"Kamu baru saja memberiku semangat dan sekarang kamu mencibirku lagi!" Yu Ling memukulkan kipas pada lengan Yu Zhen dengan perasaan kesal.Yu Zhen hanya mengusap bekas pukulan dari kakaknya dengan santai tanpa ekspresi apa pun. Matanya yang tajam berbulu lentik melirik dengan sinis ke arah sang kakak.Yu Zhen tersenyum tipis, sedikit mengejek kakaknya. "Dasar lemah! Pukulanmu ini bahkan tidak bisa untuk membunuh nyamuk sekalipun." "Kamu!" Yu Ling menunjuk dengan kesal, rasa hatinya terasa sedikit panas.Dia segera meletakkan dengan tergesa-gesa kipas merah muda di atas meja, kemudian pemuda itu bangkit dari duduknya, dan menerkam sang adik.Mendengar desir angin akibat gerakan Yu Ling, Yu Zhen lantas memiringkan sedikit tubuhnya ke arah samping sambil tersenyum mencibir. Kecepatan gerak menghindar Yu Zhen membuat Yu Ling hanya menangkap udara kosong, sehingga dia kehilangan keseimbangan tubuhnya. Yu Ling pun jatuh menabrak sebuah kursi kayu, hingga kursi dan tubuh pemuda itu sama-sam
Yu Shan menatap istrinya dengan pandangan tak senang. Permasalahan ini sudah membuat rasa hatinya sangat tidak enak terhadap Keluarga Shen. Bagaimana mungkin ia memiliki wajah jika dia bertemu dengan Shen Ming nantinya."Bagaimana aku tidak marah? Dia telah mempermalukanku! Apa kata mereka dan apa yang akan terjadi jika perjanjian itu dibatalkan?" Yu Shan bertanya dengan berang. Kekecewaan jelas tergambar di wajah tampan Yu Shan yang sesekali berubah warna sesuai dengan perasaan hatinya. Jia Mi bungkam. Ia memang tidak bisa menjawab pertanyaan suaminya. Namun sebagai seorang ibu, rasa khawatir begitu mencengkeram hatinya saat ini. Pada akhirnya dia memilih untuk diam, meski perasaan dalam dada bagaikan diamuk badai."Sudahlah. Sebaiknya kamu tidak ikut campur dalam urusan ini. Aku tahu dia anakmu, tapi dia juga adalah anakku dan kehormatan keluarga kita terletak padanya." Yu Shan sendiri sebenarnya tengah dilanda rasa bingung bercampur marah. "Menurutmu, apa yang harus aku lakukan
Pria itu menatap lekat wajah anak keduanya dengan mata memerah. Dia mengibaskan secara kasar pegangan Jia Mi hingga terlepas.Jia Mi sedikit terhuyung ke belakang, tetapi dia masih dapat berseru, "Zhen'er, cepat lakukan sebelum ayahmu semakin marah!" Yu Zhen pun menuruti apa kata sang ibu dia segera bergerak hendak memeluk kaki Yu Shan, tetapi Yu Shan merasa muak dan tidak ingin disentuh oleh anak yang sudah dianggap menjatuhkan harga diri dan martabat Keluarga Yu."Ayah, Maafkan aku! Aku tak bermaksud mempermalukan Ayah dan Ibu! Aku-aku hanya ...."Belum sempat kata-kata Yu Zhen selesai, sebuah tamparan keras kembali mendarat di pipi Yu Zhen hingga pemuda itu terbatuk akibat tersedak darah dari pipi dalamnya yang pecah."Kakak Shan, tolong jangan tampar dia. lagi!" Jia Mi menjerit keras sambil menangis. "Diam! Ini juga akibat dari tindakanmu yang terlalu memanjakannya! Lihat dia sekarang! Dia sudah seperti menjatuhkan wajah ayahnya sendiri ke dalam kolam tinja!" Yu Shan kian berang
"Pantas saja dia tidak mau menikah dengan Ji'er-ku. Dia bahkan tumbuh lebih tampan dari ayahnya. Rasanya memang terlalu egois jika aku terus berharap dia mau menikahi Ji'er," gumam Shen Ming dalam hati."Benar, Adik Ming. Anak inilah yang telah dengan lancang diam-diam mengirimkan surat itu padamu." Yu Shan berkata dengan penuh penyesalan. "Akulah yang tidak dapat mendidik dan mendisiplinkannya dengan baik, sehingga dia bertindak kurang ajar terhadap Nona Kedua Shen.""Tidak! Itu bukan aku!" Hati Yu Zhen berteriak. Ia sungguh ingin mengatakan hal yang sesungguhnya.Shen Ming menarik napas, dan berusaha menenangkan hatinya yang memang sedang merasakan kesedihan atas surat penolakan dari pemuda ini."Zhen'er, segera minta maaf kepada Paman Ming!" Suara keras Yu Shan cukup mengagetkan Yu Zhen."Oh!" Yu Zhen sampai tergagap akibat kaget. Namun ia segera mengepalkan tangannya. "Baik, Ayah." Yu Zhen lantas menghadap Shen Ming, melakukan gongshou sambil membungkuk hormat dan berucap, "Salam
Meskipun sangat berat hati, akhirnya Shen Ming menganggukkan kepala dan berucap dengan nada lirih. "Baiklah, paman tak keberatan sama sekali dengan permohonanmu itu. Paman juga menyadari akan keadaan anak paman yang tak sebanding denganmu, Zhen'er," "Jika demikian, aku akan memberi waktu untukmu selama tiga tahun. Kamu sempurnakanlah ilmu yang sedang kamu pelajari. Baru setelah itu, datanglah padaku untuk menentukan hari yang baik, dan aku akan menikahkan kamu dengan anakku." Shen Ming berucap dengan suara lembut, arif dan bijaksana."Bagaimana, apakah kamu menyetujuinya, Kakak Shan?" Shen Ming menoleh ke arah Yu Shan yang sekarang sikapnya terlihat lebih baik."Aku serahkan semua urusan itu padamu, Adik Ming. Aku hanya ingin perjanjian itu terlaksana, keluarga kita bersatu dan terhindar dari malapetaka." Jawaban Yu Shan benar-benar semakin membuat Yu Zhen hancur berkeping-keping. "Terima kasih atas kemurahan hati Paman dan Ayah. Zhen'er baru bisa merasa lega sekarang." Yu Zhen menge
Yu Ling kecil bangkit dari pangkuan ibunya. "Benar, Ibu. Kabarnya, dia adalah seorang Dewa yang selalu menggantungkan sebuah guci arak besar di pinggangnya dan Dewa Tinggi itu bergelar ...."Rasa kantuk si kecil Yu Ling tiba-tiba saja menghilang, saat teringat sebuah cerita tentang seorang dewa hebat yang selalu disebut-sebut oleh Yu Shu pamannya. Yu Ling masih tampak berpikir keras untuk mengingat nama tokoh dalam cerita pamannya itu."Wang Jiu Shen!" Sebuah suara yang tak asing bagi Yu Ling dan Jia Mi menyahut dari luar kereta."Benar. Itu dia namanya!" Yu Ling terlihat sangat girang."Wang Jiu Shen?" Jia Mi terkejut. Dengan cepat wanita itu menyibak kelambu berwarna biru tua dan membulatkan kedua mata indahnya kepada seorang pria muda yang berkuda tak jauh dari jendela kereta.Jia Mi berteriak, "Yu Shu, apa yang telah kamu ceritakan padanya?""Kakak Ipar, maafkan aku! Aku hanya bercerita tentang sajak indah ciptaannya. Tidak ada yang lain!" Yu Shu terlihat gelagapan menghadapi kema
"Baiklah, Tuan Besar Yu." Tetua Wen menghormat kepada semua orang dan kembali berbicara, "Para tamu undangan perjamuan yang terhormat! Pada kesempatan kali ini. Saya Wen Hou, telah diberi suatu kepercayaan dari Tuan Besar Shen dan Tuan Besar Yu untuk mengumumkan sebuah perjanjian pernikahan antara tuan muda kedua Yu Zhen dengan salah satu dari bayi kembar yang masih ada di dalam kandungan Nyonya Shen."Tetua Wen Hou berhenti sejenak untuk mengatur pernapasannya yang menjadi terengah-engah akibat berbicara cukup panjang."Maaf, Tuan Besar Yu dan Tuan Besar Shen! Bukankah bayi dalam kandungan Nyonya Besar Shen masih belum jelas. Apakah itu perempuan atau sebaliknya?" Salah seorang tamu dari Keluarga Guo melemparkan pertanyaan."Pertanyaan yang masuk akal dan sangat bagus. Maka, akan mendapatkan jawaban yang bagus pula." Shen Ming yang menjawab dengan sikap tenang. "Tetua Wen yang akan menjelaskan kepada Anda semua."Shen Ming menoleh ke arah Tetua Wen dan berkata, "Tetua Wen. Silakan!"
Pada keesokan harinya, Yu Zhen berpamitan untuk mencari Shen Ji dan tentu saja Yu Shan mengijinkannya. Pria itu melepas kepergian putranya di pintu gerbang kediaman Keluarga Guo dengan dikawal oleh beberapa orang pengawal. Meskipun ada sedikit rasa bersalah dan berat hati, tetapi ucapan seseorang tidak boleh diingkari. Huan Li terlihat sibuk menyiapkan seekor kuda untuk Yu Zhen, sedangkan yang lainnya hanya berjaga-jaga saja. "Ayah, Zhen'er berangkat sekarang. Tolong sampaikan salam dan maaf kepada ibu." Yu Zhen membungkus tinjunya dengan tangan kiri sambil membungkukkan sedikit badannya ke depan."Baiklah, pasti akan ayah sampaikan. Semoga saja kamu berhasil menemukan Ji'er, dan kembali dengan selamat, Anakku," sahut Yu Shan sambil memegang sepasang senjata pedang yang terbungkus sarung khusus, dan menyerahkannya kepada Yu Zhen."Bawalah sepasang Pedang Batu Bintang Merah untuk berjaga-jaga. Di luar sana banyak bahaya yang mengintai dan bisa saja menyerangmu kapan saja." Yu Shan be