Chapter: KakekBenar-benar luar biasa, mungkin itu yang ingin disampaikannya. Tapi sayang kata-kata itu hanya bisa tertelan kembali didalam mulut. Rafeź terkekeh hambar—seakan bertemu cerminan dirinya sendiri. Lelaki itu tahu betapa menakjubkan semua ini, termasuk Icèe."Saya tahu, anda berpikir semua ini luar biasa 'kan Tuan Willis?" Ucap Rafeź pada lelaki dengan notabe pedagang handal sekekaisaran itu. Mereka berdua berdiri cukup jauh dari Icèe. Gadis cilik berumur 7 tahun itu kembali menempa sesuatu didekat tungku pembakaran.Tidak bisa diam.|Rionet Willis benci mengakui itu semua, tapi iya. Dia sudah cukup dibuat kagum saat melihat lengan besi yang nyaris sempurna menyerupai lengan manusia; dan sekarang dia malah melihat sebuah bengkel sederhana yang menyimpan banyak hal-hal luar biasa.Meski itu hanya produk gagal dari Icèe, tetap saja. Ini terlalu menakjubkan untuk disebut sampah.
Last Updated: 2021-11-05
Chapter: Lengan Besi"Hosh..." embusan napas Icèe terlihat. Suhu udara berubah drastis. Dia menatap pemandangan dari atas lereng; lautan ganas dengan kepulan awan hitam terlihat. Benar-benar area yang mengerikan.Haha|Benua bagian timur.Sial, baru beberapa hari lalu dia menikmati kehidupan normal tapi semua pemandangan ini mengingatkan dirinya ketika memulai petualangan."Hah~"Rasanya tak masalah bukan? Jika kita mengulang sedikit.Kisah ini?***"ARGHHH!!! HIKS... HIKS..." Icèe benar-benar meraung; tangisan serta air mata tidak bisa di bendung lagi oleh bocah berusia 6 tahun.Tubuh sang Baba masih tergeletak. Beberapa masyarat masih menyaksikan; bahkan ketika para kesatria itu pergi.Luapan berbagai emosi mengisi relung jiwa Icèe. Dia yang cacat ini sungguh menyedih
Last Updated: 2021-10-29
Chapter: Pertemuan"Bugh!"Seorang gadis tak sengaja menyenggol tubuh pejalan didepannya. Dia tampak terkejut dan panik"Anu! Maafkan saya?!" Ucapnya spontan. Lelaki yang tak jauh beda usianya itu berbalik badan—mendapati sosok gadis yang masih berkomat-kamit meminta maaf atas tindakan tidak sengajanya.Lelaki dengan mata mirip ruby itu mengangkat tangannya sambil bergerak menyangkal."Ti—Tidak apa..." sahutnya dengan sedikit senyum dipaksakan. Terlihat gadis itu bernapas lega lalu mendongak tepat kearah wajah lelaki didepannya.Maniknya berbinar cerah."Sekali lagi saya minta maaf... ini pertama kalinya saya ke ibu kota, saya sedikit bingung—harus apa..." terang gadis itu sambil menggaruk tengkuknya yang tiba-tiba terasa gatal."Ah! Perkenalkan nama saya Aliča!"Huwa~Seharusnya kau tidak
Last Updated: 2021-10-20
Chapter: Baba"Srak~ srak~ " suara putaran roda dari papan seluncur diatas jalan terdengar mengiringi langkah kami. Baba tepat berada disamping. Satu kios terakhir yang kami ingin kunjungi terlihat tak jauh. Buah-buah anggur masih berjejer manis di atas meja, kami mendekati tempat itu. Pemilik kios tersenyum ke arah Baba dan aku—ku balas senyum simpul. "Sore Baba..." sapanya ke Baba. Baba mengangguk. Senyuman khas Baba terlempar dengan mudah untuk menyahuti pemilik kios. Paman Rafež namanya. "Sore paman?!" Aku menyahut lantang. Beliau terkekeh lalu mengelus pucuk kepala ku. "Icèe... benar-benar bekerja dengan baik..." ucap paman Rafež tiba-tiba. Lelaki pemilik kios itu mulai bercerita tentang diri ku yang membantu pekerjaannya dengan baik ke Baba. Pria ini dulunya tidak seramah ini kepada aku, dia menganggap keberadaan ku hanya memberatkan Baba. Aku tahu itu tanpa perlu di jelaskan. Melihat seorang wanita tua yang sudah renta menguru
Last Updated: 2021-09-14
Chapter: PerayaanSatu-satunya hal yang sangat ku nantikan disini adalah senyuman indah milik Baba. Raut bahagianya membuat seluruh hati ku ikut bahagia. Ku mohon, jangan rampas itu. *** "Icèe?" Panggil Baba, aku yang berada dekat perapian bersuhu panas itu menoleh. Mendapati sosok Baba yang semakin ringkih. Sekarang umur ku sudah menginjak 6 tahun. Tapi yang hanya bisa ku lakukan adalah menghabiskan uang Baba dengan membeli banyak kayu bakar untuk perapian supaya bisa melelehkan logam. Aku tahu yang ku lakukan ini adalah sebuah kesalahan. Tapi dengan diam saja apakah itu dapat membantu Baba? Jawabannya tidak. Sempat beberapa kali aku keras kepala dan ikut dengan Baba bekerja. Meski banyak penolakan yang ku dapat tapi ada beberapa orang baik. Mereka mengizinkan ku untuk bekerja. Hanya sekedar mengangkut barang, terdengar sedikit aneh dan mustahil untuk anak cacat seperti ku. Tapi aku masih punya otak. Aku membuat
Last Updated: 2021-09-14
Chapter: Perubahan yang terjadi "Icèe!" "Bruk!" Suara Baba terdengar terkejut beriringan dengan suara jatuh—Baba terduduk dengan kaki lemas. Cepat aku menoleh, keringat dingin bercucuran di keningku. Tak ku sangka aku lagi-lagi di pergoki Baba. Padahal aku sudah berusaha sebaik mungkin selama 2 bulan tanpa ketahuan. Akhirnya malah ketahuan juga. Hah. Baba benar-benar shock melihat sosok ku yang bergerak bebas diatas papan seluncur di dalam rumah. Siapa kira Baba akan pulang cepat. Dan yang hanya bisa ku lakukan adalah menunduk menatap lantai dengan papan seluncur disamping ku. "Hah~" terdengar Baba menghela napas. Takut-takut aku mencoba mengintip—ingin melihat wajah Baba, bukannya mendapati ekspresi marah aku malah dapat melihat senyum haru milik Baba. Sudut mata ku berkedut dan seperti berkaca-kaca. Rasanya ingin menangis, bodoh! Aku sudah menangis ternyata. "Baba~" panggil ku lirih sambil menangis. Baba
Last Updated: 2021-09-13