Wu Long tampak tenang saja saat Shin Kang mengeluarkan serangan api yang berwujud naga raksasa . Ilmu dari Pengendali Api yang sudah mencapai tingkat tinggi."Pedang Rembulan Senja!"Wu Long sudah mempelajari keseluruhan Kitab Pedang Mentari dan Rembulan sehingga tidak sulit baginya untuk menggunakan satu pedang saja dari jurus aslinya yang menggunakan dua pedang.Pedang Rembulan langsung bergetar hebat mengeluarkan cahaya berwarna jingga seperti senja di langit. Kekuatan cahaya ini sanggup menghancurkan elemental apapun termasuk api. jadi, saat naga api dari Shin Kang bergerak cepat menuju Wu Long, kekuatan cahaya dari Pedang Rembulan menyerap naga api ini sampai habis ke dalam pedang."Ilmu setan!" teriak Shin Kang."Ilmu setan ini yang akan mengalahkanmu!" sahut Wu Long sambil mengejek."Kurang ajar! Akan kubunuh Kau!" kata Shin kang dengan wajah memerah menahan amarah karena merasa terhina dengan ejekan Wu Long.Pengendali Api ini kembali memenuhi telapak tangannya dengan api. Kal
Wu Long memutuskan untuk istirahat sehari lagi di Perguruan Matahari dan Rembulan untuk menyempurnakan ilmu Tapak Matahari dan Rembulan dengan dibantu oleh Shun Ming yang sudah menguasai jurus bela diri ini dengan sempurna.Jurus Pedang Rembulan yang diperlihatkan oleh Wu Long saat melawan Shin Kang menarik perhatian Shun Ming yang sepertinya pernah mendengar tentang jurus pedang yang dikeluarkan oleh Wu Long. Ternyata dahulu kala, pendiri Perguruan Matahari dan Rembulan adalah dua sahabat yang ingin memajukan seni ilmu bela diri. Sayangnya terjadi perpecahan anatara dua sahabat ini sehingga ilmu pedang dibawa pergi oleh salah satu pendiri perguruan ini sementara pendiri satunya lagi menguasai Tapak Matahari dan Rembulan yang terkenal di kalangan dunia persilatan Benua Langit.Shin Kang menganggap remeh Perguruan Matahari dan Rembulan karena dia berasal dari benua yang jauh dari Benua Langit, sehingga rumor yang didengarnya hanyalah perguruan-perguruan yang besar saja."Bagaimana, Wu
"Maafkan ayah, Long'ge! Aku minta izin memanggilmu gege lagi ya? Aku tidak memiliki saudara apalagi kakak laki-laki yang bisa membimbingku!" ujar Shun Ming saat mereka telah meninggalkan bangunan utama perguruan."Tidak masalah, Ming'er!" jawab Wu Long sambil tersenyum. "Aku juga menyukaimu, tapi aku butuh izin dari ayah dan ibu terlebih dahulu kalau untuk urusan menikah ... kamu meengerti kan maksudku?" Shun Ming tersenyum mendengar alasan Wu Long. "Aku mengerti, Long'ge!" Tanpa disadari kedua bibir mereka sudah saling menempel. Mata Shun Ming yang terpejam membuat Wu long mulai berani melumat bibir merah manis milik Shun Ming sambil memeluk pinggang gadis ini."Aku suka padamu, Ming'er! Aku akan kembali nanti setelah bertemu ayah dan ibu!" bisik Wu Long sambil memeluk tubuh Shun Ming erat-erat sebelum melepaskannya. "Aku harus pergi! Tunggu aku kembali ya!" Shun Ming hanya bisa memandang kepergian Wu Long sampai pendekar ini hilang dari pandangannya."Semoga saja kamu memenuhi jan
Rasa dendam yang sudah sempat hilang dari pikirannya, mulai kembali mengisi pikirannya setelah Wu Long mendengar suara Lie Wei yang masih mengejeknya."Ck! Ternyata waktu tetap tidak menghapus sifatmu yang menjijikan ini!" sahut Wu Long saat melihat sosok LieWei yang sombong."Waktu juga tidak menghapus statusmu! Sekali gembel tetaplah gembel!" balas Lie Wei. Raut wajahnya menunjukkan kesombongan para bangsawan, tapi tubuhnya yang tegap menunjukkan keberhasilannya menjadi pendekar yang hebat."Aku belum membuat perhitungan terhadapmu, Lie Wei! Kamu dengan kejam menendangku masuk ke dalam jurang!" seru Wu Long.Mendengar ucapan Wu Long, hanya terlihat senyum mengejek dari wajah Lie Wei. "Masih bagus hanya kutendang masuk ke dalam jurang! Aku sebenarnya ingin menghabisimu terlebih dahulu sebelum kubuang ke dasar jurang!"Perkataan Lie Wei membuat kemarahan Wu Long semakin menjadi-jadi terhadapnya. "Bangsat Kau, Lie Wei! Aku sebenarnya sudah melupakan kejadian masa lalu demi Shun Ming, t
Pedang Mentari begitu indah saat dikeluarkan oleh Wu Long untuk menghadapi Lie Wei. Pedang Rembulan juga tidak kalah indahnya, membuat Lie Wei takjub terhadap pedang ganda ini."Bukan urusanmu, Lie Wei!" jawab Wu Long dengan singkat."Pedang ganda ini adalah warisan keluargaku! Pemilik Pedang Mentari dan Rembulan ini adalah kakek moyangku yang mendirikan Perguruan Matahari dan Rembulan!" ucap Lie Wei."Kamu ini keturunan dari salah satu pendiri perguruan?Tidak mungkin!" ucap Wu Long yang tidak percaya."Kamu pikir kenapa ayah Shun Ming akan menjodohkan Shun Ming padaku? Agar Perguruan Matahari dan Rembulan bertambah besar dengan bergabungnya diriku!" ujar Lie Wei."Hahaha! Aku tetap tidak percaya padamu, Lie Wei! Sekalipun kamu ini keturunan salah satu pendiri Perguruan Matahari dan Rembulan, tidak ada kewajibanku untuk menurutimu! Aku bukan murid perguruan Matahari dan Rembulan! Pedang Ganda ini juga bukan pedang milik keluargamu karena telah lama hilang! Mengerti kan?" ucap Wu Long
"Hahaha ... aku adalah Phoenix Merah Fang Yin! Aku berasal dari Pulau Phoenix Merah di Benua Empat Elemen!" seru Lie Wei yang berubah menjadi gadis cantik berpakaian merah menyala bagaikan kobaran api, kemudian berubah lagi menjadi Phoenix Merah."Jadi, kau tadi yang menyerangku? Kemana Lie Wei?' tanya Wu Long. "Pantas aku tidak merasakan sisi kejam Lie Wei!""Aku sedang menuju ke Perguruan Matahari dan Rembulan untuk melihat gadis yang bernama Shun Ming ... secantik apa dia sampai Master tergila-gila padanya," ucap Phoenix Merah ini."Ternyata kamu jatuh hati terhadap Master-mu sendiri ... apa itu diperbolehkan?" tanya Wu Long."Bukan urusanmu, Wu Long! Master masih berada di Pulau Phoenix Merah! Aku terbang ke sini hanya karena penasaran dengan kamu dan Shun Ming! Ternyata kamu belum mati, sayang sekali!" ujar Phoenix Merah."Aku tidak akan membiarkanmu kembali untuk melapor kepada Lie Wei! Pek Long, tangkap Phoenix Merah ini! Kita harus mengurungnya agar kekuatan Lie Wei melemah!"
Kehilangan Naga Putih sempat membuat Wu Long putus asa untuk sesaat, tapi mendadak dia mendapat kekuatan untuk bangkit kembali. "Biarlah Naga Putih menghilang dahulu untuk sementara ... aku juga tidak bisa menjaganya terus bersamaku di dalam Seruling Bambu Putih ini. Masih ada Singa Emas Surgawi yang bisa kuandalkan untuk pertarungan. Lagian aku belum pernah mengeluarkan serangan nada mematikan dari Seruling Bambu Putih ini, mungkin kelak akan kumainkan nada mematikan ini tapi tidak untuk sekarang ini," batin Wu Long sambil bergerak menuju kampung halamannya. Wu Long yang sedang ceria suasana hatinya ini mulai membayangkan rasa senang ibunya saat menyambutnya pulang ke kampung halamannya sebagai pendekar yang hebat. Bahkan ayahnya juga turut memujinya dan menyesal telah meragukan tekadnya. Saat mulai mendekati Desa Rembulan, tampak banyak kepulan asap hitam membubung tinggi ke angkasa yang berasal dari Desa Rembulan. "Apa yang telah terjadi? Apa penduduk desa sedang mengadakan pest
Kota Mentari semakin ramai di malam hari, yang di kota tersebut masih terang benderang. Setelah selesai menikmati mie telur cuma-cuma dari pedagang mie, Wu Long berpura-pura hendak pergi dari Kota Mentari.Paman pedangan mie telur ini juga terus mengawasinya yang berpura-pura berjalan ke arah gerbang luar Kota Mentari. Begitu sosok paman pedagang mie tidak terlihat lagi, Wu Long bergegas menuju arah lainnya dari Kota Mentari.Tidak terlihat lagi bangunan-bangunan yang bagus begitu Wu Long melewati jalan yang agak sempit di pinggiran Kota Mentari yang berada di dekat tembok kota. Hanya ada rumah-rumah kumuh yang rapat sekali dan agak jorok."Sangat berbeda dengan kota yang indah tempat aku makan tadi. Kenapa tempat ini sangat kumuh sekali?" pikir Wu Long sambil mulai melangkah dengan hati-hati.Baru saja dia berjalan beberapa langkah, sudah belasan pria bersenjata mengepungnya."Ha-ha-ha! Serahkan barangmu maka kamu boleh pergi, pendekar tampan!' seru salah satu pria bersenjata yang be