Wu Long memutuskan untuk istirahat sehari lagi di Perguruan Matahari dan Rembulan untuk menyempurnakan ilmu Tapak Matahari dan Rembulan dengan dibantu oleh Shun Ming yang sudah menguasai jurus bela diri ini dengan sempurna.Jurus Pedang Rembulan yang diperlihatkan oleh Wu Long saat melawan Shin Kang menarik perhatian Shun Ming yang sepertinya pernah mendengar tentang jurus pedang yang dikeluarkan oleh Wu Long. Ternyata dahulu kala, pendiri Perguruan Matahari dan Rembulan adalah dua sahabat yang ingin memajukan seni ilmu bela diri. Sayangnya terjadi perpecahan anatara dua sahabat ini sehingga ilmu pedang dibawa pergi oleh salah satu pendiri perguruan ini sementara pendiri satunya lagi menguasai Tapak Matahari dan Rembulan yang terkenal di kalangan dunia persilatan Benua Langit.Shin Kang menganggap remeh Perguruan Matahari dan Rembulan karena dia berasal dari benua yang jauh dari Benua Langit, sehingga rumor yang didengarnya hanyalah perguruan-perguruan yang besar saja."Bagaimana, Wu
"Maafkan ayah, Long'ge! Aku minta izin memanggilmu gege lagi ya? Aku tidak memiliki saudara apalagi kakak laki-laki yang bisa membimbingku!" ujar Shun Ming saat mereka telah meninggalkan bangunan utama perguruan."Tidak masalah, Ming'er!" jawab Wu Long sambil tersenyum. "Aku juga menyukaimu, tapi aku butuh izin dari ayah dan ibu terlebih dahulu kalau untuk urusan menikah ... kamu meengerti kan maksudku?" Shun Ming tersenyum mendengar alasan Wu Long. "Aku mengerti, Long'ge!" Tanpa disadari kedua bibir mereka sudah saling menempel. Mata Shun Ming yang terpejam membuat Wu long mulai berani melumat bibir merah manis milik Shun Ming sambil memeluk pinggang gadis ini."Aku suka padamu, Ming'er! Aku akan kembali nanti setelah bertemu ayah dan ibu!" bisik Wu Long sambil memeluk tubuh Shun Ming erat-erat sebelum melepaskannya. "Aku harus pergi! Tunggu aku kembali ya!" Shun Ming hanya bisa memandang kepergian Wu Long sampai pendekar ini hilang dari pandangannya."Semoga saja kamu memenuhi jan
Rasa dendam yang sudah sempat hilang dari pikirannya, mulai kembali mengisi pikirannya setelah Wu Long mendengar suara Lie Wei yang masih mengejeknya."Ck! Ternyata waktu tetap tidak menghapus sifatmu yang menjijikan ini!" sahut Wu Long saat melihat sosok LieWei yang sombong."Waktu juga tidak menghapus statusmu! Sekali gembel tetaplah gembel!" balas Lie Wei. Raut wajahnya menunjukkan kesombongan para bangsawan, tapi tubuhnya yang tegap menunjukkan keberhasilannya menjadi pendekar yang hebat."Aku belum membuat perhitungan terhadapmu, Lie Wei! Kamu dengan kejam menendangku masuk ke dalam jurang!" seru Wu Long.Mendengar ucapan Wu Long, hanya terlihat senyum mengejek dari wajah Lie Wei. "Masih bagus hanya kutendang masuk ke dalam jurang! Aku sebenarnya ingin menghabisimu terlebih dahulu sebelum kubuang ke dasar jurang!"Perkataan Lie Wei membuat kemarahan Wu Long semakin menjadi-jadi terhadapnya. "Bangsat Kau, Lie Wei! Aku sebenarnya sudah melupakan kejadian masa lalu demi Shun Ming, t
Pedang Mentari begitu indah saat dikeluarkan oleh Wu Long untuk menghadapi Lie Wei. Pedang Rembulan juga tidak kalah indahnya, membuat Lie Wei takjub terhadap pedang ganda ini."Bukan urusanmu, Lie Wei!" jawab Wu Long dengan singkat."Pedang ganda ini adalah warisan keluargaku! Pemilik Pedang Mentari dan Rembulan ini adalah kakek moyangku yang mendirikan Perguruan Matahari dan Rembulan!" ucap Lie Wei."Kamu ini keturunan dari salah satu pendiri perguruan?Tidak mungkin!" ucap Wu Long yang tidak percaya."Kamu pikir kenapa ayah Shun Ming akan menjodohkan Shun Ming padaku? Agar Perguruan Matahari dan Rembulan bertambah besar dengan bergabungnya diriku!" ujar Lie Wei."Hahaha! Aku tetap tidak percaya padamu, Lie Wei! Sekalipun kamu ini keturunan salah satu pendiri Perguruan Matahari dan Rembulan, tidak ada kewajibanku untuk menurutimu! Aku bukan murid perguruan Matahari dan Rembulan! Pedang Ganda ini juga bukan pedang milik keluargamu karena telah lama hilang! Mengerti kan?" ucap Wu Long
"Hahaha ... aku adalah Phoenix Merah Fang Yin! Aku berasal dari Pulau Phoenix Merah di Benua Empat Elemen!" seru Lie Wei yang berubah menjadi gadis cantik berpakaian merah menyala bagaikan kobaran api, kemudian berubah lagi menjadi Phoenix Merah."Jadi, kau tadi yang menyerangku? Kemana Lie Wei?' tanya Wu Long. "Pantas aku tidak merasakan sisi kejam Lie Wei!""Aku sedang menuju ke Perguruan Matahari dan Rembulan untuk melihat gadis yang bernama Shun Ming ... secantik apa dia sampai Master tergila-gila padanya," ucap Phoenix Merah ini."Ternyata kamu jatuh hati terhadap Master-mu sendiri ... apa itu diperbolehkan?" tanya Wu Long."Bukan urusanmu, Wu Long! Master masih berada di Pulau Phoenix Merah! Aku terbang ke sini hanya karena penasaran dengan kamu dan Shun Ming! Ternyata kamu belum mati, sayang sekali!" ujar Phoenix Merah."Aku tidak akan membiarkanmu kembali untuk melapor kepada Lie Wei! Pek Long, tangkap Phoenix Merah ini! Kita harus mengurungnya agar kekuatan Lie Wei melemah!"
Kehilangan Naga Putih sempat membuat Wu Long putus asa untuk sesaat, tapi mendadak dia mendapat kekuatan untuk bangkit kembali. "Biarlah Naga Putih menghilang dahulu untuk sementara ... aku juga tidak bisa menjaganya terus bersamaku di dalam Seruling Bambu Putih ini. Masih ada Singa Emas Surgawi yang bisa kuandalkan untuk pertarungan. Lagian aku belum pernah mengeluarkan serangan nada mematikan dari Seruling Bambu Putih ini, mungkin kelak akan kumainkan nada mematikan ini tapi tidak untuk sekarang ini," batin Wu Long sambil bergerak menuju kampung halamannya. Wu Long yang sedang ceria suasana hatinya ini mulai membayangkan rasa senang ibunya saat menyambutnya pulang ke kampung halamannya sebagai pendekar yang hebat. Bahkan ayahnya juga turut memujinya dan menyesal telah meragukan tekadnya. Saat mulai mendekati Desa Rembulan, tampak banyak kepulan asap hitam membubung tinggi ke angkasa yang berasal dari Desa Rembulan. "Apa yang telah terjadi? Apa penduduk desa sedang mengadakan pest
Kota Mentari semakin ramai di malam hari, yang di kota tersebut masih terang benderang. Setelah selesai menikmati mie telur cuma-cuma dari pedagang mie, Wu Long berpura-pura hendak pergi dari Kota Mentari.Paman pedangan mie telur ini juga terus mengawasinya yang berpura-pura berjalan ke arah gerbang luar Kota Mentari. Begitu sosok paman pedagang mie tidak terlihat lagi, Wu Long bergegas menuju arah lainnya dari Kota Mentari.Tidak terlihat lagi bangunan-bangunan yang bagus begitu Wu Long melewati jalan yang agak sempit di pinggiran Kota Mentari yang berada di dekat tembok kota. Hanya ada rumah-rumah kumuh yang rapat sekali dan agak jorok."Sangat berbeda dengan kota yang indah tempat aku makan tadi. Kenapa tempat ini sangat kumuh sekali?" pikir Wu Long sambil mulai melangkah dengan hati-hati.Baru saja dia berjalan beberapa langkah, sudah belasan pria bersenjata mengepungnya."Ha-ha-ha! Serahkan barangmu maka kamu boleh pergi, pendekar tampan!' seru salah satu pria bersenjata yang be
Kota Mentari menyediakan segala macam keperluan Wu Long sehingga di atidak kesulitan untuk membeli semua barang-barang yang diperlukannya. Sayangnya, tidak ada perlengkapan kultivator yang diperlukannya untuk menambah energi dan staminanya karena Kota Mentari hanyalah kota para pendekar walaupun kelihatan kota ini sangat megah.Wu Long kembali singgah di salah satu kedai makanan tapi kali ini dia memutuskan menikmati makanan yang lebih mahal agar bisa mencari informasi tentang keberadaan Naga Putih yang dicarinya.Kedai Makanan Seafood yang disinggahinya menyediakan berbagai masakan dari hewan-hewan laut yang kelihatannya sangat lezat. Shun Ming membekalinya dengan koin emas yang cukup banyak agar bisa bertahan hidup sampai dia kembali lagi ke Perguruan Matahari dan Rembulan membawa ayah dan ibunya."Pesan apa, Tuan?" tanya pelayan berseragam yang cukup cantik. Bahkan pelayan di Kedai Makanan ini semuanya cantik-cantik dan tampan-tampan, membuat Wu Long agak heran juga."Apa makanan
Wu Long, menyadari bahaya yang mendekat, memainkan nada dari Seruling Bambu Putih. Dari seruling tersebut, muncul seekor naga biru bercahaya yang menyerang phoenix api Lie Wei. Kedua makhluk itu bertabrakan di udara, menciptakan ledakan energi yang mengguncang bumi.Lie Wei tidak berhenti di situ. Dengan gerakan tangannya, ia memanggil teknik baru: "Inferno Abadi", di mana bola-bola api hitam melayang di sekelilingnya sebelum meledak satu per satu ke arah Wu Long. Wu Long segera merapal jurus "Tameng Elemen Cahaya", menciptakan dinding pelindung yang memantulkan sebagian besar serangan Lie Wei, meskipun beberapa ledakan berhasil menggores tubuhnya.Wu Long melompat maju, mengayunkan tangannya untuk memanggil "Lima Elemen Surgawi". Elemen Api, Air, Angin, Tanah, dan Logam bergabung menjadi pusaran energi yang melesat ke arah Lie Wei. Phoenix hitam Lie Wei menahan serangan itu dengan paruhnya, tetapi kekuatan serangan Wu Long membuatnya mundur beberapa langkah.“Kau tidak buruk, Wu Long
Setibanya di Pegunungan Api Merah, Wu Long merasakan tekanan energi yang luar biasa. Di puncak salah satu gunung, ia melihat sosok Lie Wei berdiri dikelilingi api yang berkobar. Tubuhnya tampak seperti menyatu dengan nyala api, dan sayap phoenix hitam menjulang di punggungnya.Api yang berkobar di sekujur tubuh Lie Wei juga berwarna hitam dan menebarkan panas yang melebihi api biasa.“Wu Long,” suara Lie Wei bergema, penuh kebencian dan kekuatan. “Kau datang untuk menghentikanku? Terlambat. Dunia ini akan tunduk pada kekuatanku.”Wu Long berdiri tegap, sorot matanya penuh tekad. “Lie Wei, apa yang kau lakukan ini hanya akan membawa kehancuran. Aku tidak akan membiarkanmu merusak keseimbangan dunia.”Lie Wei tertawa dingin. “Keseimbangan? Dunia ini tidak butuh keseimbangan. Hanya yang terkuat yang layak bertahan. Dan aku adalah yang terkuat!”Lie Wei menyerang lebih dulu, meluncurkan bola api raksasa yang panasnya cukup untuk melelehkan batu. Wu Long menghindar dengan kecepatan luar bi
Wu Long yang kembali ke Desa Matahari dibuat terkejut dengan kondisi Desa Matahari.Desa Matahari yang dahulu damai kini menjadi puing-puing, hanya menyisakan bau hangus dan abu yang beterbangan. Penduduk desa yang selamat menceritakan sosok Lie Wei, pria yang seharusnya telah tewas bertahun-tahun lalu. Kini ia kembali dengan julukan Iblis Phoenix Hitam, kekuatannya jauh melampaui yang pernah mereka ketahui.Bahkan kuat dugaan kalau Lie Wei juga sebenarnya yang telah menghancurkan Desa Matahari sebelumnya.Wu Long berdiri di tepi desa, memandangi kehancuran yang ditinggalkan Lie Wei. Pikirannya dipenuhi berbagai pertanyaan, tetapi satu hal jelas—Lie Wei bukan lagi manusia biasa. Shun Ming, yang telah lama menyelidiki rahasia Desa Matahari, mendekat dengan ekspresi serius."Kekejamanmu akan segera berakhir, Lie Wei! Aku menyesal tidak memastikan kematianmu saat itu sehingga kamu bisa kembali dan menghancurkan desa kelahiranku! Aku tidak akan mengampunimu!"Rasa geram dan kemarahan yang
Wu Long berdiri tegap, meskipun udara di Dimensi Bayangan terasa semakin menyesakkan. Dengan Seruling Bambu Putih di tangannya, ia memanggil kekuatan elemen yang telah menyatu di dalam dirinya. Naga Putih berputar di udara, memancarkan cahaya terang yang tampak menembus kegelapan di sekitar mereka.Penguasa Bayangan tertawa keras, suaranya menggema di seluruh dimensi. “Kau mungkin memiliki kekuatan elemen, tetapi di dunia ini, kegelapan adalah rajanya. Bersiaplah untuk hancur, Wu Long.”Dari bayang-bayang, Penguasa Bayangan menciptakan makhluk-makhluk mengerikan berbentuk serigala hitam dengan mata merah menyala. Mereka bergerak cepat, menyerang Wu Long dan sekutunya dari segala arah.Raja Void, dengan kekuatan elemen anginnya, menciptakan pusaran badai untuk menahan serangan makhluk-makhluk bayangan. “Wu Long! Aku akan menahan mereka. Fokus pada Penguasa Bayangan!”Wu Long mengangguk, lalu mengarahkan Seruling Bambu Putih ke arah Penguasa Bayangan. Ia meniup seruling itu, menghasilka
Setelah mengalahkan Penguasa Kegelapan, Wu Long kembali ke Desa Matahari bersama Kuno Tian. Desa itu perlahan-lahan pulih dari kehancuran. Pohon-pohon mulai menghijau, udara yang sebelumnya berat kini terasa segar, dan para penduduk yang bersembunyi mulai keluar dari persembunyian mereka.Namun, meskipun suasana mulai tenang, Wu Long tidak bisa menghilangkan perasaan was-was yang menghinggapi dirinya. Serpihan bayangan terakhir Penguasa Kegelapan yang melarikan diri terus membayangi pikirannya.“Apa yang kau pikirkan, Wu Long?” tanya Kuno Tian, yang duduk di samping altar utama desa.“Kegelapan itu belum sepenuhnya lenyap,” jawab Wu Long sambil memandang ke kejauhan. “Aku merasa ini hanya awal dari sesuatu yang lebih besar.”Kuno Tian mengangguk pelan. “Penguasa Kegelapan adalah ancaman besar, tetapi ia bukan satu-satunya. Dunia ini menyimpan banyak rahasia, dan kau baru saja membuka salah satunya. Bersiaplah, Wu Long. Tantangan yang lebih berat mungkin ada di depan.”Sementara itu, k
Wu Long berdiri di atas altar Desa Matahari yang telah memancarkan sinar terang. Ia memandang ke arah puncak gunung tempat sosok besar dengan mata merah menatapnya dari kejauhan. Kuno Tian berdiri di sisinya, wajahnya menunjukkan kekhawatiran yang mendalam.“Penguasa Kegelapan adalah entitas yang hampir tak terkalahkan,” ujar Kuno Tian. “Ia adalah perwujudan kegelapan murni, dan ia akan menghancurkan apa pun yang menghalangi jalannya. Wu Long, kau harus bersiap.”Wu Long mengangguk, menggenggam erat Seruling Bambu Putih yang telah menjadi kunci kekuatannya selama ini. “Aku sudah siap, Kuno Tian. Dunia ini tidak akan jatuh ke dalam kegelapan selamanya.”Wu Long menuju puncak gunung, tempat Penguasa Kegelapan berdiri menunggu. Sepanjang jalan, kegelapan terasa semakin pekat, seperti menggigit ke dalam jiwa. Tanah di sekitarnya retak dan bergetar, angin bertiup dengan bisikan menakutkan, dan suara gemuruh terdengar dari kejauhan.Setibanya di puncak, Wu Long menemukan dirinya dihadapkan
Wu Long meninggalkan reruntuhan Sky Phoenix Country, membawa perasaan campur aduk. Ia terbang dengan Garuda Putih, melintasi hamparan lautan dan pegunungan yang terbentang luas. Tujuannya jelas: Desa Matahari, tempat asalnya, yang kini menjadi kunci misteri di balik kekacauan yang melanda dunia.Sementara itu, Raja Void memilih jalan lain. Ia memutuskan untuk pergi ke Negeri Api, Angin, dan Tanah guna menaklukkan pemimpin negeri-negeri tersebut, memutus pengaruh Kaisar Elemental yang telah merusak keseimbangan elemen di dunia.Sepanjang perjalanan menuju Desa Matahari, Wu Long merenungkan kata-kata terakhir Kaisar Elemental. Apa yang dimaksud dengan ancaman yang lebih besar? Siapa yang berada di balik kekuatan dahsyat yang mendorong Negeri Empat Elemen menuju kehancuran?Saat Wu Long tiba di Desa Matahari, pemandangan yang menyambutnya berbeda dari kenangannya. Desa itu sunyi, seperti dihantui oleh sesuatu yang tak kasatmata. Rumah-rumah tampak kosong, dan pohon-pohon yang dulunya hij
Wu Long menggertakkan giginya. Ia melompat mundur, meraih seruling bambu putihnya, dan meniupkan nada panjang. Dari seruling itu, cahaya terang muncul, dan Naga Putih muncul, melesat menuju Kaisar Elemental dengan raungan memekakkan telinga.Kaisar Elemental menyipitkan mata. Dengan satu gerakan, ia memanggil elemen air yang melesat dari lautan di bawah, menciptakan naga air besar yang bertabrakan langsung dengan Naga Putih Wu Long. Kedua naga itu bertarung sengit di udara, masing-masing mengeluarkan kekuatan destruktif yang mengguncang tanah di bawah mereka.Di sisi lain medan perang, Raja Void menghadapi phoenix raksasa. Dengan kemampuan Void-nya, ia melompat dari satu portal ke portal lain, menghindari serangan api phoenix sambil melancarkan serangan balik. Namun, setiap serangannya tampak tidak cukup untuk melukai phoenix yang terbuat dari api murni itu.“Ini akan membutuhkan sesuatu yang lebih,” gumam Raja Void. Ia mengangkat kedua tangannya, menciptakan portal Void besar di lang
Selama perjalanan menuju Sky Phoenix Country, Wu Long berlatih di bawah bimbingan Raja Void. Ia belajar untuk menciptakan portal kecil, melintasi jarak dalam sekejap mata, dan bahkan mengalihkan serangan musuh ke dimensi lain.Namun, latihan itu tidak mudah. Setiap kali Wu Long mencoba membuka portal, tubuhnya terasa seperti terkoyak, kekuatan elemen lain dalam dirinya memberontak. Tetapi tekadnya yang kuat mendorongnya untuk terus mencoba, meski ia harus berkali-kali jatuh dan terluka.“Nafas Void harus harmonis dengan elemen-elemen lainmu,” kata Raja Void suatu malam. “Jika kau memaksanya, kau akan hancur oleh kekuatanmu sendiri.”Wu Long mengangguk, seruling bambunya erat di genggaman. Ia tahu bahwa semua ini adalah persiapan untuk apa yang akan ia hadapi di Sky Phoenix Country—tempat di mana penguasa elemen terakhir menunggu.Langit di atas Sky Phoenix Country bersinar dengan warna-warna keemasan, diselimuti oleh api berbentuk burung phoenix yang melayang di angkasa. Desa-desa di