Liu Shin menghela nafas, kemudian memanggil Zhu Lao keluar untuk menemaninya. Dia kemudian menaiki punggung Zhu Lao, melesat di hutan bambu."Tuan, kenapa tidak mengejar dan menghabisi Mereka berdua?" Zhu Lao menyarankan Liu Shin mengejar dan menghabisi dua orang dari klan Dao yang kabur."Biarkan saja! Aku tadinya juga hanya ingin memberi Mereka sedikit pelajaran, tidak ingin membunuh Mereka. Siapa sangka Aku tidak sengaja membunuh Mereka dengan kekuatanku ini," Liu Shin berkata tanpa rasa berdosa."Haha ... baiklah Tuan ... terserah Tuan saja. Ngomong-ngomong apa Tuan tidak berlatih Kitab-kitab yang Tuan miliki sambil mencari keberadaan orang-orang dari klan Tuan yang mungkin masih hidup?" Zhu Lao menyatakan pendapatnya."Aku juga berpikiran seperti itu, apa Kamu bisa mengajariku? Aku tidak tahu menahu tentang Kultivasi, dan Kitab-kitab ini mungkin sangat susah untuk di pelajari."Liu Shin mengingat harga dari kitabnya yang terendah tingkatannya. Semakin tinggi harganya maka dapat d
Setelah beberapa hari perjalanan, Liu Shin dan Chen Long sampai di Desa Daun Kuning. Liu Shin memasuki Desa menaiki Zhu Lao, berjalan santai di samping Chen Long."Bukankah seharusnya besok Para Bandit baru datang ke sini, di belakang Meraka mungkin mengikuti ratusan Bandit yang menuju kemari, cepat bersembunyi!" ucap salah satu Warga Desa yang melihat Liu Shin dan Chen Long."Kenapa Chen Long bersama dengan Bandit? Apa Dia di rekrut menjadi Bandit?" heran warga yang lain, tetapi tidak mempedulikan keberadaan Chen Long, Mereka berlalu masuk ke rumah, bersembunyi.Chen Long sebagai jenius di Desa Daun kuning cukup terkenal di kalangan warga Desa.Beberapa Warga yang lain mulai menatap curiga ke arah Liu Shin dan Chen Long. Mereka menyangka bahwa Liu Shin merupakan bagian dari Bandit gunung."Bandit sialan... cepat Kita bersembunyi!" ucap Warga yang lain menyadari keberadaan Liu Shin yang menunggangi seekor Beast berjalan di jalanan Desa menuju kediaman Chen Long.Seketika tempat yang d
Keesokan harinya, Ibu Chen Long membawa dua piring makanan keluar. "Ini untukmu, bukan untuk Bandit." ucapnya ke Chen Long."Terimakasih Bu, Aku juga sangat lapar." Liu Shin tidak peduli dan merebut salah satu piring makanan di tangan Ibu Chen Long."Cepat makan dan bergegas pergi untuk melawan Bandit Gunung!" perintah Ibu Chen Long kepada Liu Shin."Kamu juga, tambah makananmu agar tidak kelaparan saat melarikan diri. larilah jika Kamu sudah berhasil membunuh beberapa Bandit, dan janganlah mati!" lanjutnya beralih mengomeli Chen Long.Ibu Chen Long tidak ingin Putranya mati, ucapannya kemarin hanyalah sebuah penyemangat bagi Chen Long agar tidak takut mati menghadapi kejahatan."Ya ... ya... Long'er akan makan yang banyak. setidaknya, Long'er mati dalam keadaan kenyang." Chen Long mulai makan dengan lahap.Liu Shin dan Chen Long menuju ke kediaman Kepala Desa. Mereka mengamati dari atas sebuah pohon tidak jauh dari kediaman kepala Desa."Saudara Liu, apa Kamu yakin akan melawan Merek
"Nak Long, bisakah Kamu jelaskan semua ini? Bagaimana Desa Daun Kuning menghadapi amarah para Penguasa Bandit gunung Sungjin di kemudian hari?" lanjut Kepala Desa meminta penjelasan."Tidak perlu mengkhawatirkan hal itu. Aku akan pergi ke Markas Mereka," sahut Liu Shin, "Untuk itu, Aku permisi dulu."Liu Shin akan mengejar dan mengikuti dua orang Bandit yang di biarkan selamat. dua bandit itu sempat tertinggal jauh di belakang dan Liu Shin mengetahuinya."Saudara Liu, tunggu! Aku ikut denganmu!" ucap Chen Long."Tidak ... Aku akan pergi sendiri."Liu Shin tidak ingin Chen Long ikut ke dalam bahaya. Dia tidak mengetahui seberapa besar kekuatan dari Aliansi Bandit gunung. Jika Chen Long ikut, Dia khawatir sesuatu hal menimpa Chen Long.Liu Shin yang terbang menaiki Zhu Lao mengikuti dua orang Bandit yang di biarkan selamat. Kedua Bandit itu berlari, melompat dari ranting pohon yang satu ke ranting yang lainnya cukup cepat."Apa yang akan Mereka lakukan di jalan buntu?" pikir Liu Shin.L
Dua Orang Bandit yang kabur dari Desa Daun Kuning mulai menyadari bahwa Liu Shin merupakan Pemuda yang Mereka lihat saat di Desa Daun Kuning."Pemuda itu ... Pemimpin ... Dia Orang yang telah menghabisi ratusan Bandit seorang diri," ucap salah satu Bandit itu ke beberapa Pemimpin Bandit.Bandit gunung terdiri dari puluhan kelompok bandit yang mana Mereka memiliki Pemimpin masing-masing. Puluhan Pemimpin itu bersatu membangun aliansi Bandit di bawah naungan empat orang yang di sebut sebagai Penguasa gunung."Ya benar ... Dia Pemuda yang Kami ceritakan Pemimpin, Pemuda itu sangat kejam dan mengerikan," sahut Bandit satunya lagi."Bagaimana bisa seorang Bocah seperti itu menghabisi Kalian seorang diri? Apa Bandit gunung kehilangan taringnya?"Ratusan Bandit mulai mengepung Liu Shin dan Zhu Lao."Tuan ... Aku dengar kehebatanmu sangat luar biasa, Apakah Kami pernah membuatmu marah atau pernah menyinggungmu?" ucap salah satu Pemimpin Bandit gunung, beberapa Pemimpin tidak mau melakukan tin
Liu Shin mencoba melindungi Gadis itu dari para Bandit yang mengelilingi Mereka. Liu Shin menyuruh Zhu Lao turun dari atas sebuah bangunan untuk membawa gadis itu bersamanya.Setelah Zhu Lao berada di dekat Mereka, Liu Shin mencoba membopong, merangkul Sang gadis untuk menaiki punggung Zhu Lao. Tanpa di sengaja, Liu Shin memegang dua buntalan besar di dada Sang Gadis. Gadis itu tersipu, mukanya memerah, dan tampak murka dengan Liu Shin.Gadis itu hanya diam masih terkena efek dari racun. Jika saja Dia sudah memulihkan dirinya, Dia mungkin akan menghajar Liu Shin karena melakukan hal yang senonoh. Dia baru pertama kali di sentuh di bagian yang sangat sensitif.Gadis itu kemudian di bawa terbang oleh Zhu Lao ke atas atap sebuah bangunan yang berbeda dengan empat Penguasa gunung mengawasi Liu Shin.Beberapa Bandit mulai ketakutan dengan kekejaman Liu Shin. Beberapa dari Mereka terkencing-kencing di celana dan mencoba untuk melarikan diri.Liu Shin tidak berdiam diri setelah menyelamatkan
"Perisai Emas."Raja Singa membuat sebuah perisai berwarna emas transparan mengelilingi tubuhnya, membuatnya selamat dari hujan puluhan pedang yang di lesatkan oleh Yu Qie.Liu Shin kembali menyerang Raja Gunung, Dia mengeluarkan Pedang hitamnya. Cakar Setan bergerak membantu Raja Gunung, sementara Si Botak Gila menyerang Yu Qie membantu Raja Singa."Gadis cantik, sini temani Aku bermain!" Si Botak Gila menyerang Yu Qie dengan kedua goloknya."Golok Api Hitam," Dua golok yang di pegang oleh Si Botak Gila mengeluarkan Api hitam dan dengan sangat ganas menyerang Yu Qie.Yu Qie tidak tinggal diam, Dia menghalau kedua Golok Si Botak Gila dengan Pusaka Pedang tingkat langit miliknya, "Pedang Bunga bergetar."Masing-masing Golok Si Botak Gila patah menjadi dua bagian. Belum sempat Yu Qie bernafas lega, Raja Singa menyerang dengan kekuatan penuhnya, "Pedang amarah Raja Singa."Yu Qie berusaha melompat menghindarinya, tetapi Si Botak Gila kembali menyerangnya "Berani sekali Gadis cilik seperti
Yu Qie menjadi amat murka dengan Liu Shin, "Bajingan mesum, matilah Kau!"BommmmLiu Shin kembali merasakan tinju Yu Qie. Dia terpental jauh, melayang puluhan meter mengenai sebuah dinding bangunan."Kenapa Dia marah kepadaku? bukannya Aku akan memberinya kompensasi?" gumam Liu Shin tanpa rasa bersalah sambil menyeka mulutnya yang mengeluarkan sedikit darah segar."Bajingan mesum ... jangan berpura-pura sakit! Cepat cari beberapa kereta kuda!" teriak Yu Qie menyuruh Liu Shin membawakan beberapa kereta kuda untuk mengangkut para gadis ke Desa Kinglong."Bebaskan juga Para Tawanan yang di sekap di ruang bawah tanah di bangunan itu!" tunjuk Yu Qie ke sebuah bangunan yang terdapat ruang bawah tanah tempat Tawanan lain dari Bandit Gunung."Sial ... kenapa Aku bisa mematuhinya seperti ini? apa yang salah denganku?" gumam Liu Shin segera berlari seperti kucing penurut ke arah yang di tunjuk Yu Qie.Liu Shin ternganga tidak percaya dengan apa yang Dia lihat. Dia sangat geram setelah melihat r
Ribuan tahun yang lalu, benua malaya disebut sebagai kerajaan kuno selatan. Wilayah kekuasaannya mencakup seluruh benua malaya. Kerajaan kuno selatan itulah yang terus berperang dengan benua tianlang maupun benua taishan untuk memperluas wilayah kekuasaan.Seiring dengan berjalannya waktu, perang saudara terus menerus terjadi di kerajaan kuno selatan. Kerajaan kuno selatan mulai terlupakan dan berubah nama menjadi benua malaya dengan banyak kerajaan besar maupun kecil yang berdiri tegak.Kerajaan-kerajaan di benua malaya itu tidak ubahnya seperti sekte yang memiliki aliran hitam dan putih, yaitu baik dan jahat.Si Mata Merah mengumpulkan kerajaan-kerajaan yang jahat di bawah kepemimpinan kerajaan wirasena. Dia berniat kembali menjadikan benua malaya menjadi kerajaan kuno selatan.Dalam menggapai keinginannya itu, Si Mata Merah dimanfaatkan oleh Cheng Gu, seseorang dari klan penyihir yang sempat dihabisi oleh Liu Shin.Cheng Gu menjanjikan Si Mata Merah kekuatan dahsyat sehingga mampu
Liu Shin menyimpan kristal kehidupan di cincin ruang dimensinya. Dia memikirkan cara bagaimana bisa naik ke atas gumpalan awan gunung brawijaya.“Saudaraku, apa kamu sanggup menghindari petir hitam?” tanya Liu Shin.“Meskipun harus mati, aku akan mencobanya demi adikku,” balas Surya Kelana.“Lebih baik kita menghindar terlebih dahulu dari hujan petir hitam. Kita pikirkan cara terlebih dahulu bagaimana bisa sampai ke gunung brawijaya.”“Baiklah.”Liu Shin dan Surya Kelana kemudian menjauh dari jangkauan petir hitam di atas permukaan air laut.Liu Shin melihat Surya Kelana duduk dengan posisi lotus diatas permukaan air laut dan memejamkan matanya. “Saudaraku, apa yang kamu lakukan?” tanya Liu Shin.“Aku sedang membaca beberapa kitab, siapa tahu ada yang berguna,” balas Surya Kelana.Liu Shin menyipitkan matanya. “Apa maksudmu? Aku hanya melihatmu duduk bersila tanpa melakukan apapun. Kamu juga tidak mengenakan cincin ruang dimensi sebagai tempat penyimpanan kitabmu.”“Aku tidak membutuh
“Saudaraku, lekas menjauh dari sini dan menghindar dari jangkauan hujan petir!” perintah Liu Shin kepada Surya Kelana. “Aku akan membantumu,” ujar Surya Kelana. “Ini sangat berbahaya, biarkan aku menghadapinya seorang diri,” balas Liu Shin. Liu Shin menyadari jika area untuk memasuki gunung brawijaya sangat sukar untuk ditembus. Mau tidak mau dia harus melawan kepiting raksasa dan membinasakannya. Kepiting raksasa tidak akan membiarkan seorangpun mencapai gunung brawijaya di wilayah kekuasaannya di permukaan air laut. Sementara itu, awan yang sangat besar tempat keberadaan gunung brawijaya bergemuruh sangat keras dan terus menghujani Liu Shin dan Surya Kelana dengan petir hitam. Dari pengamatan Liu Shin, gunung brawijaya menolak siapapun yang akan memasukinya dengan formasi ataupun fenomena alam yang ada disekitarnya. “Dua orang akan lebih mudah menghadapinya, aku bisa mengalihkan perhatiannya,” Surya Kelana memaksa untuk ikut menghadapi kepiting raksasa. “Baiklah,” balas Liu S
"Hmmm ... gunung brawijaya? gunung itu sangat sulit ditemukan," balas manager paviliun."Berapa harga yang harus kami bayar?" tanya Liu Shin."Ini bukan masalah harga, paviliun kami juga kekurangan informasi tentangnya.""Lalu, informasi apa yang paviliun ketahui? Aku akan membayarnya dengan harga yang pantas," balas Liu Shin kemudian mengambil ribuan koin emas dan meletakkannya di atas meja dihadapan manager paviliun."Anak muda ... masukkan kembali uangmu! Bagaimana jika kita saling bertukar informasi? Kamu tidak perlu membayarnya."Liu Shin mengerutkan alis. "Apa maksudmu?""Gunung brawijaya merupakan tempat paling mengerikan di benua ini, sangat mustahil dimasuki manusia biasa. Hanya orang-orang dengan kekuatan layaknya dewa yang bisa memasukinya. Jika kamu berhasil memasukinya, aku ingin kamu memberikan informasi tentang apa saja yang ada di gunung tersebut. Bagaimana menurutmu?""Baiklah kalau begitu, aku akan kembali ke tempat ini setelah urusanku selesai di gunung brawijaya,"
Setelah cukup lama bertarung, Liu Shin akhirnya bisa melumpuhkan Cheng Gu. Liu Shin memaksa Cheng Gu untuk memberikan informasi padanya, tapi Cheng Gu tidak mau mengakui apapun. Liu Shinpun akhirnya membunuh Cheng Gu. Liu Shin melanjutkan perjalanannya di wilayah kekuasaan kerajaan wirasena untuk mencari gunung brawijaya. Dia mencari informasi selama beberapa hari di kota ataupun desa namun tidak kunjung juga mengetahui dimana letak keberadaan gunung brawijaya. “Kemana aku bisa menemukan keberadaan gunung brawijaya? Sial, aku lupa bertanya letak gunung brawijaya kepada pendekar buta.” Liu Shin terlihat frustasi kerena tidak menemukan keberadaannya. Saat Liu Shin sedang melesat terbang, dia melihat pemuda yang sedang di keroyok oleh dua orang. Liu Shin mengamati pertarungan yang tidak seimbang tersebut. Setelah memastikan pemuda yang sedang dikeroyok tidak bersalah, Liu Shinpun akhirnya membantunya. “Saudara, biarkan aku menolongmu,” ujar Liu Shin mengagetkan pemuda yang sedang di
“Anak muda, kamu benar-benar arogan.” Wusss Orang itu melesat turun ke tanah untuk menyerang Liu Shin. “Tinju Macan Api.” Bummmm Liu Shin berhasil menghindar dari serangan orang itu. Serangan tinju orang itu sangat dahsyat mengenai tanah, membuat tanah menjadi sebuah kawah yang sangat besar. “Orang ini begitu kuat, aku harus waspada,” gumam Liu Shin. “Kembalilah ke kerajaan manggala atau aku akan membunuhmu.” Orang misterius itu kembali mengancam Liu Shin. “Aku tidak akan kembali sampai aku menemukan Si Mata Merah,” jawab Liu Shin. “Jadi, kamu mencari Si Mata Merah? Langkahi dulu mayatku,” ujar orang misterius tersebut. “Siapa kamu?” tanya Liu Shin. “Karena kamu akan mati, aku akan menjawab pertanyaanmu. Aku Cheng Gu dari klan penyihir dunia atas.” “Jadi, kamu adalah seseorang yang memburu Ratu Siluman Rubah? Kenapa kamu melindungi kerajaan wirasena dan apa hubunganmu dengan Si Mata Merah?” “Itu tidak ada urusannya denganmu,” jawab Cheng Gu. Pertempuran sengitpun terjadi
Setelah selesai makan di kedai arak, Liu Shinpun pergi dari kota kalageni untuk melanjutkan perjalanan menuju kerajaan wirasena. Dalam perjalanannya, Liu Shin melihat puluhan petapa suci melesat terbang dengan sangat cepat menuju ke arah timur. “Mau kemana orang-orang tersebut?” gumam Liu Shin. Liu Shin yang penasaran mengikuti petapa-petapa suci itu. Para Petapa ternyata menuju ke sebuah lembah yang bernama lembah hitam. Di lembah itu, sudah berkumpul sekitar ratusan petapa suci lainnya. Liu Shin bersembunyi di dahan sebuah pohon dan mengamati Para Petapa. Para Petapa terlihat berkumpul di depan sebuah pintu portal yang ada di lembah itu. Tidak lama kemudian, pintu portal terbuka dan petapa-petapa itu memasuki pintu. “Ada apa di balik pintu portal itu? Aku ikuti saja mereka.” Liu Shin mengikuti petapa-petapa suci masuk ke sebuah portal. Portal itu membawa Liu Shin menuju ke sebuah tempat yang tampak seperti labirin. “Apa yang sesungguhnya mereka cari di tempat seperti ini?” Tr
“Tunggu anak muda! Apa kamu yakin bisa mengalahkan Si Mata Merah?”“Sejujurnya, aku mungkin belum mampu mengalahkannya, oleh karenanya istriku berhasil dibawa kabur oleh Si Mata Merah ke benua ini. Namun, aku tidak ingin berlama-lama karena kedua istriku mungkin dalam bahaya,” balas Liu Shin.“Kalau begitu, aku akan mengajarimu sedikit cara bagaimana mengalahkannya. Aku sudah sangat hafal dengan jurus dan tekniknya. Apa kamu tertarik? Aku juga sudah lama menyimpan dendam dengannya dan ingin membunuhnya.”“Baiklah kalau tuan pendekar buta bersedia,” jawab Liu Shin.“Tutup matamu!” perintah Pendekar Buta.Kekuatan Si Mata Merah sangat mengerikkan. Hanya dengan menatap matanya, seseorang akan menjadi patung. Oleh karenanya, Pendekar Buta bermaksud mengajari Liu Shin bagaimana cara bertarung menggunakan insting dan pendengarannya.Liu Shin tanpa ragu menutup matanya. Mereka lalu berlatih tanding tanpa penglihatan, membuat Liu Shin selalu terkena pukulan tongkat sakti milik Si Pendekar Bu
Ribuan tahun yang lalu, benua tianlang, taishan dan malaya saling perperang untuk melebarkan kekuasaan mereka. Mereka berhenti berperang karena masing-masing dari mereka mengalami kerugian yang sangat besar.Benua malaya kembali mulai menampakkan diri, menyerang benua tianlang, dipimpin oleh seseorang dengan julukan Si Mata Merah di pesisir pantai wilayah kekaisaran Han.Kekuatan dari orang-orang benua malaya sangatlah hebat. Pasukan serigala malam yang melawan mereka bahkan banyak yang mengalami kematian. Si Mata Merah juga berhasil menculik Qing Yuqie dan Bing Susie tanpa bisa dicegah oleh Liu Shin dan pasukan serigala malamnya.“Zhu Lao, Sie Gong, Gao Lang, Fu Shen … aku akan pergi sendiri ke benua selatan untuk mencari Qing Yuqie dan Bing Susie. Kalian tetaplah disini dan jaga benua Tianlang, aku baru menyadari bahwa dunia tempatku tinggal ini ternyata sangat luas,” ucap Liu Shin.“Baik tuan … hati-hatilah menghadapi Si Mata Merah,” balas Zhu Lao.Liu Shin menuju ke benua selatan