Di Sekte Gunung Petir, Brakkk Huang Do menggebrak meja yang ada di hadapannya. “Kurang ajar … siapa yang berani terhadap Klan Huang?” “Apa yang terjadi?” tanya Patriark Sekte Gunung Petir yang sekaligus merupakan guru dari Huang Do, Patriark Hu. Huang Do merupakan murid inti Sekte Gunung Petir dan juga salah satu murid kesayangan dari Patriark Hu. “Guru, aku akan pergi ke Sekte Pedang Api. Saudaraku telah dihabisi dan aku harus membalaskan dendam,” balas Huang Do. “Pergilah! Jika Sekte Pedang Api berani bermacam-macam, aku akan turun tangan,” ujar Patriark Hu. *** Huang Do melesat bersama dua orang temannya yang sesama murid inti Sekte Gunung Petir. Setelah sampai di Sekte Pedang Api, mereka dengan mudah menerobos masuk melewati barisan penjagaan tanpa melalui pintu gerbang sekte. Huang Do mengamuk mencari-cari Lin Feng di sebuah arena yang ada di Sekte Pedang Api. “Siapa yang bernama Lin Feng? Berikan kepalanya atau aku akan menghancurkan Sekte Pedang Api!” Duarrr Duarrr
“Klan Huang sangat berambisi menghabisiku.” Lin Feng menghela nafas, kemudian bertanya kepada Wang Ru dan Min Chu. “Sehebat apa mereka?” “Mereka berani berbuat onar di sekte. Sudah pasti mereka sangat hebat. Lebih baik kamu kabur Saudara Feng,” saran Min Chu. “Kabur? Tidak … Dimana mereka? Ayu kita ke sana!” “Apa kamu yakin?” Wang Ru dan Min Chu menganggap Lin Feng mencari mati. Lin Feng tidak menghiraukan Wang Ru dan Min Chu yang menyuruhnya kabur. Dia melesat menuju ke tempat Huang Do dan dua temannya. Dia merasa harus bertanggung jawab atas apa yang dia lakukan. Sementara itu, Patriark Zhen Li, Tetua Zhang dan tetua lainnya masih berusaha menghalangi Huang Do dan kedua temannya. Mereka mengepung Huang Do dan dua temannya dari segala sisi. “Anak muda, lebih baik kalian pergi dari sekte ini! Sekte kami tidak akan pernah menyerahkan satupun murid tewas di tangan kalian,” usir Patriark Zhen Li. “Benar … lebih baik sekte kami hancur dan kami mati di tangan kalian daripada harus m
Meskipun Sekte Pedang Api tidak bisa melindunginya dengan kekuatan sekte yang lemah, Lin Feng tidak menyesal memilih masuk Sekte Pedang Api. Dia bertekad membuat nama sektenya membumbung tinggi. Lin Feng melesat meninggalkan Sekte Pedang Api. Dia tampak marah karena Klan Huang tidak berhenti mengganggunya. “Aku akan ke Kota Kincir Angin dan memberi Klan Huang sedikit pelajaran,” gumamnya. Lin Feng setara dengan Patriark Huang Li yang berada di tahap pemula kelima beberapa bulan yang lalu. Namun sekarang, kekuatannya sudah meningkat beberapa tingkatan. Dengan kekuatannya itu, Lin Feng sangat yakin dapat memporak-porandakan Klan Huang seorang diri. Namun, dia hanya akan memberi sedikit pelajaran terhadap klan huang. Selang beberapa hari, Lin Feng sampai di Kota Kincir Angin. Dia langsung melesat menuju ke markas Klan Huang. “Aku akan menghabisi para petinggi Klan Huang,” gumam Lin Feng setelah sampai di dekat markas klan. Lin Feng lalu melangkah ke gerbang Klan Huang. “Siapa kamu
Kekaisaran Qilin merupakan salah satu dari kekaisaran besar di benua tengah. Wilayahnya mencakup tiga kerajaan besar yang bernama Paviliun Merak, Teratai Emas, dan Istana Bintang. Masing-masing kerajaan itu terdiri dari puluhan sampai ratusan provinsi. Lin Feng sendiri berada di wilayah Provinsi Bintang Biru kekuasaan Kerajaan Istana Bintang. Dia melanjutkan perjalanan dengan menaiki kereta saudagar di samping tempat kusir, diiringi lima orang pengawal yang mengendarai kuda. “Tuan muda, kemana tujuanmu?” tanya Pemimpin Pengawal. “Aku tidak tahu, aku pergi kemana langkah kakiku sampai.” Lin Feng menghela nafas, kemudian melanjutkan perkataannya, “hanya saja, aku memiliki tujuan menumpas kejahatan di dunia ini. Aku tidak ingin orang-orang hidup sebatang kara dan mengalami nasib sepertiku yang kehilangan sebuah keluarga.” Saudagar yang ada didalam keretapun menjadi iba terhadap Lin Feng. “Anak muda, aku turut berduka atas kejadian tragis yang kamu alami. Akupun berterima kasih karena
Lin Feng dan lainnya bergegas melangkah keluar dari benteng. “Tuan, bisakah kamu menjelaskan tentang organisasimu? Aku sangat tertarik dengan organisasimu itu,” tanya Lin Feng ke Pemimpin Pengawal. Pemimpin Pengawal kemudian menjelaskan jika anggota organisasi tentara bayaran memiliki beberapa tingkatan dari bintang 1 sampai bintang 5. Semakin tinggi bintangnya, semakin sulit misi dan tugas yang dilakukan. Pemimpin Pengawal dan keempat bawahannya itu sendiri merupakan anggota tentara bayaran bintang 1 yang mendapat misi pengawalan. “Bisakah aku bergabung dengan organisasimu?” Lin Feng yang tertarik, ingin mencoba bergabung dengan organisasi itu. “Tentu saja bisa, tuan muda bisa bergabung dengan mendatangi markas cabang organisasi.” “Baiklah, aku akan bergabung dengan organisasi tentara bayaran,” balas Lin Feng. Rombongan kereta mereka terus melesat dan tak lama mereka sampai di sebuah kota yang berdekatan dengan benteng. Mereka berhenti di depan sebuah penginapan. Saudagar di
Kota Daun Putih merupakan wilayah yang berdekatan dengan pegunungan es. Beberapa manusia bar-bar yang disebut sebagai manusia gunung masuk ke dalam kota dan memakan manusia. Walikota telah mengerahkan banyak prajurit kota untuk menghadapi manusia gunung, namun mereka kualahan menghadapinya. Begitupun dengan ribuan prajurit provinsi Dandong yang dikerahkan untuk membantu prajurit kota yang juga kualahan. Oleh karena itulah penguasa provinsi Dandong menyewa cukup banyak tentara bayaran. Lin Feng sampai di Kota Daun Putih. Dia melihat ribuan prajurit melesat ke utara. Diapun mengikuti ribuan prajurit itu sampai di wilayah perbatasan kota dengan pegunungan es. Di sana, beberapa barak didirikan sebagai tempat beristirahat bagi para prajurit. Terlihat pula tembok besar yang terbuat dari lapisan es tebal yang merupakan benteng pertahanan. Namun, sebagian dari benteng hancur oleh manusia gunung. Lin Feng menaiki benteng es dan diluar benteng ternyata ribuan prajurit sedang bertempur denga
Satu persatu manusia gunung bergerak mundur karena terancam oleh Lin Feng yang terlihat seperti monster. Srakkk Srakkk Srakkk Lin Feng tidak begitu saja membiarkan manusia gunung kabur. Dia mengejar dan menebas kepala mereka satu persatu. Namun, manusia gunung yang terpencar kesana kemari membuat Lin Feng kesulitan untuk mengejar semuanya. “Kejar dan habisi mereka!” teriak Lin Feng ke ribuan prajurit. Namun, tidak dihiraukan oleh mereka yang sudah kelelahan. Para prajurit kelelahan akibat pertempuran yang berlangsung cukup lama menghadapi manusia gunung. Melihat manusia gunung yang bergerak mundur, mereka pun ikut bergerak mundur, kembali masuk ke dalam benteng untuk beristirahat. Lin Feng tersenyum kecut. Bukannya mengejar manusia gunung, para prajurit kota dan provinsi justru ikut mundur. Lin Feng mendekat ke ratusan tentara bayaran yang masih bertahan menunggu komando dari pemimpin mereka yang berada di atas benteng. “Apa kalian juga akan ikut mundur? Ayu kejar dan habisi m
Lin Feng dan ratusan tentara bayaran berkultivasi di kawasan pegunungan es selama tiga hari. Kultivasi tentara bayaran banyak yang naik satu peringkat berkat pil kultivasi tingkat 2 yang diberikan Lin Feng. Lin Feng sendiri, dia menelan beberapa pil yang lebih tinggi tingkatannya dari pil para tentara bayaran. Namun, selama tiga hari menyerap essensinya, dia tidak naik peringkat sama sekali. Lin Feng dan para tentara bayaran kembali ke benteng menemui Jenderal Kota Daun Putih. “Jenderal, kita sudah menumpas para manusia gunung. Kota Daun Putih sudah aman dari gangguan mereka,” ucap Lin Feng ke Jenderal Kota. “Benarkah itu?” Jenderal Kota sedikit meragukan pernyataan Lin Feng. “Kami sudah menjelajahi seluruh kawasan pegunungan es dan tidak ditemukan lagi satupun manusia gunung di kawasan itu,” sahut pemimpin tentara bayaran meyakinkan Jenderal Kota. “Kalau begitu, kami akan menarik prajurit kota dan provinsi dari benteng ini,” balas Jenderal Kota. “Tugas kami sudah selesai. Kami
Satu persatu ular es raksasa kembali muncul di hadapan Lin Feng dari berbagai sisi gua es. Lin Fengpun dengan mudah menghabisi mereka dengan menancapkan pedangnya ke otak mereka. Tanpa terasa, Lin Feng telah menghabisi tiga puluh ular es raksasa. Diapun menguliti semua ular es itu dan mengambil empedunya. Ular es raksasa merupakan jenis binatang buas. Meskipun begitu, kekuatan mereka tidak bisa dipandang sebelah mata. Hanya saja, kekuatan ular es raksasa tidaklah lebih hebat dibandingkan Lin Feng. Lin Feng kembali menyusuri gua es setelah menghabisi semua ular es raksasa yang muncul. Tak lama, Lin Feng menemukan pusat gua es itu. Dia melihat tempat yang cukup luas dengan pepohonan berlapis es berada di sekelilingnya. Lin Feng menengok ke kanan kiri untuk mencari sumber energi yang membuat gua itu terselimuti es. "Ketemu, disanalah sumber energi itu!" Lin Feng melihat kolam air dan meyakini jika di dalam kolam air itulah sumber energi gua es berada. Tanpa menunggu waktu l
Pertarungan antara Lin Feng melawan wanita siluman terlihat sangat dahsyat. Dalam radius puluhan kilometer pepohonan hancur lebur, tanah retak dan menjadi lubang kawah akibat teknik dan jurus dari keduanya. Lin Feng terus menggempur wanita siluman dengan tarian pedangnya yang sangat anggun. Wanita siluman berusaha menjauh dari Lin Feng agar bisa mengeluarkan tekniknya. Namun Lin Feng tidak membiarkan hal itu. Wanita siluman hanya bisa bergerak mundur sementara Lin Feng terus mengejarnya. "Jika terus seperti ini, aku pasti akan kalah," desah wanita siluman frustasi. Wanita siluman adalah salah satu siluman tersesat yang entah kenapa sampai di kekaisaran qilin. Dia termasuk golongan siluman yang sangat lemah yang ada di hutan siluman di kekaisaran luo. Namun meskipun begitu, kultivasi wanita siluman yang berada ditingkatan kaisar keenam tidak bisa diremehkan. "Wanita siluman, kenapa kamu sampai di kekaisaran qilin?" tanya Lin Feng sambil terus menyerang. "Maukah kamu menye
Penguasa hutan setan ternyata merupakan salah satu siluman tersesat yang berasal dari Kekaisaran Luo. Wanita siluman itu sebenarnya sudah berusia ratusan tahun, namun karena menyerap energi para pemuda tampan dan hebat, dia terlihat seperti wanita muda yang sangat cantik. "Cih, darimana kamu tahu kalau aku adalah siluman?" "Tidak perlu banyak bertanya! Sebentar lagi kamu akan mati," ucap Lin Feng. Lin Feng mengetahui aura wanita itu berbeda dari manusia. Sekali melihat, dia dapat mengetahui jika wanita itu adalah siluman. "Tampaknya, kamu harus aku paksa untuk menjadi suamiku." "Coba saja kalau kamu bisa!" Wanita siluman mengibaskan lengannya. Seketika, puluhan pisau langsung melesat ke arah Lin Feng. Lin Feng berlari zigzag menghindari pisau-pisau yang melesat ke arahnya. Duarrr Duarrr Duarrr Pisau-pisau yang dilesatkan wanita siluman mengenai pepohonan besar hingga membuat pepohonan itu hancur berkeping-keping. Lin Feng bergerak mendekati wanita siluman set
"Berapa hari tuan ingin menyewa kuda tercepat?" tanya pelayan. "Aku akan menyewanya sekitar seminggu," jawab Lin Feng. "Untuk seminggu, tuan bisa membayar tujuh juta koin emas. Tapi tuan perlu menitipkan uang sebesar dua ratus juta koin emas sebagai jaminan. Jika tuan membawa kuda sewaan kembali kesini, uang tuan akan dikembalikan," ujar pelayan. Lin Feng memberikan dua ratus tujuh juta koin emas kepada pelayan untuk menyewa kuda dan juga jaminannya. Setelah itu, Lin Feng langsung melesat ke hutan setan dengan kuda biru bersayap. Wusss Kecepatan kuda biru bersayap berada diluar nalar kultivator biasa, bahkan Lin Feng serasa mual menaikinya karena terlalu cepat. Lin Feng turun di desa kupu-kupu bermaksud menitipkan kuda biru disana. Dia kemudian menuju ke sebuah kedai yang ada disana. "Tuan, apa aku bisa menitipkan kudaku beberapa hari disini?" tanya Lin Feng kepada pemilik kedai. "Disini tempat menjual makanan, bukan tempat penitipan binatang," jawab pemilik kedai. L
Setelah kemenangan itu, Lin Feng, Qio Yinsi, para patriark dan lainnya yang selamat membawa orang-orang yang terluka. Kaisar Qilin, pendekar mabuk, Li Wang dan Cang Lin dibawa menuju ke istana. "Cepat panggil tabib kemari!" Qio Yinsi sangat mengkhawatirkan keselamatan ayahnya, pendekar mabuk, Li Wang dan Cang Lin. Dia segera menyuruh pelayan untuk membawa tabib istana. "Tidak perlu memanggil tabib, aku akan memeriksanya!" Lin Feng yang dahulu diajari pengetahuan tentang kedokteran oleh petapa misterius, mencegah Qio Yinsi untuk memanggil tabib. Lin Feng segera memeriksa Kaisar Qilin, Pendekar mabuk, Li Wang dan Cang Lin. "Untuk menyembuhkan racun ini, diperlukan pil hati emas," ucap Lin Feng setelah memeriksa Kaisar dan lainnya. Qio Yinsi merasa lemas mendengar Lin Feng menyebut pil hati emas. Pil hati emas merupakan pil tingkat lima yang hanya bisa diracik oleh alkemis legendaris. Keberadaan alkemis legendaris sangat misterius sehingga Qio Yinsi terlihat tampak putus as
Kaisar iblis menggeleng. "Kamu harus bisa mengendalikanku." "Bagaimana cara mengendalikanmu?" tanya pendekar mabuk. "Kamu akan mengetahuinya nanti," jawab kaisar iblis. Pendekar mabuk menghela nafas. "Percuma aku mengikat kontrak darah denganmu! Aku akan mati oleh assassin." "Jangan khawatir, kamu tidak akan mati oleh assassin yang sangat lemah," jawab kaisar iblis. Kaisar iblis kemudian berpamitan kepada pendekar mabuk. Menurutnya, dia akan benar-benar melebur menjadi sebuah pedang setelah segel di pedang iblis terbuka. "Selamat tinggal," ucap kaisar iblis. Pendekar mabuk tiba-tiba kembali ke dunia nyata. Dia membuka matanya, namun dengan segera pedang iblis bergerak bebas kesana-kemari dengan sendirinya. Pendekar mabuk tidak bisa mengendalikan pedang iblis. Dia mengikuti ke arah mana pedang iblis bergerak. Lalu, pedang iblis membawanya sampai ke ketua assassin. Slasss Slasss Pedang iblis bergerak sendiri menyerang ketua assassin, dan pendekar mabuk hanya mengik
Kaisar, Li Wang dan Cang Lin berusaha bangkit untuk kembali membantu Lin Feng. Wusss Wusss Wusss Ketua assassin segera melesatkan ratusan jarum beracun ke arah Kaisar, Li Wang dan Cang Lin. Mereka bertiga berusaha menghindar, namun karena luka yang sudah sangat parah beberapa jarum beracun berhasil mengenai tubuh mereka. Mereka bertiga kembali terkapar di tanah seperti orang lumpuh yang hanya bisa melihat tanpa bisa berbuat apapun. "Kaisar, Patriark ... " Lin Feng mengkhawatirkan keselamatan Kaisar Qilin, Li Wang dan Cang Lin. Lin Feng berusaha kembali berdiri tegak dengan pedang sebagai penopangnya. "Bocah, kamu benar-benar mengerikan." Ketua assasssin mengagumi Lin Feng yang tetap berdiri tegak. "Bocah sepertimu harus mati!" Ketua assasssin merasa Lin Feng akan menjadi monster jika terus dibiarkan hidup. Lin Feng masih sangat muda, namun dia dapat bertahan lama dari ketua assassin tingkat kaisar kedelapan. Hal itu membuat ketua assassin khawatir jika Lin Feng t
Kaisar Qilin, Li Wang dan Cang Lin bangkit dari tanah, kemudian menyeka darah di bibir mereka. "Kami baik-baik saja," jawab mereka. Wusss Wusss Wusss Baru saja bangkit, ketua assassin melesatkan ratusan shuriken ke arah mereka. Ratusan shuriken itu melesat sangat cepat hingga tak dapat dilihat dengan mata biasa. Trangg Trangg Trangg Lin Feng segera menangkis shuriken-shuriken itu dengan pedangnya. Namun beberapa shuriken berhasil menyayat lengannya hingga lengannya meneteskan banyak darah. Lin Feng, Kaisar Qilin, Li Wang dan Cang Lin tetap bertahan. Mereka kemudian kembali menyerang ketua assassin. Di tempat lain, pendekar mabuk bergabung dengan pihak kaisar setelah memastikan Ye Jun dalam kondisi aman. Dia bertempur dengan para assassin tidak jauh dari Qio Yinsi dan pendekar lainnya. Pendekar mabuk menggunakan pedang iblis. Dia merasa cocok dengan pedang itu dan menganggap pedang itu pasangan yang sangat sempurna baginya. "Pedang Iblis Kematian." Pendekar mabu
Pertarungan terus terjadi, Lin Feng berhasil mengalahkan lawan-lawannya dengan sangat mudah. Disisi lain, Hui San juga berhasil mengalahkan lawan-lawannya. Kini, hanya tinggal Lin Feng dan Hui San yang harus bertarung untuk menjadi pemenang. "Saudara, aku harap kamu mengerahkan seluruh kemampuanmu." Hui San telah siap berhadap-hadapan dengan Lin Feng di arena. Selama bertarung, Lin Feng hanya menggunakan lima persen kekuatannya. Hui San tidak mengetahui kekuatan Lin Feng yang sesungguhnya. Jika Hui San tahu, dia tidak mungkin berkata seperti itu. Lin Feng menggaruk kepalanya yang tidak gatal meremehkan kemampuan Hui San. "Kamu bukanlah lawanku," jawabnya. "Kita akan tahu siapa pemenangnya sebentar lagi," balas Hui San. Juripun memulai pertarungan setelah Lin Feng dan Hui San sudah siap. Lin Feng langsung berlari zigzag ke arah Hui San sementata Hui San menari dengan pedangnya untuk menghalau gerakan Lin Feng. Lin Feng dengan mudah menghindari tarian pedang Hui San. Dia