Satu persatu manusia gunung bergerak mundur karena terancam oleh Lin Feng yang terlihat seperti monster. Srakkk Srakkk Srakkk Lin Feng tidak begitu saja membiarkan manusia gunung kabur. Dia mengejar dan menebas kepala mereka satu persatu. Namun, manusia gunung yang terpencar kesana kemari membuat Lin Feng kesulitan untuk mengejar semuanya. “Kejar dan habisi mereka!” teriak Lin Feng ke ribuan prajurit. Namun, tidak dihiraukan oleh mereka yang sudah kelelahan. Para prajurit kelelahan akibat pertempuran yang berlangsung cukup lama menghadapi manusia gunung. Melihat manusia gunung yang bergerak mundur, mereka pun ikut bergerak mundur, kembali masuk ke dalam benteng untuk beristirahat. Lin Feng tersenyum kecut. Bukannya mengejar manusia gunung, para prajurit kota dan provinsi justru ikut mundur. Lin Feng mendekat ke ratusan tentara bayaran yang masih bertahan menunggu komando dari pemimpin mereka yang berada di atas benteng. “Apa kalian juga akan ikut mundur? Ayu kejar dan habisi m
Lin Feng dan ratusan tentara bayaran berkultivasi di kawasan pegunungan es selama tiga hari. Kultivasi tentara bayaran banyak yang naik satu peringkat berkat pil kultivasi tingkat 2 yang diberikan Lin Feng. Lin Feng sendiri, dia menelan beberapa pil yang lebih tinggi tingkatannya dari pil para tentara bayaran. Namun, selama tiga hari menyerap essensinya, dia tidak naik peringkat sama sekali. Lin Feng dan para tentara bayaran kembali ke benteng menemui Jenderal Kota Daun Putih. “Jenderal, kita sudah menumpas para manusia gunung. Kota Daun Putih sudah aman dari gangguan mereka,” ucap Lin Feng ke Jenderal Kota. “Benarkah itu?” Jenderal Kota sedikit meragukan pernyataan Lin Feng. “Kami sudah menjelajahi seluruh kawasan pegunungan es dan tidak ditemukan lagi satupun manusia gunung di kawasan itu,” sahut pemimpin tentara bayaran meyakinkan Jenderal Kota. “Kalau begitu, kami akan menarik prajurit kota dan provinsi dari benteng ini,” balas Jenderal Kota. “Tugas kami sudah selesai. Kami
Desa Pelangi adalah desa terpencil yang keberadaannya dekat dengan sebuah hutan belantara. Klan Ma menculik putri dari kepala desa pelangi karena menginginkan sebuah barang berharga warisan dari leluhur desa. Klan Ma mengancam kepala desa untuk menyerahkan warisan leluhurnya itu dengan menculik putrinya. Namun, kepala desa dan sesepuh desa tidak mau memberikannya. Mereka menyembunyikan warisan leluhur mereka di tempat tersembunyi. Selama dua hari, Lin Feng, Kolonel Han Zhie dan prajuritnya melesat ke desa pelangi. Mereka sampai di desa pelangi. Namun, pemandangan di desa pelangi membuat Lin Feng sangat marah. Di depan halaman kediaman kepala desa, lima warga desa diikat ke lima tiang. Mereka terlihat terluka parah akibat disiksa oleh puluhan orang dari Klan Ma. Kepala desa dan tiga orang sesepuh desa hanya melihatnya tanpa bisa berbuat apapun. Klan Ma menggunakan cara baru untuk mendapatkan warisan leluhur desa pelangi dengan menyiksa warga desa karena menculik putri dari kepala d
“Terimakasih karena mempercayakannya padaku. Aku akan menyelamatkan putrimu dan menghancurkan Klan Ma terlebih dahulu.” “Baik tuan, berhati-hatilah!” ucap kepala desa. Lin Feng, Kolonel Han Zhie dan prajuritnya kemudian melesat menuju ke markas Klan Ma. Klan Ma merupakan klan besar yang markasnya berada di sebuah kota yang cukup dekat dengan desa pelangi. Setelah setengah hari melesat, Lin Feng sudah sampai di kota tempat keberadaan Klan Ma. Penjaga gerbang kota berkeringat dingin melihat Lin Feng membawa ratusan tentara bayarannya yang hendak memasuki kota. “Tuan, untuk apa kalian ke kota ini?” Lin Feng menunjukan lencana tentara bayaran miliknya. “Aku hanya akan menyelesaikan masalah sepele dengan Klan Ma.” “Masalah sepele apa yang akan dilakukan ratusan tentara bayaran?” batin penjaga gerbang kota. Namun, mereka tidak berani menghalangi Lin Feng. “Silahkan masuk, Tuan!” Lin Feng dan ratusan tentara bayaran langsung melesat menuju markas Klan Ma. Warga kota yang berpapasan be
Setelah menyelamatkan putri kepala desa pelangi dan menghancurkan Klan Ma, Lin Feng dan lainnya kembali ke desa. “Tuan, kami benar-benar berterimakasih karena tuan telah membantu kami,” ujar kepala desa. “Tidak perlu berterimakasih. Kalian juga telah membayar ke organisasi tentara bayaran,” balas Lin Feng. “Kami hanya membayarnya sedikit. Tuan tidak hanya menyelamatkan putriku tapi menyelamatkan kami dari kekejaman Klan Ma. Di masa depan, kami tidak perlu takut lagi dengan Klan Ma.” “Aku hanya tidak suka kepada mereka yang menindas yang lemah.” “Seumur hidup, desa pelangi akan berhutang budi kepada tuan. Siapa nama tuan?” tanya kepala desa. Lin Feng menengok ke Kolonel Han Zhie dan prajuritnya. “Mereka memanggilku Jenderal Bercadar Hitam.” “Baik Jenderal. Sesuai dengan perkataan kami sebelumnya, kami akan memberikan kristal tiga warna kepada Jenderal.” Lin Feng mengangguk. “Kami menyembunyikan kristal tiga warna di sebuah air terjun yang ada di hutan. Ayu kita pergi ke tempat
Satu minggu dengan cepat berlalu. Patriark Hu yang marah akibat tidak ada kabar dari Lin Feng membunuh Penguasa Provinsi Bintang Biru sesuai dengan ancamannya. Sekte Gunung Petir merupakan sekte kelas atas dan dapat dikatakan sebagai penguasa sebenarnya Provinsi Bintang Biru. Sekte Gunung Petir dapat dengan mudah mengganti posisi penguasa provinsi tanpa ada yang berani menghalanginya. Kerajaan Istana Bintangpun tidak mengurusi hal kecil tentang kekuasaan provinsi. Meskipun Sekte Gunung Petir menyatakan diri sebagai sekte aliran putih, namun tindakannya yang semena-mena dan kejam lebih pantas disebut sebagai sekte aliran hitam. *** Selama seminggu berlalu, Lin Feng telah mengambil banyak misi yang ada di wilayah Provinsi Dandong. Beberapa kali misi peperangan telah dilakukan oleh Lin Feng dan 25 pasukannya. Nama Jenderal Bercadar Hitam dan pasukannya pun menjadi perbincangan banyak orang di desa, kota bahkan di Ibukota Provinsi Dandong. Lin Feng dan pasukannya berada di dekat gerb
Dalam organisasi tentara bayaran, para tentara bayaran dapat melakukan misi individual maupun team. Cakar Setan memilih mengikuti Lin Feng dan menjadi bagian dari teamnya. Begitupun dengan bawahan dari Cakar Setan yang berjumlah sekitar 30 orang. “Baiklah kalau kamu ingin mengikutiku. Aku akan memberikan teknik yang lebih hebat dari sekedar Teknik Cakar Beruang Hitam.” Lin Feng menyetujui permintaan Cakar Setan. “Terimakasih Jenderal.” Sesuai janjinya, Cakar Setanpun memberikan semua poin miliknya kepada Lin Feng. Lin Feng memasuki bangunan utama markas diikuti oleh Kolonel Han Zhie dan Cakar Setan, kemudian menemui petugas markas. “Aku akan menukar semua poin milikku dengan koin emas,” ujarnya. Petugas markas mulai menghitung poin milik Lin Feng. “Semua poin milikmu dapat ditukar dengan 1 juta koin emas. Apa kamu tidak menginginkan sumberdaya?” “Hanya koin emas,” tegas Lin Feng. Petugaspun memberikan 1 juta koin emas kepada Lin Feng dan Lin Feng kemudian membagikannya kepada K
“Tapi sebelum itu, Aku akan menghancurkan sebuah klan terlebih dahulu,” lanjut Lin Feng. “Bagaimana dengan sekte yang akan jenderal hancurkan?” tanya Kolonel Han Zhie. “Aku rasa, kita masih sangat lemah menghadapi mereka. Kita perlu meningkatkan kekuatan kita terlebih dahulu.” “Baik jenderal,” balas Kolonel Han Zhie dan Cakar Setan serentak. Tanpa banyak berkata, Lin Feng dan pasukannya melesat menuju Provinsi Bintang Biru. Dia menurunkan kecepatannya mengimbangi kecepatan gerakan para prajurit. “Aku akan memberikan teknik langkah naga setelah kita sampai di hutan kegelapan. Kalian sangat lambat,” ujar Lin Feng. “Teknik langkah naga? Teknik apa itu jenderal?” “Kalian akan mengetahuinya nanti.” Lin Feng dan pasukannya terus melesat dan seminggu berlalu mereka sampai di dekat gerbang perbatasan Provinsi Dandong dengan Provinsi Bintang Biru. Lin Feng menghentikan langkahnya dan menghela nafas,“Huh … Aku harus melewati gerbang ini sekali lagi, apa aku masih seorang buronan di Pro
Satu persatu ular es raksasa kembali muncul di hadapan Lin Feng dari berbagai sisi gua es. Lin Fengpun dengan mudah menghabisi mereka dengan menancapkan pedangnya ke otak mereka. Tanpa terasa, Lin Feng telah menghabisi tiga puluh ular es raksasa. Diapun menguliti semua ular es itu dan mengambil empedunya. Ular es raksasa merupakan jenis binatang buas. Meskipun begitu, kekuatan mereka tidak bisa dipandang sebelah mata. Hanya saja, kekuatan ular es raksasa tidaklah lebih hebat dibandingkan Lin Feng. Lin Feng kembali menyusuri gua es setelah menghabisi semua ular es raksasa yang muncul. Tak lama, Lin Feng menemukan pusat gua es itu. Dia melihat tempat yang cukup luas dengan pepohonan berlapis es berada di sekelilingnya. Lin Feng menengok ke kanan kiri untuk mencari sumber energi yang membuat gua itu terselimuti es. "Ketemu, disanalah sumber energi itu!" Lin Feng melihat kolam air dan meyakini jika di dalam kolam air itulah sumber energi gua es berada. Tanpa menunggu waktu l
Pertarungan antara Lin Feng melawan wanita siluman terlihat sangat dahsyat. Dalam radius puluhan kilometer pepohonan hancur lebur, tanah retak dan menjadi lubang kawah akibat teknik dan jurus dari keduanya. Lin Feng terus menggempur wanita siluman dengan tarian pedangnya yang sangat anggun. Wanita siluman berusaha menjauh dari Lin Feng agar bisa mengeluarkan tekniknya. Namun Lin Feng tidak membiarkan hal itu. Wanita siluman hanya bisa bergerak mundur sementara Lin Feng terus mengejarnya. "Jika terus seperti ini, aku pasti akan kalah," desah wanita siluman frustasi. Wanita siluman adalah salah satu siluman tersesat yang entah kenapa sampai di kekaisaran qilin. Dia termasuk golongan siluman yang sangat lemah yang ada di hutan siluman di kekaisaran luo. Namun meskipun begitu, kultivasi wanita siluman yang berada ditingkatan kaisar keenam tidak bisa diremehkan. "Wanita siluman, kenapa kamu sampai di kekaisaran qilin?" tanya Lin Feng sambil terus menyerang. "Maukah kamu menye
Penguasa hutan setan ternyata merupakan salah satu siluman tersesat yang berasal dari Kekaisaran Luo. Wanita siluman itu sebenarnya sudah berusia ratusan tahun, namun karena menyerap energi para pemuda tampan dan hebat, dia terlihat seperti wanita muda yang sangat cantik. "Cih, darimana kamu tahu kalau aku adalah siluman?" "Tidak perlu banyak bertanya! Sebentar lagi kamu akan mati," ucap Lin Feng. Lin Feng mengetahui aura wanita itu berbeda dari manusia. Sekali melihat, dia dapat mengetahui jika wanita itu adalah siluman. "Tampaknya, kamu harus aku paksa untuk menjadi suamiku." "Coba saja kalau kamu bisa!" Wanita siluman mengibaskan lengannya. Seketika, puluhan pisau langsung melesat ke arah Lin Feng. Lin Feng berlari zigzag menghindari pisau-pisau yang melesat ke arahnya. Duarrr Duarrr Duarrr Pisau-pisau yang dilesatkan wanita siluman mengenai pepohonan besar hingga membuat pepohonan itu hancur berkeping-keping. Lin Feng bergerak mendekati wanita siluman set
"Berapa hari tuan ingin menyewa kuda tercepat?" tanya pelayan. "Aku akan menyewanya sekitar seminggu," jawab Lin Feng. "Untuk seminggu, tuan bisa membayar tujuh juta koin emas. Tapi tuan perlu menitipkan uang sebesar dua ratus juta koin emas sebagai jaminan. Jika tuan membawa kuda sewaan kembali kesini, uang tuan akan dikembalikan," ujar pelayan. Lin Feng memberikan dua ratus tujuh juta koin emas kepada pelayan untuk menyewa kuda dan juga jaminannya. Setelah itu, Lin Feng langsung melesat ke hutan setan dengan kuda biru bersayap. Wusss Kecepatan kuda biru bersayap berada diluar nalar kultivator biasa, bahkan Lin Feng serasa mual menaikinya karena terlalu cepat. Lin Feng turun di desa kupu-kupu bermaksud menitipkan kuda biru disana. Dia kemudian menuju ke sebuah kedai yang ada disana. "Tuan, apa aku bisa menitipkan kudaku beberapa hari disini?" tanya Lin Feng kepada pemilik kedai. "Disini tempat menjual makanan, bukan tempat penitipan binatang," jawab pemilik kedai. L
Setelah kemenangan itu, Lin Feng, Qio Yinsi, para patriark dan lainnya yang selamat membawa orang-orang yang terluka. Kaisar Qilin, pendekar mabuk, Li Wang dan Cang Lin dibawa menuju ke istana. "Cepat panggil tabib kemari!" Qio Yinsi sangat mengkhawatirkan keselamatan ayahnya, pendekar mabuk, Li Wang dan Cang Lin. Dia segera menyuruh pelayan untuk membawa tabib istana. "Tidak perlu memanggil tabib, aku akan memeriksanya!" Lin Feng yang dahulu diajari pengetahuan tentang kedokteran oleh petapa misterius, mencegah Qio Yinsi untuk memanggil tabib. Lin Feng segera memeriksa Kaisar Qilin, Pendekar mabuk, Li Wang dan Cang Lin. "Untuk menyembuhkan racun ini, diperlukan pil hati emas," ucap Lin Feng setelah memeriksa Kaisar dan lainnya. Qio Yinsi merasa lemas mendengar Lin Feng menyebut pil hati emas. Pil hati emas merupakan pil tingkat lima yang hanya bisa diracik oleh alkemis legendaris. Keberadaan alkemis legendaris sangat misterius sehingga Qio Yinsi terlihat tampak putus as
Kaisar iblis menggeleng. "Kamu harus bisa mengendalikanku." "Bagaimana cara mengendalikanmu?" tanya pendekar mabuk. "Kamu akan mengetahuinya nanti," jawab kaisar iblis. Pendekar mabuk menghela nafas. "Percuma aku mengikat kontrak darah denganmu! Aku akan mati oleh assassin." "Jangan khawatir, kamu tidak akan mati oleh assassin yang sangat lemah," jawab kaisar iblis. Kaisar iblis kemudian berpamitan kepada pendekar mabuk. Menurutnya, dia akan benar-benar melebur menjadi sebuah pedang setelah segel di pedang iblis terbuka. "Selamat tinggal," ucap kaisar iblis. Pendekar mabuk tiba-tiba kembali ke dunia nyata. Dia membuka matanya, namun dengan segera pedang iblis bergerak bebas kesana-kemari dengan sendirinya. Pendekar mabuk tidak bisa mengendalikan pedang iblis. Dia mengikuti ke arah mana pedang iblis bergerak. Lalu, pedang iblis membawanya sampai ke ketua assassin. Slasss Slasss Pedang iblis bergerak sendiri menyerang ketua assassin, dan pendekar mabuk hanya mengik
Kaisar, Li Wang dan Cang Lin berusaha bangkit untuk kembali membantu Lin Feng. Wusss Wusss Wusss Ketua assassin segera melesatkan ratusan jarum beracun ke arah Kaisar, Li Wang dan Cang Lin. Mereka bertiga berusaha menghindar, namun karena luka yang sudah sangat parah beberapa jarum beracun berhasil mengenai tubuh mereka. Mereka bertiga kembali terkapar di tanah seperti orang lumpuh yang hanya bisa melihat tanpa bisa berbuat apapun. "Kaisar, Patriark ... " Lin Feng mengkhawatirkan keselamatan Kaisar Qilin, Li Wang dan Cang Lin. Lin Feng berusaha kembali berdiri tegak dengan pedang sebagai penopangnya. "Bocah, kamu benar-benar mengerikan." Ketua assasssin mengagumi Lin Feng yang tetap berdiri tegak. "Bocah sepertimu harus mati!" Ketua assasssin merasa Lin Feng akan menjadi monster jika terus dibiarkan hidup. Lin Feng masih sangat muda, namun dia dapat bertahan lama dari ketua assassin tingkat kaisar kedelapan. Hal itu membuat ketua assassin khawatir jika Lin Feng t
Kaisar Qilin, Li Wang dan Cang Lin bangkit dari tanah, kemudian menyeka darah di bibir mereka. "Kami baik-baik saja," jawab mereka. Wusss Wusss Wusss Baru saja bangkit, ketua assassin melesatkan ratusan shuriken ke arah mereka. Ratusan shuriken itu melesat sangat cepat hingga tak dapat dilihat dengan mata biasa. Trangg Trangg Trangg Lin Feng segera menangkis shuriken-shuriken itu dengan pedangnya. Namun beberapa shuriken berhasil menyayat lengannya hingga lengannya meneteskan banyak darah. Lin Feng, Kaisar Qilin, Li Wang dan Cang Lin tetap bertahan. Mereka kemudian kembali menyerang ketua assassin. Di tempat lain, pendekar mabuk bergabung dengan pihak kaisar setelah memastikan Ye Jun dalam kondisi aman. Dia bertempur dengan para assassin tidak jauh dari Qio Yinsi dan pendekar lainnya. Pendekar mabuk menggunakan pedang iblis. Dia merasa cocok dengan pedang itu dan menganggap pedang itu pasangan yang sangat sempurna baginya. "Pedang Iblis Kematian." Pendekar mabu
Pertarungan terus terjadi, Lin Feng berhasil mengalahkan lawan-lawannya dengan sangat mudah. Disisi lain, Hui San juga berhasil mengalahkan lawan-lawannya. Kini, hanya tinggal Lin Feng dan Hui San yang harus bertarung untuk menjadi pemenang. "Saudara, aku harap kamu mengerahkan seluruh kemampuanmu." Hui San telah siap berhadap-hadapan dengan Lin Feng di arena. Selama bertarung, Lin Feng hanya menggunakan lima persen kekuatannya. Hui San tidak mengetahui kekuatan Lin Feng yang sesungguhnya. Jika Hui San tahu, dia tidak mungkin berkata seperti itu. Lin Feng menggaruk kepalanya yang tidak gatal meremehkan kemampuan Hui San. "Kamu bukanlah lawanku," jawabnya. "Kita akan tahu siapa pemenangnya sebentar lagi," balas Hui San. Juripun memulai pertarungan setelah Lin Feng dan Hui San sudah siap. Lin Feng langsung berlari zigzag ke arah Hui San sementata Hui San menari dengan pedangnya untuk menghalau gerakan Lin Feng. Lin Feng dengan mudah menghindari tarian pedang Hui San. Dia