Beranda / Pendekar / Legenda Dewa Cahaya / 408.Arena Kematian

Share

408.Arena Kematian

Penulis: Gibran
last update Terakhir Diperbarui: 2024-08-01 09:04:38

Bara Sena membuka kedua matanya. Hal pertama yang dia lihat adalah Golok Luo Tian Long yang menancap di lantai.

"Aku sudah kembali...? Tian Zu...Luo Zhen...Aku belum bertemu mereka sebelum kembali kesini. Sepertinya mereka yang mengantar sukma ku kembali kedalam raga...Tian Zu...Aku belum sempat melihat wajah cantikmu lagi..." batin Bara. Dia pun meraba bibirnya. Ingatan nya melayang saat dia dan Tian Zu saling berciuman.

"Aku berhasil memerintah Rantai Hijau kembali kedalam Istana Luo Tian. Apakah itu artinya saat ini aku bisa mengendalikan kekuatannya?" ucap pemuda itu dalam hati sambil bangkit berdiri.

Dia mencabut Golok yang menancap di lantai.

"Saat ini, namamu akan aku ganti. Kau bukan lagi Golok Luo Tian Long, tapi saat ini kau adalah Golok Iblis! Dan aku akan memberi julukan pada diriku sendiri sebagai Pendekar Golok iblis!" ucap Bara dengan suara lantang.

Golok besar di tangan nya tersebut bergetar hebat lalu memancarkan cahaya merah kehijauan seolah menerima nama tersebut de
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Legenda Dewa Cahaya   409.Arena Kematian (2)

    Bara Sena berdiri diatas arena sambil menatap kearah Iblis yang baru saja dia pukul hingga mencelat keluar arena. "Pemenangnya adalah...Hei, namamu siapa!?" teriak moderator yang ada disana. Dia ternyata duduk diatas bola biru berukuran cukup besar yang melayang di udara. Bara Sena mengangkat kepalanya dan menatap pria tersebut."Aku Pendekar Golok Iblis!" sahut Bara sambil menyeringai."Cih, sombong sekali kau dalam berkata. Baiklah! Pemenangnya adalah Pendekar Golok Iblis! Pendatang baru di dunia ini!" teriak moderator yang menurut Bara adalah seorang Dewa tingkat bawah atau sejajar dengan Shi Yun.Tak ada suara menyahut seperti gemuruh teriakan atau tepuk tangan. Semua orang menatap kearah Bara Sena yang berdiri di atas arena sambil sedekap tangan."Pendekar, Iblis itu berhasil kau kalahkan. Kau bisa mengambil Inti Jiwanya sekarang. Jika kau tidak mengambilnya, maka inti Jiwa itu akan diambil orang lain." kata Moderator yang membawakan acara pertarungan di arena Kematian tersebut.

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-01
  • Legenda Dewa Cahaya   410.Dewa Air

    Sambil tersenyu tipis Bara pun melepaskan Bola Api miliknya kearah bawah dimana Hantu Putih terlihat sekarat dengan tubuhnya yang hancur. Wosssh!Bola Api itu pun menghantam tubuh Hantu Putih yang seketika kemudian terjadi ledakan api yang cukup besar. Gelombang api tak sampai keluar arena. Hanya saja,arena tersebut kini berubah menjadi arena api yang membara. Bara yang saat itu berada dalam wujud Iblis Tanduk Api pun mendarat di atas arena yang masih terbakar. Jika dilihat dari sudut penonton tentu saja dia sangat mengerikan. Ditambah api yang membara di atas lantai arena, membuat dia semakin terlihat seperti iblis kejam."Dia menghabisi Hantu Putih yang sudah menjadi Pendekar mengerikan di tingkat Cakrawala...Padahal Bocah ini masih berada di Ranah Alam Mendalam...Yang benar saja..." gumam salah satu Dewa yang berada di bawah arena.Bara Sena mengibaskan tangannya. Api yang menutupi arena langsung terhempas kearah penonton yang ada di sebelah barat dimana para dewa berada. Sontak

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-02
  • Legenda Dewa Cahaya   411.Dewa Air(2)

    Bara Sena hanya menyeringai lalu tinjunya yang masih menempel di perut Dewa Air Isakius bergerak keatas sehingga tubuh Dewa tersebut terangkat. Bara berniat untuk membanting tubuh Isakius ke arena yang ada di bawah sana. Namun empat tangan air berukuran besar yang membawa pedang tersebut bergerak lebih dulu menyambar tubuh Bara hingga membuat pemuda itu terpental.Isakius berhasil bernafas lega setelah Bara menjauh. Meski begitu, rasa sakit pada perutnya terasa semakin menjadi. Saat dia memeriksa apa yang terjadi pada perutnya dia pun terkejut melihat perutnya telah bolong sehingga terlihat usus didalamnya bergerak-gerak."Bagaimana bisa dia menembus tubuh dewa ku...Kekuatan apa yang dia gunakan..Ugh...Hooeeekkk!" baru saja berkata, pria tersebut langsung memuntahkan darah merah segar yang mengepulkan asap.Semua orang benar-benar dibuat terkejut melihat Dewa Air terluka parah hanya karena sebuah pukulan."Apa yang terjadi padanya...? Dia menutupi perutnya terus..." ucap satu Dewa yan

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-02
  • Legenda Dewa Cahaya   412.Ranah Cakrawala

    Bara Sena menghancurkan bola es yang ada di depannya menggunakan kekuatan api miliknya. Tidak lama untuknya menghancurkan bola tersebut termasuk tubuh Dewa Air Isakius yang ada didalamnya. Dia membakar semuanya hingga hanya tersisa Inti Jiwa yang bersinar biru. Pemuda itu mengambil benda bulat sebesar kelereng yang melayang di udara tersebut."Inti Jiwa Tingkat Dewa...Meski masih berada di tingkat rendah, ini sudah cukup untuk menaikkan kekuatan ku hingga ke tingkat Cakrawala. Sepertinya aku membutuhkan waktu untuk menyerap ini. Berapa lama waktu yang juri itu berikan untuk beristirahat?" batin Bara."Anu, Pendekar Golok Iblis, apakah kau ingin beristirahat sebentar atau mau melanjutkan pertarungan?'" tanya moderator."Aku merasa lelah, berapa lama waktu yang diberikan untuk istirahat?" tanya Bara."Sepeminuman teh. Itu waktu yang diberikan. Jika masih belum naik keatas arena, kau akan kena hukuman," kata moderator tersebut."Jadi, dimana tempat untuk istirahat?" tanya Bara."Ada temp

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-03
  • Legenda Dewa Cahaya   413.Pangeran Amiri

    Bara berdiri sambil sedekap tangan. Dia memejamkan matanya sambil merasakan kekuatan di sekitarnya. Bibirnya tersenyum setelah dia bisa merasakan keberadaan lawan yang kuat."Mereka masih menunggu. Sepertinya para Dewa dan Iblis yang Licik ini menunggu aku mengungkap semua kekuatan dan mencari celah saat aku lengah. Tapi aku tak akan lengah...Semua sudah dalam rencanaku. Saatnya mencari mangsa...Aku menanti lawan yang kuat yang bisa membuatku mengeluarkan Golok Iblis ini," batin Bara."Siapa yang akan melawan Pendekar Golok Iblis!? Silahkan naik keatas Arena Kematian!" teriak moderator.Terdengar suara bisik-bisik dari para iblis dan Dewa yang ada disana. Lalu terdengar satu suara dari arah tempat para dewa berkumpul."Katanya dia itu Pendekar Golok Iblis. Tapi mana Goloknya!? Sejak tadi kami tidak melihat Golok Iblis miliknya!"Moderator menoleh kearah Bara. Pemuda itu pun membuka matanya lalu tersenyum sinis."Itu tergantung kemampuan lawanku. Jika ada yang bisa membuat aku mengelua

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-03
  • Legenda Dewa Cahaya   414.Pangeran Amiri(2)

    Duaaaarrrr!!!Terdengar suara keras yang menggema di ruangan tersebut saat siku Pangeran Amiri menghujam ke punggung Bara Sena. Namun alangkah kagetnya Dewa Bumi itu saat melihat Bara Sena yang ada di bawahnya itu telah melindungi tubuhnya menggunakan Perisai cahaya."Perisai...?" Bara yang masih telungkup itu tiba-tiba membuat gerakan berputar dan langsung menyambar kedua kaki Dewa Bumi tersebut dengan sekali serang membuat Pangeran Amir itu pun terjungkal.Saat Dewa Bumi itu terjatuh ke lantai, tiba-tiba saja muncul rantai ungu yang mengikat tubuhnya. Bara pun memiliki kesempatan untuk bangkit berdiri. Dia menatap Pangeran Amiri yang tengah berusaha melepaskan diri dari rantai ungu milik Bara."Aku pikir kau tidak akan berbuat curang seperti itu. Tapi ternyata kau itu Licik seperti halnya iblis. Aku tarik keinginanku untuk tidak membunuhmu Dewa Bumi Amiri!" ucap Bara lalu dia pun mengangkat tubuh Dewa Bumi tersebut menggunakan Rantai Ungu miliknya. Tangan kanan Bara menyala merah

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-04
  • Legenda Dewa Cahaya   415.Jurus Tangan Dewa Kematian!

    Bara Sena cukup tersentak mendengar nama jurus yang Dewa Bumi Amiri katakan. Dari namanya saja jelas itu bukan jurus yang biasa-biasa saja. "Dua Jurus yang dia kerahkan sebelumnya bukan jurus rendahan. Aku harus menahan dengan kekuatan terbaik. Jika jurus ini lebih mengerikan dari dua jurus itu, berarti aku tidak boleh menganggapnya remeh. Tak ada cara lain...Ini belum waktunya Golok Iblis keluar. Masih ada musuh kuat yang menanti Golok ini keluar dan melihat kemampuan asliku. Sekarang, hanya ada satu cara untuk melawan Amiri si Dewa Bumi ini...Apalagi kalau bukan wujud Dewa Cahaya...!" batin Bara Sena.Pangeran Amiri kembali menggerakkan tangan seolah tengah membuka sesuatu di udara. Sesaat setelah itu, dari berbagai arah muncul lingkaran hitam yang mengelilingi arena kematian. Bara menatap ke kanan dan ke kiri. Dia menabak-nebak apa yang akan keluar dari dalam lingkaran tersebut."Kau masih tidak ingin mengeluarkan Golok Iblis yang mengagungkan julukanmu itu? Aku melawan mu karena

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-04
  • Legenda Dewa Cahaya   416.Hong Xin

    Bara tertegun mendengar suara yang tidak lain adalah suara dari Cakara."Kau berencana membangkitkan Dewa Bumi ini sebagai wadah jiwa ayahku?" tanya Bara."Tubuh Bima saat ini tidak tahu ada dimana. Meski tubuhnya tidak membusuk, pastilah banyak luka karena bekas pertarungan melawan dirimu. Tapi dengan tubuh Dewa Bumi ini, itu akan menjadi sempurna untuk kebangkitannya. Tubuh ini memiliki kekebalan yang luar biasa, meski tak sesuai keinginanmu karena wujudnya yang seperti itu, paling tidak, ada jiwa Bima yang bisa dikembalikan dan hidup seperti sediakala. Aku yakin, Bima tidak akan keberatan akan hal itu," kata Cakara.Bara terdiam sejenak mendengar hal itu. Dia tak menyangka sama sekali Cakara akan memiliki pemikiran seperti itu. Memang benar, dia sendiri tidak tahu dimana tubuh ayahnya setelah pertempuran besar di langit Selatan ratusan tahun lalu."Aku tidak mempermasalahkan wujud ayah...Meski sebenarnya memang aku tidak menyukai wujdu Dew

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-05

Bab terbaru

  • Legenda Dewa Cahaya   674.Probo Lintang(TAMAT)

    Sosok wanita yang baru saja membukakan pintu terkejut dengan kemunculan pemuda tampan yang tahu nama dirinya dan siapa suaminya. "Kau siapa? Bagaimana kau bisa tahu namaku?" tanya wanita tersebut. "Aku tahu dari Kahiyang Dewi semua tentang Gandi dan dirimu. Bolehkah aku masuk? Ada yang ingin aku bicarakan denganmu," kata Bara. "Oh...Sebentar, aku sendirian di rumah ini..." ucap wanita itu seolah enggan menerima tamu seorang pemuda tampan yang dia tak tahu siapa orang tersebut. "Ada aku Sinta," terdengar satu suara dari balik tubuh Bara Sena. Saat wanita itu melongok keluar pintu, dia melihat Raja Kartikeyasingha yang berdiri di belakang sang Pendekar Golok Iblis. "Paman...! Kalau begitu silahkan masuk!" kata Sinta sambil membuka pintu lebar-lebar. Dia merasa tenang setelah melihat Raja Kalinggapura tersebut ada disana. Itu artinya dia tidak sendirian. Bara dan Raja duduk di sebuah kursi kayu. Sementara Rara Sinta membuatkan minuman panas. Aroma teh yang wangi mengingatkan B

  • Legenda Dewa Cahaya   673.Kalinggapura

    Tak terasa, perjalanan Bara Sena dan armada Kekaisaran Zhou sudah memasuki kawasan laut Jawa. Itu artinya sebentar lagi mereka akan sampai di Pelabuhan Kalingga. Sebelum sampai kesana, Bara mengajak semua pengikutnya untuk memasuki Lantai Rahasia yang dia dapatkan setelah mengalahkan Dewa Hong di Lantai 100 Ujian Pagoda Dewa.Di lantai tersebut Bara menemukan banyak harta Karun yang tentu saja tidak dia makan sendiri. Para pengikutnya pun mendapatkan banyak harta Karun untuk menunjang kemampuan bertarung mereka. Bara mendapatkan satu gelang perak yang memiliki kemampuan untuk menahan tenaga dalam. Dia memberikan gelang tersebut kepada anaknya yang masih kecil dari Dewi Biru Xue Ruo bernama Meili Tianshi. Hal itu dikarenakan gadis bayi itu belum mampu mengendalikan kekuatannya yang sangat besar. Akan sangat berbahaya jika sampai tak terkendali diluar sana. Meili bisa menjadi bencana bagi manusia.Harta Dewa Hong terlalu banyak sehingga mereka semua bingung memilih harta untuk kemampuan

  • Legenda Dewa Cahaya   672.Kabar Bahagia

    Clep!Ranting itu menancap di bagian paling memalukan Dewa Angin Hong Li. Sontak saja hal itu membangunkan Dewa yang baru saja terkapar setelah terkena jurus ilusi milik Kala."Bocah keparat! Apa yang kau lakukan padaku!?" teriak Dewa Hong marah namun dia tak bisa bergerak sama sekali."Oh...! Maaf! Aku kira kau sudah mati!" sahut Bara lalu dia membuang ranting yang dia gunakan untuk menyogok tubuh Dewa tersebut."Aku kalah darimu...Kau pantas menjadi pemilik Pagoda Dewa ini..Dan sebagai hadiah, kau akan mendapatkan sebagian kekuatan yang aku simpan di dalam peti ini...Anggap saja ini sebagai hadiah untuk pemilik baru, bukan hadiah karena kau telah mengalahkan aku. Namun tetap saja, kau akan mendapatkan hadiah sesuai yang telah di tetapkan di Ujian Pagoda Dewa ini..." kata Dewa Hong masih dalam keadaan tengkurap.Sebuah peti perak muncul di hadapan Bara Sena. Dengan rasa penasaran yang tinggi, pemuda itu pun membuka peti tersebut. dan didalam peti itu nampak sebutir pil berwarna putih

  • Legenda Dewa Cahaya   671.Jurus Ilusi

    Blaaaarrr!!!Ledakan keras menggelegar terdengar saat tinju Bara Sena menghujam. Awalnya pemuda itu yakin serangannya akan membuahkan hasil. Namun ternyata, Dewa Hong tak semudah yang dia kira. Sesuatu yang menyerupai penutup kepala untuk prajurit perang menutupi kepala pria bernama Hong Li tersebut. Dan pelindung kepala itu tercipta dari kekuatan angin miliknya. Ledakan keras tercipta setelah tinju Bara menghantam pelindung tersebut dikarenakan pelindung itu memiliki kekuatan badai yang mampu menahan serangan apa pun!Disaat Bara tercengang dan kaget dengan apa yang dilihatnya, tangan Dewa Hong tiba-tiba saja sudah mencengkram kaki kanannya. Lalu denga satu kali tarikan, tubuh pemuda itu pun menghantam tanah dari pulau terbang tersebut dengan sangat keras hingga tanah itu hancur."Kau cukup pandai juga. Tapi sayangnya aku bukan Dewa lemah yang bisa dengan mudah kau kalahkan anak muda!" kata Dewa Hong lalu dia kembali mengayunkan tubuh Bara yang masih ada dalam cengkraman tangannya ke

  • Legenda Dewa Cahaya   670.Keluar Dari Lembah

    Tubuh sosok bersayap kelelawar itu terbakar hebat dan seketika berubah menjadi abu dalam waktu sekejap mata. Dan yang tersisa disana hanya ada satu butiran kecil yang menyala. Itu adalah Inti Jiwa dari makluk tersebut. Bara mengarahkan tanganya ke benda tersebut sehingga benda berbentuk kelereng itu melayang terbang kearahnya.Setelah Inti Jiwa dari makhluk tersebut ada di tangannya, Bara tersenyum kecil."Aku kira akan menjadi Inti Jiwa yang bagus...Huh, ternyata hanya setingkat ini." gerutu nya lalu dia pun menelan butiran inti jiwa tersebut. Yui yang melihat itu terkejut."Hei! Kau langsung telan Inti Jiwa itu mentah-mentah!?" serunya.Bara menoleh dan alis kanannya sedikit terangkat."Kenapa?" tanyanya."Kau...Apakah kau sering melakukan ini?" tanya Yui yang masih ada di gendonga pemuda tersebut."Tentu saja dan itu tak masalah sama sekali bagiku," kata Bara."Bodoh! Kau menyiksa tubuhmu sendiri jika kau melakukan itu dalam waktu lama!" kata Yui membuat mata Bara terbelalak."Apa

  • Legenda Dewa Cahaya   669.Para Penghadang

    Bara Sena melangkah dengan perlahan memasuki Hutan Mati dimana semua pohon yang ada disana hanyalah pohon kering tanpa daun sama sekali. Yui yang berada di gendongan punggung sang pemuda hanya bisa ikut mengawasi keadaan di sekitar dengan waspada."Tak ada pergerakan apa pun yang aku rasakan," kata Bara dengan suara lirih."Justru karena sepi seperti ini kita harus meningkatkan kewaspadaan...Aku merasa gelisah sejak tadi...Kau tahu bukan, bagaimana seekor ular yang gelisah merasakan hawa kehadiran yang tidak jelas?" sahut Yui membuka Bara mengangguk paham.Setiap langkah kaki pemuda itu meninggalkan jejak api yang menyala. Setelah perjalanan hampir mencapai di Kuil, barulah Bara Sena merasakan ada sesuatu yang mengikutinya dari belakang."Sepertinya mereka mulai datang...Aku bisa merasakan ada beberapa ekor yang mengawasi pergerakan kita," bisik Yui."Aku tahu. Tenang saja, setelah sampai di Kuil, kau cukup duduk saja dan menantiku..." kata Bara. Yui mengangguk pelan.Pendekar Golok I

  • Legenda Dewa Cahaya   668.Mahkota Raja

    Bara Sena yang saat itu dalam wujud Iblis Neraka melangkah melewati bebatuan tinggi yang tersebar di sejauh mata memandang."Apa di tempat ini hanya ada batu-batu aneh seperti ini?" tanya Bara."Benar. Lembah ini dipenuhi oleh batu-batu ini. Tapi, ada beberapa wilayah seperti hutan mati, lalu ada juga wilayah yang bersalju. Sejauh ini hanya itu yang aku tahu," kata Yui."Hm...selama ribuan tahun, kau juga tak menemukan keberadaan Mahkota Raja itu sama sekali?" tanya Bara.Yui tersenyum kecut."Kau sudah tahu itu.Kalau aku menemukan mahkota tersebut, tidak mungkin aku terus berada di tempat aneh ini terpenjara seumur hidup." kata Yui dengan wajah terlihat kesal.Bara hanya tersenyum kecil melihat wajah cemberut Yui. Dia kembali melangkah dan wanita itu mengikutinya dari belakang. Setelah berjalan cukup lama menembus bebatuan yang menjulang tinggi, tiba-tiba Bara Sena mendadak berhenti."Tunggu...! Didepan sana ada sesuatu..." ucap pemuda tersebut.Yui yang berada di belakang Pendekar G

  • Legenda Dewa Cahaya   667.Siluman Ular Hijau

    Bara Sena tertegun mendengar apa yang wanita itu katakan. Dia sama sekali tak terpikir bahwa lembah itu hanya untuk menghukum atau mengutuk para Dewa saja. Itu sebabnya lembah tersebut bernama Lembah Kutukan Dewa."Tapi...Kenapa kekuatan Iblis di dalam tubuhku tak bisa keluar?" nyeletuk pemuda tersebut tanpa sadar membuat wanita itu berjalan mengitari api unggun lalu mendekat kearah Bara Sena. "Iblis? Jadi didalam tubuhmu ada iblis?" tanya wanita tersebut.Bara sempat ragu dan merasa menyesal sudah berkata yang seharusnya tidak dia katakan. Tapi karena sudah kepalang tanggung, akhirnya dia menjawab dengan anggukkan kepala. Wajah wanita itu tiba-tiba menjadi terlihat berseri."Kalau begitu, kau bisa memiliki kekuatan Iblis itu!" serunya sambil meraih tangan Bara Sena. Sontak saja pemuda itu menarik kembali tanganya dari tangan wanita tersebut."Bagaimana caranya?" tanya Bara. Dia melihat wajah tak suka dari wanita itu setelah tangannya yang tengah di pegang oleh si wanita dia tarik ke

  • Legenda Dewa Cahaya   666.Wanita Misterius

    Suara aneh yang terdengar mendesis itu adalah suara seekor ular kobra berukuran sangat besar. Ular tersebut mengitari batu tempat dimana Bara bersembunyi dengan melata tanpa suara. Hanya sesekali terdengar suara mendesis dari lidahnya yang juga sesekali keluar dari mulutnya untuk mencari keberadaan mangsa yang tengah dia incar. Dan saat ini, mangsa yang tengah dia buru adalah Bara Sena yang bersembunyi dibalik celah batu tersebut."Sialan...! Kenapa aku menjadi ketakutan seperti ini menghadapi makhluk rendah seperti mereka..? Padahal mereka hanyalah binatang biasa..." batin Bara dengan keringat dingin yang mulai bercucuran.Ular itu kembali mendesis dengan suara yang lebih keras. Dan perlahan-lahan kepalanya mendekati celah dimana Bara Sena berada. Namun karena saking besarnya, kepala ular itu tak bisa masuk kedalam celah batu. Beruntung sekali pemuda itu karena dua binatang yang mengincar dirinya memiliki ukuran tubuh yang tak biasa.Beberapa kali kepala ular itu mencoba untuk masuk

DMCA.com Protection Status