Sementara itu Ho Xiuhuan, Guang Mei-Yin, Guang Chen Yuan, Guang Chen Xuan, Guang Xian Xie dan Gao Zu, semua murid Akademi Pulau Jianxing dari Sekte Funsan sudah sampai ke Istana Kekaisaran di Gunung Funsan. Mereka disambut oleh orang tua mereka masing-masing. Ho Xiuhuan yang baru saja di angkat menjadi anak oleh Guang Lien-Hua pun di sambut oleh ibu angkat barunya itu yang merupakan anak pertama dari Kaisar Xu itu. “Ho’er!” sapa lembut Guang Lien-Hua kepada Ho Xiuhuan sembari lengannya terbuka tanda menyambut anak angkatnya itu. “Iya Tuan Nona.” jawab pelan Ho Xiuhuan yang sepertinya masih canggung apabila bertemu dengan ibu angkatnya itu. “Ho’er jangan bilang begitu kepadaku, cukup panggil ibu saja.” timpal Guang Lien-Hua menjelaskan. “Kamu harus bisa membiasakan diri hidup di Istana Kekaisaran ini.” lanjutnya menekankan. “Ba-baik Ibu.” ucap Ho Xiuhuan pelan. . Awal pertemuan Ho Xiuhuan dan Guang Lien-Hua terjadi di tengah hutan dekat Sekte Funsan, dimana saat itu Ho Xiuhuan y
“Maaf Adik kelima, ini hanya kayak dan anak angkat ku saja yang berangkat, kamu mungkin mempunyai tugas lain yang akan diberikan oleh kaisar.” ucap lembut Guang Lien-Hua yang menolak dengan halus permintaan dari Guang Mei-Yin.“Baiklah.” timpal Guang Mei-Yin dengan perasaan yang kecewa.“Maaf adik kelima, bukannya aku tidak mau membawamu untuk ikut denganku, tetapi ada hal yang aku lakukan bersama anak angkatku.” gumam Guang Lien-Hua.Akhirnya Guang Lien-Hua dan Ho Xiuhuan pergi meninggalkan Istana Kekaisaran Xu untuk pergi ke barat jauh.“Ibu, mengapa tadi ibu mengatakan kepada kaisar Xu kalau kita ingin pergi ke Desa Niujie, padahal kita ‘kan akan pergi ke Sekte Wutang.” jelas Ho Xiuhuan yang merasa keheranan kenapa Guang Lien-Hua harus berbohong kepada Kaisar Xu.“Nanti kamu akan mengerti setelah sampai disana Ho’er.” jawab Guang Lien-Hua singkat.Guang Lien-Hua dan Ho Xiuhuan dikawal oleh beberapa Prajurit yang akan mengawal mereka berdua dalam melakukan perjalanan.Semua kuda sud
“Ibu! Apa yang ibu lakukan!” Mendengar ibu angkatnya Guang Lien-Hua yang meneriaki gerombolan bandit itu, Ho Xiuhuan merasa terkejut dan langsung berseru sambil berbisik menanyakan kepada ibunya.“Tenang Ho’er, aku melihat ada keanehan dengan apa yang mereka bawa.” jelas Guang Lien-Huan.Seketika gerombolan bandit itu menghentikan lajunya, karena mereka tahu teriakan dari wanita yang tadi melewati mereka, ditujukan kepada mereka.“Nona cantik!” sahut pria beralis tebal yang berada di depan gerombolan bandit yang sepertinya ia adalah ketuanya.“Kalau aku tidak salah dengar sepertinya anda tadi meneriaki kami!?” lanjut pria beralis tebal itu bertanya kepada Guang Lien_Hua.“Iya! Aku meneriaki anda dan teman-teman anda yang lainnya.” jawab Guang Lien-Hua.“Maafkan apabila teriakanku tadi terdengar tidak sopan! Tuan.” lanjutnya yang kali ini meminta maaf atas sikapnya yang tidak sopan.“Ha ha ha ha! Tidak masalah.” timpal pria beralis tebal itu.“Namaku Zhang Lee!” lanjutnya, kali ini me
“Aku sudah kenyang terima kasih. Sekarang kalian bisa meninggalkanku!”Setelah menghabiskan makanan yang dibelikan oleh Guang Lien-Hua, tiba-tiba anak perempuan karung itu menyuruh dengan kasar kepada Guang Lien-Hua beserta yang lainnya untuk pergi meninggalkannya."A-apa maksudmu dengan berkata seperti itu?" tanya Guang Lien-Hua yang terkejut ketika mendengar ucapan dari anak perempuan karung itu."Aku bisa mengurus diriku sendiri disini! kalian tidak perlu repot-repot untuk membantuku lagi!" ucap anak perempuan karung itu tegas.Mendengar hal itu Guang Lien-Hua tidak mau terbawa emosi, ia lalu mengambil nafas panjang dan berusaha untuk tenang, agar bisa menghadapi anak perempuan karung ini dengan baik."Baiklah, kami tidak akan mengganggu kamu, tapi izinkan aku untuk mengetahui namamu dulu." ucap lembut Guang Lien-Hua berusaha untuk mencairkan suasana."Chyou Zhi!" jawab anak perempuan karung itu singkat dan jelas, "Sudah kalian semua pergi saja dari tempat ini!" usir Chyou Zhi samb
“Aku tidak melihat para bandit yang biasanya makan disini Tuan.” jawab pelayan dengan sopan kepada pria berjanggut, “Tetapi, tadi siang ada seorang wanita berbaju merah yang bersama dengan satu orang anak laki-laki dan satu orang anak perempuan, mereka makan disini.” lanjutnya menjelaskan.Pria berjanggut itu terdiam, “Hemm, kemarin aku melihat seorang wanita berbaju merah dengan anak laki-laki yang sedang makan malam di tempat penginapanku berada … .” gumamnya sambil berusaha mengingat kejadian kemarin malam, “Apakah anak perempuan yang tadi makan disini bersama wanita berbaju merah itu adalah anakku yah? … .” lanjutnya bergumam.“Pelayan! Coba sebutkan bagaimana ciri-ciri anak perempuan yang tadi makan bersama wanita berbaju merah itu!?” tanya pria berjanggut itu menyelidik.“Anak perempuan itu terlihat makannya sangat rakus sekali, wajahnya sangat dekil, pakaiannya lusuh.” jawab pelayan itu sangat yakin, lalu ia dengan berani mendekatkan wajahnya kepada pria berjanggut, “Dan yang p
"Nona Ling! Aku masih memberikan kesempatan dengan memakai cara yang lembut dan sopan agar kamu terbuka hatinya dan mengembalikan anakku kembali." ucap Bao Zang sembari menahan rasa amarahnya."Kenapa aku meminta kepadamu dengan cara yang sopan? Karena aku tahu kamu Nona Ling ini pasti adalah wanita yang terhormat! Kamu mungkin menemukan anak perempuanku yang tersesat di hutan atau kamu menyelamatkan anakku yang sedang diculik oleh segerombolan penjahat, iya 'kan?" terang Bao Zang kembali."Oleh karena itu aku minta secara baik-baik kamu kembalikan anak perempuan ku." pinta Bao Zang sembari menangkupkan kedua telapak tangannya."Yu'er ayo anakku ikut dengan Bapak kembali ke rumah." Kali ini wajah Bao Zang mengarah kepada Chyou Zhi dengan cara memelas dan memberikan tatapan penuh harap."Tuan Bao! Pertama, kamu salah menyebut nama anak perempuan ini dan benar aku mendapatkan anak ini dari gerombolan bandit Lee. Kedua, aku sudah banyak mengenal pria penjahat macam kamu yang bisa berpura
Bao Zang memberhentikan laju kudanya setelah mendengar teriakan dari Zhang Lee yang memanggil dirinya, "Tuan Lee! Apa kamu mau merampok aku dan anak buahku!" teriaknya dengan senyum tipisnya.Namun sapaan dari Zhang Lee telah menjadi kata terakhirnya untuk hidup di dunia. Bao Zang beserta anak buahnya tanpa basi-basi langsung menghabisi Zhang Lee beserta saudaranya yang lain Zhao Lee dan Zhuting Lee. Gerombolan Bandit Lee pun yang terkenal sangat lihai dan cepat, saat ini hanya tinggal nama.…Sementara itu, setelah beberapa hari berlalu akhirnya Guang Lien-Hua beserta rombongan sampai di Desa Niujie, mereka saat ini sedang berada di sebuah penginapan.Keesokan pagi harinya Guang Lien-Hua memanggil para prajuritnya untuk mengikutinya sampai masuk ke dalam sebuah hutan di Desa Niujie."Tugas kalian untuk mengawal aku dan anakku Ho Xiuhuan telah selesai!" ucap Guang Lien-Hua tegas kepada semua para Prajurit pengawalnya, sembari memberhentikan laju kudanya, "Kalian semua aku perintahka
"Prajurit pengawal sudah aku perintahkan untuk pulang ke Istana Kaisar Gunung Funsan," Guang Lien-Hua lalu mengambil sisa-sisa perlengkapannya untuk disimpan, "Ayo cepat kalian berdua naik ke kuda setelah selesai berkemas."Tidak lama kemudian Guang Lien-Hua, Ho Xiuhuan dan Chyou Zhi berangkat untuk pergi ke Gunung Wutang, mereka berangkat sesuai dengan rencana dari Guang Lien-Hua yaitu untuk mengunjungi Sekte Wutang.Desa Niujie berada di bawah Gunung Wutang, oleh karena itu perjalanan mereka untuk sampai ke Sekte Wutang seharusnya tidak membutuhkan waktu yang lama.Tak beberapa lama berjalan Ho Xiuhuan dan Chyou Zhi sepertinya sudah bisa melihat dan merasakan pemandangan yang indah dari Gunung Wutang yang tepat berada di hadapan mereka. Mereka sebelumnya sudah melewati hutan dengan pepohonan yang langka dan jarang mereka lihat dari hutan-hutan lain yang pernah mereka lihat sebelumnya, mereka juga melihat berbagai jenis hewan yang jarang dilihat di hutan.Ketika mereka mulai naik ke
Ho Xiuhuan melangkah dengan hati-hati, rasa tegang memenuhi setiap serat tubuhnya. Matanya memelototi setiap sudut hutan yang mengelilinginya, mencari tanda-tanda kehadiran yang misterius. "Ada sesuatu yang besar di sini, Guang Mei-Yin," bisiknya dengan penuh kehati-hatian.Guang Mei-Yin memegang erat pedangnya, matanya berbinar-binar ketika ia mendengar kata-kata Ho Xiuhuan. "Ayahku dan saudara-saudaraku, mereka ada di sekitar hutan ini," katanya dengan suara bergetar, penuh keingintahuan dan kegembiraan.Perlahan, mereka melangkah lebih dalam ke dalam hutan yang mempesona ini. Daun-daun pepohonan mengelus lembut wajah mereka saat angin berhembus perlahan, menciptakan aura misterius di sekitar mereka. Cahaya matahari yang menembus celah-celah daun menciptakan bayangan-bayangan yang menakutkan, membuat perjalanan mereka semakin menegangkan."Apakah kau merasa energi yang kuat di sekitar kita, Ho Xiuhuan?" Mei-Yin bertanya sambil menarik napas dalam-dalam. "Aku yakin kita semakin dekat
Guang Mei-Yin dan Ho Xiuhuan berada di depan sebuah danau yang tenang. Di tengah danau terdapat pulau kecil dengan pohon-pohon yang tinggi dan rimbun. Mereka menyadari bahwa ujian kedua mereka adalah untuk mencapai pulau itu tanpa menggunakan perahu atau jembatan yang terlihat. Mereka melihat batu-batu yang tersusun rapi di sepanjang tepi danau. Mereka harus menjaga keseimbangan dan ketepatan gerakan untuk mencapai pulau tersebut. Ujian ini mengajarkan mereka tentang kepercayaan pada diri sendiri dan kemampuan untuk menghadapi tantangan fisik yang tak terduga.Ho Xiuhuan dan Guang Mei-Yin melompat dengan penuh keahlian dari batu ke batu di sepanjang tepi danau. Namun, tiba-tiba sebuah angin kencang menerpa mereka, mengganggu keseimbangan mereka. Batu-batu yang biasanya stabil menjadi licin dan bergerak-gerak. Angin kencang menerpa tubuh mereka dengan keras, menggoyangkan langkah dan mengancam untuk mendorong mereka ke dalam danau yang dalam. Ho Xiuhuan dan Guang Mei-Yin saling berp
Mei-Yin dan Ho Xiuhuan berdiri di persimpangan tiga jalan yang misterius, pandangan mereka terhenti pada kabut tebal yang menyelimuti setiap arah yang mereka hadapi. Hatinya berdebar kencang di dadanya, mereka merasakan kekuatan magis yang mengisi udara di sekitar mereka.Mei-Yin merapatkan langkahnya ke samping Ho Xiuhuan, matanya memancarkan tekad yang tak tergoyahkan. "Kabut ini menghalangi kita, tapi aku merasa ada petunjuk yang tersembunyi di dalamnya," bisiknya dengan penuh keyakinan.Ho Xiuhuan mengangguk setuju, tatapannya terfokus ke arah pertama jalan. Dalam keheningan, mereka melangkah maju dengan perlahan, mencoba merasakan aura yang tersembunyi di balik kabut yang pekat.Kabut menyelinap di sekitar mereka, menyembunyikan setiap detail dan mendorong mereka untuk bergantung pada naluri mereka. Langkah Mei-Yin dan Ho Xiuhuan bergerak seiring, indera mereka menjadi lebih tajam saat mereka memperhatikan setiap getaran energi yang muncul.Namun, setelah beberapa langkah, mereka
Setelah melalui perjalanan yang panjang, Ho Xiuhuan dan Guang Mei-Yin akhirnya tiba kembali di tempat yang dulu mereka anggap sebagai Istana Kaisar Xu, tetapi mereka terkejut mengetahui bahwa keadaan telah berubah drastis. Istana Kaisar Xu telah ditinggalkan dan Kaisar Feng, yang dulu dikenal sebagai Jenderal Feng Zhui, telah mengambil alih kekuasaan dan menjadi penguasa baru. Guang Mei-Yin berdiri di tepi danau yang jernih, wajahnya yang pucat tercermin dalam air tenang. Angin sepoi-sepoi menerpa rambutnya yang panjang dan melambai-lambai di sekelilingnya. Dia menggenggam kalung perak yang diberikan oleh ibunya, satu-satunya kenang-kenangan yang ia miliki dari Ayahnya."Dalam kegelapan yang menyelimuti hatiku, Ayah, di mana kau berada?" gumam Mei-Yin dengan suara perlahan, tetapi penuh dengan kepedihan. "Aku tidak tahu apa yang terjadi padamu, dan aku juga tidak tahu keberadaan saudara-saudaraku, Chen Xuan dan Chen Yuan. Feng Zhui telah menggulingkan Ayah dari takhta, dan dunia yan
Pada suatu malam yang gelap, Pulau Persik Kecil diguncang oleh badai yang hebat. Angin kencang dengan kekuatan yang mengerikan menerbangkan daun-daun pohon ke udara, menciptakan tarian liar di antara cabang-cabang yang bergoyang dengan ketakutan. Langit dipenuhi dengan petir yang menyambar, mengejutkan langit malam dengan cahaya yang membelah kegelapan.Di tengah kekacauan alam ini, Pulau Persik Kecil menjadi medan pertempuran bagi elemen-elemen alam yang marah. Ombak besar dengan amarahnya memecah di tebing, memuntahkan semburan air yang menggulung dan menerjang dengan kekuatan yang menghancurkan.Guru Zhao Zeming melangkah dengan mantap di depan, melindungi wajahnya dari hembusan angin yang deras. Dia menoleh ke belakang, memandang Ho Xiuhuan dan Guang Mei-Yin yang berdiri dengan tegar di tengah hantaman angin yang liar."Kalian berdua harus tetap fokus dan mengendalikan tubuh dan pikiran kalian," kata Guru Zhao Zeming dengan suara yang terdengar lemah karena terbawa angin.Ho Xiuhu
Pagi itu, matahari terbit dengan lembut di langit cerah Pulau Persik Kecil, menyinari hutan lebat yang dipenuhi pepohonan hijau dan bunga-bunga berwarna cerah. Guru Zhao Zeming melangkah dengan langkah mantap di depan, sedangkan Ho Xiuhuan dan Guang Mei-Yin mengikuti di belakangnya dengan penuh kekaguman.Guru Zhao Zeming memandang ke sekitar dengan senyum lembut di bibirnya. "Ho Xiuhuan, Guang Mei-Yin, perhatikanlah keindahan yang mengelilingi kita," ujarnya dengan penuh kagum.Ho Xiuhuan, seorang pria muda dengan mata yang cerdas, melirik sekeliling dengan penuh kekaguman. "Guru, ini luar biasa. Hutan ini penuh dengan kehidupan dan keindahan yang tiada tara. Saya benar-benar terpesona."Guang Mei-Yin, seorang wanita bersemangat dengan rambut panjang yang terurai, menghela napas dalam. "Aroma segar dari laut yang dihembuskan angin membuat suasana ini semakin mempesona, Guru. Saya tidak sabar untuk mengetahui apa yang menanti kita di depan sana."Guru Zhao Zeming tersenyum bijaksana.
Ho Xiuhuan dan Guang Mei-Yin melanjutkan perjalanan mereka dengan semangat yang membara dan tekad yang kuat. Mereka saling melengkapi dan mendukung satu sama lain dalam setiap langkah yang mereka ambil, sambil terus belajar dan mengasah keterampilan bela diri mereka. Dengan kepercayaan dan persahabatan yang kokoh, mereka siap menghadapi setiap rintangan yang ada di depan mereka dan mencapai puncak kemampuan bela diri mereka.Saat Ho Xiuhuan dan Guang Mei-Yin berlatih di tepi danau di malam hari, mereka memperlihatkan keahlian bela diri mereka yang gesit dan lincah. Mereka berlatih dengan tekun, saling menginspirasi satu sama lain, dan mencoba berbagai gerakan baru. Cahaya bulan purnama memberikan atmosfer yang magis dan memperkuat semangat mereka.Ho Xiuhuan meloncat tinggi ke udara, melakukan serangkaian gerakan yang anggun. Ia mendarat dengan lembut, menyempurnakan tekniknya. "Konsentrasi pada pusat gravitasi, Ho Xiuhuan," ujar Guang Mei-Yin dengan lembut.Ho Xiuhuan mengangguk sera
Ho Xiuhuan, Guang Mei-Yin, dan Guru Zhao Zeming berada di Pulau Persik Kecil yang tenang dan damai. Mereka menemukan diri mereka di tengah-tengah pulau yang dipenuhi dengan keindahan alam. Di sekitar mereka, terdapat pohon-pohon persik yang sedang mekar dengan bunga-bunga yang indah.Guru Zhao Zeming memanfaatkan keadaan ini untuk mengajarkan mereka teknik-teknik bela diri yang lebih dalam sambil menjaga mereka agar pulih dari luka-luka mereka. Guru Zhao Zeming memanfaatkan keadaan di Pulau Persik Kecil dengan bijaksana. Ia mengatur latihan bela diri yang lebih dalam untuk Ho Xiuhuan dan Guang Mei-Yin, sambil tetap memperhatikan dan menjaga mereka agar pulih dari luka-luka mereka.Pagi-pagi buta, saat sinar matahari mulai menyinari pulau, Guru Zhao Zeming mengajak Ho Xiuhuan dan Guang Mei-Yin ke pusat latihan yang terletak di tengah hutan persik. Di antara pohon-pohon yang rindang, ada sebuah tempat latihan yang disusun dengan rapi dan dikelilingi oleh suasana alami yang menenangkan.
Setiap gerakan mereka dihadang dengan serangan yang ganas dan terorganisir. Jenderal Feng Zhui, dengan keahlian tempur yang menakutkan, terus mengejar Ho Xiuhuan, mengeluarkan serangan-serangan yang mematikan. Ho Xiuhuan dengan cermat menghindari setiap serangan itu, mempertahankan ketangkasannya dan menjaga hidupnya dengan susah payah.Namun, saat Ho Xiuhuan semakin terdesak, terjadi kejadian yang tak terduga. Guang Mei-Yin, yang selama ini menjadi sosok yang lembut dan anggun, berubah menjadi seorang pejuang yang luar biasa. Dengan keterampilan bela diri yang memukau, dia melawan musuh-musuh yang mendekatinya dengan kecepatan dan ketepatan yang tak tertandingi.Dalam sekejap, Guang Mei-Yin berhasil membuka jalan bagi saudara-saudaranya. Dia melawan pasukan pengkhianat dengan kemarahan yang membara, menghancurkan formasi musuh dengan gerakan yang elegan namun mematikan. Keberanian dan kekuatan yang dipancarkannya memberikan semangat baru bagi Ho Xiuhuan dan yang lainnya.Dengan tekad