"Aku akan mengusir salah satu dari Mereka, orang-orang di sini pasti bangsawan kejam dan keji. Tidak ada salahnya Aku bersikap arogan," gumam Liu Shin setelah sampai di lantai atas restoran.Liu Shin mendapati jika meja di lantai atas penuh dengan beberapa orang. Dia kemudian mendekat ke arah sebuah meja.BrakkkkLiu Shin menggebrak salah satu meja, membuat pengunjung lantai atas restoran menengok ke arahnya."Enyah Kalian!" bentak Liu Shin kepada empat orang yang menempati sebuah meja.Tanpa banyak bicara, salah satu Tuan Muda berdiri meninju Liu Shin yang berani mengusir Mereka. Dia adalah Wei Lun dari klan Wei, salah satu klan bangsawan di Kota Matahari terbit.Wei Lun tidak Terima dengan Liu Shin yang memandang rendah klan Wei karena berani mengusir Mereka."Tinju Pembakar Jiwa."Wei Lun melesatkan tinjunya ke arah Liu Shin. Tetapi, Liu Shin berhasil menghindar sebelum tinju Wei Lun mengenai mukanya.BammmSetelah Liu Shin menghindar, Liu Shin memukul tengkuk Wei Lun dengan sangat
Beberapa minggu yang lalu setelah penyerangan bajak laut ke kapal pesiar, Zhu Lao, Gao Lang, Sie Gong dan Fu Shan menyelamatkan awak kapal dan Para Penumpang.Zhu Lao telah membawa Para Penumpang ke tepian pantai Benua Taishan."Sie Gong ... Kamu carilah sumberdaya yang ada di Benua ini untuk Tuan Shin! Fu Shan dan Gao Lang bertugas menyelidiki klan cahaya dan kegelapan. Cari tahu bagaimana dua kekuatan itu berada di tempat seperti ini!" perintah Zhu Lao."Membaurlah dengan warga Benua! Jangan membuat gerakan atau keributan apapun sebelum Tuan memerintah Kita!" lanjut Zhu Lao."Tuan Lao, Aku sangat mengkhawatirkan Tuan Shin... apa Kita tidak mencari dan mengikutinya diam-diam?" ujar Sie Gong."Tuan telah memerintahkan Kita berpisah dan memberi Kita tugas, tidak perlu mengkhawatirkan Tuan! Lakukan saja sesuai dengan keinginannya," jawab Zhu Lao."Aku akan membuat Kalian mengetahui jika Tuan mengalami kesusahan," lanjut Zhu Lao kemudian menempelkan jari telunjuknya ke Sie Gong, Gao Lang
Di Restoran Bunga Perak, Liu Shin telah menyelesaikan makannya. Dia bersama Xian Lin dan Xian Ye kemudian menuju ke ruang bawah tanah restoran untuk meladeni tantangan Wei Lun di arena hidup dan mati. “Ingat … Kalian berdua harus mendapatkan banyak batu spiritual untukku,” ucap Liu Shin ke Xian Lin dan Xian Ye. “Cihhh … untuk apa Kamu menginginkan batu yang menurutmu hanya sampah,” maki Xian Ye. “Jangan banyak bertanya, lakukan saja sesuai dengan perintahku, Kalian akan mendapat bagiannya,” jawab Liu Shin. “Batu sangat berguna seperti itu tidak pantas di miliki oleh orang-orang yang telah menindas warga Benua,” pikir Liu Shin. “Setelah ini, Aku akan mencuri batu-batu seperti itu untuk membesarkan nama Bandit Gagak Hitam,” batinnya. Liu Shin terhentak kaget setelah memasuki ruang bawah tanah yang ada di Restoran Bunga Perak. Ruang bawah tanah itu bagaikan terlihat lebih besar dan megah dari restoran itu sendiri. “Xian Lin … ini benar-benar di luar dugaanku, arena ini seperti sebu
Para Penonton mulai menyayangkan nasib Liu Shin yang akan mati hanya dalam sesaat, satu gerakan."Benar-benar pertarungan konyol, bagaimana Pendekar bumi seperti itu mau menerima tantangan Wei Lun? Tidak menarik, paling-paling dalam sekedip mata Pendekar bumi itu akan mati," gumam Penonton.Di tempat VVIP, terlihat seseorang yang merupakan Raja Petarung dunia bawah Kota Matahari Terbit. Dia sedang bercakap-cakap dengan manager Restoran Bunga Perak. Mereka berdua tidak begitu mempedulikan pertarungan karena merasa pertarungan tersebut merupakan pertarungan rendahan."Mulai." Wasit memulai pertarungan hidup dan mati.SrakkkkBaru saja Sang Wasit memulai pertarungan, Liu Shin sudah berada di belakang Wei Lun, dan menebas lehernya.Liu Shin tidak segan melakukan hal mengerikan seperti itu karena mengetahui tentang klan Wei dari Xian Lin. Walikota yang berasal dari klan Wei merupakan orang yang keji. Dia bahkan akan membumihanguskan Kota beserta penghuninya jika tidak membayar pungutan.Pa
Liu Shin di ajak Raja Petarung dunia bawah Kota Matahari Terbit ke sebuah ruangan."Anak muda ... Aku sangat penasaran dengan klan Chamu, seberapa besar kekuatan klan Cha di Kota Mawar Putih?" tanya Raja Petarung Kota.Liu Shin menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Dia sendiri tidak mengetahuinya dan mendengar tentang klan Cha dari Tu Mui. "Tuan Petarung bisa melihat kebesaran klan Cha dariku," jawab Liu Shin.Raja Petarung itu menganggukkan kepalanya. Jika Liu Shin yang masih muda dapat mengalahkan dua orang Tetua dari klan Wei, kekuatan klan Cha tidak bisa di pandang sebelah mata."Klan Wei tidak akan tinggal diam atas kematian tiga orangnya. Berdasarkan bisik-bisik Penonton, Tuan Muda yang telah Kamu bunuh merupakan jenius dari klan Wei. Dengan siapa Kamu ke Kota Matahari Terbit? Kalian mungkin dalam bahaya," ujar Raja Petarung Kota."Tuan Raja Petarung tidak perlu memikirkan hal itu! Ngomong-ngomong, bagaimana jika Aku mendaftar menjadi Petarung resmi dunia bawah?""Kamu bisa mend
Seluruh Kota Matahari terbit gempar dengan berita kematian Walikota dan juga kehancuran klan Wei.Liu Shin dengan sangat senyap membunuh Walikota Kota Matahari Terbit. Dia juga seorang diri menghancurkan klan Wei tanpa ada satupun yang tersisa.Berita tersebut sampai ke telinga Manager Restoran Bunga Perak dan Raja Petarung Kota."Manager, apa Kamu pernah mendengar nama klan Cha? Seperti apa Kekuatannya? Klan Wei merupakan penguasa Kota Matahari Terbit, tetapi klan Cha dalam sekejap menghancurkan Mereka," tanya Raja Petarung ke Manager Restoran Bunga Perak.Raja Petarung Kota dan Manager Restoran Bunga Perak menganggap jika hancurnya klan Wei dan tewasnya Para Pejabat Kota di lakukan oleh pasukan klan Cha, bukan Liu Shin seorang diri."Aku juga baru pernah mendengar nama klan Cha. Klan Wei mungkin telah membangunkan harimau yang lama tertidur," jawab Manager."Lalu, siapa yang akan menggantikan Para Pejabat Kota?" tanya Raja Petarung."Jika klan Cha yang melakukan hal itu, maka tidak
Cha Ming seakan ingin pingsan mendengar perintah Tu Mui. Dia menjadi dilema di antara dua kemungkinan.Utusan dari Restoran Bunga Perak bisa saja akan menghancurkan klan Cha jika Dia mengakui kehancuran klan Wei merupakan ulah dari klan Cha. Di sisi lain, Cha Ming juga sedikit takut dengan Tu Mui yang terlihat misterius jika Dia tidak mengikuti perintahnya.Jika Restoran Bunga Perak bermaksud menuntut, klan Cha akan hancur jika Cha Ming mengakuinya. Tetapi, jika Dia tidak mengakuinya, klan Cha juga bisa hancur oleh Tu Mui karena Dia mengindahkan perintahnya.Cha Ming mengucek-ucek rambutnya frustasi. "Aihhhh sialan, apa yang harus Aku pilih? Baiklah ... Aku akui saja."Cha Ming memilih mengambil peruntungan mengakui jika klan Cha yang telah menghancurkan klan Wei."Jenderal ... Kamu ikuti kemana Tuan Gagak pergi, selidiki siapa Dia sebenarnya!" perintah Cha Ming ke Jenderal klannya.Cha Ming sangat penasaran dengan Tu Mui, Dia tidak seharusnya mendengar perkataan orang yang masih asin
Di Benua Tianlang setelah Tang San menghancurkan Kota Naga Langit.Yu Qie melesat ke arah Tang Sang dengan niat membunuh yang sangat besar, bermaksud menghabisi Tang San karena sangat geram melihat kehancuran Kota."Nona ... tung ... "Belum sempat Xio Li mencegah Yu Qie, kedua Iblis melesat menyerangnya. Kedua Iblis berusaha meninju Xio Li, tetapi, Xio Li dapat menghindari Mereka dengan memutar tubuhnya di atas udara.Xio Li kembali akan melesat untuk mencegah Yu Qie, tetapi salah satu Iblis memegangi ekor, memutar tubuhnya, dan membanting Xio Li ke permukaan tanah dari atas ketinggian.BommmmKota Naga Langit yang sudah porak-poranda menjadi semakin hancur oleh ledakan yang di timbulkan oleh tubuh Xio Li yang terbanting ke permukaan tanah.Beruntung bagi warga Kota yang sempat menyelamatkan diri sebelumnya telah di jauhkan oleh Shen Long ke pinggiran Kota.Shen Long yang baru kembali mengevakuasi beberapa warga, langsung melesat ke arah Tang San untuk membantu Yu Qie.BammmBommmTa
Ribuan tahun yang lalu, benua malaya disebut sebagai kerajaan kuno selatan. Wilayah kekuasaannya mencakup seluruh benua malaya. Kerajaan kuno selatan itulah yang terus berperang dengan benua tianlang maupun benua taishan untuk memperluas wilayah kekuasaan.Seiring dengan berjalannya waktu, perang saudara terus menerus terjadi di kerajaan kuno selatan. Kerajaan kuno selatan mulai terlupakan dan berubah nama menjadi benua malaya dengan banyak kerajaan besar maupun kecil yang berdiri tegak.Kerajaan-kerajaan di benua malaya itu tidak ubahnya seperti sekte yang memiliki aliran hitam dan putih, yaitu baik dan jahat.Si Mata Merah mengumpulkan kerajaan-kerajaan yang jahat di bawah kepemimpinan kerajaan wirasena. Dia berniat kembali menjadikan benua malaya menjadi kerajaan kuno selatan.Dalam menggapai keinginannya itu, Si Mata Merah dimanfaatkan oleh Cheng Gu, seseorang dari klan penyihir yang sempat dihabisi oleh Liu Shin.Cheng Gu menjanjikan Si Mata Merah kekuatan dahsyat sehingga mampu
Liu Shin menyimpan kristal kehidupan di cincin ruang dimensinya. Dia memikirkan cara bagaimana bisa naik ke atas gumpalan awan gunung brawijaya.“Saudaraku, apa kamu sanggup menghindari petir hitam?” tanya Liu Shin.“Meskipun harus mati, aku akan mencobanya demi adikku,” balas Surya Kelana.“Lebih baik kita menghindar terlebih dahulu dari hujan petir hitam. Kita pikirkan cara terlebih dahulu bagaimana bisa sampai ke gunung brawijaya.”“Baiklah.”Liu Shin dan Surya Kelana kemudian menjauh dari jangkauan petir hitam di atas permukaan air laut.Liu Shin melihat Surya Kelana duduk dengan posisi lotus diatas permukaan air laut dan memejamkan matanya. “Saudaraku, apa yang kamu lakukan?” tanya Liu Shin.“Aku sedang membaca beberapa kitab, siapa tahu ada yang berguna,” balas Surya Kelana.Liu Shin menyipitkan matanya. “Apa maksudmu? Aku hanya melihatmu duduk bersila tanpa melakukan apapun. Kamu juga tidak mengenakan cincin ruang dimensi sebagai tempat penyimpanan kitabmu.”“Aku tidak membutuh
“Saudaraku, lekas menjauh dari sini dan menghindar dari jangkauan hujan petir!” perintah Liu Shin kepada Surya Kelana. “Aku akan membantumu,” ujar Surya Kelana. “Ini sangat berbahaya, biarkan aku menghadapinya seorang diri,” balas Liu Shin. Liu Shin menyadari jika area untuk memasuki gunung brawijaya sangat sukar untuk ditembus. Mau tidak mau dia harus melawan kepiting raksasa dan membinasakannya. Kepiting raksasa tidak akan membiarkan seorangpun mencapai gunung brawijaya di wilayah kekuasaannya di permukaan air laut. Sementara itu, awan yang sangat besar tempat keberadaan gunung brawijaya bergemuruh sangat keras dan terus menghujani Liu Shin dan Surya Kelana dengan petir hitam. Dari pengamatan Liu Shin, gunung brawijaya menolak siapapun yang akan memasukinya dengan formasi ataupun fenomena alam yang ada disekitarnya. “Dua orang akan lebih mudah menghadapinya, aku bisa mengalihkan perhatiannya,” Surya Kelana memaksa untuk ikut menghadapi kepiting raksasa. “Baiklah,” balas Liu S
"Hmmm ... gunung brawijaya? gunung itu sangat sulit ditemukan," balas manager paviliun."Berapa harga yang harus kami bayar?" tanya Liu Shin."Ini bukan masalah harga, paviliun kami juga kekurangan informasi tentangnya.""Lalu, informasi apa yang paviliun ketahui? Aku akan membayarnya dengan harga yang pantas," balas Liu Shin kemudian mengambil ribuan koin emas dan meletakkannya di atas meja dihadapan manager paviliun."Anak muda ... masukkan kembali uangmu! Bagaimana jika kita saling bertukar informasi? Kamu tidak perlu membayarnya."Liu Shin mengerutkan alis. "Apa maksudmu?""Gunung brawijaya merupakan tempat paling mengerikan di benua ini, sangat mustahil dimasuki manusia biasa. Hanya orang-orang dengan kekuatan layaknya dewa yang bisa memasukinya. Jika kamu berhasil memasukinya, aku ingin kamu memberikan informasi tentang apa saja yang ada di gunung tersebut. Bagaimana menurutmu?""Baiklah kalau begitu, aku akan kembali ke tempat ini setelah urusanku selesai di gunung brawijaya,"
Setelah cukup lama bertarung, Liu Shin akhirnya bisa melumpuhkan Cheng Gu. Liu Shin memaksa Cheng Gu untuk memberikan informasi padanya, tapi Cheng Gu tidak mau mengakui apapun. Liu Shinpun akhirnya membunuh Cheng Gu. Liu Shin melanjutkan perjalanannya di wilayah kekuasaan kerajaan wirasena untuk mencari gunung brawijaya. Dia mencari informasi selama beberapa hari di kota ataupun desa namun tidak kunjung juga mengetahui dimana letak keberadaan gunung brawijaya. “Kemana aku bisa menemukan keberadaan gunung brawijaya? Sial, aku lupa bertanya letak gunung brawijaya kepada pendekar buta.” Liu Shin terlihat frustasi kerena tidak menemukan keberadaannya. Saat Liu Shin sedang melesat terbang, dia melihat pemuda yang sedang di keroyok oleh dua orang. Liu Shin mengamati pertarungan yang tidak seimbang tersebut. Setelah memastikan pemuda yang sedang dikeroyok tidak bersalah, Liu Shinpun akhirnya membantunya. “Saudara, biarkan aku menolongmu,” ujar Liu Shin mengagetkan pemuda yang sedang di
“Anak muda, kamu benar-benar arogan.” Wusss Orang itu melesat turun ke tanah untuk menyerang Liu Shin. “Tinju Macan Api.” Bummmm Liu Shin berhasil menghindar dari serangan orang itu. Serangan tinju orang itu sangat dahsyat mengenai tanah, membuat tanah menjadi sebuah kawah yang sangat besar. “Orang ini begitu kuat, aku harus waspada,” gumam Liu Shin. “Kembalilah ke kerajaan manggala atau aku akan membunuhmu.” Orang misterius itu kembali mengancam Liu Shin. “Aku tidak akan kembali sampai aku menemukan Si Mata Merah,” jawab Liu Shin. “Jadi, kamu mencari Si Mata Merah? Langkahi dulu mayatku,” ujar orang misterius tersebut. “Siapa kamu?” tanya Liu Shin. “Karena kamu akan mati, aku akan menjawab pertanyaanmu. Aku Cheng Gu dari klan penyihir dunia atas.” “Jadi, kamu adalah seseorang yang memburu Ratu Siluman Rubah? Kenapa kamu melindungi kerajaan wirasena dan apa hubunganmu dengan Si Mata Merah?” “Itu tidak ada urusannya denganmu,” jawab Cheng Gu. Pertempuran sengitpun terjadi
Setelah selesai makan di kedai arak, Liu Shinpun pergi dari kota kalageni untuk melanjutkan perjalanan menuju kerajaan wirasena. Dalam perjalanannya, Liu Shin melihat puluhan petapa suci melesat terbang dengan sangat cepat menuju ke arah timur. “Mau kemana orang-orang tersebut?” gumam Liu Shin. Liu Shin yang penasaran mengikuti petapa-petapa suci itu. Para Petapa ternyata menuju ke sebuah lembah yang bernama lembah hitam. Di lembah itu, sudah berkumpul sekitar ratusan petapa suci lainnya. Liu Shin bersembunyi di dahan sebuah pohon dan mengamati Para Petapa. Para Petapa terlihat berkumpul di depan sebuah pintu portal yang ada di lembah itu. Tidak lama kemudian, pintu portal terbuka dan petapa-petapa itu memasuki pintu. “Ada apa di balik pintu portal itu? Aku ikuti saja mereka.” Liu Shin mengikuti petapa-petapa suci masuk ke sebuah portal. Portal itu membawa Liu Shin menuju ke sebuah tempat yang tampak seperti labirin. “Apa yang sesungguhnya mereka cari di tempat seperti ini?” Tr
“Tunggu anak muda! Apa kamu yakin bisa mengalahkan Si Mata Merah?”“Sejujurnya, aku mungkin belum mampu mengalahkannya, oleh karenanya istriku berhasil dibawa kabur oleh Si Mata Merah ke benua ini. Namun, aku tidak ingin berlama-lama karena kedua istriku mungkin dalam bahaya,” balas Liu Shin.“Kalau begitu, aku akan mengajarimu sedikit cara bagaimana mengalahkannya. Aku sudah sangat hafal dengan jurus dan tekniknya. Apa kamu tertarik? Aku juga sudah lama menyimpan dendam dengannya dan ingin membunuhnya.”“Baiklah kalau tuan pendekar buta bersedia,” jawab Liu Shin.“Tutup matamu!” perintah Pendekar Buta.Kekuatan Si Mata Merah sangat mengerikkan. Hanya dengan menatap matanya, seseorang akan menjadi patung. Oleh karenanya, Pendekar Buta bermaksud mengajari Liu Shin bagaimana cara bertarung menggunakan insting dan pendengarannya.Liu Shin tanpa ragu menutup matanya. Mereka lalu berlatih tanding tanpa penglihatan, membuat Liu Shin selalu terkena pukulan tongkat sakti milik Si Pendekar Bu
Ribuan tahun yang lalu, benua tianlang, taishan dan malaya saling perperang untuk melebarkan kekuasaan mereka. Mereka berhenti berperang karena masing-masing dari mereka mengalami kerugian yang sangat besar.Benua malaya kembali mulai menampakkan diri, menyerang benua tianlang, dipimpin oleh seseorang dengan julukan Si Mata Merah di pesisir pantai wilayah kekaisaran Han.Kekuatan dari orang-orang benua malaya sangatlah hebat. Pasukan serigala malam yang melawan mereka bahkan banyak yang mengalami kematian. Si Mata Merah juga berhasil menculik Qing Yuqie dan Bing Susie tanpa bisa dicegah oleh Liu Shin dan pasukan serigala malamnya.“Zhu Lao, Sie Gong, Gao Lang, Fu Shen … aku akan pergi sendiri ke benua selatan untuk mencari Qing Yuqie dan Bing Susie. Kalian tetaplah disini dan jaga benua Tianlang, aku baru menyadari bahwa dunia tempatku tinggal ini ternyata sangat luas,” ucap Liu Shin.“Baik tuan … hati-hatilah menghadapi Si Mata Merah,” balas Zhu Lao.Liu Shin menuju ke benua selatan