Liu Shin memberitahukan pertemuannya dengan dua tuan muda dari klan cahaya kepada Tu Mui dan tentang janji Mereka akan membinasakan klan Penguasa.Di Aula pertemuan klan Cha,"Cha Ming ... Aku akan membantumu menjadi Penguasa Provinsi," ujar Tu Mui.Di aula pertemuan tersebut, Cha Ming telah mengumpulkan beberapa Tetua atas perintah dari Tu Mui."Tuan Gagak, apa yang harus klan Cha lakukan?" tanya Cha Ming."Kamu hanya perlu menjilat Penguasa Provinsi dan mendekati Mereka. Buat nama klan Cha bersinar di Provinsi. Sebentar lagi, klan Penguasa Provinsi akan hancur dan Kamu akan menggantikannya," jawab Tu Mui.Cha Ming dan beberapa Tetua menelan ludah, "Hahaha ... apa Tuan Gagak sedang bercanda? Kami memang telah bersiap, tetapi tidak secepat ini, bagaimana Tuan Gagak mampu menghadapi Penguasa Provinsi?""Aku tidak bercanda, apa Kamu meragukanku?" gertak Tu Mui."Tidak, tidak ... tentu saja tidak, Kami akan segera melaksanakan perintahmu," ujar Cha Ming."Baiklah, itu terserah padamu bag
Liu Shin melesat sangat cepat, Dia sampai di sebuah Kota bernama Kota Rintik Hujan wilayah Provinsi Daun Hitam. "Aku akan istirahat sejenak di sini."WussssLiu Shin turun dari atas langit di depan rumah-rumah warga Kota Rintik Hujan."Siapa Dia?"Beberapa Warga Kota melihat Liu Shin sedikit aneh karena terbang dengan cara yang tidak biasa menggunakan sayap energi yang cukup membuat warga terpesona."Apa Dia Iblis?"Warga yang melihat Liu Shin bergegas memasuki kediaman Mereka. Mereka menyangka jika Liu Shin mungkin sedang mencari Para Gadis.Liu Shin mengerutkan alis. "Ada apa dengan warga Kota? Mereka bertingkah seperti melihat seorang Bandit saja." gumamnya.WusssWusssSeorang Jenderal dan beberapa Prajurit Kota yang melihat Liu Shin turun dari atas langit mengejar Liu Shin dan sampai di hadapannya."Siapa Kamu? Darimana Kamu berasal?" tanya Jenderal Kota."Aku akan menuju ke Kerajaan Benua, Kota apa ini?" jawab Liu Shin sambil memperlihatkan sebuah token kepada Jenderal Kota dan
Liu Shin kemudian melepaskan Para tawanan biasa maupun Para Gadis. Dia menyuruh Para tawanan melarikan diri ke Kota wilayah kekuasaan Provinsi Guandong."Aku akan ke Restoran Bunga Perak." Sebelum melanjutkan perjalanan ke Kerajaan Benua, Liu Shin menemui manager Restoran Bunga Perak yang ada di Kota tersebut.Liu Shin melakukan hal yang sama dengan yang pernah Dia lakukan kepada manager restoran di Kota Matahari Terbit."Ganti Pejabat biadab Kota dengan klan yang cukup baik dan Kamu lebih baik diam!" Liu Shin telah memberitahukan jika Dia telah menghabisi Walikota beserta anteknya.Manager tersebut sangat ketakutan setelah terpaksa menelan sebuah pil yang di berikan oleh Liu Shin. "Aku akan melaksanakannya."Manager tidak banyak membantah agar Liu Shin mau memberi penawar racun yang telah di masukkan kedalam mulutnya."Jika Provinsi Daun Hitam bertanya tentang tawanan yang kabur, Kerajaan Bandit Gagak Hitam yang bertanggung jawab," ujar Liu Shin hanya di anggukkan oleh Manager restor
Pertarungan hidup dan mati di lakukan di stadion terbuka Ibukota Kerajaan Benua. Stadion itu sangat besar dan memiliki beberapa tingkat kursi, dapat menampung jutaan Penonton.Pertarungan petarung bawah tanah di Kerajaan Benua sangat di nanti-nantikan oleh banyak orang, tidak terkecuali oleh orang-orang dari klan cahaya dan klan kegelapan. Meskipun di sebut sebagai pertarungan bawah tanah, pertarungan itu di lakukan di tempat terbuka di pusat Ibukota Kerajaan Benua.Liu Shin sangat terpana melihat stadion yang besar dan megah tersebut. Antrian masuk stadion juga sangat panjang, Liu Shin dengan sabar mengantri untuk dapat memasukinya. Dia bertanya-tanya pertarungan seperti apa yang di lakukan di stadion besar tersebut sehingga di tonton oleh banyak orang dari berbagai penjuru Benua."Tunjukkan tiketmu!" perintah Penjaga pintu masuk stadion.Liu Shin mengeluarkan token atau tiket masuk yang di milikinya.Penjaga pintu tersenyum kecut, kemudian memerah mukanya, merasa ketakutan. "Tuan mu
Seseorang pria dengan kaki di rantai besi yang sangat berat di giring oleh beberapa Penjaga keluar dari sebuah penjara bawah tanah yang ada di stadion tersebut. Pria itu tidak terawat dengan rambutnya yang sudah memanjang dan tampak sangat dekil.Di leher pria tersebut terdapat sebuah kalung energi segel yang sangat menyiksanya. Jika Pria itu tidak patuh, seseorang dapat membuat kalung itu akan semakin menyiksanya. Dia tidak bisa melarikan diri karena kalung energi segel tersebut."Lepaskan rantainya!" perintah Jenderal Kerajaan Benua, Hang Liu."Dia adalah Raja Benua yang dahulu, Ling Chen. Seberapa lama Dia dapat bertahan, Kita akan menyaksikan pertunjukkan yang menarik," lanjut Hang Liu dengan suara lantang.Seorang Penjaga kemudian melepas pintu penjara bawah tanah lain dan munculah seekor Beast Iblis yang sangat menyeramkan.Ling Chen di paksa untuk bertarung dan bertahan di arena. Lawan pertamanya adalah Beast Harimau Iblis raksasa bersayap dengan bentuk yang menyeramkan.Liu Sh
Kaisar Petarung Benua mulai menyerang Iblis hitam sesaat setelah Jenderal Hang Liu membuka pertarungan."Badai Gelombang Bumi."BommmBommmBommmLedakan sangat dahsyat terdengar memekikkan telinga saat Kaisar Petarung membombardir Iblis Hitam dengan tekniknya.Iblis Hitam dengan mudah menepis serangan dan melesat sangat cepat ke arah Kaisar Petarung.BommmIblis Hitam berusaha menendangnya. Tetapi, Kaisar Petarung menepis dengan tangan kosong, memegang kaki Iblis Hitam dan melemparnya.Kaisar Petarung melesat dengan tombak energi yang sudah ada di tangannya."Tombak Kehancuran."WussssTombak energi melesat cepat ke arah Iblis Hitam. Iblis Hitam bangkit setelah terlempar dan terkapar. Dia kemudian mengeluarkan aura Iblis yang sangat besar menyelimuti arena pertarungan. Tombak energi Kaisar Petarung berhenti sebelum mengenai Iblis, tidak mampu menerobos aura hitam yang semakin pekat mengelilingi Iblis Hitam.Iblis Hitam melesat, bersiap dengan tinjunya yang di penuhi oleh aura hitam.
“Anak muda … perkenalkan dirimu!” ucap Jenderal Hang Liu. “Aku Tu Mui,” jawab Liu Shin asal. Bommm Liu Shin kembali melesat dan dengan tendangannya, Beruang Iblis kembali terlempar. Beruang Iblis itu tampak sangat murka dengan Liu Shin, Liu Shin telah menghentikannya yang sangat kelaparan untuk mencabik dan memakan Para Budak. Goarrrr Beruang Iblis menunjukkan otot tubuh, taring dan juga kuku tajamnya. Matanya bersinar merah menatap tajam kearah Liu Shin. Wussss Beruang Iblis melesat ke langit kemudian menukik kearah Liu Shin dengan tinju yang penuh dengan energi Iblis. Sebelum tinju Beruang Iblis mengenai Liu Shin, Liu Shin menghindar dan meninju perut Beruang Iblis. Gerakan Liu Shin sangat cepat tidak bisa di lihat orang-orang biasa. Beruang Iblis terlempar ke langit dan mukanya menjadi sedikit takut dengan Liu Shin. Tubuhnya yang sangat keras tidak dapat menghentikan rasa sakit terkena tinju dari Liu Shin. “Putra Kita tidak membual, Kita akan membawanya ke perguruan klan
Liu Shin menyerang dengan sangat dahsyat ke puluhan Iblis. Tetapi, Iblis itu terlalu banyak untuk di kalahkan oleh Liu Shin.DuarrrBommmEfek dari pertarungan Liu Shin dengan puluhan Iblis menyebar di area luar bekas stadion yang telah porak-poranda."Aku tidak akan bisa bertahan. Dua Tetua itu tampaknya bukan musuh yang biasa." Liu Shin melirik ke arah Tetua Lin dan Tetua Zang di samping Raja Benua.Sejenak kemudian, tatapan Liu Shin jatuh ke arah ratusan Budak yang telah keluar dari balik reruntuhan penjara bawah tanah. Mereka adalah tawanan Budak tersisa yang akan dijadikan samsak hidup dan di korbankan dalam pertunjukan. Beberapa Penjaga, tidak membiarkan Para tawanan lepas begitu saja dan menjaga Mereka agar tidak kabur."Aku harus menyelamatkan Mereka terlebih dahulu, tetapi, bagaimana caraku melakulannya?" gumam Liu Shin."Pedang Naga Langit.""Tebasan Pedang Naga."Liu Shin terus membombardir puluhan Iblis dengan teknik yang sangat dahsyat. Tetapi, hal itu tanpa di sadari men
Ribuan tahun yang lalu, benua malaya disebut sebagai kerajaan kuno selatan. Wilayah kekuasaannya mencakup seluruh benua malaya. Kerajaan kuno selatan itulah yang terus berperang dengan benua tianlang maupun benua taishan untuk memperluas wilayah kekuasaan.Seiring dengan berjalannya waktu, perang saudara terus menerus terjadi di kerajaan kuno selatan. Kerajaan kuno selatan mulai terlupakan dan berubah nama menjadi benua malaya dengan banyak kerajaan besar maupun kecil yang berdiri tegak.Kerajaan-kerajaan di benua malaya itu tidak ubahnya seperti sekte yang memiliki aliran hitam dan putih, yaitu baik dan jahat.Si Mata Merah mengumpulkan kerajaan-kerajaan yang jahat di bawah kepemimpinan kerajaan wirasena. Dia berniat kembali menjadikan benua malaya menjadi kerajaan kuno selatan.Dalam menggapai keinginannya itu, Si Mata Merah dimanfaatkan oleh Cheng Gu, seseorang dari klan penyihir yang sempat dihabisi oleh Liu Shin.Cheng Gu menjanjikan Si Mata Merah kekuatan dahsyat sehingga mampu
Liu Shin menyimpan kristal kehidupan di cincin ruang dimensinya. Dia memikirkan cara bagaimana bisa naik ke atas gumpalan awan gunung brawijaya.“Saudaraku, apa kamu sanggup menghindari petir hitam?” tanya Liu Shin.“Meskipun harus mati, aku akan mencobanya demi adikku,” balas Surya Kelana.“Lebih baik kita menghindar terlebih dahulu dari hujan petir hitam. Kita pikirkan cara terlebih dahulu bagaimana bisa sampai ke gunung brawijaya.”“Baiklah.”Liu Shin dan Surya Kelana kemudian menjauh dari jangkauan petir hitam di atas permukaan air laut.Liu Shin melihat Surya Kelana duduk dengan posisi lotus diatas permukaan air laut dan memejamkan matanya. “Saudaraku, apa yang kamu lakukan?” tanya Liu Shin.“Aku sedang membaca beberapa kitab, siapa tahu ada yang berguna,” balas Surya Kelana.Liu Shin menyipitkan matanya. “Apa maksudmu? Aku hanya melihatmu duduk bersila tanpa melakukan apapun. Kamu juga tidak mengenakan cincin ruang dimensi sebagai tempat penyimpanan kitabmu.”“Aku tidak membutuh
“Saudaraku, lekas menjauh dari sini dan menghindar dari jangkauan hujan petir!” perintah Liu Shin kepada Surya Kelana. “Aku akan membantumu,” ujar Surya Kelana. “Ini sangat berbahaya, biarkan aku menghadapinya seorang diri,” balas Liu Shin. Liu Shin menyadari jika area untuk memasuki gunung brawijaya sangat sukar untuk ditembus. Mau tidak mau dia harus melawan kepiting raksasa dan membinasakannya. Kepiting raksasa tidak akan membiarkan seorangpun mencapai gunung brawijaya di wilayah kekuasaannya di permukaan air laut. Sementara itu, awan yang sangat besar tempat keberadaan gunung brawijaya bergemuruh sangat keras dan terus menghujani Liu Shin dan Surya Kelana dengan petir hitam. Dari pengamatan Liu Shin, gunung brawijaya menolak siapapun yang akan memasukinya dengan formasi ataupun fenomena alam yang ada disekitarnya. “Dua orang akan lebih mudah menghadapinya, aku bisa mengalihkan perhatiannya,” Surya Kelana memaksa untuk ikut menghadapi kepiting raksasa. “Baiklah,” balas Liu S
"Hmmm ... gunung brawijaya? gunung itu sangat sulit ditemukan," balas manager paviliun."Berapa harga yang harus kami bayar?" tanya Liu Shin."Ini bukan masalah harga, paviliun kami juga kekurangan informasi tentangnya.""Lalu, informasi apa yang paviliun ketahui? Aku akan membayarnya dengan harga yang pantas," balas Liu Shin kemudian mengambil ribuan koin emas dan meletakkannya di atas meja dihadapan manager paviliun."Anak muda ... masukkan kembali uangmu! Bagaimana jika kita saling bertukar informasi? Kamu tidak perlu membayarnya."Liu Shin mengerutkan alis. "Apa maksudmu?""Gunung brawijaya merupakan tempat paling mengerikan di benua ini, sangat mustahil dimasuki manusia biasa. Hanya orang-orang dengan kekuatan layaknya dewa yang bisa memasukinya. Jika kamu berhasil memasukinya, aku ingin kamu memberikan informasi tentang apa saja yang ada di gunung tersebut. Bagaimana menurutmu?""Baiklah kalau begitu, aku akan kembali ke tempat ini setelah urusanku selesai di gunung brawijaya,"
Setelah cukup lama bertarung, Liu Shin akhirnya bisa melumpuhkan Cheng Gu. Liu Shin memaksa Cheng Gu untuk memberikan informasi padanya, tapi Cheng Gu tidak mau mengakui apapun. Liu Shinpun akhirnya membunuh Cheng Gu. Liu Shin melanjutkan perjalanannya di wilayah kekuasaan kerajaan wirasena untuk mencari gunung brawijaya. Dia mencari informasi selama beberapa hari di kota ataupun desa namun tidak kunjung juga mengetahui dimana letak keberadaan gunung brawijaya. “Kemana aku bisa menemukan keberadaan gunung brawijaya? Sial, aku lupa bertanya letak gunung brawijaya kepada pendekar buta.” Liu Shin terlihat frustasi kerena tidak menemukan keberadaannya. Saat Liu Shin sedang melesat terbang, dia melihat pemuda yang sedang di keroyok oleh dua orang. Liu Shin mengamati pertarungan yang tidak seimbang tersebut. Setelah memastikan pemuda yang sedang dikeroyok tidak bersalah, Liu Shinpun akhirnya membantunya. “Saudara, biarkan aku menolongmu,” ujar Liu Shin mengagetkan pemuda yang sedang di
“Anak muda, kamu benar-benar arogan.” Wusss Orang itu melesat turun ke tanah untuk menyerang Liu Shin. “Tinju Macan Api.” Bummmm Liu Shin berhasil menghindar dari serangan orang itu. Serangan tinju orang itu sangat dahsyat mengenai tanah, membuat tanah menjadi sebuah kawah yang sangat besar. “Orang ini begitu kuat, aku harus waspada,” gumam Liu Shin. “Kembalilah ke kerajaan manggala atau aku akan membunuhmu.” Orang misterius itu kembali mengancam Liu Shin. “Aku tidak akan kembali sampai aku menemukan Si Mata Merah,” jawab Liu Shin. “Jadi, kamu mencari Si Mata Merah? Langkahi dulu mayatku,” ujar orang misterius tersebut. “Siapa kamu?” tanya Liu Shin. “Karena kamu akan mati, aku akan menjawab pertanyaanmu. Aku Cheng Gu dari klan penyihir dunia atas.” “Jadi, kamu adalah seseorang yang memburu Ratu Siluman Rubah? Kenapa kamu melindungi kerajaan wirasena dan apa hubunganmu dengan Si Mata Merah?” “Itu tidak ada urusannya denganmu,” jawab Cheng Gu. Pertempuran sengitpun terjadi
Setelah selesai makan di kedai arak, Liu Shinpun pergi dari kota kalageni untuk melanjutkan perjalanan menuju kerajaan wirasena. Dalam perjalanannya, Liu Shin melihat puluhan petapa suci melesat terbang dengan sangat cepat menuju ke arah timur. “Mau kemana orang-orang tersebut?” gumam Liu Shin. Liu Shin yang penasaran mengikuti petapa-petapa suci itu. Para Petapa ternyata menuju ke sebuah lembah yang bernama lembah hitam. Di lembah itu, sudah berkumpul sekitar ratusan petapa suci lainnya. Liu Shin bersembunyi di dahan sebuah pohon dan mengamati Para Petapa. Para Petapa terlihat berkumpul di depan sebuah pintu portal yang ada di lembah itu. Tidak lama kemudian, pintu portal terbuka dan petapa-petapa itu memasuki pintu. “Ada apa di balik pintu portal itu? Aku ikuti saja mereka.” Liu Shin mengikuti petapa-petapa suci masuk ke sebuah portal. Portal itu membawa Liu Shin menuju ke sebuah tempat yang tampak seperti labirin. “Apa yang sesungguhnya mereka cari di tempat seperti ini?” Tr
“Tunggu anak muda! Apa kamu yakin bisa mengalahkan Si Mata Merah?”“Sejujurnya, aku mungkin belum mampu mengalahkannya, oleh karenanya istriku berhasil dibawa kabur oleh Si Mata Merah ke benua ini. Namun, aku tidak ingin berlama-lama karena kedua istriku mungkin dalam bahaya,” balas Liu Shin.“Kalau begitu, aku akan mengajarimu sedikit cara bagaimana mengalahkannya. Aku sudah sangat hafal dengan jurus dan tekniknya. Apa kamu tertarik? Aku juga sudah lama menyimpan dendam dengannya dan ingin membunuhnya.”“Baiklah kalau tuan pendekar buta bersedia,” jawab Liu Shin.“Tutup matamu!” perintah Pendekar Buta.Kekuatan Si Mata Merah sangat mengerikkan. Hanya dengan menatap matanya, seseorang akan menjadi patung. Oleh karenanya, Pendekar Buta bermaksud mengajari Liu Shin bagaimana cara bertarung menggunakan insting dan pendengarannya.Liu Shin tanpa ragu menutup matanya. Mereka lalu berlatih tanding tanpa penglihatan, membuat Liu Shin selalu terkena pukulan tongkat sakti milik Si Pendekar Bu
Ribuan tahun yang lalu, benua tianlang, taishan dan malaya saling perperang untuk melebarkan kekuasaan mereka. Mereka berhenti berperang karena masing-masing dari mereka mengalami kerugian yang sangat besar.Benua malaya kembali mulai menampakkan diri, menyerang benua tianlang, dipimpin oleh seseorang dengan julukan Si Mata Merah di pesisir pantai wilayah kekaisaran Han.Kekuatan dari orang-orang benua malaya sangatlah hebat. Pasukan serigala malam yang melawan mereka bahkan banyak yang mengalami kematian. Si Mata Merah juga berhasil menculik Qing Yuqie dan Bing Susie tanpa bisa dicegah oleh Liu Shin dan pasukan serigala malamnya.“Zhu Lao, Sie Gong, Gao Lang, Fu Shen … aku akan pergi sendiri ke benua selatan untuk mencari Qing Yuqie dan Bing Susie. Kalian tetaplah disini dan jaga benua Tianlang, aku baru menyadari bahwa dunia tempatku tinggal ini ternyata sangat luas,” ucap Liu Shin.“Baik tuan … hati-hatilah menghadapi Si Mata Merah,” balas Zhu Lao.Liu Shin menuju ke benua selatan