Liu Shin bersama Para Bandit telah menghabisi orang-orang yang kejam. Wilayah Kekuasaan Kota Matahari Terbit menjadi sangat aman dan damai tanpa penindasan.Liu Shin di minta oleh Tu Mui menuju ke Restoran Bunga Perak untuk mendaftar menjadi Petarung resmi Restoran sesuai dengan keinginan Liu Shin yang pernah di ceritakan kepada Tu Mui sebelumnya."Manager ... Aku akan mendaftar menjadi Petarung resmi bawah tanah," ucap Liu Shin kepada Manager setelah sampai di restoran.Manager menganggukkan kepalanya. "Kamu harus menggeser salah satu dari seratus besar peringkat Petarung untuk melakukannya," jawab Manager."Peringkat berapa yang ingin Kamu lawan?" lanjut Manager."Aku akan melawan peringkat pertama, Raja Petarung bawah tanah," jawab Liu Shin.Manager Restoran menelan ludah. "Apa Kamu tidak bercanda?""Tidak ... siapkan arena pertandingan! Aku ingin menjadi Raja Petarung Kota," balas Liu Shin.Manager restoran menghela nafas, kemudian Mereka berdua menuju ke ruangan bawah tanah diman
Beberapa hari berlalu setelah Liu Shin berhasil menaklukkan Kota Matahari Terbit.Utusan dari Provinsi Guandong datang, kembali menemui Walikota Cha Zhou. "Cha Zhou ... apa Kamu sudah menyiapkan Para Gadis?""Maaf Tuan, entah kenapa, Aku tidak dapat menemukan satupun gadis di wilayah Kota Matahari Terbit.""Omong kosong apa yang Kamu bicarakan? Wilayah kekuasaan Kota Matahari Terbit meliputi ratusan Kota kecil dan menengah serta ribuan klan. Bagaimana dengan klanmu? Aku tidak percaya dengan omong kosongmu itu.""Di klanku juga tidak ada gadis," jawab Cha Zhou."Apa Kamu bermaksud membantah Kerajaan Benua?"Aturan menyediakan gadis merupakan perintah dari Kerajaan Benua atas perintah klan cahaya dan kegelapan.Provinsi Guandong sendiri harus menyediakan puluhan ribu gadis yang akan di jadikan pengorbanan saat purnama bulan darah. Penguasa Provinsi memerintah Kota-kota besar di bawah kekuasaannya untuk menyediakan ratusan sampai ribuan gadis."Aku tidak berani, tetapi, itulah kenyataann
Di markas cabang organisasi tentara lembah iblis, salah satu Tentara dengan berpenutup mata satu melesat menuju ke kediaman klan Cha. Dia di kenal dengan Si Mata Satu.Markas cabang telah menyelidiki hilangnya salah satu Tentara yang di tugaskan untuk membunuh Liu Shin. Mereka mengutus Mata Satu untuk menuntut balas kepada Liu Shin yang di ketahui berasal dari klan Cha.ProkkkProkkk"Jadi Kalian bermaksud membangkang terhadap Provinsi, hebat ... hebat." Si Mata Satu tiba-tiba muncul setelah sekian lama bersembunyi di aula kediaman Walikota.Si Mata Satu mengikuti Cha Ming dan mendapati buruannya berada di Istana Walikota tersebut. Bagaikan bayangan, Dia dapat menyelinap masuk mengikuti Cha Ming ke dalam aula.Liu Shin yang mengetahui keberadaan Si Mata Satu tidak kaget dengan kemunculannya, begitupun dengan Tu Mui yang merasakan aura yang sangat tidak bersahabat."Kamu akan mati untuk apa Kamu bertanya?" umpat Liu Shin."Kamu Pencabut Nyawa, Aku akan membunuhmu." Si Mata Satu langsun
Setelah beberapa bulan, Liu Shin dan Bandit Gagak Hitam berhasil menaklukkan Kota-kota kelas atas yang berada di bawah kendali Provinsi Guandong. Berkat strategi dari Tu Mui, nama Bandit Gagak Hitam bisa di redam di wilayah Provinsi. Gubernur dan Para Pejabat Provinsi belum mendengar tentang Mereka.Banyak Kota tingkat atas di Provinsi Guandong yang telah patuh baik secara sukarela ataupun di paksa secara licik oleh Liu Shin dan Tu Mui. Walikota dan Pejabat Kota tidak di perkenankan bertindak semena-mena terhadap warga wilayah kekuasaan masing-masing dari Mereka.Beberapa bulan itu, markas Bandit masih tetap berada di bekas kediaman klan Gong. Tu Mui merasa belum menemukan tempat yang cocok untuk di jadikan sebuah Markas.**Liu Shin sedang berada di pinggiran Hutan Pemakan Jiwa untuk mencari tempat yang cocok untuk di jadikan Markas."Siapa Mereka?" Liu Shin melihat dua orang Pemuda dari klan cahaya yang sedang memghadapi lima Beast spirit Iblis. Dua Pemuda itu berusia sekitar 17 tah
Liu Shin memasuki wilayah hutan lebih dalam lagi. Setelah beberapa hari, Liu Shin menemukan sebuah gua dan bermaksud beristirahat di sana. Selama beberapa hari itu juga, Liu Shin telah menghabisi ratusan sampai ribuan Bintang Iblis. Dia belum mendapati Binatang Iblis yang sepadan atau lebih hebat darinya. Roarrr Roarrr Baru saja Liu Shin masuk dan berniat beristirahat di dalam gua, Binatang Iblis menyerang ke arah Liu Shin. Liu Shin terhentak kaget tidak merasakan keberadaan Binatang yang menjaga gua tersebut. Beruntung, Liu Shin melompat ke belakang dan berhasil kembali keluar dari dalam gua setelah mendengar raungan Binatang Iblis tersebut. Ratusan kelalawar Iblis keluar dari dalam gua, membuat Liu Shin menelan ludah. “Ini sangat banyak, apa Aku bisa menghabisi Mereka semua?” gumamnya. Ratusan Kelalawar Iblis menyerang ke arah Liu Shin satu persatu membuat Liu Shin kualahan menghadapi Mereka dan mulai terluka. Ekkkk Ekkkk Liu Shin menerima cakaran dan gigitan gigi tajam kela
Setelah pintu tersebut terbuka, Liu Shin melihat sebuah tempat yang sangat indah. Liu Shin berpikir akan menjadikan tempat itu sebagai tempat pribadinya.Tempat di dalam gua tersebut merupakan tempat rahasia, tampak tidak ada yang pernah tinggal di dalamnya, seperti pecahan kecil dari dunia lain.Di tempat tersebut, terdapat beberapa bunga yang sangat indah. Beberapa pohon juga tumbuh, membuat tempat itu tampak rindang dengan terpaan angin yang sepoi-sepoi."Benar-benar tempat yang indah, Aku akan membawa Yu Qie dan Bing Susie kesini nanti," gumam Liu Shin.Liu Shin melihat sebuah telaga kecil dengan air yang sangat jernih. Telaga tersebut sebenarnya di namakan sebagai telaga naga. Liu Shin dapat menambah banyak energi naga dan meningkatkan kekuatannya dengan berendam di telaga tersebut.Liu Shin kemudian memutuskan untuk kembali dan menyampaikan saran kepada Tu Mui untuk memindahkan markas bandit di sekitaran gua yang Liu Shin temui.**Setelah beberapa hari, Tu Mui dan anggotanya te
Di ujung lain suatu tempat, Tu Mui yang asli membuka mata saat merasakan keanehan yang terjadi kepadanya saat bayangan dirinya melawati lorong tersebut."Lorong itu adalah gerbang menuju Telaga Naga, hanya orang-orang tertentu yang dapat memasuki wilayah telaga Naga. Kenapa telaga naga ada di tempat seperti ini?" gumam Tu Mui yang berada di tempat lain.Tu Mui yang di kenal Liu Shin selama ini hanyalah bayangan yang di beri sebagian kecil dari kesadaran Tu Mui yang asli. Sedangkan Tu Mui yang sesungguhnya berada di tempat lain dan sedang meningkatkan kekuatannya.Saat merasakan kesengsaraan di dalam lorong, Tu Mui asli membuka matanya. Kesadaran bayangan Tu Mui kemudian di ambil alih oleh Tu Mui asli. Dia merasakan kekonyolan karena bayangannya harus menghadapi bayangan.Tu Mui mengetahui jika lorong yang barusan Dia lewati bukanlah lorong biasa, tetapi merupakan sebuah gerbang kesengsaraan yang berasal dari dunia lain, tidak sembarang orang bisa melewati lorong atau gerbang kesengsar
Liu Shin memberitahukan pertemuannya dengan dua tuan muda dari klan cahaya kepada Tu Mui dan tentang janji Mereka akan membinasakan klan Penguasa.Di Aula pertemuan klan Cha,"Cha Ming ... Aku akan membantumu menjadi Penguasa Provinsi," ujar Tu Mui.Di aula pertemuan tersebut, Cha Ming telah mengumpulkan beberapa Tetua atas perintah dari Tu Mui."Tuan Gagak, apa yang harus klan Cha lakukan?" tanya Cha Ming."Kamu hanya perlu menjilat Penguasa Provinsi dan mendekati Mereka. Buat nama klan Cha bersinar di Provinsi. Sebentar lagi, klan Penguasa Provinsi akan hancur dan Kamu akan menggantikannya," jawab Tu Mui.Cha Ming dan beberapa Tetua menelan ludah, "Hahaha ... apa Tuan Gagak sedang bercanda? Kami memang telah bersiap, tetapi tidak secepat ini, bagaimana Tuan Gagak mampu menghadapi Penguasa Provinsi?""Aku tidak bercanda, apa Kamu meragukanku?" gertak Tu Mui."Tidak, tidak ... tentu saja tidak, Kami akan segera melaksanakan perintahmu," ujar Cha Ming."Baiklah, itu terserah padamu bag
Ribuan tahun yang lalu, benua malaya disebut sebagai kerajaan kuno selatan. Wilayah kekuasaannya mencakup seluruh benua malaya. Kerajaan kuno selatan itulah yang terus berperang dengan benua tianlang maupun benua taishan untuk memperluas wilayah kekuasaan.Seiring dengan berjalannya waktu, perang saudara terus menerus terjadi di kerajaan kuno selatan. Kerajaan kuno selatan mulai terlupakan dan berubah nama menjadi benua malaya dengan banyak kerajaan besar maupun kecil yang berdiri tegak.Kerajaan-kerajaan di benua malaya itu tidak ubahnya seperti sekte yang memiliki aliran hitam dan putih, yaitu baik dan jahat.Si Mata Merah mengumpulkan kerajaan-kerajaan yang jahat di bawah kepemimpinan kerajaan wirasena. Dia berniat kembali menjadikan benua malaya menjadi kerajaan kuno selatan.Dalam menggapai keinginannya itu, Si Mata Merah dimanfaatkan oleh Cheng Gu, seseorang dari klan penyihir yang sempat dihabisi oleh Liu Shin.Cheng Gu menjanjikan Si Mata Merah kekuatan dahsyat sehingga mampu
Liu Shin menyimpan kristal kehidupan di cincin ruang dimensinya. Dia memikirkan cara bagaimana bisa naik ke atas gumpalan awan gunung brawijaya.“Saudaraku, apa kamu sanggup menghindari petir hitam?” tanya Liu Shin.“Meskipun harus mati, aku akan mencobanya demi adikku,” balas Surya Kelana.“Lebih baik kita menghindar terlebih dahulu dari hujan petir hitam. Kita pikirkan cara terlebih dahulu bagaimana bisa sampai ke gunung brawijaya.”“Baiklah.”Liu Shin dan Surya Kelana kemudian menjauh dari jangkauan petir hitam di atas permukaan air laut.Liu Shin melihat Surya Kelana duduk dengan posisi lotus diatas permukaan air laut dan memejamkan matanya. “Saudaraku, apa yang kamu lakukan?” tanya Liu Shin.“Aku sedang membaca beberapa kitab, siapa tahu ada yang berguna,” balas Surya Kelana.Liu Shin menyipitkan matanya. “Apa maksudmu? Aku hanya melihatmu duduk bersila tanpa melakukan apapun. Kamu juga tidak mengenakan cincin ruang dimensi sebagai tempat penyimpanan kitabmu.”“Aku tidak membutuh
“Saudaraku, lekas menjauh dari sini dan menghindar dari jangkauan hujan petir!” perintah Liu Shin kepada Surya Kelana. “Aku akan membantumu,” ujar Surya Kelana. “Ini sangat berbahaya, biarkan aku menghadapinya seorang diri,” balas Liu Shin. Liu Shin menyadari jika area untuk memasuki gunung brawijaya sangat sukar untuk ditembus. Mau tidak mau dia harus melawan kepiting raksasa dan membinasakannya. Kepiting raksasa tidak akan membiarkan seorangpun mencapai gunung brawijaya di wilayah kekuasaannya di permukaan air laut. Sementara itu, awan yang sangat besar tempat keberadaan gunung brawijaya bergemuruh sangat keras dan terus menghujani Liu Shin dan Surya Kelana dengan petir hitam. Dari pengamatan Liu Shin, gunung brawijaya menolak siapapun yang akan memasukinya dengan formasi ataupun fenomena alam yang ada disekitarnya. “Dua orang akan lebih mudah menghadapinya, aku bisa mengalihkan perhatiannya,” Surya Kelana memaksa untuk ikut menghadapi kepiting raksasa. “Baiklah,” balas Liu S
"Hmmm ... gunung brawijaya? gunung itu sangat sulit ditemukan," balas manager paviliun."Berapa harga yang harus kami bayar?" tanya Liu Shin."Ini bukan masalah harga, paviliun kami juga kekurangan informasi tentangnya.""Lalu, informasi apa yang paviliun ketahui? Aku akan membayarnya dengan harga yang pantas," balas Liu Shin kemudian mengambil ribuan koin emas dan meletakkannya di atas meja dihadapan manager paviliun."Anak muda ... masukkan kembali uangmu! Bagaimana jika kita saling bertukar informasi? Kamu tidak perlu membayarnya."Liu Shin mengerutkan alis. "Apa maksudmu?""Gunung brawijaya merupakan tempat paling mengerikan di benua ini, sangat mustahil dimasuki manusia biasa. Hanya orang-orang dengan kekuatan layaknya dewa yang bisa memasukinya. Jika kamu berhasil memasukinya, aku ingin kamu memberikan informasi tentang apa saja yang ada di gunung tersebut. Bagaimana menurutmu?""Baiklah kalau begitu, aku akan kembali ke tempat ini setelah urusanku selesai di gunung brawijaya,"
Setelah cukup lama bertarung, Liu Shin akhirnya bisa melumpuhkan Cheng Gu. Liu Shin memaksa Cheng Gu untuk memberikan informasi padanya, tapi Cheng Gu tidak mau mengakui apapun. Liu Shinpun akhirnya membunuh Cheng Gu. Liu Shin melanjutkan perjalanannya di wilayah kekuasaan kerajaan wirasena untuk mencari gunung brawijaya. Dia mencari informasi selama beberapa hari di kota ataupun desa namun tidak kunjung juga mengetahui dimana letak keberadaan gunung brawijaya. “Kemana aku bisa menemukan keberadaan gunung brawijaya? Sial, aku lupa bertanya letak gunung brawijaya kepada pendekar buta.” Liu Shin terlihat frustasi kerena tidak menemukan keberadaannya. Saat Liu Shin sedang melesat terbang, dia melihat pemuda yang sedang di keroyok oleh dua orang. Liu Shin mengamati pertarungan yang tidak seimbang tersebut. Setelah memastikan pemuda yang sedang dikeroyok tidak bersalah, Liu Shinpun akhirnya membantunya. “Saudara, biarkan aku menolongmu,” ujar Liu Shin mengagetkan pemuda yang sedang di
“Anak muda, kamu benar-benar arogan.” Wusss Orang itu melesat turun ke tanah untuk menyerang Liu Shin. “Tinju Macan Api.” Bummmm Liu Shin berhasil menghindar dari serangan orang itu. Serangan tinju orang itu sangat dahsyat mengenai tanah, membuat tanah menjadi sebuah kawah yang sangat besar. “Orang ini begitu kuat, aku harus waspada,” gumam Liu Shin. “Kembalilah ke kerajaan manggala atau aku akan membunuhmu.” Orang misterius itu kembali mengancam Liu Shin. “Aku tidak akan kembali sampai aku menemukan Si Mata Merah,” jawab Liu Shin. “Jadi, kamu mencari Si Mata Merah? Langkahi dulu mayatku,” ujar orang misterius tersebut. “Siapa kamu?” tanya Liu Shin. “Karena kamu akan mati, aku akan menjawab pertanyaanmu. Aku Cheng Gu dari klan penyihir dunia atas.” “Jadi, kamu adalah seseorang yang memburu Ratu Siluman Rubah? Kenapa kamu melindungi kerajaan wirasena dan apa hubunganmu dengan Si Mata Merah?” “Itu tidak ada urusannya denganmu,” jawab Cheng Gu. Pertempuran sengitpun terjadi
Setelah selesai makan di kedai arak, Liu Shinpun pergi dari kota kalageni untuk melanjutkan perjalanan menuju kerajaan wirasena. Dalam perjalanannya, Liu Shin melihat puluhan petapa suci melesat terbang dengan sangat cepat menuju ke arah timur. “Mau kemana orang-orang tersebut?” gumam Liu Shin. Liu Shin yang penasaran mengikuti petapa-petapa suci itu. Para Petapa ternyata menuju ke sebuah lembah yang bernama lembah hitam. Di lembah itu, sudah berkumpul sekitar ratusan petapa suci lainnya. Liu Shin bersembunyi di dahan sebuah pohon dan mengamati Para Petapa. Para Petapa terlihat berkumpul di depan sebuah pintu portal yang ada di lembah itu. Tidak lama kemudian, pintu portal terbuka dan petapa-petapa itu memasuki pintu. “Ada apa di balik pintu portal itu? Aku ikuti saja mereka.” Liu Shin mengikuti petapa-petapa suci masuk ke sebuah portal. Portal itu membawa Liu Shin menuju ke sebuah tempat yang tampak seperti labirin. “Apa yang sesungguhnya mereka cari di tempat seperti ini?” Tr
“Tunggu anak muda! Apa kamu yakin bisa mengalahkan Si Mata Merah?”“Sejujurnya, aku mungkin belum mampu mengalahkannya, oleh karenanya istriku berhasil dibawa kabur oleh Si Mata Merah ke benua ini. Namun, aku tidak ingin berlama-lama karena kedua istriku mungkin dalam bahaya,” balas Liu Shin.“Kalau begitu, aku akan mengajarimu sedikit cara bagaimana mengalahkannya. Aku sudah sangat hafal dengan jurus dan tekniknya. Apa kamu tertarik? Aku juga sudah lama menyimpan dendam dengannya dan ingin membunuhnya.”“Baiklah kalau tuan pendekar buta bersedia,” jawab Liu Shin.“Tutup matamu!” perintah Pendekar Buta.Kekuatan Si Mata Merah sangat mengerikkan. Hanya dengan menatap matanya, seseorang akan menjadi patung. Oleh karenanya, Pendekar Buta bermaksud mengajari Liu Shin bagaimana cara bertarung menggunakan insting dan pendengarannya.Liu Shin tanpa ragu menutup matanya. Mereka lalu berlatih tanding tanpa penglihatan, membuat Liu Shin selalu terkena pukulan tongkat sakti milik Si Pendekar Bu
Ribuan tahun yang lalu, benua tianlang, taishan dan malaya saling perperang untuk melebarkan kekuasaan mereka. Mereka berhenti berperang karena masing-masing dari mereka mengalami kerugian yang sangat besar.Benua malaya kembali mulai menampakkan diri, menyerang benua tianlang, dipimpin oleh seseorang dengan julukan Si Mata Merah di pesisir pantai wilayah kekaisaran Han.Kekuatan dari orang-orang benua malaya sangatlah hebat. Pasukan serigala malam yang melawan mereka bahkan banyak yang mengalami kematian. Si Mata Merah juga berhasil menculik Qing Yuqie dan Bing Susie tanpa bisa dicegah oleh Liu Shin dan pasukan serigala malamnya.“Zhu Lao, Sie Gong, Gao Lang, Fu Shen … aku akan pergi sendiri ke benua selatan untuk mencari Qing Yuqie dan Bing Susie. Kalian tetaplah disini dan jaga benua Tianlang, aku baru menyadari bahwa dunia tempatku tinggal ini ternyata sangat luas,” ucap Liu Shin.“Baik tuan … hati-hatilah menghadapi Si Mata Merah,” balas Zhu Lao.Liu Shin menuju ke benua selatan