“Kami tidak seperti yang Kalian pikirkan, hanya akan singgah sebentar,” ucap Bing Susie kemudian melempar lencana miliknya. “Pu … Putri Mahkota?” Salah satu Penjaga tergagap setelah melihat lencana milik Bing Susie. Bing Susie mengangguk, “Ini suamiku … hentikan gosip Kalian tentang Dewa dan Dewi!” Dia memperkenalkan Liu Shin dan lainnya. “Putri Mahkota, Kami pantas mati,” Para Penjaga langsung berlutut, menghormat di hadapan Bing Susie dan lainnya. “Penjaga … apa Kalian mengetahui tentang beberapa Pasukan yang sedang melesat kemari?” tanya Liu Shin. “Berdasarkan informasi, Mereka akan menjelajah wilayah salju terlarang,” balas Penjaga. “Apa yang ingin Mereka lakukan di wilayah terlarang?” Seorang Komandan kemudian mendekat ke hadapan Mereka. “Ada apa ini?” Penjaga gerbang Kota memberitahukan jika Mereka adalah Putri Mahkota Bing, Suami dan rekannya. Komandan Kota itupun kemudian mengajak Liu Shin dan lainnya ke sebuah ruangan di dekat gerbang kota. Pernikahan antara Bing Sus
Dari atas langit, Fu Shan membuat bongkahan salju yang sangat besar dan Zhu Lao menghancurkan dengan menyibakkan tangannya. Wusss Hujan salju turun menerpa Para Pasukan sekte yang terluka. Zhu Lao mengaliri salju tersebut dengan sebuah energi keagungannya. Ratusan ribu pasukan sekte seketika sembuh dari luka Mereka dan terlihat lebih bertenaga dari sebelumnya. “Penasehat Agung benar-benar sesuai dengan informasi yang beredar,” gumam Tetua. Tetua itu, Komandan Kota, Penjaga dan ribuan pasukan sekte di buat tercengang dengan yang di lakukan Liu Shin dan Zhu Lao. Liu Shin seakan telah mencabut nyawa Mereka sementara Zhu Lao menghidupi Mereka. Jika saja Liu Shin tidak menahan kekuatannya, ratusan ribu pasukan sekte mungkin telah tewas dalam sekejap mata."Shin gege ... apa Kamu mengenal Para Patriark? Dan bagaimana Shin gege mengetahui wilayah salju terlarang?" tanya Bing Susie setelah Mereka kembali melesat, menaiki Bing Se Na."Aku pernah bertemu dengan Para Patriark saat bersama ka
Pedang Liu Shin dan Su Heilong saling beradu, membuat langit dimana Mereka bertempur berkilatan cahaya.TranggTranggTranggSu Heilong menunjukkan gerakan pedang yang sangat menawan, tidak terhalang oleh dirinya yang terbang di udara."Sepuluh Penderitaan."Su Heilong menyerang Liu Shin dengan pedang di aliri energi cahaya yang sangat kuat."Pedang Naga Petir."Liu Shin tidak tinggal diam, mengalirkan energi petir ke pedangnya.TranggTranggTranggLiu Shin dan Su Heilong kembali beradu pedang dengan gerakan Mereka di atas udara yang sangat menakjubkan.Dentingan pedang menggema puluhan kilometer jauhnya, kilatan-kilatan cahaya akibat kekuatan pedang keduanya semakin terlihat menakutkan.Mereka berdua saling mencoba memenggal kepala masing-masing, namun kecepatan keduanya di atas udara terlihat seimbang. Jika Pendekar biasa melihat Mereka, Para Pendekar itu tidak akan mampu karena gerakan Liu Shin dan Su Heilong sangatlah cepat."Amitabha ... Benar-benar mengerikan," gumam Biksu Suci
Sie Gong, Gao Lang, Fu Shan dan bawahan Mereka menghadapi ribuan Iblis Merah. Iblis Merah yang datang kali ini berbeda dengan Iblis Merah yang pernah Liu Shin kalahkan. Mereka jauh lebih hebat dan kuat dari sebelumnya.Klan cahaya dan klan kegelapan mengirim ribuan Iblis agar Benua Tianlang bisa Mereka taklukkan. Mereka sebelumnya hanya mengirim Su Feilong, Jian Quang dan satu Iblis karena menganggap remeh Benua Tianlang.Selain itu, Mereka ingin mengetahui tentang Benua Tianlang yang belum pernah Mereka masuki. Bisa dikatakan jika Su Feilong, Jian Quang dan Iblis merah hanya di jadikan alat untuk memata-matai Benua Tianlang. Terbukti jika Benua Tianlang memiliki pelindung yang tidak bisa di anggap remeh. Selain mengirim Su Feilong ke Benua Tianlang, Mereka juga menyebarkan beberapa orang dan iblis ke Benua atau tempat-tempat lain.Kaisar Benua Tianlang bahkan menyelinap masuk ke Benua Taishan. Dia sempat membuat beberapa orang dari klan cahaya dan kegelapan sedikit kerepotan sebelum
Di hutan siluman, tepatnya di sebuah tempat di istana bawah tanah kedalaman hutan siluman. Ratu Siluman Rubah duduk di singgasana kebesarannya. “Informasi apa yang Kamu dapatkan?” Dia bertanya kepada salah satu hambanya yang sangat terpercaya. “Tuan muda itu akan pergi ke Benua Taishan, Dia dan pasukannya sekarang menuju ke utara untuk menghabisi beberapa orang dan Iblis dari Benua Taishan,” balas bawahannya yang bernama Dongwu, memberiakan informasi tentang Liu Shin yang telah di mata-matai olehnya. “Kamu … pergilah ke Benua itu! Cabang kecil klan cahaya dan kegelapan itu mungkin telah menjadi sangat kuat, siapa tahu kekasihku itu memerlukan bantuan!” perintah Ratu Siluman Rubah. Ratu Siluman Rubah mengetahui tentang klan cahaya dan klan kegelapan yang ada di dunia langit. Keberadaan Orang-orang buangan dari keluarga cabang kecil didunia yang di sebut dunia bawah itu juga sangat berkaitan dengannya. Di ketahui jika Ratu Siluman Rubah merupakan salah satu penguasa bangsa siluman d
Liu Shin dan Pasukan Serigala Malam masih terus melawan ke empat orang dari klan cahaya dan kegelapan serta ribuan pasukan iblis merah.Tidak seperti dugaan Liu Shin, pertempuran tersebut berlangsung cukup lama yang biasanya Dia dan Pasukannya hanya butuh waktu sekejap mengalahkan lawan-lawan Mereka. Hal itu menunjukkan bahwa musuh yang muncul satu persatu semakin kuat dan hebat sementara Liu Shin dan Pasukannya tampak menjadi semakin lemah.Terlihat salah satu iblis merah bertanduk dua membeku karena anak panah Fu Shan berhasil mengenainya.WusssDari tubuh iblis merah tersebut, aura kemerahan terlihat semakin pekat dan seketika iblis merah bertanduk dua lepas dari cengkraman hawa dingin yang di hasilkan oleh anak panah Fu Shan yang membuatnya membeku.Iblis merah tanduk dua segera melesat, tampak jengkel karena Fu Shan membuatnya membeku, memperbesar auranya dan berubah menjadi iblis merah tanduk dua yang lebih besar dari sebelumnya.Fu Shan dapat merubah busur es abadi sesuai denga
Biksu Suci Shao melesat ke tempat bekas portal ruang dan waktu yang di buat oleh Kai San untuk mendeteksi tujuan dari portal yang Kai San buat. Biksu Suci Shao menghela nafas, “Amitaba … Aku tidak dapat mendeteksi kemana portal ini membawa Mereka berdua.” Tiba-tiba, sebuah portal ruang dan waktu yang di buat Kai San kembali muncul di hadapan Liu Shin dan lainnya. Yu Qie terhempas keluar dari dalam portal bersama dengan Kai San yang telah tewas. Portal ruang dan waktu itupun kembali hilang begitu saja. “Qie’er … apa yang terjadi?” tanya Liu Shin, merangkul Yu Qie, sangat mengkhawatirkan keadaannya. “Orang itu berpura-pura tidak berdaya dan mencoba menculikku, beruntung seseorang menyelamatkanku di pertengangan jalan sebelum Aku di bawa keluar dari dalam ruang dimensi.” Orang yang menyelamatkan Yu Qie adalah Dongwu. Dongwu dapat dengan mudah menembus jalan dari portal ruang dan waktu yang di buat oleh Kai San menggunakan lubang hitam. Saat Kai San dan Yu Qie masih berada di dalam ru
Setelah beberapa saat berada di markas tersembunyi klan peri, Liu Shin melesat pergi untuk menuju ke Benua Taishan."Aku akan menghancurkan Mereka," gumam Liu Shin di atas permukaan laut. Dia menjadi semakin geram dengan orang-orang dari klan cahaya dan kegelapan.Liu Shin, Zhu Lao, Sie Gong, Gao Lang dan Fu Shan berlari cepat di atas permukaan air laut.Liu Shin memilih berlari menggunakan teknik meringankan tubuh karena terbang menguras banyak energi. Dia juga belum bisa berlama-lama membentuk sayap energi.Selain itu, Liu Shin berpikir bahwa terbang mungkin membahayakan di saat Dia berniat menyelinap masuk ke Benua Taishan. Dia juga beranggapan berlari dapat sedikit meningkatkan kekuatannya.Liu Shin mengenakan jubah yang Dia buat dari kulit ular es yang sangat kuat sementara Zhu Lao, Sie Gong, Gao Lang dan Fu Shan telah mengenakan jubah milik Su Heilong dan rekannya."Zhu Lao, kemana menurutmu arah yang akan Kita tempuh? Lautan ini sangat luas, Aku bahkan tidak mengetahui arah, Ak
Ribuan tahun yang lalu, benua malaya disebut sebagai kerajaan kuno selatan. Wilayah kekuasaannya mencakup seluruh benua malaya. Kerajaan kuno selatan itulah yang terus berperang dengan benua tianlang maupun benua taishan untuk memperluas wilayah kekuasaan.Seiring dengan berjalannya waktu, perang saudara terus menerus terjadi di kerajaan kuno selatan. Kerajaan kuno selatan mulai terlupakan dan berubah nama menjadi benua malaya dengan banyak kerajaan besar maupun kecil yang berdiri tegak.Kerajaan-kerajaan di benua malaya itu tidak ubahnya seperti sekte yang memiliki aliran hitam dan putih, yaitu baik dan jahat.Si Mata Merah mengumpulkan kerajaan-kerajaan yang jahat di bawah kepemimpinan kerajaan wirasena. Dia berniat kembali menjadikan benua malaya menjadi kerajaan kuno selatan.Dalam menggapai keinginannya itu, Si Mata Merah dimanfaatkan oleh Cheng Gu, seseorang dari klan penyihir yang sempat dihabisi oleh Liu Shin.Cheng Gu menjanjikan Si Mata Merah kekuatan dahsyat sehingga mampu
Liu Shin menyimpan kristal kehidupan di cincin ruang dimensinya. Dia memikirkan cara bagaimana bisa naik ke atas gumpalan awan gunung brawijaya.“Saudaraku, apa kamu sanggup menghindari petir hitam?” tanya Liu Shin.“Meskipun harus mati, aku akan mencobanya demi adikku,” balas Surya Kelana.“Lebih baik kita menghindar terlebih dahulu dari hujan petir hitam. Kita pikirkan cara terlebih dahulu bagaimana bisa sampai ke gunung brawijaya.”“Baiklah.”Liu Shin dan Surya Kelana kemudian menjauh dari jangkauan petir hitam di atas permukaan air laut.Liu Shin melihat Surya Kelana duduk dengan posisi lotus diatas permukaan air laut dan memejamkan matanya. “Saudaraku, apa yang kamu lakukan?” tanya Liu Shin.“Aku sedang membaca beberapa kitab, siapa tahu ada yang berguna,” balas Surya Kelana.Liu Shin menyipitkan matanya. “Apa maksudmu? Aku hanya melihatmu duduk bersila tanpa melakukan apapun. Kamu juga tidak mengenakan cincin ruang dimensi sebagai tempat penyimpanan kitabmu.”“Aku tidak membutuh
“Saudaraku, lekas menjauh dari sini dan menghindar dari jangkauan hujan petir!” perintah Liu Shin kepada Surya Kelana. “Aku akan membantumu,” ujar Surya Kelana. “Ini sangat berbahaya, biarkan aku menghadapinya seorang diri,” balas Liu Shin. Liu Shin menyadari jika area untuk memasuki gunung brawijaya sangat sukar untuk ditembus. Mau tidak mau dia harus melawan kepiting raksasa dan membinasakannya. Kepiting raksasa tidak akan membiarkan seorangpun mencapai gunung brawijaya di wilayah kekuasaannya di permukaan air laut. Sementara itu, awan yang sangat besar tempat keberadaan gunung brawijaya bergemuruh sangat keras dan terus menghujani Liu Shin dan Surya Kelana dengan petir hitam. Dari pengamatan Liu Shin, gunung brawijaya menolak siapapun yang akan memasukinya dengan formasi ataupun fenomena alam yang ada disekitarnya. “Dua orang akan lebih mudah menghadapinya, aku bisa mengalihkan perhatiannya,” Surya Kelana memaksa untuk ikut menghadapi kepiting raksasa. “Baiklah,” balas Liu S
"Hmmm ... gunung brawijaya? gunung itu sangat sulit ditemukan," balas manager paviliun."Berapa harga yang harus kami bayar?" tanya Liu Shin."Ini bukan masalah harga, paviliun kami juga kekurangan informasi tentangnya.""Lalu, informasi apa yang paviliun ketahui? Aku akan membayarnya dengan harga yang pantas," balas Liu Shin kemudian mengambil ribuan koin emas dan meletakkannya di atas meja dihadapan manager paviliun."Anak muda ... masukkan kembali uangmu! Bagaimana jika kita saling bertukar informasi? Kamu tidak perlu membayarnya."Liu Shin mengerutkan alis. "Apa maksudmu?""Gunung brawijaya merupakan tempat paling mengerikan di benua ini, sangat mustahil dimasuki manusia biasa. Hanya orang-orang dengan kekuatan layaknya dewa yang bisa memasukinya. Jika kamu berhasil memasukinya, aku ingin kamu memberikan informasi tentang apa saja yang ada di gunung tersebut. Bagaimana menurutmu?""Baiklah kalau begitu, aku akan kembali ke tempat ini setelah urusanku selesai di gunung brawijaya,"
Setelah cukup lama bertarung, Liu Shin akhirnya bisa melumpuhkan Cheng Gu. Liu Shin memaksa Cheng Gu untuk memberikan informasi padanya, tapi Cheng Gu tidak mau mengakui apapun. Liu Shinpun akhirnya membunuh Cheng Gu. Liu Shin melanjutkan perjalanannya di wilayah kekuasaan kerajaan wirasena untuk mencari gunung brawijaya. Dia mencari informasi selama beberapa hari di kota ataupun desa namun tidak kunjung juga mengetahui dimana letak keberadaan gunung brawijaya. “Kemana aku bisa menemukan keberadaan gunung brawijaya? Sial, aku lupa bertanya letak gunung brawijaya kepada pendekar buta.” Liu Shin terlihat frustasi kerena tidak menemukan keberadaannya. Saat Liu Shin sedang melesat terbang, dia melihat pemuda yang sedang di keroyok oleh dua orang. Liu Shin mengamati pertarungan yang tidak seimbang tersebut. Setelah memastikan pemuda yang sedang dikeroyok tidak bersalah, Liu Shinpun akhirnya membantunya. “Saudara, biarkan aku menolongmu,” ujar Liu Shin mengagetkan pemuda yang sedang di
“Anak muda, kamu benar-benar arogan.” Wusss Orang itu melesat turun ke tanah untuk menyerang Liu Shin. “Tinju Macan Api.” Bummmm Liu Shin berhasil menghindar dari serangan orang itu. Serangan tinju orang itu sangat dahsyat mengenai tanah, membuat tanah menjadi sebuah kawah yang sangat besar. “Orang ini begitu kuat, aku harus waspada,” gumam Liu Shin. “Kembalilah ke kerajaan manggala atau aku akan membunuhmu.” Orang misterius itu kembali mengancam Liu Shin. “Aku tidak akan kembali sampai aku menemukan Si Mata Merah,” jawab Liu Shin. “Jadi, kamu mencari Si Mata Merah? Langkahi dulu mayatku,” ujar orang misterius tersebut. “Siapa kamu?” tanya Liu Shin. “Karena kamu akan mati, aku akan menjawab pertanyaanmu. Aku Cheng Gu dari klan penyihir dunia atas.” “Jadi, kamu adalah seseorang yang memburu Ratu Siluman Rubah? Kenapa kamu melindungi kerajaan wirasena dan apa hubunganmu dengan Si Mata Merah?” “Itu tidak ada urusannya denganmu,” jawab Cheng Gu. Pertempuran sengitpun terjadi
Setelah selesai makan di kedai arak, Liu Shinpun pergi dari kota kalageni untuk melanjutkan perjalanan menuju kerajaan wirasena. Dalam perjalanannya, Liu Shin melihat puluhan petapa suci melesat terbang dengan sangat cepat menuju ke arah timur. “Mau kemana orang-orang tersebut?” gumam Liu Shin. Liu Shin yang penasaran mengikuti petapa-petapa suci itu. Para Petapa ternyata menuju ke sebuah lembah yang bernama lembah hitam. Di lembah itu, sudah berkumpul sekitar ratusan petapa suci lainnya. Liu Shin bersembunyi di dahan sebuah pohon dan mengamati Para Petapa. Para Petapa terlihat berkumpul di depan sebuah pintu portal yang ada di lembah itu. Tidak lama kemudian, pintu portal terbuka dan petapa-petapa itu memasuki pintu. “Ada apa di balik pintu portal itu? Aku ikuti saja mereka.” Liu Shin mengikuti petapa-petapa suci masuk ke sebuah portal. Portal itu membawa Liu Shin menuju ke sebuah tempat yang tampak seperti labirin. “Apa yang sesungguhnya mereka cari di tempat seperti ini?” Tr
“Tunggu anak muda! Apa kamu yakin bisa mengalahkan Si Mata Merah?”“Sejujurnya, aku mungkin belum mampu mengalahkannya, oleh karenanya istriku berhasil dibawa kabur oleh Si Mata Merah ke benua ini. Namun, aku tidak ingin berlama-lama karena kedua istriku mungkin dalam bahaya,” balas Liu Shin.“Kalau begitu, aku akan mengajarimu sedikit cara bagaimana mengalahkannya. Aku sudah sangat hafal dengan jurus dan tekniknya. Apa kamu tertarik? Aku juga sudah lama menyimpan dendam dengannya dan ingin membunuhnya.”“Baiklah kalau tuan pendekar buta bersedia,” jawab Liu Shin.“Tutup matamu!” perintah Pendekar Buta.Kekuatan Si Mata Merah sangat mengerikkan. Hanya dengan menatap matanya, seseorang akan menjadi patung. Oleh karenanya, Pendekar Buta bermaksud mengajari Liu Shin bagaimana cara bertarung menggunakan insting dan pendengarannya.Liu Shin tanpa ragu menutup matanya. Mereka lalu berlatih tanding tanpa penglihatan, membuat Liu Shin selalu terkena pukulan tongkat sakti milik Si Pendekar Bu
Ribuan tahun yang lalu, benua tianlang, taishan dan malaya saling perperang untuk melebarkan kekuasaan mereka. Mereka berhenti berperang karena masing-masing dari mereka mengalami kerugian yang sangat besar.Benua malaya kembali mulai menampakkan diri, menyerang benua tianlang, dipimpin oleh seseorang dengan julukan Si Mata Merah di pesisir pantai wilayah kekaisaran Han.Kekuatan dari orang-orang benua malaya sangatlah hebat. Pasukan serigala malam yang melawan mereka bahkan banyak yang mengalami kematian. Si Mata Merah juga berhasil menculik Qing Yuqie dan Bing Susie tanpa bisa dicegah oleh Liu Shin dan pasukan serigala malamnya.“Zhu Lao, Sie Gong, Gao Lang, Fu Shen … aku akan pergi sendiri ke benua selatan untuk mencari Qing Yuqie dan Bing Susie. Kalian tetaplah disini dan jaga benua Tianlang, aku baru menyadari bahwa dunia tempatku tinggal ini ternyata sangat luas,” ucap Liu Shin.“Baik tuan … hati-hatilah menghadapi Si Mata Merah,” balas Zhu Lao.Liu Shin menuju ke benua selatan