Yue Fei mencolek bahu Bara Sena."Katakan padaku, bagaimana cara kau membunuh Chu Yi?" tanya Yue Fei.Bara Sena tak langsung menjawab. Dia berpikir dua kali untuk menjawab pertanyaan gadis itu. Karena ilmu Raga sukma tidak bisa dikatakan begitu saja kepada orang lain. Itu pesan yang disampaikan oleh Kahiyang Dewi yang mengajari dirinya. "Maaf Yue Fei...Jurus itu berkaitan erat dengan seseorang yang menjadi guruku. Jika aku mengatakannya padamu, maka aku telah melanggar apa yang guruku katakan. Kau pasti paham dengan peraturan seperti itu bukan?" kata Bara Sena. Yue Fei tak bisa mendesak lebih jauh lagi setelah Bara berkata seperti itu. Meski dia sangat penasaran sekalipun. Tapi gadis itu memiliki akal yang cukup panjang. Agar Xue Ruo tidak mendengar apa yang dia katakan, maka Yue Fei pun mendekati Bara lalu berisik."Bukankah kau bilang aku ini adalah istrimu? Mana ada seorang suami merahasiakan sesuatu dari istrinya?" Mendengar bisikan tersebut membuat Bara berbunga-bunga. "Akhir
Kahiyang Dewi menoleh ke belakang."Bara, ada kekuatan tersembunyi di dalam tubuhmu. Saat ini kau hanya bisa menggunakan itu saat keadaanmu tengah tidak stabil. Namun membuat keadaan seperti itu tidaklah mudah. Untuk melawan Iblis Mata Satu ini, kau harus menggunakan kekuatan yang tersembunyi itu..." kata Kahiyang Dewi."Aku tidak tahu, kekuatan tersembunyi apa yang ada di dalam tubuhku. Tapi, aku ini adalah seorang dewa. Aku tak pernah takut kepada siapa pun apalagi iblis jelek mata satu ini...Aku akan melawannya..." kata Bara."Aku hanya bisa memberitahu hal ini. Untuk saat ini, aku masih belum bisa menggunakan kekuatan milikku karena kejadian tempo hari yang mengharuskan aku meminjam tubuhmu. Itu sangat memakan banyak kekuatan jiwa..." kata Kahiyang Dewi."Serahkan makhluk ini kepadaku. Semoga saja aku bisa menahannya," kata Bara."Aku akan membantumu sedikit. Berikan tanganmu padaku," kata Kahiyang.Bara Sena memberikan tangan kanannya. Yue Fei hanya memperhatikan apa yang dilakuk
Yang Yue Fei terpuruk di atas es yang menutupi tanah dan semua pepohonan di Hutan tersebut.Air matanya menetes tanpa dia sadari."Kakak Bara..." ucapnya lirih.Tiba-tiba saja dari arah depan sana, sekitar dua puluh tombak dari Yue Fie, terdengar suara gemuruh. Yue Fei pun menatap kearah sana dengan tatapan tajam."Tidak mungkin...Ini adalah Es Abadi yang tak bisa dihancurkan...Bagaimana bisa dia masih hidup!?" batin Yue Fei.Duaaaarrrr!!!Ledakan keras terdengar dan muncul satu sosok yang melompat ke udara dari dalam ledakan tersebut. Bum!Kedua kaki yang terbungkus batu itu mendarat ditanah dan langsung menghancurkan tanah tersebut. Kedua mata Yue Fei menatap tak berkedip ke arah sosok yang tak lain adalah Iblis Mata Satu.Nampak terlihat sosok itu baik-baik saja meski baru saja dihajar oleh Seribu Es Langit milik Yue Fei."DARAH...AKU BUTUH DARAH...LAPAARRRR...!" lirih Iblis Mata Satu sambil menganga menunjukkan gigi tajamnya yang sangat mirip dengan gigi binatang buas.Yue Fei te
Bara Sena dengan kekuatan pinjaman milik Kahiyang Dewi berkelebat menghindari serangan dari sosok hitam yang baru saja keluar dari mulut Iblis Mata Satu. Sosok besar dengan dua tanduk sebesar tanduk kerbau dan mata satu yang menyala merah."Sial...Ini belum waktunya bagiku melawan makhluk sekuat ini...!" batin Bara.Dia berharap kekuatan asli miliknya bangkit seperti waktu itu. Namun itu tidak mudah karena tidak ada pemicu yang berarti. Alhasil Bara pun hanya bisa menghindari serangan makhluk hitam yang rupa-rupanya adalah Jiwa dari Iblis Tanduk Api atau semacam ilmu Raga Sukma yang sama dengan milik Bara dan Yue Fei.Yue Fei sendiri tak bisa berbuat banyak. Tenaga dalamnya telah terkuras habis saat menggunakan kekuatan pamungkasnya. Dalam keadaan diburu lawan, Bara harus berpikir keras untuk mundur atau terus bertarung dengan menghindar terus menerus tanpa bisa menyerang."Pilihan yang sangat menyebalkan...!" batin Bara yang pada akhirnya dia lebih memilih untuk mundur demi keselamat
"Ratu Ular Hijau...!?" lirih Bara Sena begitu mendengar wanita cantik yang ada di hadapannya mengatakan siapa dirinya kepada pemuda tersebut.Wanita itu tersenyum sambil berjalan mendekat ke arah Bara dengan langkah yang gemulai anggun. Saat kakinya melangkah, belahan pakaian bawah nya tersingkap dan kaki putih mulus pun terlihat mengkilap."Aku adalah Ratu yang berkuasa atas telaga ini. Siapa pun yang ingin berada disini apalagi mengambil sesuatu yang bukan miliknya, dia harus meminta ijin lebih dulu, atau dia akan berakhir menjadi makananku..." kata Ratu Ular.Bara Sena tersenyum sambil melangkah mundur menjauh dari wanita itu karena jaraknya semakin dekat. Dia harus tetap waspada apa pun yang akan wanita itu lakukan."Kalau begitu, aku meminta ijin padamu Ratu Ular, aku meminta dengan tulus biarkan aku kembali ke goa untuk mengobati kawanku yang terluka...Aku tak berniat untuk mencari permusuhan disini..." kata Bara Sena.Mata hijau wanita itu sedikit berkilat. Dia mengendus selama
Bara Sena duduk di depan Yue Fei. Dia telah menyalakan api untuk menghangatkan tubuh. Sementara itu Xue Ruo mengeluarkan beberapa peralatan untuk memasak dari cincin ruang miliknya. Bara mendudukkan Yue Fei agar dia bisa membantu mengobati gadis itu. Dia membuka pakaian atas Yue Fei dan memulai pengobatannya dengan jarum perak. "Apa yang kau lakukan?" tanya Yue Fei lemah. "Mengembalikan kekuatan milikmu. Saat ini, hanya itu satu-satunya jalan." kata Bara. 12 jarum telah tertancap di punggung si gadis. Aura kuning pun keluar dari jarum tersebut saat Bara menyalurkan tenaga dalamnya. Yue Fei merintih perlahan. "Panas..." "Tahan sebentar. Aku tengah menyalurkan kekuatan milikku untuk membersihkan penyumbatan akibat kekuatan es yang kau keluarkan sebelumnya..." kata Bara. Yue Fei diam tak menyahut. Saat ini dia merasa sekujur tubuhnya tengah dibakar. Panas dan membuat tubuhnya berkeringat serta kulitnya yang menjadi kemerahan. "Tubuhmu benar-benar indah istriku. Jika tidak ada ora
Bara Sena dan Xue Ruo terkejut saat melihat empat sosok wanita berpakaian hijau menyerang mereka. Keduanya yang tengah menyiapkan makanan langsung melompat menghadang empat wanita tersebut. "Apa yang kalian lakukan!?" teriak Bara sambil mengepalkan tinju nya. Dia merasa khawatir jika Yue Fei gagal menembus tingkat 2 gara-gara para wanita itu. Jika sampai gagal, gadis itu malah akan mendapat celaka. "Ratu menginginkan kalian!" teriak wanita yang paling depan. Bara Sena menoleh ke arah Xue Ruo. "Lindungi Yue Fei sebisa mungkin. Jangan sampai dia gagal menerobos atau kita semua akan mati," kata Bara. Xue Ruo mengangguk. Dia mengeluarkan pedang miliknya dari cincin ruang. "Tentu saja aku akan berjuang bersama. Akan kubalaskan dendam Su Mo Yi dan An Yu!" teriak Xue Ruo lalu dia melesat menyongsong wanita-wanita ular tersebut. Bara Sena mengeluarkan Benang Pengikat Jiwa yang dia dapat dari Xiao Shin. Pertarungan tak seimbang itu pun terjadi di dalam goa. Bara melesat dengan cepat da
Sosok Bara Sena yang sebelumnya tak sadarkan diri bangkit setelah Xue Ruo membangunkannya. Namun sosok Bara Sena berubah menjadi aneh dan wujudnya juga menjadi sosok yang belum pernah Xuo Ruo lihat sama sekali. Itu adalah sosok pria bertanduk biru yang tumbuh hanya di sisi kanannya saja. Tak hanya itu, aura yang sangat dingin luar biasa memenuhi ruangan goa tersebut. Untungnya Bara Sena yang tengah dikuasai oleh sesuatu itu memberikan sebuah perisai cahaya kepada gadis itu sehingga Xue Ruo aman dari hawa dingin. Kini Bara yang berada dalam wujud makhluk tak dikenal menatap tajam dengan tatapan membunuh pada dua wanita ular yang saat itu wujudnya menjadi sosok menyeramkan dengan dua tangannya yang besar."APA KALIAN INGIN MENJADI DAGING BEKU!?" Terdengar suara berat dari mulut Bara Sena. Itu jelas bukan suara sang pemuda. "Siapa kau!?" tanya salah satu wanita yang merasa tubuhnya mulai membeku karena hawa dingin yang luar biasa. Yue Fei yang saat itu masih melakukan terobosan tak m
Sosok wanita yang baru saja membukakan pintu terkejut dengan kemunculan pemuda tampan yang tahu nama dirinya dan siapa suaminya."Kau siapa? Bagaimana kau bisa tahu namaku?" tanya wanita tersebut."Aku tahu dari Kahiyang Dewi semua tentang Gandi dan dirimu. Bolehkah aku masuk? Ada yang ingin aku bicarakan denganmu," kata Bara."Oh...Sebentar, aku sendirian di rumah ini..." ucap wanita itu seolah enggan menerima tamu seorang pemuda tampan yang dia tak tahu siapa orang tersebut."Ada aku Sinta," terdengar satu suara dari balik tubuh Bara Sena. Saat wanita itu melongok keluar pintu, dia melihat Raja Kartikeyasingha yang berdiri di belakang sang Pendekar Golok Iblis."Paman...! Kalau begitu silahkan masuk!" kata Sinta sambil membuka pintu lebar-lebar. Dia merasa tenang setelah melihat Raja Kalinggapura tersebut ada disana. Itu artinya dia tidak sendirian.Bara dan Raja duduk di sebuah kursi kayu. Sementara Rara Sinta membuatkan minuman panas. Aroma teh yang wangi mengingatkan Bara saat
Tak terasa, perjalanan Bara Sena dan armada Kekaisaran Zhou sudah memasuki kawasan laut Jawa. Itu artinya sebentar lagi mereka akan sampai di Pelabuhan Kalingga. Sebelum sampai kesana, Bara mengajak semua pengikutnya untuk memasuki Lantai Rahasia yang dia dapatkan setelah mengalahkan Dewa Hong di Lantai 100 Ujian Pagoda Dewa.Di lantai tersebut Bara menemukan banyak harta Karun yang tentu saja tidak dia makan sendiri. Para pengikutnya pun mendapatkan banyak harta Karun untuk menunjang kemampuan bertarung mereka. Bara mendapatkan satu gelang perak yang memiliki kemampuan untuk menahan tenaga dalam. Dia memberikan gelang tersebut kepada anaknya yang masih kecil dari Dewi Biru Xue Ruo bernama Meili Tianshi. Hal itu dikarenakan gadis bayi itu belum mampu mengendalikan kekuatannya yang sangat besar. Akan sangat berbahaya jika sampai tak terkendali diluar sana. Meili bisa menjadi bencana bagi manusia.Harta Dewa Hong terlalu banyak sehingga mereka semua bingung memilih harta untuk kemampuan
Clep!Ranting itu menancap di bagian paling memalukan Dewa Angin Hong Li. Sontak saja hal itu membangunkan Dewa yang baru saja terkapar setelah terkena jurus ilusi milik Kala."Bocah keparat! Apa yang kau lakukan padaku!?" teriak Dewa Hong marah namun dia tak bisa bergerak sama sekali."Oh...! Maaf! Aku kira kau sudah mati!" sahut Bara lalu dia membuang ranting yang dia gunakan untuk menyogok tubuh Dewa tersebut."Aku kalah darimu...Kau pantas menjadi pemilik Pagoda Dewa ini..Dan sebagai hadiah, kau akan mendapatkan sebagian kekuatan yang aku simpan di dalam peti ini...Anggap saja ini sebagai hadiah untuk pemilik baru, bukan hadiah karena kau telah mengalahkan aku. Namun tetap saja, kau akan mendapatkan hadiah sesuai yang telah di tetapkan di Ujian Pagoda Dewa ini..." kata Dewa Hong masih dalam keadaan tengkurap.Sebuah peti perak muncul di hadapan Bara Sena. Dengan rasa penasaran yang tinggi, pemuda itu pun membuka peti tersebut. dan didalam peti itu nampak sebutir pil berwarna putih
Blaaaarrr!!!Ledakan keras menggelegar terdengar saat tinju Bara Sena menghujam. Awalnya pemuda itu yakin serangannya akan membuahkan hasil. Namun ternyata, Dewa Hong tak semudah yang dia kira. Sesuatu yang menyerupai penutup kepala untuk prajurit perang menutupi kepala pria bernama Hong Li tersebut. Dan pelindung kepala itu tercipta dari kekuatan angin miliknya. Ledakan keras tercipta setelah tinju Bara menghantam pelindung tersebut dikarenakan pelindung itu memiliki kekuatan badai yang mampu menahan serangan apa pun!Disaat Bara tercengang dan kaget dengan apa yang dilihatnya, tangan Dewa Hong tiba-tiba saja sudah mencengkram kaki kanannya. Lalu denga satu kali tarikan, tubuh pemuda itu pun menghantam tanah dari pulau terbang tersebut dengan sangat keras hingga tanah itu hancur."Kau cukup pandai juga. Tapi sayangnya aku bukan Dewa lemah yang bisa dengan mudah kau kalahkan anak muda!" kata Dewa Hong lalu dia kembali mengayunkan tubuh Bara yang masih ada dalam cengkraman tangannya ke
Tubuh sosok bersayap kelelawar itu terbakar hebat dan seketika berubah menjadi abu dalam waktu sekejap mata. Dan yang tersisa disana hanya ada satu butiran kecil yang menyala. Itu adalah Inti Jiwa dari makluk tersebut. Bara mengarahkan tanganya ke benda tersebut sehingga benda berbentuk kelereng itu melayang terbang kearahnya.Setelah Inti Jiwa dari makhluk tersebut ada di tangannya, Bara tersenyum kecil."Aku kira akan menjadi Inti Jiwa yang bagus...Huh, ternyata hanya setingkat ini." gerutu nya lalu dia pun menelan butiran inti jiwa tersebut. Yui yang melihat itu terkejut."Hei! Kau langsung telan Inti Jiwa itu mentah-mentah!?" serunya.Bara menoleh dan alis kanannya sedikit terangkat."Kenapa?" tanyanya."Kau...Apakah kau sering melakukan ini?" tanya Yui yang masih ada di gendonga pemuda tersebut."Tentu saja dan itu tak masalah sama sekali bagiku," kata Bara."Bodoh! Kau menyiksa tubuhmu sendiri jika kau melakukan itu dalam waktu lama!" kata Yui membuat mata Bara terbelalak."Apa
Bara Sena melangkah dengan perlahan memasuki Hutan Mati dimana semua pohon yang ada disana hanyalah pohon kering tanpa daun sama sekali. Yui yang berada di gendongan punggung sang pemuda hanya bisa ikut mengawasi keadaan di sekitar dengan waspada."Tak ada pergerakan apa pun yang aku rasakan," kata Bara dengan suara lirih."Justru karena sepi seperti ini kita harus meningkatkan kewaspadaan...Aku merasa gelisah sejak tadi...Kau tahu bukan, bagaimana seekor ular yang gelisah merasakan hawa kehadiran yang tidak jelas?" sahut Yui membuka Bara mengangguk paham.Setiap langkah kaki pemuda itu meninggalkan jejak api yang menyala. Setelah perjalanan hampir mencapai di Kuil, barulah Bara Sena merasakan ada sesuatu yang mengikutinya dari belakang."Sepertinya mereka mulai datang...Aku bisa merasakan ada beberapa ekor yang mengawasi pergerakan kita," bisik Yui."Aku tahu. Tenang saja, setelah sampai di Kuil, kau cukup duduk saja dan menantiku..." kata Bara. Yui mengangguk pelan.Pendekar Golok I
Bara Sena yang saat itu dalam wujud Iblis Neraka melangkah melewati bebatuan tinggi yang tersebar di sejauh mata memandang."Apa di tempat ini hanya ada batu-batu aneh seperti ini?" tanya Bara."Benar. Lembah ini dipenuhi oleh batu-batu ini. Tapi, ada beberapa wilayah seperti hutan mati, lalu ada juga wilayah yang bersalju. Sejauh ini hanya itu yang aku tahu," kata Yui."Hm...selama ribuan tahun, kau juga tak menemukan keberadaan Mahkota Raja itu sama sekali?" tanya Bara.Yui tersenyum kecut."Kau sudah tahu itu.Kalau aku menemukan mahkota tersebut, tidak mungkin aku terus berada di tempat aneh ini terpenjara seumur hidup." kata Yui dengan wajah terlihat kesal.Bara hanya tersenyum kecil melihat wajah cemberut Yui. Dia kembali melangkah dan wanita itu mengikutinya dari belakang. Setelah berjalan cukup lama menembus bebatuan yang menjulang tinggi, tiba-tiba Bara Sena mendadak berhenti."Tunggu...! Didepan sana ada sesuatu..." ucap pemuda tersebut.Yui yang berada di belakang Pendekar G
Bara Sena tertegun mendengar apa yang wanita itu katakan. Dia sama sekali tak terpikir bahwa lembah itu hanya untuk menghukum atau mengutuk para Dewa saja. Itu sebabnya lembah tersebut bernama Lembah Kutukan Dewa."Tapi...Kenapa kekuatan Iblis di dalam tubuhku tak bisa keluar?" nyeletuk pemuda tersebut tanpa sadar membuat wanita itu berjalan mengitari api unggun lalu mendekat kearah Bara Sena. "Iblis? Jadi didalam tubuhmu ada iblis?" tanya wanita tersebut.Bara sempat ragu dan merasa menyesal sudah berkata yang seharusnya tidak dia katakan. Tapi karena sudah kepalang tanggung, akhirnya dia menjawab dengan anggukkan kepala. Wajah wanita itu tiba-tiba menjadi terlihat berseri."Kalau begitu, kau bisa memiliki kekuatan Iblis itu!" serunya sambil meraih tangan Bara Sena. Sontak saja pemuda itu menarik kembali tanganya dari tangan wanita tersebut."Bagaimana caranya?" tanya Bara. Dia melihat wajah tak suka dari wanita itu setelah tangannya yang tengah di pegang oleh si wanita dia tarik ke
Suara aneh yang terdengar mendesis itu adalah suara seekor ular kobra berukuran sangat besar. Ular tersebut mengitari batu tempat dimana Bara bersembunyi dengan melata tanpa suara. Hanya sesekali terdengar suara mendesis dari lidahnya yang juga sesekali keluar dari mulutnya untuk mencari keberadaan mangsa yang tengah dia incar. Dan saat ini, mangsa yang tengah dia buru adalah Bara Sena yang bersembunyi dibalik celah batu tersebut."Sialan...! Kenapa aku menjadi ketakutan seperti ini menghadapi makhluk rendah seperti mereka..? Padahal mereka hanyalah binatang biasa..." batin Bara dengan keringat dingin yang mulai bercucuran.Ular itu kembali mendesis dengan suara yang lebih keras. Dan perlahan-lahan kepalanya mendekati celah dimana Bara Sena berada. Namun karena saking besarnya, kepala ular itu tak bisa masuk kedalam celah batu. Beruntung sekali pemuda itu karena dua binatang yang mengincar dirinya memiliki ukuran tubuh yang tak biasa.Beberapa kali kepala ular itu mencoba untuk masuk