Abinawa menarik nafas panjang, dia jelas mengalami kesulitan untuk mengalahkan dua orang pendekar itu secara bersamaan, apalagi tenaga dalam dan energinya sudah cukup terkuras.Abinawa merasa dia benar-benar harus bertarung dengan lepas, tanpa menahan kekuatannya.Abinawa memang tidak ingin terlalu menarik perhatian dunia persilatan, hal inilah yang membuatnya tidak menggunakan kekuatan penuhnya, akan tetapi situasi saat ini harus memaksanya untuk menggunakan semua yang dia miliki.Berbeda dari sebelumnya, Abinawa kali ini bergerak maju lebih dulu dan membuat serangan lebih awal. Hal ini jelas membuat dua orang lawannya menjadi terkejut.Kolman dan Liwandara melompat jauh mundur ke belakang, sebelum kembali bergerak maju menyerang Abinawa. Kali ini Abinawa bergerak lebih dinamis dan agresif, tebasan pedang dengan cepat menghujani dua orang pendekar itu, bahkan tendangan dan pukulan datang silih berganti.Kecepatan Abinawa dalam membangun serangan benar-benar luar biasa, bahkan dua ora
Sumbayu terus memimpin para pendekar muda untuk menuju tempat persembunyian yang aman. Sumbayu dapat bernafas sedikit lega, karena terdapat sosok Arga yang memiliki kemampuan tinggi yang membantu membuka jalan untuk pelarian mereka.Namun, Arga hanya seorang pendekar muda yang memiliki kemampuan terbatas. Dia akhirnya menemukan lawan seimbang, sehingga tidak lagi mampu membuka jalan bagi para pendekar muda lainnya untuk pergi menuju tempat persembunyian."Sial, ini benar-benar rumit... " Sumbayu yang sudah tidak memiliki pilihan lain, akhirnya menarik nafas panjang, sebelum menarik pedangnya untuk memulai pertarungan."Baiklah, jika tidak ada pilihan lain maka aku akan turut dalam bertarung," sambung Sumbayu.Sumbayu melesat memecah para pendekar yang menghadang jalan mereka. Para pendekar itu jelas terkejut, karena tidak menduga jika Sumbayu juga memiliki kemampuan untuk bertarung.Sumbayu jelas memanfaatkan keterkejutan itu, dia dengan cepat mampu memberikan luka yang serius pada pa
Pertarungan yang melibatkan Abinawa dengan Liwandara dan Kolman jelas masih belum usai. Mereka masih sama-sama memiliki kekuatan dan energi yang tersisa di dalam tubuhnya."Mereka cukup kuat rupanya, kelompok Sayap Emas benar-benar memiliki banyak monster yang harus segera di bereskan," ucap Abinawa.Abinawa menarik nafas panjang dan kembali bersiap untuk memulai kembali pertarungan. Kali ini dia bertekad untuk menghabisi dua pendekar itu, agar mengurangi masalah di masa depan nantinya.Liwandara jelas menyadari hal itu, dia kali ini sudah tidak memiliki niat untuk melanjutkan pertarungan, akan tetapi lebih kepada memikirkan bagaimana cara dirinya mampu menyelamatkan diri."Kolman, kita tidak memiliki pilihan lain. Satu-satunya jalan untuk menang adalah membuka celah pada pertahanannya, aku harap dirimu bersedia untuk membuka celah itu," ucap Liwandara.Kolman menaikkan alisnya, dia sebenarnya tidak setuju dengan perkataan dari Liwandara. Namun, dia juga tidak memiliki pilihan lain se
Melarikan dirinya Liwandara, maka sama halnya takluknya pasukan Sayap Emas yang menyerang Pulau Es Utara. Beberapa pendekar yang tersisa memilih untuk menyerah, mereka jelas sadar tidak mungkin selamat sekalipun berusaha melarikan diri dan memberikan perlawanan, paling realistis adalah menyerah.Dalam pertarungan kali ini, beberapa pendekar muda berhasil membuat namanya menjadi di perhitungkan. Mereka berhasil mengukir nama di dunia persilatan.Dari sekian banyak yang paling mencuri perhatian jelas sosok Abinawa yang mampu mengalahkan para pemimpin penyerangan kali ini. Bagaimana tidak, Abinawa benar-benar menjadi Dewa Penyelamat bagi Pulau Es Utara karena mampu bertarung imbang melawan dua pendekar terkuat di pihak musuh, bahkan membunuh salah satu dari mereka.Bukan hanya itu, keberhasilan Abinawa dalam menggunakan Ajian Gelap Mampar jelas membuat semua orang menjadi penasaran siapa sosok Abinawa ini sebenarnya. Mereka semua jelas ingin memiliki hubungan yang akrab dengan sosok yang
Saat pertemuan itu sedang memanas, salah satu murid memaksa masuk ke dalam ruangan rapat itu, hal itu jelas membuat para tetua dan pendekar yang berada di dalam ruangan itu merasa tidak senang atas tindakan kurang sopan itu."Mohon ampun, Ketua, Tetua dan seluruh senior jika tindakanku ini di nilai kurang sopan, akan tetapi ini sungguh-sungguh mendesak, saat ini pasukan dalam jumlah besar sedang menuju Sekte Api dan Angin, kelompok itu di pimpin oleh Elang Hitam," ucap pendekar muda itu.Semua yang mendengarnya mengernyitkan dahinya. Berita yang di bawah oleh pendekar itu jelas sangat sulit untuk di terima, mereka baru saja melewati pertempuran besar, dan pertempuran lainnya sudah menunggu mereka di tempat lainnya."Kau sedang tidak bercanda bukan?" Tanya salah satu dari pendekar sepuh yang berada di dalam ruangan itu.Pendekar muda itu menggelengkan kepalanya, dia jelas tidak memiliki keberanian untuk melakukan hal itu karena sadar jika berbohong maka sama saja mengorbankan nyawanya
Sekte Api dan Angin merupakan salah satu sekte besar yang ada di rimba dunia persilatan, bahkan mereka memiliki seorang pendekar yang menjadi salah satu Sage atau pendekar tanpa tanding.Nama sekte ini terus menjadi perbincangan setelah melakukan evaluasi dan memiliki banyak pendekar muda di dalamnya. Pasca Sayembara Pendekar Muda di Kota Bandar Agung, di mana dalam ajang itu sosok yang berasal dari sekte itu berhasil mencuri perhatian, yaitu Abinawa.Sejatinya sosok Abinawa memang menghilang pasca sayembara itu, akan tetapi dunia persilatan menyakini sosok itu masih hidup dan akan terus berkembang menjadi pendekar hebat. Pernah ada yang berpikir jika sosok itu di selamatkan oleh sesepuh Sekte Api dan Angin untuk di bawah pulang dan melakukan latihan tertutup.Selain nama Abinawa, beberapa waktu terakhir sosok Arga juga berhasil membangun namanya dengan baik di dunia persilatan, sehingga hal ini terus-menerus menjadikan nama Sekte Api dan Angin menjadi perbincangan yang hangat setiap
Dirgantara tersadarkan dari lamunannya ketika seseorang datang mengetuk pintu ruangan pribadinya itu."Ketua, pasukan musuh sudah dekat. Kita harus segera bersiap," ucap Anjungwana."Persiapkan semua pasukan yang kita miliki, aku akan menyusul," perintah Dirgantara.Anjungwana menganggukkan kepalanya, dia dengan bergegas melesat cepat meninggalkan ruangan itu dan bergabung bersama pasukan yang lainnya untuk menyambut kedatangan dari pasukan Elang Hitam dan aliansinya itu.Dirgantara menarik nafas panjang, sebelum berjalan meninggalkan ruangannya. Sudah sangat lama sekali rasanya dia tidak terlibat pertarungan, seandainya dia menyambut pertarungan dengan semangat, akan tetapi situasi saat ini jelas membuatnya gundah karena kondisi Sekte Api dan Angin sedang dalam kondisi tidak dalam kekuatan penuhnya. Masih terlalu banyak pendekar yang masih dalam perjalanan misi dan tidak sempat untuk kembali.Hanya dalam beberapa tarikan nafas, sosok Dirgantara sudah tiba di barisan depan bersama den
Serang!!!Serang!!!Serang!!!Genderang perang telah di tabuh, ratusan pendekar sudah bersama-sama berlari ke depan dengan membawa senjata masing-masing.Dentingan besi beradu terdengar nyaring saat dua pedang saling bertemu satu sama lainnya. Bahkan hanya dalam hitungan menit saja, sudah terdengar jeritan-jeritan kesakitan akibat sayatan pedang yang mengukir tubuh menjadi luka.Semburan api langsung terlihat berusaha membakar setiap pasukan Elang Hitam yang berusaha masuk ke dalam Sekte Api dan Angin. Sekte yang terkenal dengan sihir api dan angin ini jelas langsung menggunakan salah satu jurus terbaiknya, agar mampu mengalahkan musuhnya dengan cepat. Bahkan beberapa pendekar Elang Hitam langsung mental jauh ke belakang akibat serangan badai topan yang menghantam mereka.Hanya mereka yang berada dan memiliki kemampuan pendekar raja saja yang tertahan dari serangan sihir angin tersebut. Sementara mereka yang berada di bawah tingkatan pendekar raja terpental jauh ke belakang dan mengha
Di saat Abinawa di sibukkan dengan melatih Maung Cana setiap harinya agar menjadi salah satu pendekar nomor satu di daratan dunia persilatan, dan akan menjadi sosok yang akan sangat di andalkan ketika perang pesar antar ras manusia dengan ras siluman nantinya.Sementara Sumbayu terlihat berkutat dengan Bebe lembar lontar di tangannya yang sudah di pembibitan oleh goresan coretan tinta. Sumbayu memang lebih banyak menghabiskan waktunya di meja kamarnya, dari pada berkutat dengan pengembangan kemampuan kanuragan dan silatnya. Hal ini tentunya, karena Sumbayu tahu betul jika kemampuan utamanya bukan pada olah kanuragan, akan tetapi di bidang konseptor/bermain di balik layar dengan strategi dan taktiknya.Seperti saat ini, Sumbayu bukan berantai, akan tetapi dia sedang menyusun beberapa bagan sekte yang harus di bangun dan juga terus di kembangkan, selain kemampuan silat dan kanuragan para murid. Hal ini tentu untuk mempersiapkan sekte ini menjadi kekuatan baru dunia persilatan di masa de
Pasca Liwandara yang mengalami kritis dan berada d kondisi hidup dan mati, Awundara langsung memberikan perintah kepada setiap anggota Sayap Emas untuk kembali berlatih dan meningkatkan kemampuan mereka.Liwandara yang sudah di kenal sangat kuat dan perkasa saja masih mampu di libas oleh dunia persilatan, apalagi mereka yang jauh lebih lemah dan malas untuk berlatih guna meningkatkan kemampuan dan kekuatan."Kalian bebas menggunakan setiap sumber daya yang kita miliki, akan tetapi jangan berlebihan dan tidak menimbulkan dampak pada perkembangan kemampuan kanuragan kalian," tutur Awundara.Awundara kali ini turun langsung memberikan perintah kepada setiap anggota, tentu hal ini membuat banyak persepsi di antara anggota mereka, apalagi berita tentang Liwandara kritis sudah menyebar dan hampir di keju oleh seluruh anggota Sayap Emas."Kemampuan kelompok kita hari ini masih belum cukup untuk membuat kelompok kita menguasai dunia persilatan, maka dari itu aku persilahkan kalian menggunakan
Awundara benar-benar murka, dia sangat sulit percaya jika sosok kepercayaannya itu menderita luka dalam yang sangat serius. Bahkan untuk menyelamatkan nyawanya, Awundara harus merelakan begitu banyak sumber daya berharganya.Misi yang sebelumnya di anggap mudah, kini malah memakan korban yang tidak sedikit bagi Sayap Emas. Padahal sebelumnya, Awundara sudah memberi perintah untuk mereka segera berkemas dan pindah ke Pulau Es Utara, karena dia meyakini jika Liwandara tidak akan mengalami kegagalannya."Kau harus selamat, Liwan. Kita masih memiliki misi besar untuk menjadi penguasa dunia persilatan bersama... Kau tidak boleh mati," ucap Awundara.Awundara dan Liwandara sudah bersama sejak puluhan tahun terakhir, di mulai dari hanya seorang pendekar perampok, kini menjelma menjadi salah satu kekuatan dunia persilatan. Awundara ingat betul, jika dalam sebuah aksi, mereka di pertemukan dengan sosok misterius yang memberikan kitab silat tingkat tinggi dan sumber daya berharga, yang pada akh
Detik berganti menit, dan menit berganti pula menjadi jam. Tidak terasa satu hari telah berlalu. Abinawa dan dua rekan seperjalanannya bergegas menuju wilayah bagian selatan yang akan di jadikan lokasi berdirinya sekte mereka.Hutan luas menyambut mereka, pepohonan menjulang tinggi, tidak jauh dari lokasi mereka berdiri terdapat air terjun yang akan menjadi sumber penghidupan sekte ini nantinya. "Di sinilah kita akan mendirikan Sekte, Sekte Naga Langit. Jadi sekarang waktunya untuk bekerja... " Seru Abinawa dengan semangat.Abinawa dengan pedang pusakanya mampu memotong pohon-pohon tinggi itu dengan mudahnya, dia bahkan tidak mengalami kesulitan memindahkan dan membelahnya. Pekerjaan yang harus memakan waktu lama, mampu di selesaikan oleh mereka hanya dalam waktu kurang dari satu hari.Sebuah komplek bangunan sudah berdiri dengan kokohnya. Terdapat tiga bangunan utama yang di fungsikan sebagai tempat latihan dan pembelajaran jurus-jurus. Sementara dua ruangan lainnya di fungsikan seb
Ini harusnya Bab 230. "Siapa dirimu sebenarnya anak muda!!! Aku tidak pernah memiliki urusan denganmu, aku mohon ampunilah aku, aku akan menjadi orang baik dan akan hidup dengan bertanam dan berkebun, aku berjanji," Sorkan memohon ampunan dari pemuda yang berdiri dengan pedang di genggaman tangan kanannya itu. "Mengampuni orang seperti dirimu hanya akan membuat masalah di masa depan, bisa jadi kau akan mencari cara untuk menjadi lebih kuat, setelah itu kau akan menciptakan banyak kekacauan yang akan membuat umat manusia menjadi sengsara, aku tidak akan membiarkan hal itu terjadi... Jadi sebaiknya orang-orang seperti dirimu ada baiknya di lenyapkan saja, " ucap pemuda itu dengan sorot mata yang tajam. Sorkan hanya bisa meneguk selivanya, semua bulu yang ada di tubuhnya berdiri dengan serempak. Pemuda di hadapannya seolah-olah menjelma menjadi iblis haus darah yang akan mencabut nyawanya sebentar lagi. Sorkan menggenggam erat pedangnya, dia tentu tidak ingin mati tanpa memberikan p
Setelah semua masalah yang mendera Kota Tanjung Hitam selesai dan kota itu kembali seperti sediakala, barulah Abinawa melanjutkan perjalanan menuju salah satu desa yang berada di ujung barat yang akan di jadikan berdirinya sekte yang akan mereka dirikan.Tujuan mereka kembali melanjutkan perjalanan memang untuk menuju ujung barat tepat hampir di bawah sinar matahari terbenam. Abinawa akan mendirikan sebuah sekte di sana dan di kemudian hari akan menjadi salah satu kekuatan utama dunia persilatan.Selain itu, Abinawa memiliki tujuan lain, yaitu pusaka legendaris milik salah satu pendekar kera bijaksana, yaitu tongkat Mahadewa. Konon kekuatan pusaka ini hampir sama kuatnya dengan kemampuan pedang naga langit milik Abinawa saat ini.Berita tentang pusaka tongkat Mahadewa tidak banyak di ketahui oleh para pendekar dunia persilatan, karena 100 tahun yang lalu sudah di lakukan pencarian akan tetapi tidak di temukan sehingga di anggap hanya mitos belaka.Namun, Banyu Aji yang memiliki banyak
Nafas Sorkan mulai memburu dan ngos-ngosan. Dia sudah sejak awal terus menyerang pemuda itu, akhirnya memilih bergerak mundur untuk mengatur ulang nafas dan tenaga dalamnya yang mulai terkuras."Siapa sebenarnya dirimu!!! Seingatku kita tidak pernah memilih masalah, aku bahkan tidak mengenalmu," ucap Sorkan.Sorkan yang cukup pintar, tentu memahami dengan betul jika pemuda itu belum menggunakan kemampuannya. Jika pemuda itu mulai serius, nyawanya akan sulit untuk di pertahankan."Siapa diriku itu tidak penting, dan kita memang tidak memiliki masalah, akan tetapi dengan kau mengusik kediama tuan Dasan, maka sama halnya kau sedang mencari masalah denganku... " Tukas pemuda itu, "Aku sudah memberimu pilihan di awal, akan tetapi kau lebih menyukai cara kekerasan, jadi aku tidak akan menahan diri lagi,"Sorkan mengumpat keras, dia tentu tidak bisa meninggalkan kediaman Dasan, tanpa membawa anaknya, Maung Cana bersama dengannya."Berapa yang telah di bayarkan oleh tua Bangka itu kepadamu? K
Sorkan tidak ingin berjudi dengan nasib dan mengambil resiko penyerangan ini gagal, sehingga dia sendiri yang akan turun langsung guna memastikan semuanya berjalan sesuai dengan rencana.Sorkan dan anggotanya menggunakan jubah berwarna hitam, sehingga mereka seolah menyatu dengan alam. Sangat sulit melihat Persero mereka di tengah gelapnya malam. Apalagi bulan dan bintang tidak tampak, seolah mereka tidak ingin melihat pertumpahan darah kembali terjadi di atas muka bumi.Sorkan dan anggotanya mulai masuk ke dalam kediaman walikota itu dengan senyap. Kedatangan mereka tentu tidak disadari oleh para prajurit yang berjaga, karena merekalah menyusup dengan menggunakan ilmu meringan tubuh yang tinggi. Alhasil pergerakan mereka tidak terendus.SRET!!! SRET!!! SRET!!!Tiga sabetan pedang berhasil membuat tiga prajurit kehilangan nyawa hanya dalam beberapa tarikan nafas saja. Gerakan mereka yang dinamis belum terbaca dan belum disadari, sekalipun tiga prajurit sudah kehilangan nyawanya.SRET!
"Jika benar cerita yang tuan sampaikan, apakah tuan tidak curiga jika pemilik kedai minuman itu terlibat dalam masalah yaitu melanda kota ini, di tambah lagi mereka sampai hari ini masih tetap beroperasi," ucap Sumbayu.Dasan yang mendengarnya seolah tersadarkan dari kebodohannya selama ini yang tidak menyadari hal itu. Harusnya sejak awal dia sadar jika pemilik kedai minuman terlibat dalam masalah yang melanda Kota Tanjung Hitam ini."Aku rasa dirimu sudah menyadarinya bukan, tuan. Sebab itulah kami datang kemari untuk membantu kalian, dirimu dan prajurit yang tuan miliki mungkinkah mampu mengalahkan penjaga yang di miliki kedai minuman itu, akan tetapi tidak dengan para pendekar yang berada di belakang kedai minuman itu," jelas Sumbayu.Dasan yang mendengar penjelasan dari Sumbayu merasa pundaknya seperti memikul batu yang berat di punggungnya."Anda tinggal perlu khawatir, Tuan. Seperti yang di katakan oleh rekanku tadi, kedatangan kami kemari untuk membantu kalian agar keluar dari