Pria itu menatap lekat wajah anak keduanya dengan mata memerah. Dia mengibaskan secara kasar pegangan Jia Mi hingga terlepas.Jia Mi sedikit terhuyung ke belakang, tetapi dia masih dapat berseru, "Zhen'er, cepat lakukan sebelum ayahmu semakin marah!" Yu Zhen pun menuruti apa kata sang ibu dia segera bergerak hendak memeluk kaki Yu Shan, tetapi Yu Shan merasa muak dan tidak ingin disentuh oleh anak yang sudah dianggap menjatuhkan harga diri dan martabat Keluarga Yu."Ayah, Maafkan aku! Aku tak bermaksud mempermalukan Ayah dan Ibu! Aku-aku hanya ...."Belum sempat kata-kata Yu Zhen selesai, sebuah tamparan keras kembali mendarat di pipi Yu Zhen hingga pemuda itu terbatuk akibat tersedak darah dari pipi dalamnya yang pecah."Kakak Shan, tolong jangan tampar dia. lagi!" Jia Mi menjerit keras sambil menangis. "Diam! Ini juga akibat dari tindakanmu yang terlalu memanjakannya! Lihat dia sekarang! Dia sudah seperti menjatuhkan wajah ayahnya sendiri ke dalam kolam tinja!" Yu Shan kian berang
"Pantas saja dia tidak mau menikah dengan Ji'er-ku. Dia bahkan tumbuh lebih tampan dari ayahnya. Rasanya memang terlalu egois jika aku terus berharap dia mau menikahi Ji'er," gumam Shen Ming dalam hati."Benar, Adik Ming. Anak inilah yang telah dengan lancang diam-diam mengirimkan surat itu padamu." Yu Shan berkata dengan penuh penyesalan. "Akulah yang tidak dapat mendidik dan mendisiplinkannya dengan baik, sehingga dia bertindak kurang ajar terhadap Nona Kedua Shen.""Tidak! Itu bukan aku!" Hati Yu Zhen berteriak. Ia sungguh ingin mengatakan hal yang sesungguhnya.Shen Ming menarik napas, dan berusaha menenangkan hatinya yang memang sedang merasakan kesedihan atas surat penolakan dari pemuda ini."Zhen'er, segera minta maaf kepada Paman Ming!" Suara keras Yu Shan cukup mengagetkan Yu Zhen."Oh!" Yu Zhen sampai tergagap akibat kaget. Namun ia segera mengepalkan tangannya. "Baik, Ayah." Yu Zhen lantas menghadap Shen Ming, melakukan gongshou sambil membungkuk hormat dan berucap, "Salam
Meskipun sangat berat hati, akhirnya Shen Ming menganggukkan kepala dan berucap dengan nada lirih. "Baiklah, paman tak keberatan sama sekali dengan permohonanmu itu. Paman juga menyadari akan keadaan anak paman yang tak sebanding denganmu, Zhen'er," "Jika demikian, aku akan memberi waktu untukmu selama tiga tahun. Kamu sempurnakanlah ilmu yang sedang kamu pelajari. Baru setelah itu, datanglah padaku untuk menentukan hari yang baik, dan aku akan menikahkan kamu dengan anakku." Shen Ming berucap dengan suara lembut, arif dan bijaksana."Bagaimana, apakah kamu menyetujuinya, Kakak Shan?" Shen Ming menoleh ke arah Yu Shan yang sekarang sikapnya terlihat lebih baik."Aku serahkan semua urusan itu padamu, Adik Ming. Aku hanya ingin perjanjian itu terlaksana, keluarga kita bersatu dan terhindar dari malapetaka." Jawaban Yu Shan benar-benar semakin membuat Yu Zhen hancur berkeping-keping. "Terima kasih atas kemurahan hati Paman dan Ayah. Zhen'er baru bisa merasa lega sekarang." Yu Zhen menge
Yu Ling kecil bangkit dari pangkuan ibunya. "Benar, Ibu. Kabarnya, dia adalah seorang Dewa yang selalu menggantungkan sebuah guci arak besar di pinggangnya dan Dewa Tinggi itu bergelar ...."Rasa kantuk si kecil Yu Ling tiba-tiba saja menghilang, saat teringat sebuah cerita tentang seorang dewa hebat yang selalu disebut-sebut oleh Yu Shu pamannya. Yu Ling masih tampak berpikir keras untuk mengingat nama tokoh dalam cerita pamannya itu."Wang Jiu Shen!" Sebuah suara yang tak asing bagi Yu Ling dan Jia Mi menyahut dari luar kereta."Benar. Itu dia namanya!" Yu Ling terlihat sangat girang."Wang Jiu Shen?" Jia Mi terkejut. Dengan cepat wanita itu menyibak kelambu berwarna biru tua dan membulatkan kedua mata indahnya kepada seorang pria muda yang berkuda tak jauh dari jendela kereta.Jia Mi berteriak, "Yu Shu, apa yang telah kamu ceritakan padanya?""Kakak Ipar, maafkan aku! Aku hanya bercerita tentang sajak indah ciptaannya. Tidak ada yang lain!" Yu Shu terlihat gelagapan menghadapi kema
"Baiklah, Tuan Besar Yu." Tetua Wen menghormat kepada semua orang dan kembali berbicara, "Para tamu undangan perjamuan yang terhormat! Pada kesempatan kali ini. Saya Wen Hou, telah diberi suatu kepercayaan dari Tuan Besar Shen dan Tuan Besar Yu untuk mengumumkan sebuah perjanjian pernikahan antara tuan muda kedua Yu Zhen dengan salah satu dari bayi kembar yang masih ada di dalam kandungan Nyonya Shen."Tetua Wen Hou berhenti sejenak untuk mengatur pernapasannya yang menjadi terengah-engah akibat berbicara cukup panjang."Maaf, Tuan Besar Yu dan Tuan Besar Shen! Bukankah bayi dalam kandungan Nyonya Besar Shen masih belum jelas. Apakah itu perempuan atau sebaliknya?" Salah seorang tamu dari Keluarga Guo melemparkan pertanyaan."Pertanyaan yang masuk akal dan sangat bagus. Maka, akan mendapatkan jawaban yang bagus pula." Shen Ming yang menjawab dengan sikap tenang. "Tetua Wen yang akan menjelaskan kepada Anda semua."Shen Ming menoleh ke arah Tetua Wen dan berkata, "Tetua Wen. Silakan!"
Pada keesokan harinya, Yu Zhen berpamitan untuk mencari Shen Ji dan tentu saja Yu Shan mengijinkannya. Pria itu melepas kepergian putranya di pintu gerbang kediaman Keluarga Guo dengan dikawal oleh beberapa orang pengawal. Meskipun ada sedikit rasa bersalah dan berat hati, tetapi ucapan seseorang tidak boleh diingkari. Huan Li terlihat sibuk menyiapkan seekor kuda untuk Yu Zhen, sedangkan yang lainnya hanya berjaga-jaga saja. "Ayah, Zhen'er berangkat sekarang. Tolong sampaikan salam dan maaf kepada ibu." Yu Zhen membungkus tinjunya dengan tangan kiri sambil membungkukkan sedikit badannya ke depan."Baiklah, pasti akan ayah sampaikan. Semoga saja kamu berhasil menemukan Ji'er, dan kembali dengan selamat, Anakku," sahut Yu Shan sambil memegang sepasang senjata pedang yang terbungkus sarung khusus, dan menyerahkannya kepada Yu Zhen."Bawalah sepasang Pedang Batu Bintang Merah untuk berjaga-jaga. Di luar sana banyak bahaya yang mengintai dan bisa saja menyerangmu kapan saja." Yu Shan be
Melihat hal buruk terjadi di depan mata, Yu Zhen segera meloncat dari atas punggung kuda sembari menarik salah satu Pedang Batu Bintang Merah yang ada di belakang punggungnya.Pemuda itu melesat secepat kilat dengan menggunakan ilmu peringan tubuh Langkah Angin dan mulai sibuk menangkis puluhan batang anak panah yang meluncur deras hendak membunuh Yu Ling, kakaknya.Trang!Trang!Trang!Terdengar suara bising akibat tabrakan batang-batang anak panah berbahan kayu besi ketika beradu dengan pedang batu bintang yang terus terayun di udara. Bilah batu hitam itu menebas ke segala arah dengan sangat cepat. Terkadang membelah, memotong dan menghancurkan senjata musuh hingga menjadi serpihan tak berbentuk hanya dalam sekejap mata.Puluhan batang anak panah berhasil dijatuhkan oleh Yu Zhen, sedangkan Yu Ling sendiri hanya bisa terpaku dengan mata terbelalak lebar dan napas yang bagai terhenti. Tubuh pemuda itu juga bergetar hebat disertai guyuran keringat dingin. Terlebih lagi, beberapa batang
Jika membicarakan tentang perasaan takut, Yu Ling adalah orang paling sensitif terhadap sesuatu yang menakutkan. Namun, saat ini ia juga tidak bisa menarik diri untuk kembali dan memilih untuk terus melangkah maju meski hatinya merasa tidak nyaman.Terlebih lagi, serangan hujan anak panah yang nyaris merenggut nyawa mereka adalah pengalaman mengerikan yang masih membuat tubuh dan hatinya bergetar.Dia membayangkan, andai Yu Zhen tidak datang tepat waktu, akankah saat ini dirinya masih bisa bernapas?Sambil membayangkan kembali peristiwa tadi, Yu Ling berucap, "Tentu saja aku sangat takut. Tapi, aku tetap ingin pergi bersamamu. Hanya berdiam diri di tempat itu membuat badanku sakit semua."Namun Yu Ling menegaskan. "Ayo, kita lanjutkan pencarian!"Yu Ling menjalankan kudanya secara perlahan. "Hei, apa lagi yang kamu tunggu?""Oh!" Yu Zhen tersadar dan langsung mengikuti kakaknya."Kak, apakah Kakak sengaja melarikan diri untuk mengindari pertemuanmu dengan Nona Shi?" Yu Zhen merasa pen
Qing Yuan sekarang dibuat sibuk mengutuki isi otaknya sendiri. Selama hidupnya, Qing Yuan tidak pernah merasakan getaran apa pun ketika ia bersentuhan dengan seorang gadis. Bahkan selama ini pun dia sangat jarang memerhatikan muridnya secara rinci. Tidak. Dia tidak pernah memikirkannya! Meskipun Shen Ji memang sangat cantik sekarang, tapi dia adalah murid yang diambil hanya sebagai budak catur untuk mempermulus langkahnya dalam mendekati Keluarga Shen, untuk kemudian menghancurkan mereka semua pada malam perjanjian satu tahun di puncak Gunung Que. Ini adalah susunan rencananya, karena hanya satu hal yang menjadi tujuan Qing Yuan, yaitu terbunuhnya Shen Ming di tangan putrinya sendiri. Qing Yuan dengan pemikiran gilanya ini benar-benar mengabaikan segalanya. Siapa suruh Shen Ji adalah anak Shen Ming, pembunuh paman besarnya? Siapa suruh pula gadis itu datang sendiri ke sarang serigala yang sedang mengincar nyawanya? Dalam hal ini, ia bahkan sudah merencanakan tentang
Qing Yuan menutup mulutnya yang baru saja sedikit mengeluarkan darah. "Aku tidak apa-apa, Hua'er. Aku hanya sedikit lelah akibat terlalu keras berlatih ilmu tingkat tinggi, dan mencoba menerobos paksa. Shifu akan baik-baik saja setelah beristirahat barang beberapa hari." Shen Ji rasanya tak 100 persen memercayai ucapan Qing Yuan. Suara itu terdengar lemah, seakan tengah menahan penderitaan yang dalam. Namun, ia tak ingin mempermasalahkannya untuk saat ini. Shen Ji lalu melepaskan topeng jelek dan menggantung benda itu di sabuk yang terpasang pinggang rampingnya. Baru setelah itu, ia menoleh ke arah sang guru. Melihat noda darah di sudut bibir Qing Yuan, hatinya merasa sakit dan khawatir. Shen Ji lalu mengambil sapu tangan dari balik hanfunya, dan membersihkan cairan merah itu dengan tanpa ragu. Anehnya, Qing Yuan juga tak menolak dan membiarkan lembutnya kain sapu tangan ungu muda itu menari-nari di sekitar bibir dan pipinya hingga semua noda darah tak ada lagi di sana. Ha
Yu Zhen tiba-tiba merasa yakin jika pemuda di hadapannya memiliki hubungan dengan ayahnya. Ataukah mungkin, dia salah seorang muridnya? "Karena kesamaan itulah, aku sangat ingin bertanya, mengapa pedangmu nyaris sama dengan Pedang Batu Bintang Merahku ini?" Qing Yuan balik bertanya seraya menghunus kedua pedangnya. "Kamu lihatlah dengan mata kepalamu. Bukankah pedang kita benar-benar sama?" Qing Yuan dengan sengaja memamerkan kedua pedangnya. "Memang sama." Yu Zhen mengakui. "Bahkan namanya pun sama! Siapa kamu ini sebenarnya, dan apa hubunganmu dengan pembuat pedang ini? Apakah kamu salah seorang murid dari Perguruan Wu Lin?" tanya Yu Zhen semakin merasa penasaran. "Aku?" Qing Yuan menunjuk dirinya sendiri. "Namaku bukanlah hal yang penting untuk kamu ketahui. Dan asal kamu tahu saja, aku sama sekali tidak memiliki hubungannya dengan pembuat pedang ini, ataupun dengan perguruan yang kamu sebutkan itu. Aku juga tidak tahu mengapa kita memiliki pedang ganda yang sama. Lal
Shen Ji tercekat. Ia hanya bisa pasrah tak berdaya saat merasakan adanya daya tarik suatu kekuatan yang menarik kedua pedang ganda milik Yu Zhen dari tangannya. Senjata kembar itu sekarang sudah berpindah tempat ke tangan Qing Yuan dan sedang diperiksa secara teliti oleh sang guru. Binar mata cerah Qing Yuan biasa cemerlang sekarang dipenuhi sorot keheranan. Berulang kali pemuda itu membolak-balik, meneliti hingga ke sudut paling rumit dari pedang di tangannya. SLING! Suara jernih dan nyaring pedang yang ditarik keluar masuk dari sarungnya, seakan sedang mengiris hati Shen Ji yang diliputi kekhawatiran dalam hati akan datangnya sosok sang guru. Mengingat sifat Qing Yuan yang sangat tidak suka disaingi, ini sungguh mencemaskan! Bagaimana jika Qing Yuan dan Yu Zhen nantinya berhadapan sebagai musuh? "Apakah shifu akan benar-benar bertarung dengan Kak Yu Zhen?" Shen Ji bertanya dalam hati dengan
Namun, suara Qing Wei tak didengar oleh Qing Yuan yang terlanjur mengira jika muridnya sedang dihukum oleh Yang Hua. Pemuda itu segera melesat pergi dengan pedang di tangan disertai niat membunuh di mata dan hatinya. "Ketua, kembali!" Qing Wei berteriak panik dan langsung ingin pergi menyusul Qing Yuan yang sudah melesat seperti orang kesurupan. "Ketua, jangan pergi! Tubuh Anda masih sangat lemah, jadi Ah Wei mohon kembalilah!" Feng Shaonian yang mendengar suara keributan bergegas mendatangi ruang perawatan Qing Yuan. Namun, ia hanya melihat dua orang sedang berkejaran menuju keluar. "Tuan Muda Yuan, bukankah tadi dia masih pingsan? Dan bahkan tubuhnya dipenuhi luka sengatan, tapi mengapa dia sekarang berlarian seperti itu?" Feng Shao sampai mengerutkan dahi saat memikirkannya. "Ah, sudahlah. Untung ada Nona Wei. Dia pasti bisa mengatasinya." Feng Shao tak ingin terlibat dalam urusan mereka. Pria itu kembali ke kamarnya u
"Baik, Paman." Yang Shui bangkit dari berlututnya dan melangkah mendekati Yang Hua. "Maafkan aku, Paman. Aku sungguh tidak mengetahui kedatangan Paman kali ini. Sepertinya, Paman sengaja membuat suatu kejutan." "Tidak mengetahui kedatanganku! Itu karena kamu dan semua orang di sini terlalu sibuk dengan anak dari pembunuh orang tuamu!" Yang Hua berkata dengan nada suara masih diliputi kemarahan. "Jadi, kamu sudah lupa, bagaimana ayah dan ibumu mati?" "Paman, tentu saja aku tidak akan lupa tentang bagaimana cara orang tuaku meninggal saat itu. Meskipun menurut kabar itu dilakukan oleh Shen Ming. Akan tetapi, bagaimanapun juga, anaknya tidak ikut bersalah atas hal itu. Ampun, Paman ... itulah yang aku pikirkan." Yang Shui berucap tetap dengan nada setenang gunung yang tak terusik. "Ah Shui!" Yang Hua membalikkan badannya dan mencengkeram kedua bahu Yang Shui dengan sangat kuat. Yang Shui menatap pamannya dengan sorot mata lembut. "Paman, tenangkan hatimu. Kebencian dan dendam ti
Huan Li ingin mengatakan sesuatu, tapi Qing Sha tak memedulikannya sama sekali dan bergerak pergi dengan cepat ke penjara Yu Zhen. "Orang itu benar-benar menyebalkan!" Huan Li hampir membanting mangkuk di tangannya guna melampiaskan rasa geram.Huan Li mendesah pasrah. "Semoga tidak terjadi apa-apa dengan tuan muda kedua." Shen Ji sendiri masih sibuk memeriksa sepasang pedang milik Yu Zhen yang terasa tidak asing baginya.Sepasang senjata kembar itu memiliki bentuk yang unik dihiasi gerigi-gerigi kecil pada sisi atas mata pedang. Warnanya hitam keabu-abuan dengan permukaan kasar bermotif guratan-guratan merah serupa akar yang memenuhi sepanjang bilahnya. Berat benda tersebut juga terbilang tidak terlalu ringan. "Rupanya pedang ini bukan terbuat dari logam, melainkan berbahan dasar batu," gumam Shen Ji sambil meraba permukaan pedang dengan jari-jemarinya. "Aku sendiri tidak pernah menyentuh pedang milik shifu. Apakah pedangnya juga sama persis seperti ini?"Yu Zhen menatap tak rela
"Baik, Nona!" Penjaga yang membawa kunci segera membuka pengunci dan membiarkan Ji Mei Hua masuk. "Silakan, Nona!" "Emmm." Shen Ji menganggukkan kepala dan melangkah masuk. Qing Sha bergegas ingin mengikuti sang nona, tetapi Shen Ji memintanya untuk memberikan keranjang lain untuk Huan Li. Qing Sha mengangguk patuh dan membawa keranjang makanan itu ke ruangan di mana Huan Li ditahan. Jika dibandingkan dengan Yu Zhen, pria itu lebih mudah untuk ditangani. Ji Mei Hua datang menghampiri Yu Zhen yang sengaja tak diikat sama sekali. Kondisi pemuda itu masih cukup lemah akibat dari asap racun pelumpuh yang dilemparkan oleh Ji Mei Hua kemarin. Terlebih lagi, selama ini Yu Zhen membiarkan dirinya kelaparan akibat merasa jijik dengan menu makanan yang diberikan kepada para tawanan. Ji Mei Hua meletakkan keranjang bambu di atas lantai yang kotor dan lembab. Gadis bertopeng itu lalu berjongkok di dekat Yu Zhen, memerhatikan secara saksama wajah tampan yang saat ini tengah tertidur pu
Seketika Yang Shui dan Qing Wei berlari ke arah empat orang yang ternyata membawa tubuh Qing Yuan."Adik Yuan!" Yang Shui langsung mengetahui siapa orang yang berada di atas tandu."Ketua!" Qing Wei juga menyadari sesuatu.Keduanya bergegas menyongsong kedatangan rombongan kecil tersebut. Rasa cemas tak terkira membuat wajah-wajah keduanya menjadi tegang dan pucat disertai debaran jantung tak beraturan.Rombongan para murid Sekte Lembah Kegelapan akhirnya berhenti. Mereka masih tidak meletakkan tandu yang membawa tubuh Qing Yuan."Kakak Shui, kami diperintahkan oleh laoshi untuk membawa tuan muda." Yang Bin berkata sambil menunjuk ke arah tandu."Biar aku melihatnya." Bibir Yang Shui sampai bergetar saat berkata."Baiklah, Kakak Shui!" Yang Bin lalu memberi isyarat kepada para murid untuk meletakkan tandu yang membawa tubuh Qing Yuan di hadapan Yang Shui dan Qing Wei.Mata Yang Shui dan Qing Wei terbelalak lebar dengan mulut terbuka. Mereka benar-benar tercekat saat melihat kondisi Qi