Dahulu kala, suku-suku di wilayah salju terlarang hanya ada satu kepemimpin atau kepala suku dan di sebut sebagai Suku Salju. Tetapi, seiring dengan berjalannya waktu, Mereka terpecah belah menjadi lima suku besar dan ratusan suku-suku kecil. Kepala Suku besar selalu berkonflik untuk membuat Suku Salju seperti dahulu. Tetapi, Mereka tidak kunjung menemukan titik temu karena masing-masing kepala suku ingin menjadi Penguasa Suku Salju. Konflik itu menjadi semakin massif dan orang-orang dari masing-masing suku juga mulai melanggar aturan leluhur, terutama suku-suku kecil.Dalam lembaran kuno warisan leluhur, Penolong Bijak yang agung akan muncul untuk menyatukan kembali Suku Salju. Ciri-ciri dari Penolong yang agung itu merupakan seseorang dari luar Suku Salju dan memiliki keterampilan medis yang aneh. “Selain meminta keadilan, Aku akan memperkenalkanmu kepada kepala suku yang lainnya di Pengadilan Salju Abadi.” Ujar Lo Qin kepada Liu Shin.Pengadilan Salju Abadi merupakan sebuah tempa
Lo Qin menggerakkan tangannya dan seketika sebuah bangunan dari bongkahan es muncul ke permukaan. Dia kemudian menyuruh Liu Shin menyembuhkan Zi Lin di banguanan es itu di saksikan oleh kepala suku lainnya.Liu Shin mengangkat baju di perut Zi Lin membuat Kepala Suku lain menelan ludah. Dia kemudian menekan perut Zi Lin dengan telapak tangannya membuat Segel Pembasmi Naga untuk menghilangkan segel Iblis terlebih dahulu.“Lo Qin … apa yang Dia lakukan?” tanya Wie Bu.“Dia Tabib ajaib, sudah pasti menyembuhkan Zi Lin, Kita lihat saja apa yang bisa Tabib ajaib lakukan!” balas Lo Qin.Liu Shin berhasil menghilangkan segel iblis di perut Zi Lin. Tetapi, Zi Lin masih sangat lemah, menatap Liu Shin yang telah melakukan sesuatu hal kepada dirinya.“Apa Kamu berhasil menghilangkan sumber penyakitku itu?” tanyanya.“Aku sudah menghilangkannya tetapi ini hanya separuh jalan. Di dalam darahmu sudah mengalir darah Iblis, Aku harus menghilangkannya. Bisakah Kamu mendudukkan badanmu?”Zi Lin menurut
Sambil menunggu Kepala Suku-suku kecil, Liu Shin membuat sebuah arena pertarungan. Entah apa yang di lakukan oleh Liu Shin, Dia memotong beberapa gunungan es yang menjulang tinggi dan tajam ujungnya di sekitaran altar, menjadikannya sebuah dataran sebagai arena pertarungan.Kelima Kepala Suku dan orang-orang Mereka hanya menyaksikan apa yang Liu Shin lakukan. Liu Shin berpikir untuk melakukan pemilihan Penguasa Salju yang akan memimpin Suku Salju dengan cara melakukan sebuah pertarungan di arena, memilih siapa yang terhebat dan terkuat.Dia kemudian membuat formasi di dataran gunungan es agar arena pertarungan mampu bertahan dan tidak hancur meskipun dengan teknik dan jurus tingkat tinggi sekalipun. Meskipun kultivasi Liu Shin terbilang rendah, Dia mampu membuat formasi tingkat tinggi melapisi dan mengelilingi gunungan es yang telah Dia pangkas.“Tuan Penolong yang agung, apa yang Kamu ingin Kamu lakukan dengan memangkas gunungan es tersebut?” tanya Bong An setelah Liu Shin selesai me
Qun Ma dan lainnya membawa Liu Shin ke sebuah tempat yang berada di Pengadilan Salju Abadi. Di tempat itu terdapat lima buah tugu yang jika di tarik garis dari kelimanya akan membentuk sebuah gambaran bintang. Tugu tersebut di sebut sebagai tugu bintang.Qun Ma dan keempat Kepala Suku lainnya berdiri di atas masing-masing tugu, menapakkan telapak tangan di permukaan puncak tugu. Sebuah garis biru bercahaya keluar dari tugu, membentuk garis yang saling terhubung seperti sebuah bintang.Tak lama di tengah tugu muncul sebuah portal pintu bercahaya dari permukaan es. Liu Shin kemudian memasuki pintu itu dan Dia sampai di dunia lain kecil di mana ada sebuah Istana yang terbuat dari Es, sangat besar dan megah.Tanpa berlama-lama, Liu Shin memasuki Istana Bintang dan menjelajahi setiap ruangan yang ada di dalamnya. Di dalam Istana, tampak seperti sebuah labirin karena terdapat banyak ruangan.“Istana ini sangat luas dan besar. Apa tujuan Mereka memperlihatkannya padaku? Tidak ada apa-apa di
Liu Shin kembali menjelajahi wilayah salju terlarang. Setelah beberapa hari, Dia mendapati sebuah gua es dan beristirahat di dalamnya.Tidak berapa lama, Liu Shin mendengar suara desisan dari luar gua. Seekor ular es berwarna biru muda kembali dari suatu tempat dan gua itu ternyata merupakan sarang dari ular Es, membuat Liu Shin mengerutkan alisnya.“Sial … telur yang Aku makan ternyata telur ular itu. Apa Dia akan marah jika mengetahui Aku telah memakan telur miliknya?” gumam Liu Shin.Liu Shin mendapati sebuah telur di dalam gua sebelumnya. Dengan energi api naga, Liu Shin membakar telur itu sampai matang dan memakannya, tidak begitu peduli jika telur itu ada induknya.Mengetahui telurnya hilang, Ular es mengamuk menghancurkan apa yang ada di dalam gua, membuat gua itu sedikit bergemuruh. Liu Shin menelan ludah, bersembunyi di balik batu es.Bongkahan batu es tempat Liu Shin bersembunyi terhantam oleh ekor Ular es yang mengamuk. Ular itu melihat Liu Shin dan mulai menyerang Liu Shin
“Kulit Ular ini sangat keras, Aku tidak akan merusaknya, akan Aku buat pakaian nanti,” gumam Liu Shin.“Bola Api Naga.”BommmBommmBommmLiu Shin membombardir Ular es dengan bola api naga, tetapi bola api yang Liu Shin lesatkan meledak di tengah udara terkena cairan es putih dari mulut Ular es.Ular es membuka mulutnya sangat lebar, sebuah bola es terbentuk di tenggorokannya, membuat Liu Shin menelan ludahnya, “Sial … cairan putih esnya saja dapat membuat beku, bagaimana dengan bola es biru berukuran besar itu?” gumamnya.Liu Shin membuat formasi pelindung di dinding gua. Dia Khawatir jika gua itu runtuh akibat pertarungannya dengan Sang Ular.WussshhhBola es biru di lesatkan oleh Sang Ular dari mulutnya.“Pelindung Naga Api.”BammmLiu Shin berhasil menahan serangan bola es biru Sang Ular tetapi Liu Shin di buat tidak berdaya, terpental kembali puluhan meter mengenai dinding gua, memuntahkan banyak darah segar.“Energi apiku di buat habis olehnya, perlu banyak waktu untuk memulihka
Setelah membebaskan manusia es abadi dari balok es yang menahan Mereka, Liu Shin berpikir untuk berlatih terlebih dahulu di tempat itu.Liu Shin memilih salah satu Pemimpin manusia es abadi yang berbeda sendiri, memiliki dua tanduk berwarna biru. Liu Shin memberinya nama Fu Shan dan bawahannya Dia sebut sebagai Pasukan Salju Surgawi.Pasukan Salju Surgawi bersumpah setia kepada Liu Shin. Seperti yang di katakan Dewa Bintang yang menahan dan mengawetkan Mereka di lapisan atau balokan es, Seseorang yang dapat membebaskan Fu Shan dan lainnya merupakan Seseorang yang di takdirkan menjadi Tuan Mereka.“Fu Shan … kenapa Kalian di tahan di lapisan es dan seperti apa Dewa Bintang itu?” tanya Liu Shin.“Hamba tidak tahu alasannya, Tuan. Dewa Bintang dan Dewi Bintang merupakan Penguasa Dunia Bintang,” balas Fu Shan.Liu Shin menggaruk kepalanya yang tidak gatal, “Dunia ini semakin bertambah lebih luas saja dari yang Aku bayangkan. Aku tidak mau memikirkannya, biarkan takdir membawaku melangkah
Liu Shin mendapati Bing Susie sudah tidak ada di Sekte Lonceng Agung. Bing Susie telah di bawa oleh seseorang dari Klan Peri. Liu Shin berpamitan untuk kembali ke Kota Naga Langit.“Apa Kamu tidak akan menginap terlebih dahulu di sini?” tanya Biksu Yao.“Maaf Biksu Yao … Aku akan kembali ke Kota Naga Langit. Biksu … bisakah Aku menggunakan lonceng ini kembali nanti?” tanya Liu Shin, “Aku baru pertama kali menggunakan portal ruang dimensi dan ini sangat membuatku takjub,” lanjutnya.“Aku akan memikirkannya,” jawab Biksu Yao.“Tidak perlu berpikir … Aku akan mengadukamu ke Biksu Suci Shao jika tidak membolehkannya.” ancam Liu Shin.Biksu Yao menelan ludahnya, murid dari Kuil Lonceng Suci saja tidak terjamah olehnya bagaimana jika Dia berurusan dengan Biksu Shao. “Apa Kamu mengenal Biksu Suci Shao?”“Aku mengenalnya, Dia rekan Kakekku dari Klan Hantu, Bei Wang.”Biksu Yao menjadi berkeringat dingin, Dia mendengar kehebatan Bei Wang dan Klan Hantu yang dapat di sandingkan dengan Kuil Lonc
Ribuan tahun yang lalu, benua malaya disebut sebagai kerajaan kuno selatan. Wilayah kekuasaannya mencakup seluruh benua malaya. Kerajaan kuno selatan itulah yang terus berperang dengan benua tianlang maupun benua taishan untuk memperluas wilayah kekuasaan.Seiring dengan berjalannya waktu, perang saudara terus menerus terjadi di kerajaan kuno selatan. Kerajaan kuno selatan mulai terlupakan dan berubah nama menjadi benua malaya dengan banyak kerajaan besar maupun kecil yang berdiri tegak.Kerajaan-kerajaan di benua malaya itu tidak ubahnya seperti sekte yang memiliki aliran hitam dan putih, yaitu baik dan jahat.Si Mata Merah mengumpulkan kerajaan-kerajaan yang jahat di bawah kepemimpinan kerajaan wirasena. Dia berniat kembali menjadikan benua malaya menjadi kerajaan kuno selatan.Dalam menggapai keinginannya itu, Si Mata Merah dimanfaatkan oleh Cheng Gu, seseorang dari klan penyihir yang sempat dihabisi oleh Liu Shin.Cheng Gu menjanjikan Si Mata Merah kekuatan dahsyat sehingga mampu
Liu Shin menyimpan kristal kehidupan di cincin ruang dimensinya. Dia memikirkan cara bagaimana bisa naik ke atas gumpalan awan gunung brawijaya.“Saudaraku, apa kamu sanggup menghindari petir hitam?” tanya Liu Shin.“Meskipun harus mati, aku akan mencobanya demi adikku,” balas Surya Kelana.“Lebih baik kita menghindar terlebih dahulu dari hujan petir hitam. Kita pikirkan cara terlebih dahulu bagaimana bisa sampai ke gunung brawijaya.”“Baiklah.”Liu Shin dan Surya Kelana kemudian menjauh dari jangkauan petir hitam di atas permukaan air laut.Liu Shin melihat Surya Kelana duduk dengan posisi lotus diatas permukaan air laut dan memejamkan matanya. “Saudaraku, apa yang kamu lakukan?” tanya Liu Shin.“Aku sedang membaca beberapa kitab, siapa tahu ada yang berguna,” balas Surya Kelana.Liu Shin menyipitkan matanya. “Apa maksudmu? Aku hanya melihatmu duduk bersila tanpa melakukan apapun. Kamu juga tidak mengenakan cincin ruang dimensi sebagai tempat penyimpanan kitabmu.”“Aku tidak membutuh
“Saudaraku, lekas menjauh dari sini dan menghindar dari jangkauan hujan petir!” perintah Liu Shin kepada Surya Kelana. “Aku akan membantumu,” ujar Surya Kelana. “Ini sangat berbahaya, biarkan aku menghadapinya seorang diri,” balas Liu Shin. Liu Shin menyadari jika area untuk memasuki gunung brawijaya sangat sukar untuk ditembus. Mau tidak mau dia harus melawan kepiting raksasa dan membinasakannya. Kepiting raksasa tidak akan membiarkan seorangpun mencapai gunung brawijaya di wilayah kekuasaannya di permukaan air laut. Sementara itu, awan yang sangat besar tempat keberadaan gunung brawijaya bergemuruh sangat keras dan terus menghujani Liu Shin dan Surya Kelana dengan petir hitam. Dari pengamatan Liu Shin, gunung brawijaya menolak siapapun yang akan memasukinya dengan formasi ataupun fenomena alam yang ada disekitarnya. “Dua orang akan lebih mudah menghadapinya, aku bisa mengalihkan perhatiannya,” Surya Kelana memaksa untuk ikut menghadapi kepiting raksasa. “Baiklah,” balas Liu S
"Hmmm ... gunung brawijaya? gunung itu sangat sulit ditemukan," balas manager paviliun."Berapa harga yang harus kami bayar?" tanya Liu Shin."Ini bukan masalah harga, paviliun kami juga kekurangan informasi tentangnya.""Lalu, informasi apa yang paviliun ketahui? Aku akan membayarnya dengan harga yang pantas," balas Liu Shin kemudian mengambil ribuan koin emas dan meletakkannya di atas meja dihadapan manager paviliun."Anak muda ... masukkan kembali uangmu! Bagaimana jika kita saling bertukar informasi? Kamu tidak perlu membayarnya."Liu Shin mengerutkan alis. "Apa maksudmu?""Gunung brawijaya merupakan tempat paling mengerikan di benua ini, sangat mustahil dimasuki manusia biasa. Hanya orang-orang dengan kekuatan layaknya dewa yang bisa memasukinya. Jika kamu berhasil memasukinya, aku ingin kamu memberikan informasi tentang apa saja yang ada di gunung tersebut. Bagaimana menurutmu?""Baiklah kalau begitu, aku akan kembali ke tempat ini setelah urusanku selesai di gunung brawijaya,"
Setelah cukup lama bertarung, Liu Shin akhirnya bisa melumpuhkan Cheng Gu. Liu Shin memaksa Cheng Gu untuk memberikan informasi padanya, tapi Cheng Gu tidak mau mengakui apapun. Liu Shinpun akhirnya membunuh Cheng Gu. Liu Shin melanjutkan perjalanannya di wilayah kekuasaan kerajaan wirasena untuk mencari gunung brawijaya. Dia mencari informasi selama beberapa hari di kota ataupun desa namun tidak kunjung juga mengetahui dimana letak keberadaan gunung brawijaya. “Kemana aku bisa menemukan keberadaan gunung brawijaya? Sial, aku lupa bertanya letak gunung brawijaya kepada pendekar buta.” Liu Shin terlihat frustasi kerena tidak menemukan keberadaannya. Saat Liu Shin sedang melesat terbang, dia melihat pemuda yang sedang di keroyok oleh dua orang. Liu Shin mengamati pertarungan yang tidak seimbang tersebut. Setelah memastikan pemuda yang sedang dikeroyok tidak bersalah, Liu Shinpun akhirnya membantunya. “Saudara, biarkan aku menolongmu,” ujar Liu Shin mengagetkan pemuda yang sedang di
“Anak muda, kamu benar-benar arogan.” Wusss Orang itu melesat turun ke tanah untuk menyerang Liu Shin. “Tinju Macan Api.” Bummmm Liu Shin berhasil menghindar dari serangan orang itu. Serangan tinju orang itu sangat dahsyat mengenai tanah, membuat tanah menjadi sebuah kawah yang sangat besar. “Orang ini begitu kuat, aku harus waspada,” gumam Liu Shin. “Kembalilah ke kerajaan manggala atau aku akan membunuhmu.” Orang misterius itu kembali mengancam Liu Shin. “Aku tidak akan kembali sampai aku menemukan Si Mata Merah,” jawab Liu Shin. “Jadi, kamu mencari Si Mata Merah? Langkahi dulu mayatku,” ujar orang misterius tersebut. “Siapa kamu?” tanya Liu Shin. “Karena kamu akan mati, aku akan menjawab pertanyaanmu. Aku Cheng Gu dari klan penyihir dunia atas.” “Jadi, kamu adalah seseorang yang memburu Ratu Siluman Rubah? Kenapa kamu melindungi kerajaan wirasena dan apa hubunganmu dengan Si Mata Merah?” “Itu tidak ada urusannya denganmu,” jawab Cheng Gu. Pertempuran sengitpun terjadi
Setelah selesai makan di kedai arak, Liu Shinpun pergi dari kota kalageni untuk melanjutkan perjalanan menuju kerajaan wirasena. Dalam perjalanannya, Liu Shin melihat puluhan petapa suci melesat terbang dengan sangat cepat menuju ke arah timur. “Mau kemana orang-orang tersebut?” gumam Liu Shin. Liu Shin yang penasaran mengikuti petapa-petapa suci itu. Para Petapa ternyata menuju ke sebuah lembah yang bernama lembah hitam. Di lembah itu, sudah berkumpul sekitar ratusan petapa suci lainnya. Liu Shin bersembunyi di dahan sebuah pohon dan mengamati Para Petapa. Para Petapa terlihat berkumpul di depan sebuah pintu portal yang ada di lembah itu. Tidak lama kemudian, pintu portal terbuka dan petapa-petapa itu memasuki pintu. “Ada apa di balik pintu portal itu? Aku ikuti saja mereka.” Liu Shin mengikuti petapa-petapa suci masuk ke sebuah portal. Portal itu membawa Liu Shin menuju ke sebuah tempat yang tampak seperti labirin. “Apa yang sesungguhnya mereka cari di tempat seperti ini?” Tr
“Tunggu anak muda! Apa kamu yakin bisa mengalahkan Si Mata Merah?”“Sejujurnya, aku mungkin belum mampu mengalahkannya, oleh karenanya istriku berhasil dibawa kabur oleh Si Mata Merah ke benua ini. Namun, aku tidak ingin berlama-lama karena kedua istriku mungkin dalam bahaya,” balas Liu Shin.“Kalau begitu, aku akan mengajarimu sedikit cara bagaimana mengalahkannya. Aku sudah sangat hafal dengan jurus dan tekniknya. Apa kamu tertarik? Aku juga sudah lama menyimpan dendam dengannya dan ingin membunuhnya.”“Baiklah kalau tuan pendekar buta bersedia,” jawab Liu Shin.“Tutup matamu!” perintah Pendekar Buta.Kekuatan Si Mata Merah sangat mengerikkan. Hanya dengan menatap matanya, seseorang akan menjadi patung. Oleh karenanya, Pendekar Buta bermaksud mengajari Liu Shin bagaimana cara bertarung menggunakan insting dan pendengarannya.Liu Shin tanpa ragu menutup matanya. Mereka lalu berlatih tanding tanpa penglihatan, membuat Liu Shin selalu terkena pukulan tongkat sakti milik Si Pendekar Bu
Ribuan tahun yang lalu, benua tianlang, taishan dan malaya saling perperang untuk melebarkan kekuasaan mereka. Mereka berhenti berperang karena masing-masing dari mereka mengalami kerugian yang sangat besar.Benua malaya kembali mulai menampakkan diri, menyerang benua tianlang, dipimpin oleh seseorang dengan julukan Si Mata Merah di pesisir pantai wilayah kekaisaran Han.Kekuatan dari orang-orang benua malaya sangatlah hebat. Pasukan serigala malam yang melawan mereka bahkan banyak yang mengalami kematian. Si Mata Merah juga berhasil menculik Qing Yuqie dan Bing Susie tanpa bisa dicegah oleh Liu Shin dan pasukan serigala malamnya.“Zhu Lao, Sie Gong, Gao Lang, Fu Shen … aku akan pergi sendiri ke benua selatan untuk mencari Qing Yuqie dan Bing Susie. Kalian tetaplah disini dan jaga benua Tianlang, aku baru menyadari bahwa dunia tempatku tinggal ini ternyata sangat luas,” ucap Liu Shin.“Baik tuan … hati-hatilah menghadapi Si Mata Merah,” balas Zhu Lao.Liu Shin menuju ke benua selatan