Bab 65. Pulang ke ibukotaDi penginapan, dua immortal dibuat terkejut dengan kehadiran Ling dan Leona. Immortal Ling Fan masih menyembunyikan identitasnya kalau dia adalah ayah kandung Ling, ia juga meminta Immortal Chu We tidak memberitahu nama aslinya. Sedangkan Ling hanya tau kalau sosok di depannya adalah pria misterius yang memberi kitab alkemis, di samping Leona mendengar ocehan di sekitar."Anak muda… untuk apa kamu berada di kerajaan ini?""Jendral bodoh, kamu ingin mati berada di kerajaan ini?" ucap Immortal Chu We"Ceritanya panjang, mungkin membuang waktu kalau menceritakannya… paman sebagai tanda terimakasih kamu sudah memberikan aku kitab itu, tolong terimalah hadiah dariku!" ucap Ling mengeluarkan satu butir pil mata angin"Jadi… yang dirumah lelang? Kamu menjualnya!""Iya!""Apa… tidak mungkin!" ucap Immortal Chu We"Apanya tidak mungkin, itu milikku… aku sengaja menjualnya untuk mendapatkan emas!""Untuk apa emas.. bukannya aku pernah memberikan banyak emas dan kamu me
Bab 66. Kepergian Leona Ling dan Leona berhasil memulihkan ekonomi dan sumberdaya kerajaan bulan sabit, dua sosok juga mendapatkan harta karun dari dasar jurang terlarang. Di alun-alun kota, 1000 prajurit berjalan membawa batu-batu besar di punggung belakang. Setelah melakukan latihan kecepatan dan kelincahan semua prajurit, Ling mulai melatih fisik semua prajurit dengan cara latihannya sendiri. Semua Prajurit berjalan hanya menggunakan celana pendek memperlihatkan otot-otot tubuh kepada semua penduduk ibukota, semua penduduk kota berseru memberikan semangat kepada 1000 Prajurit Jenderal Ling, saat itu juga semua prajurit berteriak di penuhi semangat membara."Aku tidak ingin prajuritku mati di medan perang… maka dari itu aku ingin kalian semua memiliki kemampuan bertarung melebih pasukan iblis!" "Aaaaaaaaaaa…!" teriak 1000 prajurit berlari membawa batu besar"Seriuslah berlatih atau kalian akan mati saat pertempuran terjadi, setelah kematian? Kalian tidak akan bertemu dengan kelua
Bab 67. Kabar BurukKepergian Leona membuat Jendral Ling sangat terpukul, orang yang menemaninya selama ini sudah tidak ada. Di teras Ling duduk terdiam membisu, putri Liu menghela nafas panjang melihat Ling melamun. Di istana langit, Leona berada di kamar melihat sebuah cermin, cermin memperlihatkan apa yang sedang dilakukan kekasihnya."Sayang… maafkan aku!" ucap Leona menutup cermin ajaibLing memunculkan bunga di selimuti kabut asap, ia mengingat kejadian saat berada di jurang terlarang, bagaimanapun juga Ling harus bisa bersabar. Puti Liu berjalan membawakan buah-buahan, Ling tetap terdiam melihat lantai kayu. "Putri!""Jendral… isi perutmu dulu!""Terimakasih Putri!" "Qin Chen… sekarang Leona? Rumit sekali hidupku!""Tidak apa, aku akan menemanimu!" ucap Putri Liu tersenyum hangat"Em!" Tidak lama mengobrol dengan Putri Liu, Immortal Chu We berjalan menghampiri mereka."Ling… siapkan seluruh pasukan… pasukan Glory menyerang kota 1000 tangga dan kota bambu!""Apa…!" ucap Putri
Bab 68. Pertarungan dua JenderalDi tengah lapangan luas terlihat dua Jendral berdiri untuk berduel di pertarungan Hidup-mati, Jendral Ling melawan Jendral Zhi Yu dari kerjaan Den De. Gendang perang di pukul bersama terompet besar, saat itu juga seluruh pasukan dua belah pihak berseru memberikan dukungan. Dua sosok berputar-putar saling menatap tajam, Ling mulai merendahkan kuda-kuda dengan dua buah pisau kecil."Yeaaaaaaaaaa…!" teriak Jenderal Zhi Yu berlariSemua orang menatap serius ke arah dua sosok, Ling melemparkan dua buah pisau kecil membuat Jenderal Zhi Yu merubah gerakannya, saat itu juga Ling menarik pedang yang berselimut kain.Ling berlari membawa pedang berselimut kain hitam "Yeaaaaaaaaaa…!""Gawat!""DUARRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR!" "Jenderal!" ucap Immortal Song melihat Jendral terguling di tanah Ling mengamuk seperti ayam hutan dengan Pedang dibungkus kain hitam, semua pasukan musuh berubah panik melihat cara bertarung pemuda yang pernah memenangkan turnamen. Semua pasu
Bab 69. Ling dan Qin Chen ( Berjuang )Qin Yuri menghembuskan nafas terakhir, beberapa sosok meninggalkan pertempuran untuk memulihkan kondisi. Nana dan Wang Jin juga terluka patah, Qin San dan Qin Mei membantu mengobati luka mereka. Disisi lain, Qin Chen dan Ling terbaring dengan luka serius, di depannya sosok tua menodongkan pedang tingkat tinggi."Anak muda… kalian terlalu bersemangat, sekarang aku akan mengakhiri hidup kalian!" ucap Jin Sen tersenyum membunuh "Matilah…!""Yeaaaaaaaaaa….!""DUARRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR!" pemimpin sekte beruang terlempar mundurLing dan Qin Chen di selimuti energi leluhur, semua orang berhenti bertarung melihat ke arah dua sosok. Pemimpin sekte beruang berubah serius melihat aura ganas menyelimuti tubuh dua pemuda di depannya, Ling dan Qin Chen menghilang dari pandangan lalu muncul dihadapan."Pedang Mutiara Surga!""Pesona Pedang Naga!""Kuat sekali!" "DUARRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR!"Pemimpin sekte beruang terlempar mundur, ia merendahkan kuda-kuda un
Bab 70. Lantas kemana hati ini bersandarPertempuran di kota bambu sudah berlangsung lama, Pemimpin sekte beruang dan Immortal Bo Yong berhasil dikalahkan, datangnya buronan ternama membuat keadaan berubah drastis. Semua orang masih bertempur habis-habisan, beberapa sosok kuat ikut menghabisi prajurit kerajaan Den De. Sebelum itu kabar buruk mengguncang hati semua orang, Qin Yuri murid senior ternama dari sekte tiga lantai menghembuskan nafas terakhir. "Bunuh mereka semua!" teriak Qin Chen berlumuran darah musuhDi atas langit dua Immortal terbang kesan-kemari bertukar serangan, kilatan cahaya menghiasi area pertempuran. Immortal Song mengayunkan pedang sekuat tenaga, begitu juga dengan Immortal Chu We."Pedang Air Mengalir!" teriak Immortal Song"Pedang Leluhur!" teriak Immortal Chu We"Trak-!" langit menggelar memperlihatkan dua buah pedang bergesekanDua sosok saling dorong satu sama lain, kekuatan besar membuat angin berhembus kencang, gelombang energi mengenakan semua orang di s
Bab 71. Teror mengerikanDi kota bambu, beberapa sosok berkumpul di salah satu rumah tua, semua orang menyusun rencana untuk memberikan perlawanan ke kota 1000 tangga yang dikuasai pasukan Sekte Glory dari kerajaan Den De. Tidak lama terdiam membisu, Qin Chen tersenyum licik mendapatkan ide cemerlang, ia melihat ke arah semua orang dengan penuh percaya diri. "Cucuku… apa yang kamu rencanakan?" tanya Tetua Qin Yang"Kakek… untuk berperang, mungkin kita akan kalah… bagaimana kalau kita teror mereka?" "Teror dengan apa?""Ya… hal-hal yang membuat pasukan musuh ketakutan? Mungkin ada yang tahu?"Semua orang terdiam memikirkan ucapan Qin Chen, Immortal Chu We mengerti apa yang direncanakan pemuda di sampingnya. "Kasus Kematian Misterius!" ucap semua orang secara bersamaan"Haha..!" Nunu pemimpin sekte kincir air menganggukkan kepalanya "Ide bagus, aku setuju!" "Aku juga!""Jadi bagaimana rencanamu?" Qin Chen menceritakan rencananya dan cara-cara membuat semua pasukan musuh tidak bisa
Bab 72. Strategi MenggempurDi bawah kegelapan malam, Ling berjalan membawa satu kantong tulang manusia, kekuatan yang begitu lemah membuat kehadirannya tidak disadari Pemimpin sekte Glory dan empat Immortal lainnya. Pria berjubah hitam menebar tulang-tulang di sekeliling rumah yang ditinggali Pemimpin sekte Glory, setelah itu berbalik mencari satu prajurit yang berjaga."Mati!" ucap Ling menebas leher"Sebaiknya aku taruh di sana!"Ling menaruh satu mayat di samping rumah, ia berbalik pergi memasuki lubang sumur. Tidak butuh waktu lama, pria berjubah hitam berada di lorong bawah tanah, Ling melepaskan jubah yang berlumuran darah, setelah itu menggunakan jubah yang digunakan kakek Leona, jubah bercorak istana langit. Disisi lain, Immortal Chu We dan beberapa sosok di samping bersembunyi di atas pohon-pohon menunggu prajurit musuh membawa sumberdaya dari kerajaan Den De. Tetua Qin Yang, Tetua Nunu, Tetua He, Immortal Chu We melihat 10 kereta kuda membawa sumberdaya, saat itu juga empa