Home / Fantasi / Lady of Mechanics / Kebangkitan untuk Kematian

Share

Kebangkitan untuk Kematian

Author: W e
last update Last Updated: 2021-09-12 13:44:42

Cerita bersifat fantasi atau karangan saja, jika terdapat salah kata dan lain sebagainya—mohon dimaafkan.

*bahasa asing yang di gunakan hanya buatan, tidak memiliki arti secara nyata.

Selamat membaca~

***

"Ănæğ! Ərįèfž qœū łăźįß..."

Hah?

"Bŕəķ łæh!!! Ķūež Ĺevæ..."

Apa itu? 

"Ŕœłsēs... ßłăvõþ... ýæs, ßłvořòm łaþ..."

Apakah itu bahasa?

"Arghh?"

Kenapa pandangan ku kabur?

Cepatlah fokus!

"Arghm~"

Hah?

Apa ini? Kenapa hal pertama yang menyambut ku adalah—langit?

Hamparan langit biru yang terang dengan beberapa awan disana. Suhu disini juga terasa panas dan terik.

Dimana ini? Dimana aku?

Bukannya hal pertama yang ku dapati seharusnya adalah langit-langit kamar ku? Tapi ini dimana?

"Agh!" Aku menutup cepat mata ku ketika merasakan perih gara-gara lupa berkedip.

Tunggu? Kenapa rasanya satu mata ku aneh? Aku menutup lalu membuka salah satu diantara mata ku tapi yang kudapat adalah gelap.

Gelap tak berujung.

Perasaan kaget memenuhi jiwa ku. Cepat kembali aku membuka mata yang satunya, pemandangan yang sama terlihat. Langit cerah dengan hamparan awan.

"Řqūłæ... Ŕūźłòp ßəçķf řèbæ ŕœś..."

Suara asing kembali terdengar, persis seperti sebelumnya. Aku tak mengerti satu kata pun.

"Đwèýķł bñmxž đßĺæ qwàďkķł ßəĺjhbď"

"ßəçķf Řqūłæ Ĺevæ!!"

"ßłăvõþ Ănæğ Ərįèfž qœū łăźįß—"

SIIIIINGGGGG!!!!

Tunggu!!! Tunggu!!! 

Bising?! Bising sekali?! Semakin didengar kenapa semakin bising!!! Ribuan kata asing seperti menggerogoti telinga ku?!

Sebenarnya aku berada dimana?! 

Kenapa rasanya seperti di—

"Baa!" (Pasar)

Aku kembali terbelalak kaget. Bukan itu kata yang ingin ku ucapkan. Tapi kenapa yang keluar terdengar seperti kata tanpa arti dengan nada rengekkan?

Hah?

Rengekan?

"Byaa baa baaa braaba ba!"

Apa yang sebenarnya terjadi?

"BAA BA BBAARBA!!!"

Aku kembali berusaha bersuara—lagi-lagi suara rengekkan bayi yang terdengar. Apa jangan-jangan? Tidak mungkin!

Ada apa dengan semua keanehan ini?!

Aku lalu berusaha menggerakkan salah satu tangan. Jari-jari kecil berjumlah lima buah terlihat seperti ingin menggapai langit di satu penglihatan ku.

Aku berkedip pelan, gelap menyela diantara kedip itu.

Sambil berusaha mencerna situasi yang tengah ku alami, aku ingin menggerakan sisa anggota gerak lainnya. Tapi tak ada yang terlihat selain tangan kanan ku.

Deg!

Aku yakin aku sudah mencoba menggerakannya, apa yang terjadi?

Rasa panik dan gelisah makin merundung diri ku. Pandangan yang semula mengarah ke langit indah berubah menuju lain. Gang sempit dengan cat warna kusam terlihat, seperti dinding tua tak terawat. Selain itu tepat di ujung gang arah lain langit, ramai lalu lalang orang-orang di sana.

Kios-kios sederhana dari tenda dan meja kayu berisi berbagai macam barang. Sosok terdekat dengan kios itu pastilah para pedagang; dia berbicara dengan bahasa asing kearah beberapa orang—seperti menawarkan barang yang mereka jual pada pelanggan.

Benar, ini adalah pasar.

Aku berada di sebuah pasar.

Aku kembali mengalihkan pandangan, kali ini aku penasaran pada wujud diri ku sendiri. Memang terdengar aneh; aku hanya coba meyakinkan diri ku saja.

Menyoroti setiap sudut yang masih bisa terjangkau oleh satu mata ku—mencari-cari benda apa saja yang bisa memantulkan bayangan tubuh ku. Tapi semua itu berakhir buntu ketika pandangan ku malah tertutup kain kusam berwarna coklat, teksturnya agak kasar.

Aku mencoba menggerakan tangan dan tubuh ku, menjauhkan kain itu. Susah payah. Meski hanya sedikit dan samar-samar aku masih bisa merasakan keberadaan kedua kaki ku. Hanya saja gerakan yang ku lakukan seperti tak berarti apa-apa sampai aku melakukan kesalahan.

Tampaknya aku tengah berada di posisi yang agak tinggi, sedikit oleng. Aku terjatuh begitu saja. 

"Bugh!"

Suara hantaman kecil terdengar. Tubuh ku jatuh di daerah pijakan; bentuk jalan yang tersusun oleh bata-bata berjejer terlihat. Kain yang menutupi tubuh ku tadi ikut terjatuh tak jauh dari diriku.

"Hiks... hniks..." suara bernada sedih terdengar oleh ku, mata ikut berkaca-kaca. Tubuh ku sakit. Sakit sekali.

"Huee!!! Hhuweee!!!" suara meraung terdengar; aku mencoba bersi keras untuk menghentikan tangisan tapi malah semakin kencang. Seperti respon alami tubuh ini terhadap rasa sakit. Rasanya hancur. 

Hancur sekali.

Lalu di sela isak tangis ku ada hal lain yang kembali mengejutkan ku. Tepatnya pantulan diri ku di sebuah pecahan kaca berukuran sedang di ujung gang.

"Huew!!!"

Apa ini?

Ternyata benar.

Benar dugaan ku. Wujud tubuh ku saat ini adalah sosok bayi kecil yang meringkuk di tanah. Hanya satu pemikiran yang terlintas di otak ku.

Jiwa ku terlempar atau terlahir kembali. Dalam wujud reinkarnasi—itu menjelaskan sosok baru didepan ku.

Masalahnya, bagaimana bisa aku terlahir kembali? Apa penyebabnya? Dan kenapa ingatan lain masih tersimpan?

Lalu ada sedikit hal lain yang mengganggu ku.

Tubuh ini tidak memiliki tangan kiri dan hanya memiliki kaki kecil sampai lutut dengan sebelah mata buta. Hanya satu simpulan yang dapat menjawab ini. Dia cacat.

Aku terlahir kembali dalam tubuh cacat.

Dan jika melihat posisi ku saat ini—berada di sebuah gang. Bayi berumur kurang dari 1 tahun di gang sempit tanpa pakaian dan hanya selembar kain kusam?

Dia dibuang—

Aku telah di buang.

Tampaknya aku akan dibiarkan mati disini—dengan sendirinya.

Sungguh jahat~

Related chapters

  • Lady of Mechanics   Si cacat

    Seharusnya aku menyadarinya lebih cepat. Nyatanya aku menyesal karena terlena—lalu yang aku dapatkan hanyalah sebuah kehilangan. "Lintasan takdir sudah menyimpang~" "Tak ada lagi jalan keluar..." Maka bersiaplah. *** Beberapa ingatan merasuki pikiran ku, tepatnya ingatan ketika pertama kali aku datang kesini. Sosok bayi yang terlahir cacat. Hanya memiliki 1 lengan dan sebagian kaki saja, aku pikir aku akan mati setelah terjatuh. Nyatanya aku berhasil selamat dan bertahan hidup selama 3 tahun. Belajar, memahami dan mengingat—setiap struktur yang berlaku dunia ini. Interaksi, kebudayaan lalu bahasa. Krettt~ "Icèe..." panggilan terdengar bersamaan dengan suara engsel yang berkarat. Pintu didepan ku terbuka—menampilkan sosok wanita tua dengan punggung bungkuk. Dia masuk sambil menampilkan sebuah senyuman disela-sela kerut di wajahnya. Dengan satu-satunya mataku yang bisa melihat, ku perhatikan setiap

    Last Updated : 2021-09-12
  • Lady of Mechanics   Lulucia

    Lulucia adalah nama yang di berikan ibu ku. Sekarang nama ku adalah— "Icèe..." *** Nama ku adalah Lulucia, aku bekerja sebagai salah seorang pengembang ilmu teknologi mesin dunia di perusahan terbesar milik pemerintah. Si jenius mekanik dan si gila mesin—itu adalah julukan yang diberikan oleh orang-orang terhadap ku. Pengembangan, penemuan, dan penciptaan sumber daya baru pada abad 45 kebanyakan adalah hasil kerja keras ku bersama para tim. Padahal aku pada saat itu baru berusia 37 tahun dan hanya seorang wanita yang tengah berjaya di bidang pekerjaannya. Namun sebuah insiden tak terpikirkan sekali pun; menimpa diri ku. Bahkan aku tak tahu apa pemicu itu semua. Bagaimana bisa aku terlahir kembali. Kenapa aku jadi bereinkarnasi? Lalu bagaimana caranya aku masih bisa memiliki ingatan di kehidupan yang lalu? Ingatan terakhir yang ku punya sebagai Lulucia adalah tentang aku yang ingin pulang kerumah setelah selesai

    Last Updated : 2021-09-13
  • Lady of Mechanics   Perubahan yang terjadi

    "Icèe!" "Bruk!" Suara Baba terdengar terkejut beriringan dengan suara jatuh—Baba terduduk dengan kaki lemas. Cepat aku menoleh, keringat dingin bercucuran di keningku. Tak ku sangka aku lagi-lagi di pergoki Baba. Padahal aku sudah berusaha sebaik mungkin selama 2 bulan tanpa ketahuan. Akhirnya malah ketahuan juga. Hah. Baba benar-benar shock melihat sosok ku yang bergerak bebas diatas papan seluncur di dalam rumah. Siapa kira Baba akan pulang cepat. Dan yang hanya bisa ku lakukan adalah menunduk menatap lantai dengan papan seluncur disamping ku. "Hah~" terdengar Baba menghela napas. Takut-takut aku mencoba mengintip—ingin melihat wajah Baba, bukannya mendapati ekspresi marah aku malah dapat melihat senyum haru milik Baba. Sudut mata ku berkedut dan seperti berkaca-kaca. Rasanya ingin menangis, bodoh! Aku sudah menangis ternyata. "Baba~" panggil ku lirih sambil menangis. Baba

    Last Updated : 2021-09-13
  • Lady of Mechanics   Perayaan

    Satu-satunya hal yang sangat ku nantikan disini adalah senyuman indah milik Baba. Raut bahagianya membuat seluruh hati ku ikut bahagia. Ku mohon, jangan rampas itu. *** "Icèe?" Panggil Baba, aku yang berada dekat perapian bersuhu panas itu menoleh. Mendapati sosok Baba yang semakin ringkih. Sekarang umur ku sudah menginjak 6 tahun. Tapi yang hanya bisa ku lakukan adalah menghabiskan uang Baba dengan membeli banyak kayu bakar untuk perapian supaya bisa melelehkan logam. Aku tahu yang ku lakukan ini adalah sebuah kesalahan. Tapi dengan diam saja apakah itu dapat membantu Baba? Jawabannya tidak. Sempat beberapa kali aku keras kepala dan ikut dengan Baba bekerja. Meski banyak penolakan yang ku dapat tapi ada beberapa orang baik. Mereka mengizinkan ku untuk bekerja. Hanya sekedar mengangkut barang, terdengar sedikit aneh dan mustahil untuk anak cacat seperti ku. Tapi aku masih punya otak. Aku membuat

    Last Updated : 2021-09-14
  • Lady of Mechanics   Baba

    "Srak~ srak~ " suara putaran roda dari papan seluncur diatas jalan terdengar mengiringi langkah kami. Baba tepat berada disamping. Satu kios terakhir yang kami ingin kunjungi terlihat tak jauh. Buah-buah anggur masih berjejer manis di atas meja, kami mendekati tempat itu. Pemilik kios tersenyum ke arah Baba dan aku—ku balas senyum simpul. "Sore Baba..." sapanya ke Baba. Baba mengangguk. Senyuman khas Baba terlempar dengan mudah untuk menyahuti pemilik kios. Paman Rafež namanya. "Sore paman?!" Aku menyahut lantang. Beliau terkekeh lalu mengelus pucuk kepala ku. "Icèe... benar-benar bekerja dengan baik..." ucap paman Rafež tiba-tiba. Lelaki pemilik kios itu mulai bercerita tentang diri ku yang membantu pekerjaannya dengan baik ke Baba. Pria ini dulunya tidak seramah ini kepada aku, dia menganggap keberadaan ku hanya memberatkan Baba. Aku tahu itu tanpa perlu di jelaskan. Melihat seorang wanita tua yang sudah renta menguru

    Last Updated : 2021-09-14
  • Lady of Mechanics   Pertemuan

    "Bugh!"Seorang gadis tak sengaja menyenggol tubuh pejalan didepannya. Dia tampak terkejut dan panik"Anu! Maafkan saya?!" Ucapnya spontan. Lelaki yang tak jauh beda usianya itu berbalik badan—mendapati sosok gadis yang masih berkomat-kamit meminta maaf atas tindakan tidak sengajanya.Lelaki dengan mata mirip ruby itu mengangkat tangannya sambil bergerak menyangkal."Ti—Tidak apa..." sahutnya dengan sedikit senyum dipaksakan. Terlihat gadis itu bernapas lega lalu mendongak tepat kearah wajah lelaki didepannya.Maniknya berbinar cerah."Sekali lagi saya minta maaf... ini pertama kalinya saya ke ibu kota, saya sedikit bingung—harus apa..." terang gadis itu sambil menggaruk tengkuknya yang tiba-tiba terasa gatal."Ah! Perkenalkan nama saya Aliča!"Huwa~Seharusnya kau tidak

    Last Updated : 2021-10-20
  • Lady of Mechanics   Lengan Besi

    "Hosh..." embusan napas Icèe terlihat. Suhu udara berubah drastis. Dia menatap pemandangan dari atas lereng; lautan ganas dengan kepulan awan hitam terlihat. Benar-benar area yang mengerikan.Haha|Benua bagian timur.Sial, baru beberapa hari lalu dia menikmati kehidupan normal tapi semua pemandangan ini mengingatkan dirinya ketika memulai petualangan."Hah~"Rasanya tak masalah bukan? Jika kita mengulang sedikit.Kisah ini?***"ARGHHH!!! HIKS... HIKS..." Icèe benar-benar meraung; tangisan serta air mata tidak bisa di bendung lagi oleh bocah berusia 6 tahun.Tubuh sang Baba masih tergeletak. Beberapa masyarat masih menyaksikan; bahkan ketika para kesatria itu pergi.Luapan berbagai emosi mengisi relung jiwa Icèe. Dia yang cacat ini sungguh menyedih

    Last Updated : 2021-10-29
  • Lady of Mechanics   Kakek

    Benar-benar luar biasa, mungkin itu yang ingin disampaikannya. Tapi sayang kata-kata itu hanya bisa tertelan kembali didalam mulut. Rafeź terkekeh hambar—seakan bertemu cerminan dirinya sendiri. Lelaki itu tahu betapa menakjubkan semua ini, termasuk Icèe."Saya tahu, anda berpikir semua ini luar biasa 'kan Tuan Willis?" Ucap Rafeź pada lelaki dengan notabe pedagang handal sekekaisaran itu. Mereka berdua berdiri cukup jauh dari Icèe. Gadis cilik berumur 7 tahun itu kembali menempa sesuatu didekat tungku pembakaran.Tidak bisa diam.|Rionet Willis benci mengakui itu semua, tapi iya. Dia sudah cukup dibuat kagum saat melihat lengan besi yang nyaris sempurna menyerupai lengan manusia; dan sekarang dia malah melihat sebuah bengkel sederhana yang menyimpan banyak hal-hal luar biasa.Meski itu hanya produk gagal dari Icèe, tetap saja. Ini terlalu menakjubkan untuk disebut sampah.

    Last Updated : 2021-11-05

Latest chapter

  • Lady of Mechanics   Kakek

    Benar-benar luar biasa, mungkin itu yang ingin disampaikannya. Tapi sayang kata-kata itu hanya bisa tertelan kembali didalam mulut. Rafeź terkekeh hambar—seakan bertemu cerminan dirinya sendiri. Lelaki itu tahu betapa menakjubkan semua ini, termasuk Icèe."Saya tahu, anda berpikir semua ini luar biasa 'kan Tuan Willis?" Ucap Rafeź pada lelaki dengan notabe pedagang handal sekekaisaran itu. Mereka berdua berdiri cukup jauh dari Icèe. Gadis cilik berumur 7 tahun itu kembali menempa sesuatu didekat tungku pembakaran.Tidak bisa diam.|Rionet Willis benci mengakui itu semua, tapi iya. Dia sudah cukup dibuat kagum saat melihat lengan besi yang nyaris sempurna menyerupai lengan manusia; dan sekarang dia malah melihat sebuah bengkel sederhana yang menyimpan banyak hal-hal luar biasa.Meski itu hanya produk gagal dari Icèe, tetap saja. Ini terlalu menakjubkan untuk disebut sampah.

  • Lady of Mechanics   Lengan Besi

    "Hosh..." embusan napas Icèe terlihat. Suhu udara berubah drastis. Dia menatap pemandangan dari atas lereng; lautan ganas dengan kepulan awan hitam terlihat. Benar-benar area yang mengerikan.Haha|Benua bagian timur.Sial, baru beberapa hari lalu dia menikmati kehidupan normal tapi semua pemandangan ini mengingatkan dirinya ketika memulai petualangan."Hah~"Rasanya tak masalah bukan? Jika kita mengulang sedikit.Kisah ini?***"ARGHHH!!! HIKS... HIKS..." Icèe benar-benar meraung; tangisan serta air mata tidak bisa di bendung lagi oleh bocah berusia 6 tahun.Tubuh sang Baba masih tergeletak. Beberapa masyarat masih menyaksikan; bahkan ketika para kesatria itu pergi.Luapan berbagai emosi mengisi relung jiwa Icèe. Dia yang cacat ini sungguh menyedih

  • Lady of Mechanics   Pertemuan

    "Bugh!"Seorang gadis tak sengaja menyenggol tubuh pejalan didepannya. Dia tampak terkejut dan panik"Anu! Maafkan saya?!" Ucapnya spontan. Lelaki yang tak jauh beda usianya itu berbalik badan—mendapati sosok gadis yang masih berkomat-kamit meminta maaf atas tindakan tidak sengajanya.Lelaki dengan mata mirip ruby itu mengangkat tangannya sambil bergerak menyangkal."Ti—Tidak apa..." sahutnya dengan sedikit senyum dipaksakan. Terlihat gadis itu bernapas lega lalu mendongak tepat kearah wajah lelaki didepannya.Maniknya berbinar cerah."Sekali lagi saya minta maaf... ini pertama kalinya saya ke ibu kota, saya sedikit bingung—harus apa..." terang gadis itu sambil menggaruk tengkuknya yang tiba-tiba terasa gatal."Ah! Perkenalkan nama saya Aliča!"Huwa~Seharusnya kau tidak

  • Lady of Mechanics   Baba

    "Srak~ srak~ " suara putaran roda dari papan seluncur diatas jalan terdengar mengiringi langkah kami. Baba tepat berada disamping. Satu kios terakhir yang kami ingin kunjungi terlihat tak jauh. Buah-buah anggur masih berjejer manis di atas meja, kami mendekati tempat itu. Pemilik kios tersenyum ke arah Baba dan aku—ku balas senyum simpul. "Sore Baba..." sapanya ke Baba. Baba mengangguk. Senyuman khas Baba terlempar dengan mudah untuk menyahuti pemilik kios. Paman Rafež namanya. "Sore paman?!" Aku menyahut lantang. Beliau terkekeh lalu mengelus pucuk kepala ku. "Icèe... benar-benar bekerja dengan baik..." ucap paman Rafež tiba-tiba. Lelaki pemilik kios itu mulai bercerita tentang diri ku yang membantu pekerjaannya dengan baik ke Baba. Pria ini dulunya tidak seramah ini kepada aku, dia menganggap keberadaan ku hanya memberatkan Baba. Aku tahu itu tanpa perlu di jelaskan. Melihat seorang wanita tua yang sudah renta menguru

  • Lady of Mechanics   Perayaan

    Satu-satunya hal yang sangat ku nantikan disini adalah senyuman indah milik Baba. Raut bahagianya membuat seluruh hati ku ikut bahagia. Ku mohon, jangan rampas itu. *** "Icèe?" Panggil Baba, aku yang berada dekat perapian bersuhu panas itu menoleh. Mendapati sosok Baba yang semakin ringkih. Sekarang umur ku sudah menginjak 6 tahun. Tapi yang hanya bisa ku lakukan adalah menghabiskan uang Baba dengan membeli banyak kayu bakar untuk perapian supaya bisa melelehkan logam. Aku tahu yang ku lakukan ini adalah sebuah kesalahan. Tapi dengan diam saja apakah itu dapat membantu Baba? Jawabannya tidak. Sempat beberapa kali aku keras kepala dan ikut dengan Baba bekerja. Meski banyak penolakan yang ku dapat tapi ada beberapa orang baik. Mereka mengizinkan ku untuk bekerja. Hanya sekedar mengangkut barang, terdengar sedikit aneh dan mustahil untuk anak cacat seperti ku. Tapi aku masih punya otak. Aku membuat

  • Lady of Mechanics   Perubahan yang terjadi

    "Icèe!" "Bruk!" Suara Baba terdengar terkejut beriringan dengan suara jatuh—Baba terduduk dengan kaki lemas. Cepat aku menoleh, keringat dingin bercucuran di keningku. Tak ku sangka aku lagi-lagi di pergoki Baba. Padahal aku sudah berusaha sebaik mungkin selama 2 bulan tanpa ketahuan. Akhirnya malah ketahuan juga. Hah. Baba benar-benar shock melihat sosok ku yang bergerak bebas diatas papan seluncur di dalam rumah. Siapa kira Baba akan pulang cepat. Dan yang hanya bisa ku lakukan adalah menunduk menatap lantai dengan papan seluncur disamping ku. "Hah~" terdengar Baba menghela napas. Takut-takut aku mencoba mengintip—ingin melihat wajah Baba, bukannya mendapati ekspresi marah aku malah dapat melihat senyum haru milik Baba. Sudut mata ku berkedut dan seperti berkaca-kaca. Rasanya ingin menangis, bodoh! Aku sudah menangis ternyata. "Baba~" panggil ku lirih sambil menangis. Baba

  • Lady of Mechanics   Lulucia

    Lulucia adalah nama yang di berikan ibu ku. Sekarang nama ku adalah— "Icèe..." *** Nama ku adalah Lulucia, aku bekerja sebagai salah seorang pengembang ilmu teknologi mesin dunia di perusahan terbesar milik pemerintah. Si jenius mekanik dan si gila mesin—itu adalah julukan yang diberikan oleh orang-orang terhadap ku. Pengembangan, penemuan, dan penciptaan sumber daya baru pada abad 45 kebanyakan adalah hasil kerja keras ku bersama para tim. Padahal aku pada saat itu baru berusia 37 tahun dan hanya seorang wanita yang tengah berjaya di bidang pekerjaannya. Namun sebuah insiden tak terpikirkan sekali pun; menimpa diri ku. Bahkan aku tak tahu apa pemicu itu semua. Bagaimana bisa aku terlahir kembali. Kenapa aku jadi bereinkarnasi? Lalu bagaimana caranya aku masih bisa memiliki ingatan di kehidupan yang lalu? Ingatan terakhir yang ku punya sebagai Lulucia adalah tentang aku yang ingin pulang kerumah setelah selesai

  • Lady of Mechanics   Si cacat

    Seharusnya aku menyadarinya lebih cepat. Nyatanya aku menyesal karena terlena—lalu yang aku dapatkan hanyalah sebuah kehilangan. "Lintasan takdir sudah menyimpang~" "Tak ada lagi jalan keluar..." Maka bersiaplah. *** Beberapa ingatan merasuki pikiran ku, tepatnya ingatan ketika pertama kali aku datang kesini. Sosok bayi yang terlahir cacat. Hanya memiliki 1 lengan dan sebagian kaki saja, aku pikir aku akan mati setelah terjatuh. Nyatanya aku berhasil selamat dan bertahan hidup selama 3 tahun. Belajar, memahami dan mengingat—setiap struktur yang berlaku dunia ini. Interaksi, kebudayaan lalu bahasa. Krettt~ "Icèe..." panggilan terdengar bersamaan dengan suara engsel yang berkarat. Pintu didepan ku terbuka—menampilkan sosok wanita tua dengan punggung bungkuk. Dia masuk sambil menampilkan sebuah senyuman disela-sela kerut di wajahnya. Dengan satu-satunya mataku yang bisa melihat, ku perhatikan setiap

  • Lady of Mechanics   Kebangkitan untuk Kematian

    Cerita bersifat fantasi atau karangan saja, jika terdapat salah kata dan lain sebagainya—mohon dimaafkan. *bahasa asing yang di gunakan hanya buatan, tidak memiliki arti secara nyata. Selamat membaca~ *** "Ănæğ! Ərįèfž qœū łăźįß..." Hah? "Bŕəķ łæh!!! Ķūež Ĺevæ..." Apa itu? "Ŕœłsēs... ßłăvõþ... ýæs, ßłvořòm łaþ..." Apakah itu bahasa? "Arghh?" Kenapa pandangan ku kabur? Cepatlah fokus! "Arghm~" Hah? Apa ini? Kenapa hal pertama yang menyambut ku adalah—langit? Hamparan langit biru yang terang dengan beberapa awan disana. Suhu disini juga terasa panas dan terik. Dimana ini? Dimana aku? Bukannya hal pertama yang ku dapati seharusnya adalah langit-langit kamar ku? Tapi ini dimana? "Agh!" Aku menutup cepat mata ku ketika merasakan perih gara-gara lupa berkedip. Tunggu? Kenapa rasanya satu mata ku

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status