Biksu Suci Shao melesat ke tempat bekas portal ruang dan waktu yang di buat oleh Kai San untuk mendeteksi tujuan dari portal yang Kai San buat. Biksu Suci Shao menghela nafas, “Amitaba … Aku tidak dapat mendeteksi kemana portal ini membawa Mereka berdua.” Tiba-tiba, sebuah portal ruang dan waktu yang di buat Kai San kembali muncul di hadapan Liu Shin dan lainnya. Yu Qie terhempas keluar dari dalam portal bersama dengan Kai San yang telah tewas. Portal ruang dan waktu itupun kembali hilang begitu saja. “Qie’er … apa yang terjadi?” tanya Liu Shin, merangkul Yu Qie, sangat mengkhawatirkan keadaannya. “Orang itu berpura-pura tidak berdaya dan mencoba menculikku, beruntung seseorang menyelamatkanku di pertengangan jalan sebelum Aku di bawa keluar dari dalam ruang dimensi.” Orang yang menyelamatkan Yu Qie adalah Dongwu. Dongwu dapat dengan mudah menembus jalan dari portal ruang dan waktu yang di buat oleh Kai San menggunakan lubang hitam. Saat Kai San dan Yu Qie masih berada di dalam ru
Setelah beberapa saat berada di markas tersembunyi klan peri, Liu Shin melesat pergi untuk menuju ke Benua Taishan."Aku akan menghancurkan Mereka," gumam Liu Shin di atas permukaan laut. Dia menjadi semakin geram dengan orang-orang dari klan cahaya dan kegelapan.Liu Shin, Zhu Lao, Sie Gong, Gao Lang dan Fu Shan berlari cepat di atas permukaan air laut.Liu Shin memilih berlari menggunakan teknik meringankan tubuh karena terbang menguras banyak energi. Dia juga belum bisa berlama-lama membentuk sayap energi.Selain itu, Liu Shin berpikir bahwa terbang mungkin membahayakan di saat Dia berniat menyelinap masuk ke Benua Taishan. Dia juga beranggapan berlari dapat sedikit meningkatkan kekuatannya.Liu Shin mengenakan jubah yang Dia buat dari kulit ular es yang sangat kuat sementara Zhu Lao, Sie Gong, Gao Lang dan Fu Shan telah mengenakan jubah milik Su Heilong dan rekannya."Zhu Lao, kemana menurutmu arah yang akan Kita tempuh? Lautan ini sangat luas, Aku bahkan tidak mengetahui arah, Ak
“Pengkhianat sepertimu tidak pantas untuk mengetahui siapa Kami,” jawab Liu Shin kemudian memberi isyarat kepada Sie Gong untuk segera membunuh Jenderal Kura-kura. Duarrr Sie Gong mengangkat tangannya dan keluar petir, menyambar Jenderal Kura-kura. Sejenak kemudian, Sie Gong mengerutkan alis karena tidak berhasil menewaskan Jenderal Kura-kura dalam sekejap mata. “Aku terlalu memandangnya remeh,” gumamnya. Sie Gong sedikit menggunakan kekuatannya. Meskipun begitu, Dia sedikit kaget karena Jenderal Kura-kura tidak langsung tewas. “Beruntung tubuh kura-kuraku sangat kebal,” gumam Jenderal Kura-kura. Jenderal Kura-kura mencoba melesat pergi untuk kabur merasa Liu Shin, Zhu Lao dan lainnya bukanlah seseorang yang mampu Dia lawan. Panggg Fu Shan tidak membiarkan Jenderal Kura-kura begitu saja, menarik busur dan menembakkan anak panah es yang muncul begitu saja di busur ke arah Jenderal Kura-kura. “Kekuatan apa ini?” gumam Jenderal Kura-kura merasa tubuhnya membeku. Tetapi itu hanya
Setelah seminggu berlalu, Liu Shin mendapati sebuah kapal pesiar yang sedang berlayar, "Artefak apa itu?" gumam Liu Shin."Itu kapal pesiar, Tuan," sahut Zhu Lao.Liu Shin menganggukkan kepalanya, "Baru pernah Aku melihat artefak seperti itu. Ayu Kita ke sana! Bau makanan lezat tercium dari sini."Di kapal pesiar itu, seseorang awak berteriak kencang, "Bajak laut, Perompak ... ada Perompak."Awak kapal itu menyangka jika Liu Shin merupakan bajak laut. Bajak laut memang sering muncul dan mengganggu beberapa kapal pesiar besar. Beberapa Bajak laut juga dapat melangkah di atas air."Zhu Lao ... apa Kamu mengetahui apa itu bajak laut? Kenapa Mereka mengatakan Kita bajak laut dan akan menyerang Mereka?" tanya Liu Shin mendengar teriakan salah satu awak kapal."Bajak laut pasti orang jahat, Mereka menyangka Kita adalah Bajak laut," jawab Zhu Lao.BammmLiu Shin, Zhu Lao dan lainnya melompat ke atas kapal, "Kami bukan Bajak laut," ujar Liu Shin di hadapan beberapa awak kapal dan Penumpang.S
Dalam sekejap, Para Perompak telah berada di atas kapal. Mereka mendapati Para Penumpang sudah melompat dari kapal, berpikir ketakutan setelah melihat kedatangan Mereka.Tetapi, Para Perompak menjadi sedikit muram melihat Liu Shin masih berada di atas kapal, terlihat begitu santai. "Anak muda ... kenapa Kamu tidak ikut melompat dari Kapal?" ujar Pemimpin Perompak."Tentu saja menunggu Kalian, Aku telah menyuruh Para Penumpang pergi. Bagaimana jika Kita bernegosiasi? Kalian akan memperoleh separuh harta di kapal ini, dan kapal ini menjadi milik Kalian," jawab Liu Shin.BammmPemimpin Perompak tiba-tiba berada di depan Liu Shin, meninjunya dengan sangat kuat membuat Liu Shin terpental memuntahkan sedikit darah dari bibirnya."Kamu pikir Aku mau berbagi denganmu, Bodoh?" maki Pemimpin Perompak.Pemimpin Perompak itu mendatangi Liu Shin yang terkapar di lantai kapal dan menginjakkan kakinya di dada Liu Shin."Aku juga menginginkan tawanan untuk di jual sebagai budak, tetapi Kamu malah men
"Anak muda... Kamu benar-benar dapat menyembuhkanku." Shen Jinxi tampak sangat senang karena Liu Shin berhasil memulihkan basis kultivasinya."Sesuai dengan ucapanku, Aku akan menjadi salah satu Tetua di sektemu," lanjut Shen Jinxi."Aku hanya meminta Kakek tua, jika Kakek tua tidak berkenan, itu bukanlah suatu masalah bagiku.""Aku adalah orang yang memegang perkataanku. Ngomong-ngomong berapa Tetua yang ada Sekte Lentera Naga? Berapa ribu murid di sektemu?" tanya Shen Jinxi."Hanya sekitar lima puluh dan belum memiliki Tetua," jawab Liu Shin.Shen Jinxi tersedak mendengar jawaban Liu Shin, "Lima puluh? Haha ... apa Kamu bercanda? Aku adalah salah satu Kaisar Benua. Jika dulu Aku membangun sekte, sudah pasti puluhan sampai ratusan ribu murid akan berbondong-bondong masuk ke sekteku.""Aku baru membangunnya beberapa tahun yang lalu, jangan meremehkan sekteku! Murid di sekteku di atas Pendekar tingkat langit dan masih sangat muda.""Apa yang hebat dengan hal itu? Itu sudah biasa di Ben
Sepeninggalan Shen Jinxi dan lainnya, keributan terdengar di markas Para Perompak. Liu Shin mencoba mencari tahu, menghancurkan pintu penjara bawah tanah tersebut dan melenggang bebas karena tidak ada satupun yang menjaga.Beberapa Perompak yang Liu Shin lalui telah tergeletak tewas cukup mengenaskan.Liu Shin bersembunyi dan ternyata ada sebuah Penyerangan terhadap Para Perompak, "Siapa orang-orang itu?" gumamnya.Ribuan orang yang menyerang merupakan kelompok Bandit."Cari semua Perompak! Bunuh siapapun yang melawan dan tangkap Mereka yang menyerah!" Pemimpin Penyerangan menyuruh bawahan Mereka.Liu Shin melihat seorang Perompak yang juga bersembunyi sepertinya tetapi terlihat ketakutan. Dia kemudian mendekatinya, "Hei ... siapa Mereka?""Ba ... Ba ... Bandit, Mereka adalah Bandit. Ayu Kita kabur dari sini! Aisss sial, Aku Perompak baru tapi mendapatkan situasi seperti ini," jawab Perompak tersebut."Bandit? Kalian sama-sama orang jahat, kenapa saling serang?" gumam Liu Shin."Ayu K
Beberapa Perompak menyelinap satu demi satu ke dalam Kota Kemoceng. Mereka melesat menuju ke kediaman bangsawan yang di maksud oleh Para Bandit.Bangsawan tersebut merupakan seorang Pejabat Kota, bawahan dari Walikota Kota Kemoceng bernama Heng Muzu."Seranggg!" Liu Shin berteriak kencang sementara dirinya menyelinap mengundurkan diri dari kerumunan untuk menyaksikan Para Perompak yang mulai menyerang penjaga gerbang kediaman Heng Muzu.Dalam waktu singkat, gerbang kediaman Heng Muzu dapat dengan mudah di terobos masuk. Beberapa Penjaga terlihat berjaga di depan kediaman Heng Muzu yang sangat megah.Kediaman Menteri Kota Kemoceng sangat besar, Halaman rumahnya juga sangat luas."Serang!" Sekitar sepuluh Penjaga berusaha menghalangi Para Perompak.BammmPara Perompak terpental oleh serangan yang di lakukan oleh puluhan penjaga secara tiba-tiba setelah Mereka memasuki gerbang.Liu Shin mengamati Mereka, "Hanya sepuluh Penjaga, bagaimana ini di katakan bunuh diri?" gumamnya.Liu Shin tid
Ribuan tahun yang lalu, benua malaya disebut sebagai kerajaan kuno selatan. Wilayah kekuasaannya mencakup seluruh benua malaya. Kerajaan kuno selatan itulah yang terus berperang dengan benua tianlang maupun benua taishan untuk memperluas wilayah kekuasaan.Seiring dengan berjalannya waktu, perang saudara terus menerus terjadi di kerajaan kuno selatan. Kerajaan kuno selatan mulai terlupakan dan berubah nama menjadi benua malaya dengan banyak kerajaan besar maupun kecil yang berdiri tegak.Kerajaan-kerajaan di benua malaya itu tidak ubahnya seperti sekte yang memiliki aliran hitam dan putih, yaitu baik dan jahat.Si Mata Merah mengumpulkan kerajaan-kerajaan yang jahat di bawah kepemimpinan kerajaan wirasena. Dia berniat kembali menjadikan benua malaya menjadi kerajaan kuno selatan.Dalam menggapai keinginannya itu, Si Mata Merah dimanfaatkan oleh Cheng Gu, seseorang dari klan penyihir yang sempat dihabisi oleh Liu Shin.Cheng Gu menjanjikan Si Mata Merah kekuatan dahsyat sehingga mampu
Liu Shin menyimpan kristal kehidupan di cincin ruang dimensinya. Dia memikirkan cara bagaimana bisa naik ke atas gumpalan awan gunung brawijaya.“Saudaraku, apa kamu sanggup menghindari petir hitam?” tanya Liu Shin.“Meskipun harus mati, aku akan mencobanya demi adikku,” balas Surya Kelana.“Lebih baik kita menghindar terlebih dahulu dari hujan petir hitam. Kita pikirkan cara terlebih dahulu bagaimana bisa sampai ke gunung brawijaya.”“Baiklah.”Liu Shin dan Surya Kelana kemudian menjauh dari jangkauan petir hitam di atas permukaan air laut.Liu Shin melihat Surya Kelana duduk dengan posisi lotus diatas permukaan air laut dan memejamkan matanya. “Saudaraku, apa yang kamu lakukan?” tanya Liu Shin.“Aku sedang membaca beberapa kitab, siapa tahu ada yang berguna,” balas Surya Kelana.Liu Shin menyipitkan matanya. “Apa maksudmu? Aku hanya melihatmu duduk bersila tanpa melakukan apapun. Kamu juga tidak mengenakan cincin ruang dimensi sebagai tempat penyimpanan kitabmu.”“Aku tidak membutuh
“Saudaraku, lekas menjauh dari sini dan menghindar dari jangkauan hujan petir!” perintah Liu Shin kepada Surya Kelana. “Aku akan membantumu,” ujar Surya Kelana. “Ini sangat berbahaya, biarkan aku menghadapinya seorang diri,” balas Liu Shin. Liu Shin menyadari jika area untuk memasuki gunung brawijaya sangat sukar untuk ditembus. Mau tidak mau dia harus melawan kepiting raksasa dan membinasakannya. Kepiting raksasa tidak akan membiarkan seorangpun mencapai gunung brawijaya di wilayah kekuasaannya di permukaan air laut. Sementara itu, awan yang sangat besar tempat keberadaan gunung brawijaya bergemuruh sangat keras dan terus menghujani Liu Shin dan Surya Kelana dengan petir hitam. Dari pengamatan Liu Shin, gunung brawijaya menolak siapapun yang akan memasukinya dengan formasi ataupun fenomena alam yang ada disekitarnya. “Dua orang akan lebih mudah menghadapinya, aku bisa mengalihkan perhatiannya,” Surya Kelana memaksa untuk ikut menghadapi kepiting raksasa. “Baiklah,” balas Liu S
"Hmmm ... gunung brawijaya? gunung itu sangat sulit ditemukan," balas manager paviliun."Berapa harga yang harus kami bayar?" tanya Liu Shin."Ini bukan masalah harga, paviliun kami juga kekurangan informasi tentangnya.""Lalu, informasi apa yang paviliun ketahui? Aku akan membayarnya dengan harga yang pantas," balas Liu Shin kemudian mengambil ribuan koin emas dan meletakkannya di atas meja dihadapan manager paviliun."Anak muda ... masukkan kembali uangmu! Bagaimana jika kita saling bertukar informasi? Kamu tidak perlu membayarnya."Liu Shin mengerutkan alis. "Apa maksudmu?""Gunung brawijaya merupakan tempat paling mengerikan di benua ini, sangat mustahil dimasuki manusia biasa. Hanya orang-orang dengan kekuatan layaknya dewa yang bisa memasukinya. Jika kamu berhasil memasukinya, aku ingin kamu memberikan informasi tentang apa saja yang ada di gunung tersebut. Bagaimana menurutmu?""Baiklah kalau begitu, aku akan kembali ke tempat ini setelah urusanku selesai di gunung brawijaya,"
Setelah cukup lama bertarung, Liu Shin akhirnya bisa melumpuhkan Cheng Gu. Liu Shin memaksa Cheng Gu untuk memberikan informasi padanya, tapi Cheng Gu tidak mau mengakui apapun. Liu Shinpun akhirnya membunuh Cheng Gu. Liu Shin melanjutkan perjalanannya di wilayah kekuasaan kerajaan wirasena untuk mencari gunung brawijaya. Dia mencari informasi selama beberapa hari di kota ataupun desa namun tidak kunjung juga mengetahui dimana letak keberadaan gunung brawijaya. “Kemana aku bisa menemukan keberadaan gunung brawijaya? Sial, aku lupa bertanya letak gunung brawijaya kepada pendekar buta.” Liu Shin terlihat frustasi kerena tidak menemukan keberadaannya. Saat Liu Shin sedang melesat terbang, dia melihat pemuda yang sedang di keroyok oleh dua orang. Liu Shin mengamati pertarungan yang tidak seimbang tersebut. Setelah memastikan pemuda yang sedang dikeroyok tidak bersalah, Liu Shinpun akhirnya membantunya. “Saudara, biarkan aku menolongmu,” ujar Liu Shin mengagetkan pemuda yang sedang di
“Anak muda, kamu benar-benar arogan.” Wusss Orang itu melesat turun ke tanah untuk menyerang Liu Shin. “Tinju Macan Api.” Bummmm Liu Shin berhasil menghindar dari serangan orang itu. Serangan tinju orang itu sangat dahsyat mengenai tanah, membuat tanah menjadi sebuah kawah yang sangat besar. “Orang ini begitu kuat, aku harus waspada,” gumam Liu Shin. “Kembalilah ke kerajaan manggala atau aku akan membunuhmu.” Orang misterius itu kembali mengancam Liu Shin. “Aku tidak akan kembali sampai aku menemukan Si Mata Merah,” jawab Liu Shin. “Jadi, kamu mencari Si Mata Merah? Langkahi dulu mayatku,” ujar orang misterius tersebut. “Siapa kamu?” tanya Liu Shin. “Karena kamu akan mati, aku akan menjawab pertanyaanmu. Aku Cheng Gu dari klan penyihir dunia atas.” “Jadi, kamu adalah seseorang yang memburu Ratu Siluman Rubah? Kenapa kamu melindungi kerajaan wirasena dan apa hubunganmu dengan Si Mata Merah?” “Itu tidak ada urusannya denganmu,” jawab Cheng Gu. Pertempuran sengitpun terjadi
Setelah selesai makan di kedai arak, Liu Shinpun pergi dari kota kalageni untuk melanjutkan perjalanan menuju kerajaan wirasena. Dalam perjalanannya, Liu Shin melihat puluhan petapa suci melesat terbang dengan sangat cepat menuju ke arah timur. “Mau kemana orang-orang tersebut?” gumam Liu Shin. Liu Shin yang penasaran mengikuti petapa-petapa suci itu. Para Petapa ternyata menuju ke sebuah lembah yang bernama lembah hitam. Di lembah itu, sudah berkumpul sekitar ratusan petapa suci lainnya. Liu Shin bersembunyi di dahan sebuah pohon dan mengamati Para Petapa. Para Petapa terlihat berkumpul di depan sebuah pintu portal yang ada di lembah itu. Tidak lama kemudian, pintu portal terbuka dan petapa-petapa itu memasuki pintu. “Ada apa di balik pintu portal itu? Aku ikuti saja mereka.” Liu Shin mengikuti petapa-petapa suci masuk ke sebuah portal. Portal itu membawa Liu Shin menuju ke sebuah tempat yang tampak seperti labirin. “Apa yang sesungguhnya mereka cari di tempat seperti ini?” Tr
“Tunggu anak muda! Apa kamu yakin bisa mengalahkan Si Mata Merah?”“Sejujurnya, aku mungkin belum mampu mengalahkannya, oleh karenanya istriku berhasil dibawa kabur oleh Si Mata Merah ke benua ini. Namun, aku tidak ingin berlama-lama karena kedua istriku mungkin dalam bahaya,” balas Liu Shin.“Kalau begitu, aku akan mengajarimu sedikit cara bagaimana mengalahkannya. Aku sudah sangat hafal dengan jurus dan tekniknya. Apa kamu tertarik? Aku juga sudah lama menyimpan dendam dengannya dan ingin membunuhnya.”“Baiklah kalau tuan pendekar buta bersedia,” jawab Liu Shin.“Tutup matamu!” perintah Pendekar Buta.Kekuatan Si Mata Merah sangat mengerikkan. Hanya dengan menatap matanya, seseorang akan menjadi patung. Oleh karenanya, Pendekar Buta bermaksud mengajari Liu Shin bagaimana cara bertarung menggunakan insting dan pendengarannya.Liu Shin tanpa ragu menutup matanya. Mereka lalu berlatih tanding tanpa penglihatan, membuat Liu Shin selalu terkena pukulan tongkat sakti milik Si Pendekar Bu
Ribuan tahun yang lalu, benua tianlang, taishan dan malaya saling perperang untuk melebarkan kekuasaan mereka. Mereka berhenti berperang karena masing-masing dari mereka mengalami kerugian yang sangat besar.Benua malaya kembali mulai menampakkan diri, menyerang benua tianlang, dipimpin oleh seseorang dengan julukan Si Mata Merah di pesisir pantai wilayah kekaisaran Han.Kekuatan dari orang-orang benua malaya sangatlah hebat. Pasukan serigala malam yang melawan mereka bahkan banyak yang mengalami kematian. Si Mata Merah juga berhasil menculik Qing Yuqie dan Bing Susie tanpa bisa dicegah oleh Liu Shin dan pasukan serigala malamnya.“Zhu Lao, Sie Gong, Gao Lang, Fu Shen … aku akan pergi sendiri ke benua selatan untuk mencari Qing Yuqie dan Bing Susie. Kalian tetaplah disini dan jaga benua Tianlang, aku baru menyadari bahwa dunia tempatku tinggal ini ternyata sangat luas,” ucap Liu Shin.“Baik tuan … hati-hatilah menghadapi Si Mata Merah,” balas Zhu Lao.Liu Shin menuju ke benua selatan