Home / Romansa / Lady D Milik Sang Penguasa / Bab 34. Siapa gadis itu?

Share

Bab 34. Siapa gadis itu?

Author: Runayanti
last update Last Updated: 2025-03-03 09:08:52

Sementara itu, Yama terus menatapnya dan tertawa kecil dalam hati. Wanita itu tampak seperti bidak catur yang baru saja terpojok tanpa jalan keluar.

Taktik yang sangat sempurna!

Seolah belum cukup menjebaknya, Yama melanjutkan dengan nada lembut namun mematikan, "Aku memiliki sebuah rumah kecil. Mari kita menikah dan tinggal bersama di rumah itu. Aku akan melayanimu setiap malam."

"Tidak usah!" pekik Dea panik.

Wajahnya semakin merah, entah karena marah, malu, atau frustasi menghadapi pria yang satu ini.

Ia benar-benar terperangkap!

Senyum Yama semakin melebar. "Kenapa tidak? Bukankah ini solusi terbaik?"

Dea buru-buru mendorong tubuh Yama sehingga ada jarak untuk melarikan diri. Yama mengikuti gerakannya saat ia mundur selangkah demi selangkah, Yama menatapnya seolah ia tidak punya tempat untuk lari.

Dalam hati, Dea

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 35. Mirip Ibu Yama?

    "Pergi," perintahnya dingin. "Cari tahu siapa gadis itu, dan suruh seseorang untuk memberinya pelajaran. Aku tidak peduli siapa dia—dia tidak boleh ada dalam kehidupan Yama."Meisya menatap nenek Yama dengan mata berbinar penuh harapan. "Nenek benar-benar akan membantuku?"Nenek Yama menatap Meisya dengan tajam. "Kau sudah membuktikan kesetiaanmu. Kau seharusnya menjadi istri Yama, bukan gadis tidak tahu diri itu.""Terlebih bila dia mirip Ibu Yama," lanjutnya.Meisya tersenyum penuh kemenangan. "Aku tidak akan mengecewakan Nenek."Di dalam ruang kaca yang penuh dengan tanaman hias itu. Meisya masih berlutut di hadapan nenek Yama, menunggu instruksi selanjutnya, sementara wanita tua itu menatapnya dengan sorot mata dingin dan penuh perhitungan.Matanya menyipit, seolah kenangan masa lalu kembali mengusik pikirannya."Meisya, kau tahu mengapa Nene

    Last Updated : 2025-03-03
  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 36. Terjebak di masa lalu

    Kakinya terasa lemas, tetapi ia menolak menunjukkan kelemahannya di hadapan wanita tua itu. Meisya mengepalkan tangannya lebih erat, berusaha menahan getaran yang mulai menjalari tubuhnya."B-baik, Nek. Meisya... mengerti.""Pergilah dan hapus air matamu," ujar Nenek Yama tanpa menoleh lagi. "Menantu keluarga yang kupilih bukan seseorang yang cengeng!""Jangan samakan dirimu dengan istri simpanan putraku, tidak berguna! Aku mengambil dan mengasuh Yama adalah karena dia satu-satunya darah dagingku yang tersisa. Sementara waniyta tidak berguna yang seperti Ibu Yama..." Kedua mata Nenek Yama menyipit, menatap kosong ke arah bunga mawar yang sedang mekar.Sret...Kepala bunga mawar yang sudah mekar dengan indah itu terputus lalu jatuh ke tanah seolah-olah tidak berharga sama sekali.Meisya merasa gentar dan bisa menilai keseriusan dalam setiap kalimat sang nenek.Keheni

    Last Updated : 2025-03-04
  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 37. Cucuku yang malang.

    Polisi menoleh ke arahnya. “Kami menemukan bukti tertulis yang menunjukkan bahwa Ibu Anda bertanggung jawab atas Bapak Jonatan.”“Itu palsu!” teriak Yama. “Ibu tidak mungkin melakukan ini!” Ibu Yama menatap Yama memelas, meminta perlindungan."Yama, Nak, dengarkan Ibu. Semalam ada seorang wanita bernama Dea, dia yang menjebak ibu sehingga menandatangani surat itu. Surat itu kosong awalnya, Nak itu jebakan..."Lalu—sebuah suara lain terdengar.Nenek Yama berdiri di belakang mereka, dengan wajah penuh kesedihan yang dibuat-buat.“Jangan biarkan dia berbicara lagi,” potongnya dengan nada penuh luka. “Dia telah membunuh putraku… dan mungkin juga dia akan mencelakai aku yang sudah tua ini, suatu saat.”Semua orang menoleh.Yama menatap neneknya dengan terkejut. “Nen

    Last Updated : 2025-03-04
  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 38. "Aku dalam bahaya"

    Meisya tersenyum misterius. "Kau akan segera mengetahuinya."Ia harus memainkan kartunya dengan hati-hati. Yama bukan orang bodoh. Jika ia ingin menang, ia harus menjadi lebih cerdik dari siapa pun.Beberapa saat berlalu dalam keheningan dan makanan mulai disajikan. Melihat Yama yang masih menatap makanan di hadapannya dengan ragu, Meisya tertawa kecil."Mengapa hanya sebuah makan malam sudah membuatmu ragu? Apakah kamu takut aku meracunimu?"Yama menengadahkan kepalanya, menatap Meisya dalam-dalam, mencari keseriusan dalam kalimatnya."Ya, sudah," ucap Meisya seraya menukar piring makanannya dengan piring makan Yama. "Kamu memang penuh dengan kewaspadaan, tetapi bila aku berniat meracunimu, aku tidak akan mengajakmu ke restoran mewah, hanya butuh sedikit kacang dan kamu akan sesak napas," kekeh Meisya."Makanlah sebelum dingin," lanjutnya.***Beberapa saat

    Last Updated : 2025-03-05
  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 39. Membalikkan keadaan.

    Dengan alis mengernyit, ia membuka pesannya. Sebuah lokasi hotel dan pesan yang mengabari bahwa Yama berada dalam situasi yang membahayakan."Astaga..." Dea langsung bangkit, kain pel yang dipegangnya terjatuh ke belakang.Ada sesuatu yang salah. Sangat salah. Tanpa ragu, Dea mengambil tasnya dan berlari keluar dari restoran tanpa mengganti pakaian kerja.Dea sampai di hotel dalam waktu lima belas menit.Jantungnya berdebar kencang saat ojek online yang ditumpanginya melaju dengan kecepatan tinggi, membelah jalanan kota yang masih sibuk meski malam sudah larut. Pikirannya dipenuhi tanda tanya.Apa yang terjadi dengan Yama? Kenapa dia mengirimkan lokasinya tanpa penjelasan? Kenapa suaranya terdengar begitu putus asa?Begitu motor berhenti di depan hotel, Dea segera turun tanpa menunggu kembalian. Ia berlari masuk, tatapannya langsung menyapu lobi yang megah. Panik ...

    Last Updated : 2025-03-05
  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 40. Tolong aku!

    Hatinya berdegup kencang, bukan karena rasa malu, tetapi karena kebingungan."Buka dalamanmu!"Dea menggeleng dengan rasa panik. Yama menatapnya dengan mata penuh intensitas. Dalam tatapan itu, ada sesuatu yang lebih dari sekadar nafsu. Ada permohonan."Tolong aku."Dea membeku. Ia bisa melihat kelelahan dalam sorot mata Yama. Ia tidak sedang bermain-main.Dea menggigit bibirnya, tangannya gemetar. Ia ingin berteriak, ingin marah, ingin meminta penjelasan. Tapi sesuatu dalam dirinya menyuruhnya percaya. Maka ia pun pasrah. Dea membuka dalamannya lalu menutupi dengan handuk."Tidurlah di ranjang," perintahnya kepada Dea.Lalu Yama bergerak membuka pintu. Di luar, Meisya berdiri dengan wajah penuh harap. Namun, begitu melihat apa yang ada di balik pintu, wajahnya langsung pucat.Yama hanya mengenakan handuk yang melilit di pinggangny

    Last Updated : 2025-03-06
  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 41. Aku menginginkanmu.

    Dea langsung tersentak mundur. Matanya melebar, dadanya berdegup lebih cepat."Apa maksudmu…?"Yama mengusap wajahnya kasar. Menelusuri lekuk tubuh Dea yang hanya tertutup handuk sebagian. Betapa menderita bagian dirinya yang meronta sedari tadi.Betapa dia menginginkan wanita itu lebih dari obat yang dia membuatnya menderita. Artinya, tanpa obat sekalipun, dia sangat menginginkan Dea."Aku tahu ini salah… Tapi aku masih terpengaruh obat itu, Dea. Aku tidak bisa ke rumah sakit dalam kondisi seperti ini! Aku tidak bisa membiarkan siapa pun melihatku seperti ini!"Napas Dea tercekat. Sekarang dia paham.Dea menggigit bibirnya, menatap pria di depannya. Yama masih juga berjuang melawan efek yang menyerangnya. Mata Yama terlihat gelap, penuh gejolak yang ia sendiri tidak bisa kendalikan walau pria itu sudah mencoba menenggalamkan dirinya ke dalam air dingin.

    Last Updated : 2025-03-06
  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 42. Berhadapan dengan Nenek Yama.

    Saat pagi menyapa, sinar matahari mulai menyelinap masuk melalui celah gorden kamar hotel. Udara masih dingin, dan suasana begitu sunyi.Dea membuka matanya lebih dulu.Dia menoleh ke arah Yama, yang masih terlelap di ranjang. Napasnya kini lebih tenang, tubuhnya tidak lagi gemetar seperti semalam."Tampan sekali pria ini," gumamnya lembut menelusuri wajah Yama yang terlihat maskulin. Pria itu tidur dengan tenang seolah-olah semua masalahnya tidak pernah ada."Yama terlihat sudah mulai pulih. Sepertinya tidak ada lagi efek obat jahanam itu", bathin Dea seraya menelusuri sosok bak model sempurna yang terlelap di sampingnya.Dea menarik napas lega. Untung saja dia bertahan semalam walau sempat pingsan beberapa kali.Namun, sebelum Yama bangun, Dea memutuskan untuk pergi lebih dulu. Dia butuh waktu untuk berpikir, tentang semua yang terjadi.Tentang bagai

    Last Updated : 2025-03-07

Latest chapter

  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 153. Disfungsi

    “Tetap di sini sebentar lagi,” potong Yama pelan. Suaranya berat, masih serak pagi.Meisya membeku. Lalu tersenyum tipis, dan kembali menyandarkan kepala di dadanya. Memeluk pinggang pria itu dengan erat.Namun, diam-diam, Yama hanya ingin mencoba membangunkan sesuatu dalam dirinya.Beberapa menit berlalu dan Yama kembali merasa kesal dengan dirinya serta ketidakmampuan yang dia miliki saat ini. Bagian bawah celananya sama sekali tidak beraksi walau kedua bukit depan milik Meisya menempel erat di tubuhnya.Hari itu, sesi terapi Yama lebih semangat dari biasanya. Ia mulai bisa berjalan beberapa langkah tanpa tongkat, hanya dengan bantuan tangan Meisya yang menggenggamnya erat dari samping. Walau beberapa kali terjatuh dan peluh keringat membasahi wajah dan pakaiannya, Yama tidak menyerah.“Bagus, Tuan Yama,” ucap fisioterapis dengan kagum. “Luar biasa untuk pasien

  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 152. Kamu begitu tampan

    Meisya tertegun. “Kenapa kamu bertanya seperti itu?” Hati Meisya berdebar, sangat takut terhadap penolakan untuk kesekian kalinya.Yama diam. Menunggu kelanjutan kalimat wanita itu.“Karena... aku tidak tahu sampai kapan aku akan seperti ini. Aku tidak bisa berpaling darimu," sahut Meisya beberapa saat kemudian.Meisya tersenyum, menatap bintang. “atau mungkin karena aku tidak mencintai orang lain. Hanya kamu, Yama.”Yama menatap wajah Meisya dalam keremangan cahaya. Gadis itu terlihat sangat cantik dan tanpa celah. Secara keseluruhan melebih Dea yang mencuri hatinya selama ini.Lalu perlahan, ia menyentuh jemari gadis itu.Untuk pertama kalinya, sentuhan itu bukan karena ingin dibantu berjalan. Tapi karena keinginan untuk berterima kasih.“Kalau waktu bisa menyembuhkan kakiku,” bisik Yama, “apa waktu jug

  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 151. Kamu bisa sembuh, Sayang

    Hari-hari itu panjang, melelahkan, dan penuh luka yang tidak pernah benar-benar terucap. Namun Meisya bertahan. Dia mencintai Yama sejak kecil. Semua kelicikan yang dia perbuat kepada Dea adalah karena kecemburuannya.Adapun kesalahan terbesarnya adalah bahwa dia mencelakakan hidup mendiang ibu Yama, namun semua itu adalah karena perintah Nenek Yama sendiri dan dia hanya melakukan beberapa tugas yang tanpa sengaja mencelakakan wanita malang itu. Meisya berada dalam ketakutan setiap mengingat kapan waktunya Yama mengetahui rahasia terdalamnya, namun lebih takut lagi bila kehilangan diri Yama.Ketika dokter mengatakan Yama harus mulai menjalani terapi jalan agar saraf di kakinya kembali aktif, Meisya adalah orang pertama yang menawarkan diri untuk membantu. Dengan sabar, ia menggenggam tangan Yama, melangkah pelan-pelan menyusuri lorong rumah sakit.“Kamu tidak harus cepat. Satu langkah saja sudah cukup hari ini,” ucap Meisy

  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 150. Meisya yang setia

    Pintu kamar terbuka perlahan, Yama menoleh, sosok ramping dengan setangkai bunga dan sebuah rantang thermal. Meisya melangkah masuk dengan senyum penuh kelembutan, meski wajahnya terlihat sedikit kuyu karena terlalu sering menangis.“Yama…” bisiknya lembut, “aku datang.”Tak ada reaksi. Yama menatap langit-langit seakan tak ada siapa pun di ruangan itu. Di antara semua orang yang menjengguknya, dia paling tidak ingin bertemu dengan Meisya. Namun wanita itu sangat rajin walau sering menerima penolakan keras dari Yama.Yama bahkan pernah melempar bubur yang dibawa Meisya.Meisya meletakkan bunga krisan kecil berwarna-warni di meja samping ranjang pasien. Lalu ia duduk perlahan di kursi besi, membuka rantang bubur, dan mengaduk perlahan. Aromanya ayam herbal memenuhi udara. Uap mengepul dari rantang thermal tersebut. Berhasil mencuri perhatian Yama karena wanginya.“Kamu harus makan, Sayang” kata

  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 149. Lepaskan aku

    Namun, adakah dia bisa begitu tega untuk membiarkan anak itu hidup tanpa dukungan dari orang yang seharusnya bertanggung jawab? Selama ini, dia berusaha melihat sisi baik dari Yama, berharap ada cinta yang tersembunyi di dalamnya, meskipun ia tidak pernah mengungkapkannya. Sampai detik ini pun, dia masih belum memiliki kabar dari Yama selain mimpi buruk yang membuatnya kecewa.Pangeran Frans melangkah mendekat, tatapannya masih tidak berubah. "Sayangku, Dea...kamu harus memikirkan masa depan anakmu, Cintaku. Jangan biarkan dirimu terjebak dalam bayang-bayang masa lalu dan harapan kosong. Lupakan Yama.""Kamu tahu, mengapa aku memutuskan mengejarmu? Padahal sebelumnya aku membantu pertemuan kalian dengan menculikmu?"Dea menengadahkan kepalanya, menatap Pangeran Frans dalam-dalam."Karena dia terlalu pengecut!" geram Pangeran Frans."Aku sudah membantu dengan menculikmu, tetapi tidak ada yang dapat dia bahas atau lakukan.

  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 148. Yama tidak akan pernah mengakui anak itu

    Sementara di kamar Dea, Dea terkejut mendapati kabar dari sang Dokter yang memeriksanya bahwa dirinya sudah hamil."Ini adalah anak Yama," gumamnya dengan perasaan tidak menentu seraya memeang perutnya yang masih datar.Kedua matanya berkaca-kaca, antara menerima kenyataan yang seharusnya membuat dirinya bahagia. Dia sangat mencintai Yama dari lubuk hati terdalamnya. Satu-satunya pria yang pernah menyentuhnya hanya Yama."Kamu adalah bukti cinta Mama kepada Papamu," bisik Dea dengan suara bergetar. Dia ingat malam bergairah milik mereka berdua. Dia merindukan semua sentuhan panas dari pria yang sangat dia cintai itu. Pria yang sudah jauh darinya."Mama akan bertahan," ucapnya lirih.Keesokkan harinya, Pangeran Frans pergi mengunjungi Dea dengan sekeranjang buah-buahan dan balon berwarna warni."Dea Sayang..." Pangeran Frans menyodorkan balon-balon yang sudah diikat pita ke hadapan

  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 147. Hamil

    Yama memegang erat tangan Dea lalu berkata, "kita akan menjalani kematian bersama-sama. Aku mencintaimu, Dea."Dea mengangguk dan membiarkan Yama menciumnya. Sebuah ciuman perpisahan sekaligus penyatuan yang alami."Aku juga mencintaimu, Yama."Dea memekik tertahan saat merasakan pesawat yang mulai terjatuh dan ledakan-ledakan kecil terjadi.Panik membuat Dea terbangun dari tidurnya."Yama!" pekiknya lalu menyadari dirinya sedang terduduk di atas ranjang.Air mata mengalir membasahi wajahnya kembali.Tubuhnya penuh keringat . "Hanya mimpi..." desisnya dengan lirih."Aku sungguh merindukanmu, Yama."Dea menangis sejadi-jadinya di atas ranjang yang dingin dan sepi itu.***Keesokkan harinya, wajah Dea semakin pucat dan semakin kuyu. Dea bahkan tidak mengganti pakaiannya yang basah oleh keringat. Dia terlihat seperti boneka tidak bernyawa yang bersandar di sandaran ranjang, menatap kosong ke jendela.Di

  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 146. Mimpi buruk

    "Hanya makan bersama dan saling berbicara, mungkin saya bisa memberikan beberapa penjelasan kepadamu mengenai alasan saya melakukan semua ini, jangan takut. Aku belum berniat memakanmu," gurau Frans seraya mengandeng tangan Dea menuju kursinya.“Apa yang ingin Anda katakan, Pangeran?” tanyanya dingin seraya menghentakkan pantatnya ke kursi, meskipun ia berusaha menjaga nada suaranya tetap tenang. “Saya sudah cukup mendengar penjelasan dari Anda tadi, bukan?”Frans menyandarkan punggungnya ke kursi, terlihat serius. “Saya tahu saya tidak bisa menghapus apa yang telah saya lakukan dengan mudah. Saya tahu Anda membenci saya sekarang, Dea. Tetapi saya ingin Anda tahu bahwa saya benar-benar menyesal. Saya tidak tahu bagaimana bisa terjebak dalam kasus ini, tetapi sekarang saya sadar, baiklah...saya memang salah karena berusaha menyingkirkan Yama.”Dea menatapnya dengan mata penuh curiga. Ka

  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 145. Jadilah istriku

    Keputusan sudah diambil, dan Dea harus melangkah maju dengan kepala tegak. Itulah yang dikatakan Ratu, dan Dea tahu betul bahwa ia tidak punya pilihan lain. Dea mengusap wajahnya kasar. Merasa kesal dan ingin berteriak.Pangeran yang selama ini ia anggap sebagai musuh, yang telah membuat hidupnya penuh dengan kebohongan dan pengkhianatan. Namun kini, ia dipaksa untuk bersatu dengannya, sebagai suami istri yang sah. Entah karena politik atau karena Ratu merasa tidak ada jalan lain. Dea tidak tahu, dan ia juga tidak ingin tahu. Yang pasti, Frans masih berada dalam Kerajaan, masih dalam jangkauan yang bisa membuat hidupnya semakin kacau.Dea tiba di ruang makan besar, tempat biasa para keluarga kerajaan dan tamu kerajaan makan bersama. Namun, kali ini ruang itu terasa sepi, hanya ada Frans yang duduk dengan santai, menunggu kedatangannya. Pandangannya tertuju pada Dea dengan tatapan yang sulit dibaca.“Lady Dea, silak

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status