Share

Legenda Pendekar Pedang Ganda
Legenda Pendekar Pedang Ganda
Penulis: Serpihan Salju

01. Malam Pengantin

Penulis: Serpihan Salju
last update Terakhir Diperbarui: 2023-11-14 06:28:50

"Fuma, apakah Anda benar-benar tidak ingin melepaskan topengmu? Kita sudah menjadi suami istri sekarang, jadi kita tidak harus saling menutupi wajah masing-masing."

Mendengar itu, Qing Yuan terkejut. Identitasnya tak boleh terbongkar!

 "Maaf, Gongzhu. Wajah ini tidak seperti orang kebanyakan, dan hamba takut, jika nanti Gongzhu akan menjadi tidak nyaman dengan penampilan wajah hamba," ucapnya dengan sikap hormat.

Namun, gadis berpakaian pengantin merah terang itu tak bisa dibantah. "Tapi aku ingin sekali melihat wajah suamiku. Kalau Fuma tidak mau membukanya, maka biar saja aku yang membuka topengmu!" ucapnya, lalu melayangkan tangan dengan cepat untuk meraih paksa topeng suaminya.

Pria berjubah merah begitu gesit menghindari sambaran tangan istrinya dengan sangat ketakutan. Namun, sang istri bak singa kelaparan yang mengejar Qing Yuan, hingga tubuh mereka jatuh saling bertindihan di atas ranjang pengantin.

Tangan gadis bercadar mulai nakal menyentuh apa saja yang dia sukai.

Qing Yuan merasa tak berdaya. Tubuh sangat sulit untuk digerakkan. Seluruh titik akupuntur di sekujur badan seakan terkunci dan tak dapat dibuka paksa.

Dia hanya semakin ketakutan, saat jemari berkuku runcing dengan cat merah itu mulai bergerak lembut menyusuri dadanya, leher dan terus naik hingga sampai ke topeng buruk yang menyembunyikan seraut wajah.

Sentuhan itu teramat lembut, menimbulkan sengatan-sengatan halus dan berhasil membuat wajah di balik topeng menjadi tegang tak berdaya. Ini adalah kali pertama dia merasakan keanehan dari kulit putih yang berkontak secara langsung dengan tubuhnya.

Semestinya dia merasa senang dan ketagihan, bukan?

Namun yang terjadi, Qing Yuan justru sangat ketakutan. "Jangan buka topeng hamba!"

"Aku tidak peduli. Kamu suamiku sekarang dan aku juga berhak untuk melihat wajahmu!" Bola mata gadis bercadar merah terlihat semerah jubahnya, menyala-nyala dengan aura membunuh yang sangat kental. "Suamiku, biar kulihat wajahmu."

Udara di sekitar kamar pengantin tiba-tiba dipenuhi hawa jahat disertai aroma kematian yang seakan hendak mencekik pengantin pria. Napasnya terasa sesak bagai dihimpit batu gunung sebesar gajah.

"Suamiku, aku juga akan melepaskan cadarku, karena kamu tidak juga mau melepasnya." Wanita itu menarik cadarnya dan wajah luar biasa pun terlihat nyata. "Bagaimana, apakah aku cukup cantik, Suamiku?"

Pria muda bertopeng dan berjubah merah semakin ketakutan saat melihat wajah mengerikan di hadapannya. Kulit wanita itu hitam, kasar penuh dengan bintil-bintil merah bernanah yang hampir kesemuanya telah matang.

Beberapa di antaranya bahkan sudah pecah dan meneteskan cairan lendir kental kuning kehijauan dengan bau daging busuk yang dikubur dalam tanah.

Jika tidak ada topeng pelindung, mungkin cairan nanah-nanah busuk itu sudah berjatuhan menetesi kulit wajah si pengantin pria secara langsung.

Qing Yuan menahan mual. 

Namun, wanita itu justru tertawa kecil, memperlihatkan deretan gigi-gigi runcing hitam dilumuri cairan yang berjatuhan. Dia lalu menjulurkan lidahnya, mengusap berputar seperti tidak merelakan air liurnya luruh sia-sia.

"Suamiku, bagaimana kalau kita mulai saja acaranya?" Pengantin wanita yang berkuasa sudah tidak bisa bersabar lagi.

"Acara apa? Aku bukan suami siapa pun!" teriak Qing Yuan lantang, "Pergi dariku sekarang jugaaaa!"

"Pergi?" Wanita berwajah menjijikkan semakin mendekatkan mukanya hingga hidung mereka nyaris bersentuhan. "Ini adalah malam pengantin kita dan aku menginginkan suamiku seutuhnya. Fuma, apakah kamu benar-benar tidak menginginkan aku?"

Qing Yuan merasa lebih baik mati saja daripada harus bercinta dengan wanita berwajah monster, meskipun statusnya seorang putri kaisar.

Hanya saja, penolakan dan tatap menentang dari Qing Yuan justru membuatnya semakin merasa tertantang.

Ketika dia hendak  menarik paksa topeng yang menutupi wajah Qing Yuan, pria itu tanpa sengaja mendorong keras tubuh wanita di atasnya dan berlari menuju ke arah pintu.

"Hahaha...: Gelak tawa keras dan panjang terdengar dari arah ranjang. "Larilah! Larilah secepat kamu bisa! Tapi jangan harap kamu dapat lepas begitu saja dariku, Fuma!" ucapnya, lalu menyambar kaki Qing Yuan.

Seketika pria itu limbung dan ....

Bugg!

"Aaaa!"

Seorang pria muda berpakaian serba hitam terlihat bergulingan di antara hamparan rumpun bunga semerah darah yang bercahaya keemasan, akibat tertimpa sinar matahari sore.

Qing Yuan membuka matanya secara mendadak dengan napas tak beraturan. Mulutnya berseru, "Ternyata hanya mimpi!"

Menyadari itu, dia terlihat sangat lega dan berusaha untuk bangkit. 

Mimpi menjadi 'fuma' yang merupakan sebutan untuk laki-laki biasa yang menikahi seorang putri raja atau kaisar sungguh mengerikan!

"Sampai kapanpun, aku tidak akan menjadi fuma," tekadnya.

Tak lama, sekelebat bayangan hitam yang melompat turun dari sebatang pohon yang tinggi dengan gerakan seringan kertas.

Bayangan ramping itu mendarat di dekat Qing Yuan yang masih berdiri di antara bunga-bunga equinox merah.

Tanpa menoleh, Qing Yuan pun bertanya, "Ah Wei, bagaimana dengan semua persiapannya?"

Wanita cantik berpakaian serba hitam dengan rambut panjang itu pun berlutut di belakangnya.

"Lapor, Ketua. Semua hanya tinggal menunggu perintah dari Anda." Qing Wei menjawab sang tuan dengan masih tetap menundukkan kepalanya.

Qing Yuan atau yang dikenal dengan nama Yang Yuan tersenyum senang.

Sang Ketua Kelompok Topeng Iblis dari Hutan Seribu Malam itu memang sudah menantikan hari kemenangannya ini. "Baguslah. Malam ini juga kita bergerak ke kediaman Keluarga Guo Jin dan saat acara perjamuan itu dimulai, kita sudah harus berada di sana!"

"Siap, Ketua!" Qing Wei masih dalam posisi berlutut.

"Bangunlah, Ah Wei!" Qing Yuan memberi perintah sembari melangkahkan kakinya secara perlahan menyusuri pematang gurun bunga equinox merah dengan langkah sedikit bersemangat. "Sasaran kita kali ini adalah Keluarga Shen dan Keluarga Yu. Dua keluarga yang cukup tangguh dengan para praktisi bela dirinya. Jadi, kita harus sangat berhati-hati saat menghadapi mereka."

"Tidak boleh ada kesalahan." 

Komen (5)
goodnovel comment avatar
Setangkai Lotus
Mimpi buruk bikin tegang
goodnovel comment avatar
Serpihan Salju
sangat jelek ...
goodnovel comment avatar
Serpihan Salju
Hihihi, udah dikira beneran ya ...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Legenda Pendekar Pedang Ganda   02. Rencana Besar

    "Baik, Ketua!" sahut Qing Wei dengan suara tegas.Qing Yuan mengangguk. "Dan ingatlah suatu hal, jangan sebut aku dengan Marga Qing saat kita berada di luar hutan ini," ingatnya, "Panggil aku dengan nama Yang Yuan!"Lagi-lagi, hanya kata kepatuhan yang keluar dari mulut gadis sang pengawal bayangan.Andaikata sang tuan memerintahkan untuk membunuh dirinya saat ini juga pun, dia pasti akan melakukan tindak kebodohan itu dengan tanpa keraguan sama sekali.Hanya saja, kepatuhan Ah Wei membuat perasaan Qing Yuan yang awalnya buruk, semakin buruk. "Ah Wei! Mengapa kamu selalu mengiyakan saja apa pun perkataanku! Tidak ada kata lainkah?" "Ampun, Ketua. Ah Wei tidak paham dengan apa maksud Ketua," ujar Qing Wei dengan wajah polosnya.Dia adalah seorang gadis yang dilatih secara khusus oleh Qing Fuyu untuk menjadi salah satu pengawal bayangan dari keluarga Qing.Dalam dirinya sebagai pengawal bayangan, tertanam tuga untuk melindungi tuannya, sekaligus menjadi pembunuh yang hanya tahu untuk

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-20
  • Legenda Pendekar Pedang Ganda   03. Pengintai!

    "Jika itu adalah suatu hal yang meresahkan hati ibu dan ayah, maka Qing Yuan ini hanya perlu bertindak tanpa harus bertanya apa alasannya." Qing Yuan menjawab tanpa keraguan sedikit pun. Qing Fuyu membelai rambut anaknya dan menangkupkan kedua tangannya di pipi Qing Yuan. "Bagus! Bagus, Anaku! Ibu suka atas sikapmu, Ah Yuan-ku!""Suatu saat kamu akan mengerti, mengapa ibumu ini sangat menginginkan Yu Shan mati di tanganmu," ujarnya lagi sembari menatap dalam-dalam pupil mata sewarna giok hitam dari Gunung Que milik anak lelakinya."Bunuh Shen Ming untuk laoshi!" geram Qing Yuan dalam hati. "Dan bunuh Yu Shan untuk ibu!""Habisi semua orang bermarga Shen!" teriak hati Qing Yuan. "Habisi juga semua orang dari Marga Yu!"Suara-suara dari ayah angkat dan ibunya bagai memenuhi kepala Qing Yuan. Suara itu bagai terus mendesak dan menuntutnya untuk segera bertindak malam itu juga."Shen Ming, Yu Shan! Aku, Yang Yuan yang akan menghabisi kalian atas nama ibu dan guruku!" gumam Qing Yuan den

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-20
  • Legenda Pendekar Pedang Ganda   04. Perjamuan

    Sementara itu, selepas senja, acara perjamuan akan segera dimulai. Para tamu undangan mulai bersiap-siap untuk memasuki tempat yang telah ditentukan. Para kepala keluarga diiringi istri dan putra putrinya datang dengan pakaian kebesaran dari masing-masing keluarga.Para pria berpenampilan segagah mungkin dan para gadis bersolek secantik-cantiknya agar terlihat paling menarik di antara semua yang hadir dalam acara tersebut.Para tamu itu pun segera menata diri di tempat yang telah disediakan oleh penyelenggara. Mereka dilayani dengan sangat istimewa oleh para pelayan berseragam khusus dari Keluarga Guo tanpa terkecuali.Para tuan muda berpakaian hanfu mewah duduk bersama di belakang meja untuk pria. Barisan meja para nona berada dalam jarak lima hasta dari hadapan meja para pria. Mereka saling tersenyum menampilkan keramahan masing-masing, meskipun ada juga yang bersikap dingin dan hanya menganggukkan kepala sebagai balasan jika ada yang menyapanya."Tuan Guo Jin beserta Nyonya memasu

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-20
  • Legenda Pendekar Pedang Ganda   05. Si Cantik Bintang Perjamuan

    "Hanya kebetulan saja, Kakak Guo. Aku mendapat berita itu dari orang-orangku yang mengirimkan barang dagangan kami ke pusat kota," ujar Xiao Jun sembari menghirup keharuman aroma teh junshan yang dibuat dengan teknik penyeduhan khusus oleh sang ahli."Pantas saja, Adik Xiao sudah mengetahuinya," ujar Shi Gao sambil tersenyum kecil.Tiba-tiba, Yu Shan dan Jia Mi berdiri seraya ber-soja. Pria tampan itu berkata, "Kalau begitu, Yu Shan mengucapkan selamat kepada Kakak Guo dan Nyonya, atas pengangkatan Han'er sebagai jenderal muda di Kekaisaran Chu ini. Semoga saja, Han'er bisa menjalankan tugasnya dengan baik dan selalu diberi kesuksesan serta keselamatan dalam setiap tugas yang dibebankan kepadanya."Yu Shan dan Jia Mi membungkukan badannya kepada Guo Jin."Terima kasih, Adik Yu. Semoga kesuksesan juga selalu menyertai keluarga Adik Yu," balas Guo Jin sembari menganggukkan kepala. Shen Ming menatap ke arah Guo Jin dan berkata, "Selamat untuk Kakak Guo atas pengangkatan keponakanku yang

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-21
  • Legenda Pendekar Pedang Ganda   06. Berlian dan Batu Gunung

    Melihat pria yang menyapanya berbusana mewah dan terlihat enak di pandang, Shen Xu tersenyum ramah dan menjawab, "Salam Tuan Muda Xiao. Shen Xu merasa senang bisa bertemu dengan Anda.""Saya juga senang karena bisa bertemu gadis secantik Nona Xu," balas Xiao Tianzi."Nona Xu memang sangat cantik, tapi kurasa ... lebih cantik lagi adiknya." Xiao Si Tian menyeletuk sambil melirik ke arah Shen Xu yang menjadi sangat sebal mendengar perkataan itu."Eh Shen Xu, bukankah kau memiliki saudara kembar? Di mana dia?" Guo Yan, si putri serba ingin tahu dari Keluarga Guo merasa penasaran."Untuk apa kamu menanyakannya?" Shen Xu terlalu malas memberi tahu. Dia bahkan tak sedikit pun menoleh ke arah seseorang yang dimaksud oleh kawannya."Bukankah Nona Si tadi mengatakan, jika adikmu lebih cantik darimu?" Guo Yan penasaran menarik baju Shen Xu. "Ayolah, yang mana adik kembarmu itu?"Shen Xu dengan kesal menoleh ke arah Xiao Si Tian yang sedang melempari Xiao Tianzi kakaknya dengan kacang tanah yang

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-21
  • Legenda Pendekar Pedang Ganda   07. Penghinaan

    Shen Ji masih menundukkan kepala dengan menahan perasaan malu yang tiada tara. Entah sudah seperti apa rona wajahnya saat ini, dan yang jelas tubuhnya mulai bergetar.Shen Ji sungguh menyesal telah datang ke neraka ini. Ingin rasanya dia membenamkan diri ke dasar samudra terdalam untuk menghilangkan rasa malunya.Sekilas dia melirik ke arah Shi Qian yang duduk dengan sangat anggun. Kedua tangannya saling bertangkupan di atas pangkuan. Nona kedua dari Keluarga Shi itu memakai hanfu sifon hijau muda pucat, sebagian rambutnya disanggul dengan berhiaskan sebuah cai berbentuk bunga putih yang mungil membuatnya semakin cantik terlihat.Shen Ji menjadi semakin merasa tak percaya diri dan sangat malu. Dia sungguh menyesal hadir dalam acara perjamuan yang hanya menjadi tempat paling menyakitkan di atas bumi ini."Shen Xu, aku tidak menyangka jika kamu punya adik kembar seperti itu. Mungkinkah kau yang sudah tidak adil padanya? Kamu merebut semua kecantikan dan hanya menyisakan kejelekan untukn

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-11
  • Legenda Pendekar Pedang Ganda   08. Kumbang Cantik dan Bunga Bangkai

    "Tentu saja aku berbeda. Aku hanya sedang mengatakan kalau itu calon istrimu." Yu Ling membuang muka ke arah lain."Kak, aku punya tanggung jawab atas gadis itu. Aku sudah berjanji kepada Paman Ming untuk tidak akan mempermalukannya," ucap Yu Zhen sembari bangkit dari duduknya."Zhen'er!" Yu Ling hanya bisa menatap kepergian adiknya. "Ya sudah. Cepat selamatkan si gemuk itu."Yu Zhen tak menggubris ucapan kakaknya. Pemuda tampan itu berjalan ke arah Shen Ji yang sedang berusaha bangkit dari jatuhnya sambil mengusap aliran darah dari hidungnya dengan menggunakan ujung selendang."Kalian adalah para Nona dari keluarga yang terpandang! Tapi, tindakan kalian sangat tidak pantas dan tidak bisa dijadikan teladan bagi orang lain!" Sebuah suara keras bernada dingin dan datar menghentikan tawa para nona. Semua serentak menoleh ke arah pemilik suara."Tu--Tuan Muda Yu?" seru Shen Xu dengan kedua bola mata terbelalak."Nona Shen, bangunlah!" Yu Zhen berkata sembari mengulurkan tangannya.Shen Ji

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-11
  • Legenda Pendekar Pedang Ganda   09. Tak Berani Bertaruh

    Xiao Si Tian berdecak kagum sembari berjalan memutari Yu Zhen. Lalu, gadis itu menoleh ke arah Shen Ji dan berkata, "Nona gendut ini terlalu beruntung jika menikah dengan Anda, dan Andalah yang sepertinya bernasib kurang baik, Tuan Muda Yu."Diam-diam, Yu Zhen membenarkan dalam hati, sedangkan Shen Ji semakin tersudut dalam ketidakberdayaan. Ingin rasanya dia pergi secepat dari tempat tersebut."Itu menurutmu, Si-Si. Dengan ketampanan dan kekayaannya. Bukankah, Tuan Muda Yu bisa memilih beberapa istri lagi meski sudah menikah dengan Nona Shen Ji?" Xiao Tianzi melirik dengan sinis ke arah Shen Ji.Yu Zhen merasa tidak suka dengan pembicaraan apa pun yang menyangkut tentang pernikahan. Dia melirik tajam ke arah Xiao Tianzi, dan tatap matanya tampak pedas.Meskipun Yu Zhen juga sangat ingin, apakah dirinya memiliki daya untuk melakukannya?"Maaf, aku tak punya waktu untuk membuang waktu dan berbicara omong kosong dengan kalian!" Yu Zhen berucap tegas dan tak menggubris ucapan Xiao Tianzi.

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-14

Bab terbaru

  • Legenda Pendekar Pedang Ganda   118. TIGA HARI PENENTUAN (TAMAT)

    Qing Yuan sekarang dibuat sibuk mengutuki isi otaknya sendiri. Selama hidupnya, Qing Yuan tidak pernah merasakan getaran apa pun ketika ia bersentuhan dengan seorang gadis. Bahkan selama ini pun dia sangat jarang memerhatikan muridnya secara rinci. Tidak. Dia tidak pernah memikirkannya! Meskipun Shen Ji memang sangat cantik sekarang, tapi dia adalah murid yang diambil hanya sebagai budak catur untuk mempermulus langkahnya dalam mendekati Keluarga Shen, untuk kemudian menghancurkan mereka semua pada malam perjanjian satu tahun di puncak Gunung Que. Ini adalah susunan rencananya, karena hanya satu hal yang menjadi tujuan Qing Yuan, yaitu terbunuhnya Shen Ming di tangan putrinya sendiri. Qing Yuan dengan pemikiran gilanya ini benar-benar mengabaikan segalanya. Siapa suruh Shen Ji adalah anak Shen Ming, pembunuh paman besarnya? Siapa suruh pula gadis itu datang sendiri ke sarang serigala yang sedang mengincar nyawanya? Dalam hal ini, ia bahkan sudah merencanakan tentang

  • Legenda Pendekar Pedang Ganda   117. Pikiran Kotor

    Qing Yuan menutup mulutnya yang baru saja sedikit mengeluarkan darah. "Aku tidak apa-apa, Hua'er. Aku hanya sedikit lelah akibat terlalu keras berlatih ilmu tingkat tinggi, dan mencoba menerobos paksa. Shifu akan baik-baik saja setelah beristirahat barang beberapa hari." Shen Ji rasanya tak 100 persen memercayai ucapan Qing Yuan. Suara itu terdengar lemah, seakan tengah menahan penderitaan yang dalam. Namun, ia tak ingin mempermasalahkannya untuk saat ini. Shen Ji lalu melepaskan topeng jelek dan menggantung benda itu di sabuk yang terpasang pinggang rampingnya. Baru setelah itu, ia menoleh ke arah sang guru. Melihat noda darah di sudut bibir Qing Yuan, hatinya merasa sakit dan khawatir. Shen Ji lalu mengambil sapu tangan dari balik hanfunya, dan membersihkan cairan merah itu dengan tanpa ragu. Anehnya, Qing Yuan juga tak menolak dan membiarkan lembutnya kain sapu tangan ungu muda itu menari-nari di sekitar bibir dan pipinya hingga semua noda darah tak ada lagi di sana. Ha

  • Legenda Pendekar Pedang Ganda   116. Gagal Berduel

    Yu Zhen tiba-tiba merasa yakin jika pemuda di hadapannya memiliki hubungan dengan ayahnya. Ataukah mungkin, dia salah seorang muridnya? "Karena kesamaan itulah, aku sangat ingin bertanya, mengapa pedangmu nyaris sama dengan Pedang Batu Bintang Merahku ini?" Qing Yuan balik bertanya seraya menghunus kedua pedangnya. "Kamu lihatlah dengan mata kepalamu. Bukankah pedang kita benar-benar sama?" Qing Yuan dengan sengaja memamerkan kedua pedangnya. "Memang sama." Yu Zhen mengakui. "Bahkan namanya pun sama! Siapa kamu ini sebenarnya, dan apa hubunganmu dengan pembuat pedang ini? Apakah kamu salah seorang murid dari Perguruan Wu Lin?" tanya Yu Zhen semakin merasa penasaran. "Aku?" Qing Yuan menunjuk dirinya sendiri. "Namaku bukanlah hal yang penting untuk kamu ketahui. Dan asal kamu tahu saja, aku sama sekali tidak memiliki hubungannya dengan pembuat pedang ini, ataupun dengan perguruan yang kamu sebutkan itu. Aku juga tidak tahu mengapa kita memiliki pedang ganda yang sama. Lal

  • Legenda Pendekar Pedang Ganda   115. Pedang Ganda Ada Dua Pasang?

    Shen Ji tercekat. Ia hanya bisa pasrah tak berdaya saat merasakan adanya daya tarik suatu kekuatan yang menarik kedua pedang ganda milik Yu Zhen dari tangannya. Senjata kembar itu sekarang sudah berpindah tempat ke tangan Qing Yuan dan sedang diperiksa secara teliti oleh sang guru. Binar mata cerah Qing Yuan biasa cemerlang sekarang dipenuhi sorot keheranan. Berulang kali pemuda itu membolak-balik, meneliti hingga ke sudut paling rumit dari pedang di tangannya. SLING! Suara jernih dan nyaring pedang yang ditarik keluar masuk dari sarungnya, seakan sedang mengiris hati Shen Ji yang diliputi kekhawatiran dalam hati akan datangnya sosok sang guru. Mengingat sifat Qing Yuan yang sangat tidak suka disaingi, ini sungguh mencemaskan! Bagaimana jika Qing Yuan dan Yu Zhen nantinya berhadapan sebagai musuh? "Apakah shifu akan benar-benar bertarung dengan Kak Yu Zhen?" Shen Ji bertanya dalam hati dengan

  • Legenda Pendekar Pedang Ganda   114. Dia Tahu Namaku?

    Namun, suara Qing Wei tak didengar oleh Qing Yuan yang terlanjur mengira jika muridnya sedang dihukum oleh Yang Hua. Pemuda itu segera melesat pergi dengan pedang di tangan disertai niat membunuh di mata dan hatinya. "Ketua, kembali!" Qing Wei berteriak panik dan langsung ingin pergi menyusul Qing Yuan yang sudah melesat seperti orang kesurupan. "Ketua, jangan pergi! Tubuh Anda masih sangat lemah, jadi Ah Wei mohon kembalilah!" Feng Shaonian yang mendengar suara keributan bergegas mendatangi ruang perawatan Qing Yuan. Namun, ia hanya melihat dua orang sedang berkejaran menuju keluar. "Tuan Muda Yuan, bukankah tadi dia masih pingsan? Dan bahkan tubuhnya dipenuhi luka sengatan, tapi mengapa dia sekarang berlarian seperti itu?" Feng Shao sampai mengerutkan dahi saat memikirkannya. "Ah, sudahlah. Untung ada Nona Wei. Dia pasti bisa mengatasinya." Feng Shao tak ingin terlibat dalam urusan mereka. Pria itu kembali ke kamarnya u

  • Legenda Pendekar Pedang Ganda   113. Salah Paham

    "Baik, Paman." Yang Shui bangkit dari berlututnya dan melangkah mendekati Yang Hua. "Maafkan aku, Paman. Aku sungguh tidak mengetahui kedatangan Paman kali ini. Sepertinya, Paman sengaja membuat suatu kejutan." "Tidak mengetahui kedatanganku! Itu karena kamu dan semua orang di sini terlalu sibuk dengan anak dari pembunuh orang tuamu!" Yang Hua berkata dengan nada suara masih diliputi kemarahan. "Jadi, kamu sudah lupa, bagaimana ayah dan ibumu mati?" "Paman, tentu saja aku tidak akan lupa tentang bagaimana cara orang tuaku meninggal saat itu. Meskipun menurut kabar itu dilakukan oleh Shen Ming. Akan tetapi, bagaimanapun juga, anaknya tidak ikut bersalah atas hal itu. Ampun, Paman ... itulah yang aku pikirkan." Yang Shui berucap tetap dengan nada setenang gunung yang tak terusik. "Ah Shui!" Yang Hua membalikkan badannya dan mencengkeram kedua bahu Yang Shui dengan sangat kuat. Yang Shui menatap pamannya dengan sorot mata lembut. "Paman, tenangkan hatimu. Kebencian dan dendam ti

  • Legenda Pendekar Pedang Ganda   112. Menyiksa Yu Zhen

    Huan Li ingin mengatakan sesuatu, tapi Qing Sha tak memedulikannya sama sekali dan bergerak pergi dengan cepat ke penjara Yu Zhen. "Orang itu benar-benar menyebalkan!" Huan Li hampir membanting mangkuk di tangannya guna melampiaskan rasa geram.Huan Li mendesah pasrah. "Semoga tidak terjadi apa-apa dengan tuan muda kedua." Shen Ji sendiri masih sibuk memeriksa sepasang pedang milik Yu Zhen yang terasa tidak asing baginya.Sepasang senjata kembar itu memiliki bentuk yang unik dihiasi gerigi-gerigi kecil pada sisi atas mata pedang. Warnanya hitam keabu-abuan dengan permukaan kasar bermotif guratan-guratan merah serupa akar yang memenuhi sepanjang bilahnya. Berat benda tersebut juga terbilang tidak terlalu ringan. "Rupanya pedang ini bukan terbuat dari logam, melainkan berbahan dasar batu," gumam Shen Ji sambil meraba permukaan pedang dengan jari-jemarinya. "Aku sendiri tidak pernah menyentuh pedang milik shifu. Apakah pedangnya juga sama persis seperti ini?"Yu Zhen menatap tak rela

  • Legenda Pendekar Pedang Ganda   111. Mainan Bagus

    "Baik, Nona!" Penjaga yang membawa kunci segera membuka pengunci dan membiarkan Ji Mei Hua masuk. "Silakan, Nona!" "Emmm." Shen Ji menganggukkan kepala dan melangkah masuk. Qing Sha bergegas ingin mengikuti sang nona, tetapi Shen Ji memintanya untuk memberikan keranjang lain untuk Huan Li. Qing Sha mengangguk patuh dan membawa keranjang makanan itu ke ruangan di mana Huan Li ditahan. Jika dibandingkan dengan Yu Zhen, pria itu lebih mudah untuk ditangani. Ji Mei Hua datang menghampiri Yu Zhen yang sengaja tak diikat sama sekali. Kondisi pemuda itu masih cukup lemah akibat dari asap racun pelumpuh yang dilemparkan oleh Ji Mei Hua kemarin. Terlebih lagi, selama ini Yu Zhen membiarkan dirinya kelaparan akibat merasa jijik dengan menu makanan yang diberikan kepada para tawanan. Ji Mei Hua meletakkan keranjang bambu di atas lantai yang kotor dan lembab. Gadis bertopeng itu lalu berjongkok di dekat Yu Zhen, memerhatikan secara saksama wajah tampan yang saat ini tengah tertidur pu

  • Legenda Pendekar Pedang Ganda   110. Yang Shui Bimbang

    Seketika Yang Shui dan Qing Wei berlari ke arah empat orang yang ternyata membawa tubuh Qing Yuan."Adik Yuan!" Yang Shui langsung mengetahui siapa orang yang berada di atas tandu."Ketua!" Qing Wei juga menyadari sesuatu.Keduanya bergegas menyongsong kedatangan rombongan kecil tersebut. Rasa cemas tak terkira membuat wajah-wajah keduanya menjadi tegang dan pucat disertai debaran jantung tak beraturan.Rombongan para murid Sekte Lembah Kegelapan akhirnya berhenti. Mereka masih tidak meletakkan tandu yang membawa tubuh Qing Yuan."Kakak Shui, kami diperintahkan oleh laoshi untuk membawa tuan muda." Yang Bin berkata sambil menunjuk ke arah tandu."Biar aku melihatnya." Bibir Yang Shui sampai bergetar saat berkata."Baiklah, Kakak Shui!" Yang Bin lalu memberi isyarat kepada para murid untuk meletakkan tandu yang membawa tubuh Qing Yuan di hadapan Yang Shui dan Qing Wei.Mata Yang Shui dan Qing Wei terbelalak lebar dengan mulut terbuka. Mereka benar-benar tercekat saat melihat kondisi Qi

DMCA.com Protection Status