“Kulit Ular ini sangat keras, Aku tidak akan merusaknya, akan Aku buat pakaian nanti,” gumam Liu Shin.“Bola Api Naga.”BommmBommmBommmLiu Shin membombardir Ular es dengan bola api naga, tetapi bola api yang Liu Shin lesatkan meledak di tengah udara terkena cairan es putih dari mulut Ular es.Ular es membuka mulutnya sangat lebar, sebuah bola es terbentuk di tenggorokannya, membuat Liu Shin menelan ludahnya, “Sial … cairan putih esnya saja dapat membuat beku, bagaimana dengan bola es biru berukuran besar itu?” gumamnya.Liu Shin membuat formasi pelindung di dinding gua. Dia Khawatir jika gua itu runtuh akibat pertarungannya dengan Sang Ular.WussshhhBola es biru di lesatkan oleh Sang Ular dari mulutnya.“Pelindung Naga Api.”BammmLiu Shin berhasil menahan serangan bola es biru Sang Ular tetapi Liu Shin di buat tidak berdaya, terpental kembali puluhan meter mengenai dinding gua, memuntahkan banyak darah segar.“Energi apiku di buat habis olehnya, perlu banyak waktu untuk memulihka
Setelah membebaskan manusia es abadi dari balok es yang menahan Mereka, Liu Shin berpikir untuk berlatih terlebih dahulu di tempat itu.Liu Shin memilih salah satu Pemimpin manusia es abadi yang berbeda sendiri, memiliki dua tanduk berwarna biru. Liu Shin memberinya nama Fu Shan dan bawahannya Dia sebut sebagai Pasukan Salju Surgawi.Pasukan Salju Surgawi bersumpah setia kepada Liu Shin. Seperti yang di katakan Dewa Bintang yang menahan dan mengawetkan Mereka di lapisan atau balokan es, Seseorang yang dapat membebaskan Fu Shan dan lainnya merupakan Seseorang yang di takdirkan menjadi Tuan Mereka.“Fu Shan … kenapa Kalian di tahan di lapisan es dan seperti apa Dewa Bintang itu?” tanya Liu Shin.“Hamba tidak tahu alasannya, Tuan. Dewa Bintang dan Dewi Bintang merupakan Penguasa Dunia Bintang,” balas Fu Shan.Liu Shin menggaruk kepalanya yang tidak gatal, “Dunia ini semakin bertambah lebih luas saja dari yang Aku bayangkan. Aku tidak mau memikirkannya, biarkan takdir membawaku melangkah
Liu Shin mendapati Bing Susie sudah tidak ada di Sekte Lonceng Agung. Bing Susie telah di bawa oleh seseorang dari Klan Peri. Liu Shin berpamitan untuk kembali ke Kota Naga Langit.“Apa Kamu tidak akan menginap terlebih dahulu di sini?” tanya Biksu Yao.“Maaf Biksu Yao … Aku akan kembali ke Kota Naga Langit. Biksu … bisakah Aku menggunakan lonceng ini kembali nanti?” tanya Liu Shin, “Aku baru pertama kali menggunakan portal ruang dimensi dan ini sangat membuatku takjub,” lanjutnya.“Aku akan memikirkannya,” jawab Biksu Yao.“Tidak perlu berpikir … Aku akan mengadukamu ke Biksu Suci Shao jika tidak membolehkannya.” ancam Liu Shin.Biksu Yao menelan ludahnya, murid dari Kuil Lonceng Suci saja tidak terjamah olehnya bagaimana jika Dia berurusan dengan Biksu Shao. “Apa Kamu mengenal Biksu Suci Shao?”“Aku mengenalnya, Dia rekan Kakekku dari Klan Hantu, Bei Wang.”Biksu Yao menjadi berkeringat dingin, Dia mendengar kehebatan Bei Wang dan Klan Hantu yang dapat di sandingkan dengan Kuil Lonc
Belum sempat Sian Yuma hilang rasa kagetnya, Dia di tendang oleh Liu Shin, terpental sangat jauh, melayang di udara, jatuh dan bergelantungan di sebuah dahan pohon dengan mulut mengeluarkan darah."Orang tua ... bawa keponakanmu kembali ke Klan. Didiklah Dia! Aku masih memberi Kalian berdua dan Klan Sian kesempatan," ujar Liu Shin.Sian Dong memerah wajahnya, niat membunuhnya memuncak melihat Liu Shin melukai Sian Yuma bahkan mengancamnya dan juga Klan Sian.Dalam sekejap, Liu Shin berada di hadapan Sian Dong. Sian Dong tampak tidak mengindahkan peringatan Liu Shin membuat Liu Shin ingin memberinya juga pelajaran.BammmLiu Shin menendang Sian Dong dan nasibnya sama seperti Sian Yuma. Mereka bergelantungan di dahan pohon tidak sadarkan diri."Sial ... Aku tadi mengumpatnya," Salah satu orang melesat meninggalkan tempat itu takut dengan Liu Shin karena Dia telah mengumpat Liu Shin."Benar-benar mengerikan, Dia bahkan tidak memandang Klan Sian," gumam yang lainnya."Siapa Pemuda itu?" B
Liu Shin kembali berjalan santai menuju ke Gunung Awan Langit. Dia mendengar beberapa orang menbicarakan seleksi masuk sekte yang tidak kunjung di lakukan. Liu Ya telah lama menyebarkan hal itu tetapi menunggu kedatangan Liu Shin untuk membuat aturan seleksi.Beberapa bangunan telah berdiri megah sepanjang jalan menuju ke Gunung Awan Langit. Meskipun beberapa orang belum mengetahui kebenaran tentang Sekte Lentera Naga, Klan Wang, Kerajaan Shang, Kerajaan Senwu membawa pengaruh besar dalam pikiran Mereka.Selain itu, Tentara bayaran dan Pendekar Pengelana yang di utus Liu Ya menyebarkan berita Sekte Lentera Naga, membesarkan dan mengagungkan nama Sekte Lentera Naga membuat orang-orang penasaran.Jarak pusat Kota Naga Langit dengan Gunung Awan Langit cukup jauh. Sesekali Liu Shin akan melesat dengan kecepatan tinggi agar tidak berlama-lama. Jika hanya berjalan santai, mungkin akan membutuhkan waktu beberapa hari menuju ke Gunung Awan Langit dari pusat Kota.Tidak lama, Liu Shin sampai d
“Aku akan memilih bilik di dahan pohon tertinggi sebagai murid luar jika Patriark mengizinkan. Selama ini Aku sering berada di ruang pemeriksaan di depan gerbang sekte atau di alam liar Gunung Awan Langit berlatih menghadapi Para Beast.” jawab Ji Dong."Tentu saja boleh … sebagai murid pertama, Kamu juga boleh memilih salah satu Kastil Naga bersama ayahmu,” balas Liu Shin.“Tidak, Aku tidak pantas mendapatkannya, Aku lebih suka tidur di alam liar di gunung ini. Ayah juga telah di beri rumah kecil bersama yang lainnya.”Ji Dong kemudian kembali menuju ke tempat yang Dia inginkan. Dia hanya sampai di puncak pertama, tidak berani melanggar aturan sekte sebagai murid luar pertama yang taat.Liu Shin naik puncak demi puncak. Kastil Naga semakin tampak megah jika di lihat dari dekat. Liu Shin sangat kagum dengan arsitektur Kastil Naga di tambah hamparan Bunga dan pepohonan yang rindang, membuat puncak keempat sangat sejuk dan semakin indah. Sebuah danau buatan juga di buat di puncak keempat
Liu Shin kemudian memikirkan sesuatu dan mengingat Sekte Lonceng Agung. "Aku suruh saja Patriark Yao mengurus mayatnya," lanjutnya bergumam.Liu Shin kemudian membunyikan lonceng, berharap Biksu Yao mau membuatkannya portal ruang dimensi. Tidak butuh waktu lama, portal ruang dimensi muncul, Liu Shin memasukkan tubuh Kaisar Benua yang telah tewas ke dalam portal bersama dengan sebuah catatan untuk Biksu Yao agar mengurus mayatnya.Di balik portal ruang dimensi, Biksu Yao mengerutkan alisnya. "Sial ... siapa orang ini? catatan apa ini?" gumamnya."Bocah itu ... bagaimana Dia mengirim mayat ke sini? Apa Dia pikir Sekte Lonceng Agung tempat pemakaman?" Biksu Yao sangat geram dengan tingkah Liu Shin.Biksu Yao kemudian membaca catatan yang Liu Shin buat. Dia terhentak kaget mengetahui jika orang yang di kirim Liu Shin merupakan Kaisar Benua Tianlang yang telah tewas."Amitabha ... Aku harus bergegas menyampaikan hal ini ke Kuil Lonceng Suci ... jika benar ini adalah mayat Kaisar Benua, mak
Sesuai dengan pembicaraan Mereka kemarin, Liu Ya, Qin Tian di bantu oleh Sie Gong, Gao Lang dan Fu Shan akan melakukan pemeriksaan di gerbang sekte.Mereka yang tidak memenuhi kualifikasi Pendekar tingkat langit sebelum atau berusia 15 tahun tidak dapat masuk sekte.Liu Shin kemudian keluar dari gerbang sekte. Dia berniat melihat Para Pendekar muda sambil bersantai di ruang pemeriksaan sebagai Penjaga gerbang di depan dekat gerbang sekte.“Para Jenius belum datang ternyata,” gumam Liu Shin saat keluar gerbang. Dia hanya melihat perumahan dan keramaian sedikit jauh dari gerbang sekte. Di luar gerbang sekte yang masih sebagai kaki gunung menjadi padat penduduk yang bermukim dan membangun bisnis Mereka.Liu Shin bersantai di ruang pemeriksaan penjaga. Di luar sekte masih tampak sepi karena seleksi masih lama di lakukan, sekitar beberapa jam lagi. Beberapa Pendekar muda mungkin sedang menuju ke Sekte Lentera Naga dari pusat Kota.Liu Shin tidak banyak meminta Liu Ya melakukan banyak aturan
Ribuan tahun yang lalu, benua malaya disebut sebagai kerajaan kuno selatan. Wilayah kekuasaannya mencakup seluruh benua malaya. Kerajaan kuno selatan itulah yang terus berperang dengan benua tianlang maupun benua taishan untuk memperluas wilayah kekuasaan.Seiring dengan berjalannya waktu, perang saudara terus menerus terjadi di kerajaan kuno selatan. Kerajaan kuno selatan mulai terlupakan dan berubah nama menjadi benua malaya dengan banyak kerajaan besar maupun kecil yang berdiri tegak.Kerajaan-kerajaan di benua malaya itu tidak ubahnya seperti sekte yang memiliki aliran hitam dan putih, yaitu baik dan jahat.Si Mata Merah mengumpulkan kerajaan-kerajaan yang jahat di bawah kepemimpinan kerajaan wirasena. Dia berniat kembali menjadikan benua malaya menjadi kerajaan kuno selatan.Dalam menggapai keinginannya itu, Si Mata Merah dimanfaatkan oleh Cheng Gu, seseorang dari klan penyihir yang sempat dihabisi oleh Liu Shin.Cheng Gu menjanjikan Si Mata Merah kekuatan dahsyat sehingga mampu
Liu Shin menyimpan kristal kehidupan di cincin ruang dimensinya. Dia memikirkan cara bagaimana bisa naik ke atas gumpalan awan gunung brawijaya.“Saudaraku, apa kamu sanggup menghindari petir hitam?” tanya Liu Shin.“Meskipun harus mati, aku akan mencobanya demi adikku,” balas Surya Kelana.“Lebih baik kita menghindar terlebih dahulu dari hujan petir hitam. Kita pikirkan cara terlebih dahulu bagaimana bisa sampai ke gunung brawijaya.”“Baiklah.”Liu Shin dan Surya Kelana kemudian menjauh dari jangkauan petir hitam di atas permukaan air laut.Liu Shin melihat Surya Kelana duduk dengan posisi lotus diatas permukaan air laut dan memejamkan matanya. “Saudaraku, apa yang kamu lakukan?” tanya Liu Shin.“Aku sedang membaca beberapa kitab, siapa tahu ada yang berguna,” balas Surya Kelana.Liu Shin menyipitkan matanya. “Apa maksudmu? Aku hanya melihatmu duduk bersila tanpa melakukan apapun. Kamu juga tidak mengenakan cincin ruang dimensi sebagai tempat penyimpanan kitabmu.”“Aku tidak membutuh
“Saudaraku, lekas menjauh dari sini dan menghindar dari jangkauan hujan petir!” perintah Liu Shin kepada Surya Kelana. “Aku akan membantumu,” ujar Surya Kelana. “Ini sangat berbahaya, biarkan aku menghadapinya seorang diri,” balas Liu Shin. Liu Shin menyadari jika area untuk memasuki gunung brawijaya sangat sukar untuk ditembus. Mau tidak mau dia harus melawan kepiting raksasa dan membinasakannya. Kepiting raksasa tidak akan membiarkan seorangpun mencapai gunung brawijaya di wilayah kekuasaannya di permukaan air laut. Sementara itu, awan yang sangat besar tempat keberadaan gunung brawijaya bergemuruh sangat keras dan terus menghujani Liu Shin dan Surya Kelana dengan petir hitam. Dari pengamatan Liu Shin, gunung brawijaya menolak siapapun yang akan memasukinya dengan formasi ataupun fenomena alam yang ada disekitarnya. “Dua orang akan lebih mudah menghadapinya, aku bisa mengalihkan perhatiannya,” Surya Kelana memaksa untuk ikut menghadapi kepiting raksasa. “Baiklah,” balas Liu S
"Hmmm ... gunung brawijaya? gunung itu sangat sulit ditemukan," balas manager paviliun."Berapa harga yang harus kami bayar?" tanya Liu Shin."Ini bukan masalah harga, paviliun kami juga kekurangan informasi tentangnya.""Lalu, informasi apa yang paviliun ketahui? Aku akan membayarnya dengan harga yang pantas," balas Liu Shin kemudian mengambil ribuan koin emas dan meletakkannya di atas meja dihadapan manager paviliun."Anak muda ... masukkan kembali uangmu! Bagaimana jika kita saling bertukar informasi? Kamu tidak perlu membayarnya."Liu Shin mengerutkan alis. "Apa maksudmu?""Gunung brawijaya merupakan tempat paling mengerikan di benua ini, sangat mustahil dimasuki manusia biasa. Hanya orang-orang dengan kekuatan layaknya dewa yang bisa memasukinya. Jika kamu berhasil memasukinya, aku ingin kamu memberikan informasi tentang apa saja yang ada di gunung tersebut. Bagaimana menurutmu?""Baiklah kalau begitu, aku akan kembali ke tempat ini setelah urusanku selesai di gunung brawijaya,"
Setelah cukup lama bertarung, Liu Shin akhirnya bisa melumpuhkan Cheng Gu. Liu Shin memaksa Cheng Gu untuk memberikan informasi padanya, tapi Cheng Gu tidak mau mengakui apapun. Liu Shinpun akhirnya membunuh Cheng Gu. Liu Shin melanjutkan perjalanannya di wilayah kekuasaan kerajaan wirasena untuk mencari gunung brawijaya. Dia mencari informasi selama beberapa hari di kota ataupun desa namun tidak kunjung juga mengetahui dimana letak keberadaan gunung brawijaya. “Kemana aku bisa menemukan keberadaan gunung brawijaya? Sial, aku lupa bertanya letak gunung brawijaya kepada pendekar buta.” Liu Shin terlihat frustasi kerena tidak menemukan keberadaannya. Saat Liu Shin sedang melesat terbang, dia melihat pemuda yang sedang di keroyok oleh dua orang. Liu Shin mengamati pertarungan yang tidak seimbang tersebut. Setelah memastikan pemuda yang sedang dikeroyok tidak bersalah, Liu Shinpun akhirnya membantunya. “Saudara, biarkan aku menolongmu,” ujar Liu Shin mengagetkan pemuda yang sedang di
“Anak muda, kamu benar-benar arogan.” Wusss Orang itu melesat turun ke tanah untuk menyerang Liu Shin. “Tinju Macan Api.” Bummmm Liu Shin berhasil menghindar dari serangan orang itu. Serangan tinju orang itu sangat dahsyat mengenai tanah, membuat tanah menjadi sebuah kawah yang sangat besar. “Orang ini begitu kuat, aku harus waspada,” gumam Liu Shin. “Kembalilah ke kerajaan manggala atau aku akan membunuhmu.” Orang misterius itu kembali mengancam Liu Shin. “Aku tidak akan kembali sampai aku menemukan Si Mata Merah,” jawab Liu Shin. “Jadi, kamu mencari Si Mata Merah? Langkahi dulu mayatku,” ujar orang misterius tersebut. “Siapa kamu?” tanya Liu Shin. “Karena kamu akan mati, aku akan menjawab pertanyaanmu. Aku Cheng Gu dari klan penyihir dunia atas.” “Jadi, kamu adalah seseorang yang memburu Ratu Siluman Rubah? Kenapa kamu melindungi kerajaan wirasena dan apa hubunganmu dengan Si Mata Merah?” “Itu tidak ada urusannya denganmu,” jawab Cheng Gu. Pertempuran sengitpun terjadi
Setelah selesai makan di kedai arak, Liu Shinpun pergi dari kota kalageni untuk melanjutkan perjalanan menuju kerajaan wirasena. Dalam perjalanannya, Liu Shin melihat puluhan petapa suci melesat terbang dengan sangat cepat menuju ke arah timur. “Mau kemana orang-orang tersebut?” gumam Liu Shin. Liu Shin yang penasaran mengikuti petapa-petapa suci itu. Para Petapa ternyata menuju ke sebuah lembah yang bernama lembah hitam. Di lembah itu, sudah berkumpul sekitar ratusan petapa suci lainnya. Liu Shin bersembunyi di dahan sebuah pohon dan mengamati Para Petapa. Para Petapa terlihat berkumpul di depan sebuah pintu portal yang ada di lembah itu. Tidak lama kemudian, pintu portal terbuka dan petapa-petapa itu memasuki pintu. “Ada apa di balik pintu portal itu? Aku ikuti saja mereka.” Liu Shin mengikuti petapa-petapa suci masuk ke sebuah portal. Portal itu membawa Liu Shin menuju ke sebuah tempat yang tampak seperti labirin. “Apa yang sesungguhnya mereka cari di tempat seperti ini?” Tr
“Tunggu anak muda! Apa kamu yakin bisa mengalahkan Si Mata Merah?”“Sejujurnya, aku mungkin belum mampu mengalahkannya, oleh karenanya istriku berhasil dibawa kabur oleh Si Mata Merah ke benua ini. Namun, aku tidak ingin berlama-lama karena kedua istriku mungkin dalam bahaya,” balas Liu Shin.“Kalau begitu, aku akan mengajarimu sedikit cara bagaimana mengalahkannya. Aku sudah sangat hafal dengan jurus dan tekniknya. Apa kamu tertarik? Aku juga sudah lama menyimpan dendam dengannya dan ingin membunuhnya.”“Baiklah kalau tuan pendekar buta bersedia,” jawab Liu Shin.“Tutup matamu!” perintah Pendekar Buta.Kekuatan Si Mata Merah sangat mengerikkan. Hanya dengan menatap matanya, seseorang akan menjadi patung. Oleh karenanya, Pendekar Buta bermaksud mengajari Liu Shin bagaimana cara bertarung menggunakan insting dan pendengarannya.Liu Shin tanpa ragu menutup matanya. Mereka lalu berlatih tanding tanpa penglihatan, membuat Liu Shin selalu terkena pukulan tongkat sakti milik Si Pendekar Bu
Ribuan tahun yang lalu, benua tianlang, taishan dan malaya saling perperang untuk melebarkan kekuasaan mereka. Mereka berhenti berperang karena masing-masing dari mereka mengalami kerugian yang sangat besar.Benua malaya kembali mulai menampakkan diri, menyerang benua tianlang, dipimpin oleh seseorang dengan julukan Si Mata Merah di pesisir pantai wilayah kekaisaran Han.Kekuatan dari orang-orang benua malaya sangatlah hebat. Pasukan serigala malam yang melawan mereka bahkan banyak yang mengalami kematian. Si Mata Merah juga berhasil menculik Qing Yuqie dan Bing Susie tanpa bisa dicegah oleh Liu Shin dan pasukan serigala malamnya.“Zhu Lao, Sie Gong, Gao Lang, Fu Shen … aku akan pergi sendiri ke benua selatan untuk mencari Qing Yuqie dan Bing Susie. Kalian tetaplah disini dan jaga benua Tianlang, aku baru menyadari bahwa dunia tempatku tinggal ini ternyata sangat luas,” ucap Liu Shin.“Baik tuan … hati-hatilah menghadapi Si Mata Merah,” balas Zhu Lao.Liu Shin menuju ke benua selatan