Bara Sena terkejut melihat patung-patung itu tidak terangkat sedikit pun meski dia telah menggunakan Rantai Ungu. Pemuda itu mulai menganggap Zang Yu Sha sebagai lawan yang sebenarnya.Melihat rantai ungu tersebut, Raja Xue bergumam sendiri."Jadi itu ya, yang mencekik orang-orang Keluarga Liu...Aku jadi membayangkan hal yang mengerikan," Raja Xue membayangkan Bara mengikat leher orang-orang di keluarga Liu. Lalu dengan sadisnya menebas tubuh tak berdaya mereka dengan Pedang atau semacamnya. Apa yang dia bayangkan benar adanya. Memang seperti itu lah cara Bara membantai mereka semua.Pasukan patung batu itu bergerak perlahan menuju ke arah Bara Sena karena kaki mereka yang masih tertahan oleh Rantai Ungu. Meski tidak bisa mengangkat pasukan batu itu dengan rantainya, paling tidak Bara bisa membuat mereka sedikit kesulitan bergerak."Menyusahkan saja...!" batin Bara sambil memikirkan cara untuk mengalahkan pasukan batu tersebut."Mana bisa dia mengalahkan pasukan Batu milik Keluarga
Bara Sena tak menyangka yang keluar dari belakang tubuhnya baikan bola api melainkan api yang berbentuk seperti kelereng kecil."Sial...Apakah hanya ini yang bisa aku lakukan? Tapi sebelumnya aku berhasil menciptakan ledakan es dengan kekuatan Iblis Es. Sembilan Kutukan Neraka rupanya lebih sulit dari yang aku duga..." batin Bara.Para penonton dibuat tertawa dengan apa yang Bara Sena lakukan. Bgeitu juga dengan Yu Sha yang tertawa dari atas menara batu."Apa yang akan kau lakukan dengan api sekecil itu hah!? Batu milikku sudah memiliki kesadarannya sendiri, kau tak mungkin bisa melawan sesuatu yang mustahil kau lawan hanya dengan elemen api milikmu saja!" kata Yu Sha mencibir.Bara Sena mendengus kesal. Dia tidak peduli meski api yang ada di belakang punggungnya kecil, dia yakin api-api itu masih bermanfaat karena api tersebut jauh lebih kuat dari api semesta yang sebelumnya dia kerahkan.Para prajurit batu itu kembali bangkit berdi
Setelah berlari di punggung raksasa batu itu, Bara pun melompat ke udara dan bersiap untuk menghancurkan kepala dari Golem tersebut. Namun Golem itu menyadari keberadaan Bara Sena dan langsung mengayunkan tangan besarnya ke tubuh Bara Sena.Pemuda itu berada dalam masalah besar. Mau tak mau dia harus menahan hantaman tangan batu tersebut."Sial..." umpat Bara sebelum tubuhnya disapu oleh tangan Golem itu dengan keras. Duuuuk!!!Bara merasa seluruh tubuhnya hancur oleh hantaman tangan Golem tersebut. Tubuhnya terpental ke tribun penonton dan menghantam bangunan tersebut dengan keras.Duaarrrr!!!Tribun itu hancur dan roboh bersama ratusan penonton yang ada disana. Kekacauan pun terjadi. Keluarga Sha yang melihat hal itu berusaha menghentikan amukan Golem yang tidak terkendali. Raja Xue bangkit berdiri."Guru Yao, sepertinya kita harus turun tangan mengatasi kekacauan ini. Golem itu tidak terkendali dan mengamuk. Jik
Seluruh masyarakat di Jiangsu mendengar kabar pertarungan antara Bara Sena melawan Zang Yu Sha dimana yang menjadi pemenangnya adalah Bara Sena. Itu artinya, Bara Sena lah yang akan mewakili Sekte Xue dalam turnamen yang di adakan oleh Sekte Xiao di Kota Yangzhou.Malam itu juga, Bara bertolak menuju ke Yangzhou menggunakan kereta kuda bersama Raja dan para tetua di Sekte Xiao. Xue Ruo mendampingi Bara di dalam Kereta kuda. Saat ini, Bara telah resmi menjadi calon menantu Raja. Di dalam kereta itulah Bara mengatakan kepada Xue Ruo tentang masa lalunya di Keluarga Xiao.Mendengar kisah pilu tersebut, Xue Ruo yakin, Bara akan membalaskan dendamnya kepada orang-orang Xiao."Tunggu saja orang-orang Sekte Xiao itu...Aku akan meratakan Sekte itu dengan tanah..." kata Bara.Xue Ruo meraih jari Bara Sena dan meremasnya dengan lembut."Aku akan selalu mendukung kakak...Apapun masalah di masa lalumu, tak akan mengubah perasaan ini ke
Panglima Xue Ji terkejut saat melihat makhluk-makhluk tanpa kaki miliknya disapu bersih oleh Tangan Budha milik Raja Xue. Dia tak menyangka sama sekali lawannya itu ternyata jauh lebih kuat dari dugaannya."Jadi kau menyembunyikan kekuatan milikmu setelah sembuh dari Racun Api Hitam?" tanya Xue Ji.Raja Xue mendengus kesal."Aku tak pernah menyangka, orang yang paling aku percaya adalah penghianat terkutuk yang tega ingin membunuh kakaknya sendiri...!"kata Raja Xue marah.Xue Ji tersenyum kecil."Kau itu terlalu bodoh kakakku. Sejak awal kau menjadi Raja Jiangsu, apa aku ini benar-benar orang yang kau percaya? Padahal aku menaruh harapan besar pada dirimu. Namun, kau malah mempercayakan Dekrit Raja dan Token Raja kepada Xue Ruo anakmu, bukan kepada Panglima-mu yang telah berjuang untuk Kerajaan ini! Itu sudah membuat aku merasa bukan lagi orang yang kau percaya kakak..." sahut Xue Ji dengan wajah yang terlihat murka.Raja
Bara menatap ke sekitar mencari keberadaan Chang Hui yang menghilang dengan tiba-tiba."Menggunakan itu lagi ya? Pengecut..." ucap Bara lalu menoleh kembali kearah Xue Ruo."Kau ganti pakaian dulu. Aku memiliki pakaian untukmu," kata Bara lalu mengeluarkan sebuah pakaian yang sebelumnya dia beli di sebuah toko pakaian yang ada di kota Yangzhou sebelum mereka pergi ke istana Jiangsu."Kakak jangan melihat kearah sini..." pinta Xue Ruo."Kenapa? Aku menjaga dirimu agar tidak ada yang berbuat usil lagi," kata Bara."Tapi mata kakak Bara yang usil menatap tubuhku," sahut gadis itu dengan wajah memerah.Bara Sena menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Lalu dia pun membalikkan tubuhnya. Xue Ruo segera melepas pakaian yang menutupi tubuhnya. Kemudian dia segera memakai pakaian yang Bara berikan.Kini, Putri Kerajaan Jiangsu itu nampak anggun dengan gaun merah semu hitam membuat kulitnya yang putih mulus semakin terlihat can
Bara Sena melangkah dengan perlahan menuju ke pintu yang menghubungkan kamar tersebut dengan kolam pemandian. Sesampainya di depan pintu, langkah pemuda itu pun terhenti."Duh, apa yang aku lakukan? Masa iya aku ingin mengintip orang mandi? apa yang Xue Ruo katakan jika tahu calon suaminya suka mengintip orang? Waduh...Gawat..." batin pemuda itu mulai goyah.Dia bimbang untuk melanjutkan aksinya atau tidak. Dan akhirnya, sebagai seorang pria sejati, Bara pun membalikkan tubuh dan keluar dari kamar. Dia pun duduk didepan pintu kamar tersebut. Pikiran dan hatinya kacau. "Sial...Kenapa napsuku sangat sulit ditahan? Dulu aku biasa saja saat melihat wanita. Tapi sekarang...Aku tidak bisa menahannya sama sekali..." batin Bara sambil meremas kepalanya.Selama beberapa saat lamanya pemuda itu bersandar di depan pintu kamar hingga akhirnya pintu kayu berukirkan sepasang Naga itu terbuka. Bara pun terjengkang ke belakang karena melamun. Celakanya saat
Song Hua mengajak Bara Sena melangkah di atas air. Awalnya pemuda itu sedikit ragu saat melihat istri Jaka Geni itu melangkah dengan tenangnya di atas air seolah di atas daratan saja."Kenapa kita harus berjalan bibi Song Hua?" tanya Bara."Dewi Es tidak suka ada yang terbang di wilayah kekuasaannya. Itu sebabnya ada peraturan tidak tertulis bahwa siapa saja yang ingin datang menuju ke Pulau Es harus berjalan kaki..." kata Song Hua.Bara Sena pun mengangguk paham. Saat kedua kakinya menyentuh air, pemuda itu bisa merasakan hawa dingin yang luar biasa. Namun, istri Jaka Geni itu terlihat biasa-biasa saja. Tentu saja itu membuat Bara heran dan juga takjub."Bisa kah bibi ceritakan mengenai Dewi Es dan Iblis Es?" tanya Bara sambil berjalan.Dia merasa kedinginan berjalan di atas air tersebut. Padahal jarak antara daratan dengan pulau es itu sangat jauh. Jika diperkirakan mungkin akan memakan waktu enam jam perjalanan kaki. Pemuda itu be
Sosok wanita yang baru saja membukakan pintu terkejut dengan kemunculan pemuda tampan yang tahu nama dirinya dan siapa suaminya. "Kau siapa? Bagaimana kau bisa tahu namaku?" tanya wanita tersebut. "Aku tahu dari Kahiyang Dewi semua tentang Gandi dan dirimu. Bolehkah aku masuk? Ada yang ingin aku bicarakan denganmu," kata Bara. "Oh...Sebentar, aku sendirian di rumah ini..." ucap wanita itu seolah enggan menerima tamu seorang pemuda tampan yang dia tak tahu siapa orang tersebut. "Ada aku Sinta," terdengar satu suara dari balik tubuh Bara Sena. Saat wanita itu melongok keluar pintu, dia melihat Raja Kartikeyasingha yang berdiri di belakang sang Pendekar Golok Iblis. "Paman...! Kalau begitu silahkan masuk!" kata Sinta sambil membuka pintu lebar-lebar. Dia merasa tenang setelah melihat Raja Kalinggapura tersebut ada disana. Itu artinya dia tidak sendirian. Bara dan Raja duduk di sebuah kursi kayu. Sementara Rara Sinta membuatkan minuman panas. Aroma teh yang wangi mengingatkan B
Tak terasa, perjalanan Bara Sena dan armada Kekaisaran Zhou sudah memasuki kawasan laut Jawa. Itu artinya sebentar lagi mereka akan sampai di Pelabuhan Kalingga. Sebelum sampai kesana, Bara mengajak semua pengikutnya untuk memasuki Lantai Rahasia yang dia dapatkan setelah mengalahkan Dewa Hong di Lantai 100 Ujian Pagoda Dewa.Di lantai tersebut Bara menemukan banyak harta Karun yang tentu saja tidak dia makan sendiri. Para pengikutnya pun mendapatkan banyak harta Karun untuk menunjang kemampuan bertarung mereka. Bara mendapatkan satu gelang perak yang memiliki kemampuan untuk menahan tenaga dalam. Dia memberikan gelang tersebut kepada anaknya yang masih kecil dari Dewi Biru Xue Ruo bernama Meili Tianshi. Hal itu dikarenakan gadis bayi itu belum mampu mengendalikan kekuatannya yang sangat besar. Akan sangat berbahaya jika sampai tak terkendali diluar sana. Meili bisa menjadi bencana bagi manusia.Harta Dewa Hong terlalu banyak sehingga mereka semua bingung memilih harta untuk kemampuan
Clep!Ranting itu menancap di bagian paling memalukan Dewa Angin Hong Li. Sontak saja hal itu membangunkan Dewa yang baru saja terkapar setelah terkena jurus ilusi milik Kala."Bocah keparat! Apa yang kau lakukan padaku!?" teriak Dewa Hong marah namun dia tak bisa bergerak sama sekali."Oh...! Maaf! Aku kira kau sudah mati!" sahut Bara lalu dia membuang ranting yang dia gunakan untuk menyogok tubuh Dewa tersebut."Aku kalah darimu...Kau pantas menjadi pemilik Pagoda Dewa ini..Dan sebagai hadiah, kau akan mendapatkan sebagian kekuatan yang aku simpan di dalam peti ini...Anggap saja ini sebagai hadiah untuk pemilik baru, bukan hadiah karena kau telah mengalahkan aku. Namun tetap saja, kau akan mendapatkan hadiah sesuai yang telah di tetapkan di Ujian Pagoda Dewa ini..." kata Dewa Hong masih dalam keadaan tengkurap.Sebuah peti perak muncul di hadapan Bara Sena. Dengan rasa penasaran yang tinggi, pemuda itu pun membuka peti tersebut. dan didalam peti itu nampak sebutir pil berwarna putih
Blaaaarrr!!!Ledakan keras menggelegar terdengar saat tinju Bara Sena menghujam. Awalnya pemuda itu yakin serangannya akan membuahkan hasil. Namun ternyata, Dewa Hong tak semudah yang dia kira. Sesuatu yang menyerupai penutup kepala untuk prajurit perang menutupi kepala pria bernama Hong Li tersebut. Dan pelindung kepala itu tercipta dari kekuatan angin miliknya. Ledakan keras tercipta setelah tinju Bara menghantam pelindung tersebut dikarenakan pelindung itu memiliki kekuatan badai yang mampu menahan serangan apa pun!Disaat Bara tercengang dan kaget dengan apa yang dilihatnya, tangan Dewa Hong tiba-tiba saja sudah mencengkram kaki kanannya. Lalu denga satu kali tarikan, tubuh pemuda itu pun menghantam tanah dari pulau terbang tersebut dengan sangat keras hingga tanah itu hancur."Kau cukup pandai juga. Tapi sayangnya aku bukan Dewa lemah yang bisa dengan mudah kau kalahkan anak muda!" kata Dewa Hong lalu dia kembali mengayunkan tubuh Bara yang masih ada dalam cengkraman tangannya ke
Tubuh sosok bersayap kelelawar itu terbakar hebat dan seketika berubah menjadi abu dalam waktu sekejap mata. Dan yang tersisa disana hanya ada satu butiran kecil yang menyala. Itu adalah Inti Jiwa dari makluk tersebut. Bara mengarahkan tanganya ke benda tersebut sehingga benda berbentuk kelereng itu melayang terbang kearahnya.Setelah Inti Jiwa dari makhluk tersebut ada di tangannya, Bara tersenyum kecil."Aku kira akan menjadi Inti Jiwa yang bagus...Huh, ternyata hanya setingkat ini." gerutu nya lalu dia pun menelan butiran inti jiwa tersebut. Yui yang melihat itu terkejut."Hei! Kau langsung telan Inti Jiwa itu mentah-mentah!?" serunya.Bara menoleh dan alis kanannya sedikit terangkat."Kenapa?" tanyanya."Kau...Apakah kau sering melakukan ini?" tanya Yui yang masih ada di gendonga pemuda tersebut."Tentu saja dan itu tak masalah sama sekali bagiku," kata Bara."Bodoh! Kau menyiksa tubuhmu sendiri jika kau melakukan itu dalam waktu lama!" kata Yui membuat mata Bara terbelalak."Apa
Bara Sena melangkah dengan perlahan memasuki Hutan Mati dimana semua pohon yang ada disana hanyalah pohon kering tanpa daun sama sekali. Yui yang berada di gendongan punggung sang pemuda hanya bisa ikut mengawasi keadaan di sekitar dengan waspada."Tak ada pergerakan apa pun yang aku rasakan," kata Bara dengan suara lirih."Justru karena sepi seperti ini kita harus meningkatkan kewaspadaan...Aku merasa gelisah sejak tadi...Kau tahu bukan, bagaimana seekor ular yang gelisah merasakan hawa kehadiran yang tidak jelas?" sahut Yui membuka Bara mengangguk paham.Setiap langkah kaki pemuda itu meninggalkan jejak api yang menyala. Setelah perjalanan hampir mencapai di Kuil, barulah Bara Sena merasakan ada sesuatu yang mengikutinya dari belakang."Sepertinya mereka mulai datang...Aku bisa merasakan ada beberapa ekor yang mengawasi pergerakan kita," bisik Yui."Aku tahu. Tenang saja, setelah sampai di Kuil, kau cukup duduk saja dan menantiku..." kata Bara. Yui mengangguk pelan.Pendekar Golok I
Bara Sena yang saat itu dalam wujud Iblis Neraka melangkah melewati bebatuan tinggi yang tersebar di sejauh mata memandang."Apa di tempat ini hanya ada batu-batu aneh seperti ini?" tanya Bara."Benar. Lembah ini dipenuhi oleh batu-batu ini. Tapi, ada beberapa wilayah seperti hutan mati, lalu ada juga wilayah yang bersalju. Sejauh ini hanya itu yang aku tahu," kata Yui."Hm...selama ribuan tahun, kau juga tak menemukan keberadaan Mahkota Raja itu sama sekali?" tanya Bara.Yui tersenyum kecut."Kau sudah tahu itu.Kalau aku menemukan mahkota tersebut, tidak mungkin aku terus berada di tempat aneh ini terpenjara seumur hidup." kata Yui dengan wajah terlihat kesal.Bara hanya tersenyum kecil melihat wajah cemberut Yui. Dia kembali melangkah dan wanita itu mengikutinya dari belakang. Setelah berjalan cukup lama menembus bebatuan yang menjulang tinggi, tiba-tiba Bara Sena mendadak berhenti."Tunggu...! Didepan sana ada sesuatu..." ucap pemuda tersebut.Yui yang berada di belakang Pendekar G
Bara Sena tertegun mendengar apa yang wanita itu katakan. Dia sama sekali tak terpikir bahwa lembah itu hanya untuk menghukum atau mengutuk para Dewa saja. Itu sebabnya lembah tersebut bernama Lembah Kutukan Dewa."Tapi...Kenapa kekuatan Iblis di dalam tubuhku tak bisa keluar?" nyeletuk pemuda tersebut tanpa sadar membuat wanita itu berjalan mengitari api unggun lalu mendekat kearah Bara Sena. "Iblis? Jadi didalam tubuhmu ada iblis?" tanya wanita tersebut.Bara sempat ragu dan merasa menyesal sudah berkata yang seharusnya tidak dia katakan. Tapi karena sudah kepalang tanggung, akhirnya dia menjawab dengan anggukkan kepala. Wajah wanita itu tiba-tiba menjadi terlihat berseri."Kalau begitu, kau bisa memiliki kekuatan Iblis itu!" serunya sambil meraih tangan Bara Sena. Sontak saja pemuda itu menarik kembali tanganya dari tangan wanita tersebut."Bagaimana caranya?" tanya Bara. Dia melihat wajah tak suka dari wanita itu setelah tangannya yang tengah di pegang oleh si wanita dia tarik ke
Suara aneh yang terdengar mendesis itu adalah suara seekor ular kobra berukuran sangat besar. Ular tersebut mengitari batu tempat dimana Bara bersembunyi dengan melata tanpa suara. Hanya sesekali terdengar suara mendesis dari lidahnya yang juga sesekali keluar dari mulutnya untuk mencari keberadaan mangsa yang tengah dia incar. Dan saat ini, mangsa yang tengah dia buru adalah Bara Sena yang bersembunyi dibalik celah batu tersebut."Sialan...! Kenapa aku menjadi ketakutan seperti ini menghadapi makhluk rendah seperti mereka..? Padahal mereka hanyalah binatang biasa..." batin Bara dengan keringat dingin yang mulai bercucuran.Ular itu kembali mendesis dengan suara yang lebih keras. Dan perlahan-lahan kepalanya mendekati celah dimana Bara Sena berada. Namun karena saking besarnya, kepala ular itu tak bisa masuk kedalam celah batu. Beruntung sekali pemuda itu karena dua binatang yang mengincar dirinya memiliki ukuran tubuh yang tak biasa.Beberapa kali kepala ular itu mencoba untuk masuk