Share

Bab 8

Penulis: Febti Selasanti
last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-26 06:01:11

Raisa terus berjalan menuju warung pak Kodir, ternyata memang hanya warungnya yang sudah buka. Sedangkan warung-warung yang lain belum buka, mungkin karena hari masih terlalu pagi.

Pak Kodir selalu membuka warungnya, selesai dia melaksanakan solat subuh berjamaah di mushola.

Raisa melangkahkan kakinya, melihat-lihat barang-barang yang sedang di pajang.

"Permisi, Pak!" sapa Raisa pada pak Kodir yang sedang berjaga. Pak Kodir yang mendengar suara Raisa, langsung melongokan kepalanya.

"Iya, mau beli apa?" Tanya Pak Kodir sembari menghampiri Raisa.

"Mau beli beras seliter, sama minyak goreng seperapat," Jawab Raisa sambil berjalan ke arah Pak Kodir.

Lalu Pak Kodir, mengambilkan pesanan Raisa. Dan memperhatikan wajah Raisa, yang masih asing di matanya. Karena sebelumnya pak Kodir tidak pernah melihat gadis cantik, yang sedang berdiri di hadapannya.

"Orang baru, ya?" Tanya Pak Kodir seraya memberikan bungkusan di tangannya.

"Iya, Pak!" Jawab Raisa sambil memberikan uang lima puluh ribuan
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • LUKA HATI RAISA    Bab 9

    Faisal langsung menyalakan mesin motornya, mencari keberadaan Raisa."Oh ternyata mereka tidak suka dengan Raisa karena aku menolak perjodohan dengan Ita." Batin Faisal yang kesal dengan celotehan Maria.Faisal semakin bingung, jika mereka membenci Raisa hanya karena masalah status sosial. Memang keluarga nya terkenal matre, kakak-kakaknya semua memang di jodohkan oleh anak orang kaya. Namun yang kaya itu orang tuanya, tetapi anaknya tidak di bekali dengan usaha dan kerja keras. Di saat usaha dan harta orang tuanya habis, mereka kebingungan. Dan akhirnya Maria hidup berdampingan dengan orang tuanya karena terusir oleh mertua yang sudah menjual rumahnya itu.Faisal mencari keberadaan Raisa di setiap sudut gang. Dia ingat kalau Raisa meminta uang untuk membeli beras. Motornya di lajukan ke arah warung pak Kodir.Setelah berhenti dia pun turun, dan bertanya pada si pemilik warung."Pak, tadi ada gadis belanja di sini?" Tanya Faisal."Oh gadis cantik yang ngaku-ngaku istri kamu itu?" Led

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-27
  • LUKA HATI RAISA    Bab 10

    Terlebih dahulu, Raisa menyapu dan mengepel bagian kamar dan ruang tamu. Saat akan membersihkan kamar bu Leha, Raisa mengurungkan niatnya. Karena ada beberapa orang di dalamnya, tak mungkin Raisa mengusirnya.Kemudian Raisa kembali melanjutkan lagi membersihkan halaman depan."Nah, gitu dong! Jangan kerjaannya tiap pagi tidur mulu," sindir Maria yang sudah keluar dari rumah bu Leha.Raisa mengacuhkan perkataan kakak iparnya, dia masih fokus pada pekerjaannya. Seberapa banyak kata-kata yang dia adukan, tak akan mengubah hati Faisal untuk pindah dari rumah itu.Raisa langsung masuk ke arah dapur, berniat akan mencuci piring sisa makannya bersama Faisal.Di lihat begitu banyak piring di wastafel, padahal tadi hanya ada dua piring. Seraya menghembuskan nafas beratnya, Raisa mencoba bersabar dengan ujian yang kini di hadapinya.Mau tidak mau Raisa harus mencuci semua piring yang ada di wastafel.Usai mencuci piring, Raisa langsung menuju kamarnya. Sebelum menuju kamar, Raisa melihat ruan

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-27
  • LUKA HATI RAISA    Bab 11

    Raisa langsung masuk ke dalam kamarnya dan menaruh bungkusan putih di lantai.Istri Faisal itu langsung ke dapur menyalakan kompor untuk memasak mie instan."Kamu masak apa?" Tanya Faisal yang sudah berada di belakang Raisa."Oh, aku masak mie. Kamu mau?" Tanya Raisa."Mau," Jawab Faisal yang langsung menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.Selesai mandi, Faisal langsung masuk ke kamar.Dia melihat ada plastik putih di samping pintu."Sa, kamu habis belanja?" Tanya Faisal sembari memperhatikan plastik putih yang berada di kamarnya "Enggak," jawab Raisa dari arah dapur."Ini bungkusan darimana?" Faisal mengulang pertanyaannya."Oh, itu dari seseorang. Aku juga baru kenal tadi pagi," kata Raisa sembari membawa dua mangkuk mie instan yang baru matang."Dari siapa, Sa?" tanya Faisal yang penasaran kemudian membuka bungkusan plastik putih."Siapa, ya tadi namanya? Duh, aku lupa," jawab Raisa sambil menepuk-nepuk keningnya. Gadis cantik dan polos itu memang suka lupa dengan nama orang.

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-28
  • LUKA HATI RAISA    Bab 12

    Dari balik kamar sang ibu, ada yang mencoba mendengar percakapan Raisa dan Lina.Maria adalah orang yang paling tidak suka dengan Raisa. Alasannya karena adik iparnya itu telah menggagalkan rencananya untuk menikahkan Faisal dengan teman satu pengajiannya."Dia mau kerja, wah pas banget nih aku akan terus makan di sini," batin Maria seraya tersenyum licik. Maria adalah kakak ketiga Faisal yang mempunyai suami seorang supir bus antar kota dan provinsi.Dia selalu di tinggalkan oleh suaminya sampai berminggu-minggu. Kadang Maria di beri uang, kadang juga tidak. Oleh sebab itu dia mengandalkan Faisal dan uang santunan dari ibunya yang sudah menjanda.Maria jarang memegang uang banyak, karena sang suami selalu memberikan uang pas-pasan. Pemberiannya hanya cukup untuk makan, selebihnya Maria selalu minta kepada sang ibu.Setelah mendengar Raisa akan bekerja, Maria begitu bahagia. Pasti adik iparnya itu akan memberikan uang untuk sang ibu. Setelah itu Maria dapat meminta kepada ibunya deng

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-28
  • LUKA HATI RAISA    Bab 13

    Malam pun tiba, Raisa sudah terlelap dalam tidurnya. Sedangkan Faisal belum pulang dari pekerjaannya yaitu menjadi tukang ojek online.Pukul dua belas malam, Faisal sudah memberhentikan motornya di teras rumah."Assalamualaikum." Suara Faisal mengucap salam sembari mengetuk pintu rumah.Tidak ada orang yang mendengar, sepertinya Faisal pulang terlalu malam. Penghuni rumah sudah terlelap dalam keheningan malam."Assalamualaikum." Ketiga kalinya Faisal mengucapkan salam. Kemudian pintu rumah terbuka, terlihat wanita cantik dengan wajah khas mengantuk sudah berdiri didepannya. Faisal merasa beruntung memiliki istri yang cantik jelita bak bidadari turun dari khayangan."Wa'alaikumsalam," sahut Raisa sambil mengikat rambutnya yang panjang. "Kenapa selarut ini?" tanya Raisa cemas."Hari ini penumpangnya lagi ramai. Sayang kalau gak di tarik," ucap Faisal sambil membuka jaketnya.Raisa langsung menuju dapur lalu membuat teh manis hangat."Besok, aku akan melamar pekerjaan," kata Raisa memba

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-02
  • LUKA HATI RAISA    Bab 14

    Raisa mengikuti petunjuk dari Lina, dia memperhatikan semua arahan yang di berikan oleh sahabatnya itu."Lin, aku menghubungi Faisal dulu ya," kata Raisa meminta ijin kepada Lina."Iya, nanti kamu bersihkan bagian gudang," kata Lina memberi perintah kepada Raisa."Iya, akan aku kerjakan," jawab Raisa sambil menganggukkan kepalanya menandakan bahwa dia mengerti.Raisa menuju toilet untuk menghubungi Faisal. Dia ingin memberikan kabar kepada suaminya jika dirinya sudah mulai bekerja."Assalamualaikum.""Wa'alaikumsalam." Faisal langsung menjawab panggilan dari sang istri. "Aku sudah mulai bekerja, Lina memberi tugas aku untuk membersihkan gudang.""Hati-hati, pulang nanti aku jemput ya.""Aku tidak tahu pulang jam berapa. Tapi nanti aku akan pulang bareng Lina.""Iya, sudah. Selamat bekerja. Assalamualaikum.""Wa'alaikumsalam."Setelah mengabari Faisal, Raisa langsung mengerjakan pekerjaannya yaitu membersihkan gudang.Raisa segera mengambil kemoceng dan vacum cleaner untuk membersihka

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-02
  • LUKA HATI RAISA    Bab 15

    Mereka berjalan keluar kantor dan akan menuju halte busway. Raisa melihat di trotoar ada tukang otak-otak ikan kesukaannya."Lin, beli otak-otak dulu ya. Perutku sudah lapar," kata Raisa seraya menunjukan jarinya ke arah tukang otak-otak. "Iya, sama," jawab Lina.Saat akan berjalan menuju pintu keluar, tiba-tiba ada motor yang berhenti mendadak."Ah." Lina dan Raisa berteriak, merasa kaget karena hampir saja tertabrak."Mas, naik motor gak bisa pelan? Ini masih area kantor," omel Lina pada orang yang masih duduk di motornya.Laki-laki itu pun membuka helmnya. "Raisa," ucap lirih laki-laki itu saat melihat Raisa di hadapannya."Kamu..." ucap Raisa yang langsung membulatkan kedua bola matanya dengan sempurna. Dia sangat terkejut kalau laki-laki yang di hadapannya adalah Aldo."Siapa, Sa?" tanya Lina melirik Raisa sembari menyenggol lengannya.Lina belum mengenal Aldo, walaupun Lina juga tinggal daerah tempat rumah Faisal." Oh itu..." jawab Raisa gugup yang melirik ke arah Aldo. Raisa

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-02
  • LUKA HATI RAISA    Bab 16

    Raisa mencari ruangan CEO yang berada di lantai 17. Karena di sana belum ada pegawai yang datang, maka dia mencari sendiri ruangan CEO.Tangannya menunjuk ke pintu lift, menekan angka 17. Pintu lift terbuka, terlihat lorong panjang tanpa sekat dan terlihat dari jauh di depan pintu bertuliskan huruf CEO."Itu pasti ruang CEO," Gumam Raisa seraya menunjukkan jari telunjuk ke arah depannya.Raisa melangkahkan kakinya, berjalan menyusuri lorong yang masih terlihat remang-remang. Karena belum ada satu orang pun yang datang kecuali dirinya yang berada di ruangan tersebut.Dengan serbet di pundaknya dan vacum cleaner ditangan, dia bersiap untuk membuka pintu ruangan CEO.Ruangan yang cukup megah dan mewah, sungguh desain yang artistik. Dengan perpaduan warna putih dan hitam menandakan bahwa CEO mereka adalah laki-laki.Raisa memulai pekerjaannya, hal pertama yang akan dia lakukan adalah membersihkan meja. Terlihat ada figura foto di atas meja."Oh, ternyata pimpinan di sini sudah tua. Opss..

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-04

Bab terbaru

  • LUKA HATI RAISA    Bab 33

    Raisa memang gadis yang polos, semua yang dilakukan sesuai dengan keinginannya. Pikirannya memang amat pendek, karena Raisa tidak kuat menanggung beban derita sendirian.Keesokan paginya Raisa baru tersadar, dia pun mengerjap-ngerjapkan kedua matanya.Berharap wanita cantik itu sudah meninggalkan dunia yang penuh kekejaman pada dirinya. Raisa berpikir bahwa dirinya sudah berada di neraka, karena orang bunuh diri pasti rohnya tidak akan di terima di akhirat.Tetapi wanita cantik itu merasakan suhu udaranya sangat dingin. Begitu juga ruangan disekitarnya berwarna putih semua. Tetapi dia merasa pergelangan tangannya sakit, terlihat perban dan jarum infus."Apakah neraka senyaman ini, berada di kasur empuk dan selimut yang tebal. Oh pantas saja orang pada bunuh diri kalau tertimpa masalah," batin Raisa."Kau sudah bangun?" Suara serak laki-laki terdengar dari sebelahnya.Apakah itu malaikat maut, atau malaikat penanya dalam kubur? Oh, tapi ini bukan kuburan, tetapi seperti di dalam ruanga

  • LUKA HATI RAISA    Bab 32

    Kemudian supir dan sang majikan membawa Raisa ke dalam mobilnya."Tuan, apakah tahu rumah wanita ini?" tanya sopir."Tidak, aku tidak tahu. Sebaiknya kita bawa pulang dulu, setelah dia sadar baru kita antarkan pulang," perintah pria paruh baya yang mengenali Raisa "Baik, Tuan," jawab sopir yang langsung melajukan mobilnya.Selang setengah jam, Raisa sudah sampai di rumah Arifin.Dia di bawa menuju kamar tamu yang berada di sofa.Arifin mencari ponsel Raisa, dia akan menghubungi suaminya. Tapi tak juga di temukan ponselnya, apakah Raisa di jambret oleh perampok? Itulah yang menjadi pertanyaan Arifin."Sebaiknya kita biarkan dia istirahat," kata Arifin meninggalkan Raisa di kamar.Raisa tersadar, dan dia mulai membuka kedua matanya."Aku dimana?" lirihnya seraya memegang perutnya yang mulai berdendang."Ish, perutku lapar," ucapnya meringis.Kemudian Raisa pun bangkit dari tempat tidur, dia menuju pintu."Cekelek..."Tiba-tiba ada yang membuka pintu kamarnya.Raisa memundurkan langkahn

  • LUKA HATI RAISA    Bab 31

    "Sa, aku ingin bertanya satu hal padamu?" tanya Faisal memandang ragu sang istri."Bertanya soal apa?" tanya Raisa sambil berbaring di sebelah suaminya."Apakah selama ini kamu puas dengan..." Faisal terlihat ragu, saat membahas tentang aktivitas mereka di tempat tidur."Dengan apa?" balik Raisa bertanya. Dia sungguh bingung dengan pertanyaan sang suami yang menggantung "Dengan kejantananku?" seloroh Faisal mengecilkan suaranya."Kejantanan apa maksudmu?" tanya Raisa seraya mendongakkan kepalanya kearah sang suami. Mereka sedang berbaring ditempat tidur berkomunikasi dari hati ke hati."Sebenarnya, aku memiliki masalah soal kejantanan. Itu yang selama ini aku khawatirkan," ucap laki-laki berkulit kuning langsat itu dengan cemas. "Maksud kamu apa sih? Aku masih belum gak paham," jawab Raisa yang langsung duduk lalu menatap Faisal.Wanita cantik itu memang masih sangat polos. Raisa belum pernah melihat bentuk kepemilikan laki-laki. Selama ini, dia hanya mengimbangi permainan sang suam

  • LUKA HATI RAISA    Bab 30

    Mereka sudah sampai di warung bakso dan Faisal memesankan untuk Raisa."Ini Sa, bakso pakai bihun putih," kata Faisal yang sangat tahu kesukaan Raisa.Mereka makan dengan lahapnya, karena memang sudah waktunya jam makan siang.Selesai makan bakso, Raisa memesan es teler yang merupakan menu andalan di warung bakso tempat mereka makan.Sembari menunggu es teler, Faisal membuka pembicaraan."Sa, aku ingin mengatakan sesuatu padamu," kata Faisal dengan mimik wajah serius."Ada apa?" tanya Raisa.Butuh waktu beberapa menit untuk Faisal menceritakan perihal penyakit yang dialaminya.Karena Faisal sangat takut dengan jawaban kekecewaan dari Raisa."Kok kamu malah melamun?" tanya Raisa sembari menepuk tangan suaminya "Eh, aku ingin membicarakan hal penting padamu," ucap Faisal ragu."Hal penting apa?" tanya Raisa penasaran "Soal, soal...." ucap Faisal ragu. Dia masih belum siap berpisah dengan sang istri jika tahu dirinya impoten."Soal apa?" desak Raisa tak sabaran.Lalu sang pelayan datan

  • LUKA HATI RAISA    Bab 29

    "Loh, istrimu kok uda pulang kerjanya?" tanya Bu Leha yang sedang merapikan mainan cucunya."Raisa hamil, Bu!" sahut Faisal memberikan kabar pada Ibunya."Hamil?" Seketika kedua bola matanya pun hampir keluar sempurna. "Apa betul, Raisa?" tanya Bu Leha meyakinkan dirinya."Iya, Bu!" jawab Raisa."Ya, sudah Sal. Lekas bawa ke kamar dan suruh istrimu istirahat," perintah sang ibu.Lalu Faisal membawa Raisa masuk kekamarnya.***Pagi ini Aldo sedang bersiap untuk berangkat kuliah. Aldo mendengarkan saran sang bibi, agar jangan pernah membantah dengan titah sang kakek.Saat akan menuruni anak tangga pertama, tiba-tiba perutnya seperti terguncang. Tak seperti biasanya, yang dirasakan saat ini sangat mual.Dengan langkah seribu, dia bergegas menuju kamar mandi."Huek, huek..."Terdengar Aldo sedang muntah lalu mengeluarkan semua isi perutnya.Bi Salma yang hendak memanggil Aldo, mendengar cucu majikannya itu sedang muntah-muntah."Den, Aden..." panggil Bi Salma seraya mengetuk pintu."Huek,

  • LUKA HATI RAISA    Bab 28

    "Den, sebaiknya jaga kesehatan. Bibi sedih kalau Aden sakit begini," ucap Bi Salma cemas yang duduk di sebelah Aldo."Aku kecewa dengan keputusan kakek, Bi!" Tutur Aldo dengan gurat kesedihan di wajahnya."Mau gimana lagi Den. Toh mungkin itu pilihan kakek yang terbaik untuk Aden," ujar Bi Salma.Aldo pun menghabiskan makanannya, lalu bi Salma membawa piring kotor ke dapur.Aldo kembali duduk di pinggiran jendela, memandangi ke arah luar yang kini sedang musim salju.****Dua minggu sudah Raisa bekerja di sekolah dan sorenya dia mengajar les di rumah pak Arifin.Menjelang pagi, tiba-tiba kepalanya terasa pusing dan perutnya mual.Saat akan bangun dari tempat tidur, ada rasa tak enak di tenggorokannya. Kemudian Raisa merasakan ada dorongan dari perutnya, yang tiba-tiba ingin di keluarkan."Huek,, huek..." Raisa muntah, namun dengan cepat dia berlari menuju kamar mandi.Faisal panik saat mendengar Raisa muntah-muntah. Segera dia bergegas menuju kamar mandi, lalu memijat tengkuk leher Ra

  • LUKA HATI RAISA    Bab 27

    Raisa sudah berada di sekolah tari, dia akan memulai pelajaran pertamanya."Anak-anak, perkenalkan nama ibu Raisa. Nama lengkapnya adalah Raisa Ekasuci," papar Raisa pada anak muridnya.Dia sangat gugup pada hari pertama bekerja, karena anak yang di ajarkannya adalah anak belasteran luar negeri. Ada anak yang berkulit putih dan hitam serta hidung yang mancung atau rambut bule.Bahasa yang di gunakan saat ini adalah bahasa Indonesia. Untuk selanjutnya Raisa harus fasih berbahasa Inggris.Jam menunjukkan pukul sembilan, waktunya istirahat. Dia harus mengganti kelas mengajarnya. Saat pagi adalah jadwal mengajar anak usia 5-12 tahun, selesai istirahat Raisa harus mengajar anak usia remaja."Kamu Raisa?" tanya salah seorang guru tari yang mengajarkan tarian tradisional."Iya," jawab Raisa."Perkenalkan namaku Niken, panjangnya Niken Widiastuti," sapanya mengenalkan dirinya."Iya Mbak Niken, salam kenal ya," tutur Raisa."Jangan Mbak dong, umurku belum tua. Tapi sepertinya kita seumur. Pan

  • LUKA HATI RAISA    Bab 26

    Waktu menunjukkan pukul lima sore, Aldo langsung menuju lantai 15. Dia mencari keberadaan Raisa, bermaksud ingin mengembalikan ponsel yang tertinggal.CEO muda itu mencari wanita pujaannya ke pantry, dan hanya menemui teman Raisa saja. Aldo tidak pernah tahu nama pegawai kebersihan selain Raisa."Maaf, mau nanya," sapa Aldo pada Lina yang sedang berkemas."Iya, mau nanya apa?" Jawab Lina tanpa memperhatikan Aldo"Raisa dimana, ya?" Tanya Aldo."Oh, kamu yang ngaku-ngaku office boy di lantai 17 ya?" Tanya Lina saat melihat seseorang yang sedang mencari Raisa."Eh, iya." Aldo terkekeh. "Dimana Raisa?" Aldo mengulang pertanyaannya, karena sedari tadi Lina tak menjawabnya."Dia udah berhenti kerja," jawab Lina. "Memangnya kamu ada urusan apa sama Raisa?" Tanya Lina menatap curiga."Bukankah, tadi siang dia kesini?" Tanya Aldo."Oh, tadi siang dia hanya pamit untuk mengundurkan diri," jawab Lina"Oh," jawab Aldo dengan wajah tertekuk"Memangnya kamu ada urusan apa?' tanya Lina sambil mempe

  • LUKA HATI RAISA    Bab 25

    Pagi pun tiba, Raisa berencana untuk melamar pekerjaan sebagai guru tari.Karena kemarin gadis cantik itu, sudah menghubungi nomor penyelenggara yang terdapat di papan pengumuman.Raisa berangkat dengan Faisal, lalu turun di halte busway seperti biasanya.Dari kejauhan terlihat Aldo sedang mengamati Raisa, yang berjalan dengan cepat menuju halte.Dia tahu jadwal Raisa hari ini akan ke kampus lalu ke kantor. Sayangnya mata kuliah Aldo beda jurusan dengan Raisa, maka dia berada di gedung yang berbeda.Lalu Aldo menjalankan mobilnya, setelah melihat Raisa sudah naik busway.****"Selamat ya, kamu di terima. Besok sudah mulai bekerja," kata Melati pemilik sekolah tari."Terima kasih, Mbak. Saya memang ingin sekali mengajar tari pada anak-anak," kata Raisa seraya mengulas senyum."Baiklah, besok kamu harus datang jam delapan tepat. Lalu pulang jam dua belas. Kalau kamu ingin melanjutkan kuliah, nanti bisa ajukan beasiswa," kata Melati seraya menjabat tangan Raisa."Baik, Mbak. Terima kasih

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status