhta, dan dunia yan
Pada suatu malam yang gelap, Pulau Persik Kecil diguncang oleh badai yang hebat. Angin kencang dengan kekuatan yang mengerikan menerbangkan daun-daun pohon ke udara, menciptakan tarian liar di antara cabang-cabang yang bergoyang dengan ketakutan. Langit dipenuhi dengan petir yang menyambar, mengejutkan langit malam dengan cahaya yang membelah kegelapan.Di tengah kekacauan alam ini, Pulau Persik Kecil menjadi medan pertempuran bagi elemen-elemen alam yang marah. Ombak besar dengan amarahnya memecah di tebing, memuntahkan semburan air yang menggulung dan menerjang dengan kekuatan yang menghancurkan.Guru Zhao Zeming melangkah dengan mantap di depan, melindungi wajahnya dari hembusan angin yang deras. Dia menoleh ke belakang, memandang Ho Xiuhuan dan Guang Mei-Yin yang berdiri dengan tegar di tengah hantaman angin yang liar."Kalian berdua harus tetap fokus dan mengendalikan tubuh dan pikiran kalian," kata Guru Zhao Zeming dengan suara yang terdengar lemah karena terbawa angin.Ho Xiuhu
Pagi itu, matahari terbit dengan lembut di langit cerah Pulau Persik Kecil, menyinari hutan lebat yang dipenuhi pepohonan hijau dan bunga-bunga berwarna cerah. Guru Zhao Zeming melangkah dengan langkah mantap di depan, sedangkan Ho Xiuhuan dan Guang Mei-Yin mengikuti di belakangnya dengan penuh kekaguman.Guru Zhao Zeming memandang ke sekitar dengan senyum lembut di bibirnya. "Ho Xiuhuan, Guang Mei-Yin, perhatikanlah keindahan yang mengelilingi kita," ujarnya dengan penuh kagum.Ho Xiuhuan, seorang pria muda dengan mata yang cerdas, melirik sekeliling dengan penuh kekaguman. "Guru, ini luar biasa. Hutan ini penuh dengan kehidupan dan keindahan yang tiada tara. Saya benar-benar terpesona."Guang Mei-Yin, seorang wanita bersemangat dengan rambut panjang yang terurai, menghela napas dalam. "Aroma segar dari laut yang dihembuskan angin membuat suasana ini semakin mempesona, Guru. Saya tidak sabar untuk mengetahui apa yang menanti kita di depan sana."Guru Zhao Zeming tersenyum bijaksana.
Ho Xiuhuan dan Guang Mei-Yin melanjutkan perjalanan mereka dengan semangat yang membara dan tekad yang kuat. Mereka saling melengkapi dan mendukung satu sama lain dalam setiap langkah yang mereka ambil, sambil terus belajar dan mengasah keterampilan bela diri mereka. Dengan kepercayaan dan persahabatan yang kokoh, mereka siap menghadapi setiap rintangan yang ada di depan mereka dan mencapai puncak kemampuan bela diri mereka.Saat Ho Xiuhuan dan Guang Mei-Yin berlatih di tepi danau di malam hari, mereka memperlihatkan keahlian bela diri mereka yang gesit dan lincah. Mereka berlatih dengan tekun, saling menginspirasi satu sama lain, dan mencoba berbagai gerakan baru. Cahaya bulan purnama memberikan atmosfer yang magis dan memperkuat semangat mereka.Ho Xiuhuan meloncat tinggi ke udara, melakukan serangkaian gerakan yang anggun. Ia mendarat dengan lembut, menyempurnakan tekniknya. "Konsentrasi pada pusat gravitasi, Ho Xiuhuan," ujar Guang Mei-Yin dengan lembut.Ho Xiuhuan mengangguk sera
Ho Xiuhuan, Guang Mei-Yin, dan Guru Zhao Zeming berada di Pulau Persik Kecil yang tenang dan damai. Mereka menemukan diri mereka di tengah-tengah pulau yang dipenuhi dengan keindahan alam. Di sekitar mereka, terdapat pohon-pohon persik yang sedang mekar dengan bunga-bunga yang indah.Guru Zhao Zeming memanfaatkan keadaan ini untuk mengajarkan mereka teknik-teknik bela diri yang lebih dalam sambil menjaga mereka agar pulih dari luka-luka mereka. Guru Zhao Zeming memanfaatkan keadaan di Pulau Persik Kecil dengan bijaksana. Ia mengatur latihan bela diri yang lebih dalam untuk Ho Xiuhuan dan Guang Mei-Yin, sambil tetap memperhatikan dan menjaga mereka agar pulih dari luka-luka mereka.Pagi-pagi buta, saat sinar matahari mulai menyinari pulau, Guru Zhao Zeming mengajak Ho Xiuhuan dan Guang Mei-Yin ke pusat latihan yang terletak di tengah hutan persik. Di antara pohon-pohon yang rindang, ada sebuah tempat latihan yang disusun dengan rapi dan dikelilingi oleh suasana alami yang menenangkan.
Setiap gerakan mereka dihadang dengan serangan yang ganas dan terorganisir. Jenderal Feng Zhui, dengan keahlian tempur yang menakutkan, terus mengejar Ho Xiuhuan, mengeluarkan serangan-serangan yang mematikan. Ho Xiuhuan dengan cermat menghindari setiap serangan itu, mempertahankan ketangkasannya dan menjaga hidupnya dengan susah payah.Namun, saat Ho Xiuhuan semakin terdesak, terjadi kejadian yang tak terduga. Guang Mei-Yin, yang selama ini menjadi sosok yang lembut dan anggun, berubah menjadi seorang pejuang yang luar biasa. Dengan keterampilan bela diri yang memukau, dia melawan musuh-musuh yang mendekatinya dengan kecepatan dan ketepatan yang tak tertandingi.Dalam sekejap, Guang Mei-Yin berhasil membuka jalan bagi saudara-saudaranya. Dia melawan pasukan pengkhianat dengan kemarahan yang membara, menghancurkan formasi musuh dengan gerakan yang elegan namun mematikan. Keberanian dan kekuatan yang dipancarkannya memberikan semangat baru bagi Ho Xiuhuan dan yang lainnya.Dengan tekad