Ikatan yang melebihi seorang teman, saudara. Itulah sebutan yang terlintas dalam benak mereka begitu melihat Gaston dan Halbert bersama. Selalu saja terlihat mereka yang terus-menerus melebarkan senyum seakan kedamaian telah ada di depan mata mereka. Namun suatu insiden yang melibatkan sihir gelap membuat semuanya menjadi kacau. Walau itu tidak terlihat di depan mata, tetap saja terasa begitu jelas. Hari ketika ia sedang menjalankan rencana, membuat para anggota pedang Raja sebagai tumbal tuk memancing Raja Dunia Bawah, justru terjadi hal tak diinginkan. Pedang perak berlumur darah memantulkan wajah bengis, tertawa. Namun air mata mengalir seakan sedang menangis. Tidak. Ya, dia benar-benar sedang menangis akan kejadian hal ini. Darah yang terciprat itu milik Halbert, ketika tahu bahwa dirinya lah yang membunuh temannya sendiri, ia sangat syok hingga tak kuasa menahan kedua kaki sampai ia terjatuh di atas tanah. “Raja Dunia Bawah, apa ini perbuatanmu? Jadi selama ini aku merasa k
Ikatan yang melebihi seorang teman, itulah saudara. Saudara tak tergantikan, yang selalu ada sejak kecil. Namun itu hanyalah ikatan di masa lalu.***Dengan sentuhan jari di dahi, membuat kepala Halbert terasa begitu sakit hingga dirinya menjerit bahkan berguling-guling di lantai lantaran rasa sakitnya sungguh tak tertahankan. Setelah menunggu selama beberapa saat, rasa sakitnya mereda dengan semua memori seseorang berada dalam kepalanya saat ini. “Ugh, pusing. Mual,” gerutu Halbert. “Hei, sudah sadar? Maaf ya aku sengaja membuatmu harus mengingat semua itu.” “Ah, siapa?” tanya Halbert seraya berwaspada dengan sikap bertarung. “Jangan terlalu berwaspada. Seharusnya kau tahu siapa aku 'kan?” Saat sosok pria tak jelas itu membuka tudungnya, Halbert pun terkejut. Tanpa sadar ia mengingat sosok pria itu tengah bercermin dengan menggunakan jas putih. “Aku? Bukan ...kau, Andrew. Ingatan ini, ulahmu ya?” terkanya.“Ya. Benar. Maaf ya. Tapi dengan ingatan itu, cukup bagimu mengerti aka
“Gaston, kau mengingat janji kita. Tapi apa kau tidak ingat bagaimana cara yang kau inginkan untuk membuat janji disepakati?” “Aku ...kita berjanji, untuk mengubah dunia ini. Dengan nyawamu, kita bisa melakukannya.”“Itu ...,” Titisan Valkriye membuat Raja Dunia Bawah bangkit. Jika dibunuh, tentu Raja Dunia Bawah akan mati. Tapi bagaimana jika titisan itu sudah berubah menjadi undead lalu Raja Dunia Bawah masih menetap? Maka itu tidak masuk akal. “Jiwaku sudah tidak semurni itu. Kalaupun benar aku adalah titisan itu, lantas kenapa aku jadi bagian dari sihir gelap? Bukankah titisan dengan Raja Dunia Bawah saling terhubung? Dan kalau benar, dari mana dia dapat kekuatan untuk bertahan?” tanya Halbert. “Itu pertanyaan yang masuk akal. Aku pun membangkitkanmu karena tahu Raja Dunia Bawah masih hidup,” tutur Andrew. “Ah, begitu rupanya. Sayang sekali, karena kalian sudah mengetahuinya. Sayang sekali,” ucap Gaston dengan menyeringai lebar. Senyum lebar tak menampakkan barisan gigi, ent
“Sedari awal, bencana telah lama mengintai. Kita harus lakukan sesuatu yang bahkan akan merugikanmu sendiri nantinya, Mr. Undead,” tuturnya sesaat sebelum berteleportasi.“Apa? Tunggu!” Terlambat sudah bagi Halbert berbicara, lantaran Andrew telah melarikan diri setelah memberinya peringatan. “Ck, pria itu sungguh tidak bisa diharapkan!”Berbagai potongan mulai terkumpul, Halbert yang merasa bahwa inilah tujuannya hidup sekarang. Mulai merasa letih, jika kembali mengingat apa yang ia lakukan ketika bangkit waktu itu. “Aku paling benci dengan orang yang berkhianat. Gaston, aku harap apa yang aku rasakan tidak salah. Kau membunuhku bukan karena keinginanmu melainkan kau sedang dikendalikan, aku memilih untuk percaya itu.”Tetapi, Halbert kesulitan melepas rasa relanya. Lantaran ia sudah dua kali terbunuh dengan cara yang sama itupun oleh orang yang sama pula. Perasaannya mungkin bimbang, tapi di satu sisi ia berusaha mengingat setiap kebaikan Gaston kepadanya. “Hawa di kediaman ini b
Tidak lama setelah mengurung Noah dkk. Prajurit itu datang lagi untuk menemui mereka. “Kalian semua masih waras 'kan?”“Keluarkan aku!!” teriak Noah dengan penampilan yang cukup lusuh. “Tidak akan.”“Lalu untuk apa kau datang ke sini?! Mau mengejek!? Hah!” amuknya.“Tuan Noah yang biasa tenang bisa jadi seganas ini karena satu hal ya. Yah, tapi kalian akan segera keluar dari sini jika orang itu sudah ditemukan.”“Orang itu ...beliau? Kenapa?” Dari detik itu, Noah mengira bahwa Raja sudah mengetahui kebenaran tentang Halbert.Tapi, jika melihat prajurit ini, prajurit ini sedang dikendalikan, Noah jadi tidak percaya bahwa semua ini adalah perintah Raja. 'Satu-satunya orang yang bisa menggunakan sihir gelap yang aku tahu adalah Gaston Bruke. Kalau prajurit ini dikendalikan olehnya maka itu artinya dia ingin menahan kami tanpa sepengetahuan Raja dan juga agar kami tidak segera menemukan Tuan Halbert,' batin Noah.***Sayup-sayup, akhirnya Earl terbangun dari tidur lelapnya setelah apa
Satu persatu orang-orang baik yang penduduk biasa ataupun tidak, mereka telah dimanipulasi dengan sihir gelap. ***Dari masa ke masa, peperangan tak ada habisnya. Meskipun Eadric berniat mengubah kerajaan dengan cinta damai, namun sayang semua sudah terlambat. Setelah terbunuhnya sang pemimpin Pedang Raja—Halbert Stanley, kerajaan mengalami kekacauan sedikit. Walau hanya sedikit, itu berdampak pada semangat para prajurit yang mana menjadikan beliau sebagai panutan kesatria. Kehilangannya membuat semua orang terkejut. Namun hal itu bukanlah kejadian buruk terakhir kalinya. Sebab, tak lama kemudian datang peringatan akan adanya peperangan. Menilik hal tersebut, nyatanya setelah menghabiskan banyak waktu, sekelompok anggota Pedang Raja yang berkhianat justru membantai kerajaan musuh sendirian. Bukan dengan niat memenangkan perang, melainkan karena hal lain.Hal-hal buruk kembali terjadi, di wilayah Duke Ansh. Diduga Gaston berhubungan dengan perbudakan yang dilakukan oleh Duke Ansh. H
Derap langkah kaki yang kuat, menghentakkan tanah, dan membuat gema di ruang bawah tanah. Noah, Rose lalu Alvaro bergegas menuju ke atas untuk mencari tahu situasi yang telah terjadi. Sesaat sebelumnya, mereka dikurung bawah tanah akibat kesalahpahaman. Namun nyatanya itu bukanlah kesalahpahaman melainkan jebakan untuk membuat mereka tertahan sementara Halbert masih dalam keadaan hilang. “Ayo, cepat! Aku punya firasat buruk!” Noah merasa firasat buruk dari waktu ke waktu, dirinya tak ingin tertinggal satu kabar baik itu hal baik ataupun hal buruk. Drap! Drap!Saat ketika, mereka hendak mencapai atas. Noah merasakan sesuatu.“Berhenti!” Lalu membuat mereka berhenti dengan gerakan tangan. “Ada apa, Tuan Noah?”“Seseorang datang!”Karena sihir pendeteksi belum dilepaskan, ia jadi sadar lebih cepat akan kehadiran seseorang di depan sana. Tapi tak menyangka bahwa itu adalah Komandan Earl.“Oh, kalian rupanya ada di sini?” Komandan Earl memiringkan kepala dengan tatapan sinis ke arah m
Datang tamu tak diundang, Raja Eadric bergidik setengah mati. Ia sekilas tak percaya apa yang dilihatnya sekarang, namun ini nyata bukan sekadar mimpi atau ilusi.“Dasar t*ngik!” Ialah Raja Dunia Bawah, dahulu kala adalah Raja di Kerajaan bagian timur, musuh terakhir Eadric kala memenangkan peperangan saudara di masa tersebut. Melihatnya berdiri bukan sebagai manusia lagi. Eadric pun semakin terbawa emosi, amarah terus meluap bagai air yang tumpah, terjun begitu saja tanpa mengenal waktu. “Sudah, sudah. Jangan marah begitu, pangeran. Oh, tunggu. Melihatmu memakai mahkota, itu artinya kau sudah jadi Raja ya?”“Orang sepertimu kenapa harus menjadi bencana? Apa kau sudah tidak waras?!”“Sudahlah, kita semua memiliki ambisi. Apa salahnya aku memilih jalan yang sedikit berbeda dari para leluhur kita berdua. Lagi pula aku sudah tidak ingat semua leluhur bahkan mengingatmu yang sudah menjadi Raja semenjak itu, kesulitan.” Ia berkata begitu seakan tengah mengejek. “Dan satu hal lagi, Raj
Aku Halbert Stanley. Sedari lahir, aku hidup sendiri. Entah siapa yang mengurusku saat masih bayi namun aku tahu siapa yang berada di sampingku sampai detik ini juga. Dia adalah Gaston Bruke. Kami berdua sama-sama tidak punya keluarga, hidup di antara tumpukan sampah di desa kecil yang sudah tak layak ditinggali manusia. Tetapi, kami berdua bisa hidup dengan bahagia. Saat perang kecil-kecilan datang, kami yang masih berusia belia justru merampas jatah perang. Beberapa pedang atau bahkan bahan makanan beku yang tertinggal akan kami ambil. Ketika ingat itu, aku jadi tersenyum dan merasa ingin kembali ke masa kecil meski dulu sangat buruk. Sekarang, aku di sini sebagai Halbert yang adalah mahluk undead. Aku adalah titisan Valkyrie, yang seharusnya bisa mengalahkan bencana dari awal. Tapi aku tidak bisa melakukan itu. Sementara yang kuingat hanyalah ingatan buruk saat Gaston membunuhku. Saat itu aku tidak menyangka itu akan terjadi padamu tapi sekarang aku mengerti. “Pemimpin Halber
Saat kepulan asap yang merupakan racun aktif, dan Halbert dibuat panik karenanya. Suara seorang dewi itu kembali didengarnya. Dewi itu berkata, “Janganlah takut. Baju perang akan menghalau segalanya, dan sayapnya dapat mengibaskan apa pun. Kau merasakan sakit karena aku membuatmu hidup sementara agar dapat menahan kekuatanku ini.” Dari kalimat itu ia akhirnya sadar, memang benar ia merasakan sakit tapi tidak lama setelah itu, racunnya menghilang sedikit demi sedikit. “Sayap? Kalau dipikir-pikir aku baru sadar kalau wujudku ini sangat berbeda,” tukas Halbert.Raja Dunia Bawah tertawa bahak-bahak, tampaknya ia berpikir bahwa titisan Valkyrie akan kalah. Tapi ia jelas salah. “Jangan tertawa sebelum tahu akhirnya akan bagaimana, hei, dasar bencana kurang ajar!” pekiknya selagi menunjuk ke arah Raja Dunia Bawah dengan tatapan kesal.Ia kemudian kembali berdiri tegak, mengenggam pedang besar namun terasa ringan di kedua tangan ini untuk menyerang sang bencana sekali lagi.“Hah? Dia masi
Pertarungan akhir telah dimulai! Halbert melancarkan sihir serangan yang berdampak cukup besar sampai membangunkan jiwa Gaston yang tertidur lelap. Dengan itu, Halbert mencoba untuk memperingatkan bahwa dirinya akan benar-benar membunuh Gaston. Di samping itu, sihir serangan yang dilapisi tekad kuat pun membumbung tinggi. Raja Dunia Bawah kesulitan bereaksi lantaran kecepatan Halbert hampir menyerupai cahaya sehingga sulit diprediksi akan menyerang di bagian mana. Dengan tombak bercahaya sekaligus berselimutkan elemen petir tertancap di tubuh Gaston, sang Raja Dunia Bawah lah yang paling terkena dampak besar dari sihir serangan tersebut. Ia sempat tak sadarkan diri, namun sayang hanya berlaku beberapa detik saja. Setelah itu ia kembali terbangun. “Aku tidak akan lemah hanya karena serangan ini saja. Seharusnya kau tahu itu,” tutur sang Raja Dunia Bawah.“Aku tahu. Aku bahkan tidak pernah berpikir akan menghabisimu dengan mudah begitu. Apalagi aku bukan orang yang suka berbelas ka
Raja Dunia Bawah lantas saling bertukar pandang. Kebencian dan amarah, saat itu Raja Dunia Bawah seakan sudah terdesak lebih awal. Ia merasa sesak saat melihat keberadaan Valkyrie di dalam dirinya. “Pria itu sampai ke tempat ini. Ck, apa yang sebenarnya mereka lakukan?!”amuknya dengan gelisah.Amarah yang jelas terlihat itu membuat Halbert semakin ingin mempercepat serangannya sebagai awal mula. Rose dan Salamander hanya diam dan memperhatikan pria itu, sementara Halbert, ia benar-benar fokus pada musuhnya saja.“Mr. Undead tidak boleh diganggu 'kan? Aku yakin para bawahan yang diciptakan oleh bencana akan segera datang.”“Mereka akan segera datang? Bukankah mereka pergi lebih awal dari kita?”“Ya, kalau menurut Mr. Undead, mereka pergi saat tahu bahwa titisan Valkyrie dalam bahaya. Jadi mungkin, mereka sedang menikmati waktunya selagi bisa, dilakukan sebelum kembali ke majikan?”“Aku tidak yakin bahwa mereka sedang bersenang-senang.”“Aku juga berpikir begitu.”Entah apa maksud Ros
Halbert melirik ke segala arah. Sedang memastikan apakah musuh lain masih mengintai atau tidak. Ternyata ia sadar bahwa selama pertarungannya, para bawahan lain telah memperhatikan dirinya. Meskipun sadar ia tak bisa berbuat apa-apa. Lagi pula di mata mereka, sekuat apa pun serangan fisik maupun sihir Halbert pada mereka, takkan pernah melukainya sama sekali. Mereka tidak tahu bahwa Penyihir Api Hitam telah benar-benar tewas di tangan Halbert dengan mudah. “Kenapa kau mau melawannya saja? Padahal dengan bertelportasi, kita bisa kabur,” ujar Salamander.“Jika aku kabur mereka akan mengejar. Jangan lupa kalau mereka termasuk ke dalam penyihir gelap tak peduli wujud aslinya seperti apa.”“Kau benar.”“Ngomong-ngomong kenapa kau tahu kalau intinya ada di dada?” tanya Rose penasaran. “Padahal aku tidak tahu di mana itu.”“Aku selalu memotong tubuhnya menjadi dua dari pinggang. Kadang juga di lehernya tapi tak merasa sudah membunuhnya. Begitu tahu dia hanyalah Batu magma api, maka satu ha
Penyihir Api Hitam ditinggal oleh semua rekannya yang sudah pergi menuju ke tempat Raja Dunia Bawah berada. Percakapan antara Rose dengan Penyihir Api Hitam, Rose berencana untuk menguak kelemahannya secara langsung namun tetap sulit rasanya.“Hei, bukankah kau adalah Penyihir gelap sama seperti diriku?” tanya si penyihir itu sembari mendekat.“Ya. Lalu kenapa?” sahutnya ketus.“Lalu kenapa? Bukankah sudah jelas Itu aneh? Kau yang adalah penyihir gelap malah jadi budaknya Valkyrie. Ini di luar dugaan.”“Kau mungkin benar. Rasanya aneh aku yang terkesan jahat ini justru bersanding dengan mahluk suci. Tapi aku tidak sama seperti kalian. Aku manusia sementara kalian bukan.” Rose mengatakannya sambil menunjuk ke arahnya dengan berani.Penyihir Api Hitam tersebut pun tersenyum. Ia mendekati Rose sampai tidak ada jarak di antara mereka. Sesaat penyihir ini mulai tertarik dengan wanita bernama Rose. “Kalau benar, kau mau apa?” Begitulah jawabannya, ia sengaja berbisik di dekat telinga.“Bi
“Kita terus memutarinya karena memang mustahil lari ya?” Rose bergumam.“Dia memang anak yang sulit diperhitungkan. Di samping dia kehabisan waktu, dia merasa ingin mengalahkan lawannya sebagai bahan uji coba,” sahut Salamander.Kecil menjadi kawan, besar menjadi lawan. Itu adalah makna dari sebuah api. Setiap api memiliki suhunya masing-masing. Api itu menakutkan dan sekalinya tersambar maka habis sudah. Mati dengan cara tersiksa begitu takkan membuat orang senang. Sihir api, sihir yang cocok untuk para bawahan Raja Dunia Bawah. Sihir api ini pun membuat Halbert kewalahan. Alhasil dirinya kembali disambar oleh api hitam yang terlihat begitu mengerikan. Namun di sana, dirinya sama sekali tidak berteriak justru berusaha untuk memadamkan, tapi tak perduli seberapa keras usahanya dalam mencoba untuk memadamkan api jahat ini, api ini tidak kunjung padam justru semakin membesar seiring waktu berjalan. Kenyataan yang mengerikan. Benar apa kata Halbert sendiri, ia sulit dilawan dan apa pun
Penyihir Api Hitam yang seharusnya takkan bisa bangkit kembali, justru ia kembali terbangun dengan keadaan tanpa luka. Semuanya pulih seakan ia tidak pernah terluka sebelum ini. Kejanggalan itu membuat Halbert tertegun, tanpa bisa mengatakan apa-apa. “Kenapa? Kaget ya?” Sementara ia seperti sedang mengejek dirinya. “Kau ...kenapa bisa bangun lagi? Seharusnya kau sudah tidak mampu.”“Coba tebak saja.”“Mana sudi aku menebak apalagi harus melawanmu. Aku sudah banyak dijahit, takkan aku merugikan diriku sendiri,“ tukas Halbert.“Ho, ternyata kau ingin secepatnya menyerah? Jangan harap!”Tidak hanya itu, kecepatannya semakin bertambah, sulit untuk mengikutinya dengan kedua mata. Halbert hanya bisa berfokus untuk bertahan sekalipun sampai harus terdorong mundur ke belakang akibat serangan barusan. “Sepertinya dia bukan manusia sungguhan. Tapi apa ya? Hm, aku merasa aneh dengan musuhnya Mr. Undead,” gumam Rose. Ia diam memperhatikan pertarungan antara Halbert dan Penyihir Api Hitam itu.
Rose berjalan dengan pelan, mendekati Halbert yang sedang beristirahat sekarang. Halbert menatapnya tajam, sebab ia merasa tak nyaman dengan keberadaan seorang wanita di dekatnya.“Kenapa dengan tatapanmu itu?” Rose bertanya selagi ia duduk di dekatnya dengan memeluk kedua kaki. Ia juga tersenyum. Halbert menyahut, “Kau baru dari mana saja? Aku sempat merasakan hal aneh.” Ia balas bertanya sembari menunjuk ke bawah leher. “Hal aneh? Hal aneh apa yang kau rasakan, Mr. Undead?” “Tandanya sempat tergores sesuatu. Tapi setelah itu tidak lagi. Kadangkala aku merasakan rasa sakit di tempat yang sama. Ini pasti berkaitan denganmu. Apa yang kau lakukan sampai nyawamu terancam?” Kembali Halbert bertanya. Rose mengalihkan pandangannya. Ia menatap langit seakan merindukan suatu hal yang besar. Lantas wanita itu pun menjawab, “Aku sempat mati.”“Apa?”“Iya. Sempat mati,” jawabnya sambil menghadap wajah Halbert. Rose menjelaskan kejadian yang telah terjadi padanya dan beberapa orang yang meng