Faisal pun mendekati Raisa, dia memeluk erat tubuh sang istri. Mencoba menenangkan istrinya yang sedang sensitif.
"Maafkan, aku! Ibu sangat membutuhkanku, karena aku adalah anak laki satu-satunya di keluarga ini. Aku mohon kamu bisa mengerti," Ucap Faisal sambil mengelus punggung Raisa.
Raisa hanya bisa meneteskan air matanya, dia mencoba menguatkan dirinya.
Selesai menuangkan isi hatinya, Raisa pun berhenti menangis. Faisal langsung membuka bungkusan sterofom yang berisi bubur ayam. Lalu Faisal menyuapi Raisa, mereka pun makan bersama.
Saat sedang makan berdua, tiba-tiba terdengar suara orang berteriak dari arah luar kamar.
"Sal, kalau beli makanan bagi-bagi dong! Jangan makan sendiri aja..." Teriak Maria yang sedang berada di ruang tamu.
"Beli aja sendiri!" Faisal membalas teriakan Maria.
"Oh, gitu ya! Lebih sayang istri daripada sodara sendiri. Inget dulu kamu siapa yang ngurusin?" Teriak Maria menyindir Faisal
"Yang dulu jangan di ungkit-ungkit!" jawab Faisal membalas teriakan Maria.
Maria masih saja berseloroh, menceritakan semua kejadian masa lalu saat dirinya mengurus Faisal sewaktu kecil.
Sebenarnya Faisal tak enak hati pada sang istri, hanya saja dirinya harus bisa menenangkan hati Raisa.
Faisal terdiam, tak lagi membalas kata-kata Maria. Karena sudah tidak lagi di ladeni oleh Faisal, Maria pun pulang ke rumahnya.
"Tuh kan! Kalau gak di ladeni dia pulang sendiri," ucap Faisal menghibur Raisa yang wajahnya sedari tadi cemberut.
Raisa pun tersenyum, lalu mereka meneruskan lagi makan bubur ayam.
Sudah larut malam, para penghuni rumah semua sudah tertidur lelap.
***
Waktu menunjukkan pukul setengah lima pagi, Faisal terbangun dari tidurnya. Dia membangunkan Raisa untuk mandi wajib, karena semalam mereka telah melakukan hubungan intim suami istri.
Sebenarnya Faisal menyadari jika dirinya belum bisa menerobos kewanitaan milik sang istri. Karena laki-laki yang lebih tua lima tahun dari Raisa itu memiliki masalah pada kejantanannya.
Selama ini Raisa tak pernah menyadari jika selama berhubungan, Faisal tidak pernah bisa memasukkan kejantanannya. Faisal hanya bisa memuaskan Raisa dengan cara lain, agar sang istri tak mengetahui kekurangan pada dirinya. Dia begitu mencintai Raisa dan tak ingin kehilangannya.
"Bisa, masakan aku air panas?" pinta Raisa yang merajuk pada sang suami. Gadis berparas cantik itu masih terbaring di atas di tempat tidur.
Faisal keluar dari kamarnya lalu menuju dapur. Kemudian menadahkan air keran di panci untuk memasak air panas.
Selesai menyalakan kompor dan menaruh panci, Faisal langsung menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.
Faisal pun keluar dari kamar mandi dan mengambil air wudhu untuk melaksanakan solat subuh.
"Sa, airnya sudah aku masak. Coba kamu cek, sudah panas belum?" kata Faisal yang sudah mengenakan sarung.
Raisa pun keluar dari kamarnya, lalu melihat air yang sudah di masak oleh Faisal.
Ternyata sudah mendidih, kemudian Raisa mematikan kompor lalu menuju kamar mandi. Dia menuangkan air panas ke ember yang kosong, kemudian sisanya mengisi dengan air dingin. Setelah air sudah siap, Raisa pun mandi.
Selesai mandi, Raisa langsung menuju kamarnya. Namun saat ingin menuju pintu, dia mendengar percakapan antara Faisal dan Bu Leha.
"Bu, kemarin Faisal sudah memberikan uang untuk membeli beras. Tapi kok berasnya gak ada?" Tanya Faisal pada ibunya.
"Memangnya kamu sudah cek?" Tanya Bu Leha
"Kemarin Raisa ingin masak nasi, tapi tidak ada beras untuk di masak," jawab Faisal.
"Dia mengadu apalagi sama kamu?" Tanya Bu Leha dengan nada ketus.
"Dia tidak mengadu Bu, hanya bertanya soal beras. Karena aku sudah memberi ibu uang untuk beli beras, sedang Raisa tidak aku berikan uang. Kemarin dia kelaparan karena di rumah tidak ada makanan," Faisal menjelaskan kepada ibunya.
"Ya, sudah! Biar dia aja yang masak,"
"Ya, sudah! Nanti biar Faisal suruh Raisa saja yang masak, ibu gak usah kerja lagi ya!" Kata Faisal
Karena mendengar Faisal ingin keluar dari kamar, Raisa langsung masuk ke kamarnya.
Raisa langsung mengenakan baju dan mukenanya untuk melaksanakan solat subuh.
Faisal pun masuk ke kamar, lalu merapikan dirinya karena ingin berangkat mengantarkan koran.
Faisal pun pamit pada Raisa usai sang istri melaksanakan solat subuh.
"Sa, aku jalan dulu. Ini ada sedikit uang buat kamu belanja. Pulang nanti, aku ingin makan nasi goreng, ya!" pesan Faisal seraya memberikan uang lima puluh ribu pada Raisa.
"Iya," jawab Raisa sembari mencium tangan suaminya.
Raisa berdiri di depan pintu, dia mengiringi kepergian Faisal yang akan mencari nafkah.
Setelah Faisal pergi, dia langsung ke dapur melihat stok bahan makanan.
"Sepertinya memang tidak ada apa-apa!" batin Raisa yang melihat ke rak dapur. "Selama ini, Faisal memberikan ibunya uang. Kenapa tidak di belikan stok dapur ya?" Gumam Raisa yang miris melihat tidak ada stok bahan makanan apapun di dapur.
Lalu Raisa keluar rumah di saat matahari masih malu-malu menampakkan cahayanya. Gadis cantik itu mencari warung yang sudah buka. Dia akan membeli beras dan juga sayuran dengan uang lima puluh ribu yang di berikan oleh sang suami.
Raisa belum paham dengan situasi daerah tempat tinggal Faisal.
Membuat Raisa harus berputar-putar mencari warung dan juga tukang sayur yang sudah buka pada pagi hari.
"Neng!" sapa pemuda yang sedang duduk di atas motor. Memakai baju berwarna kuning berbalut jaket kulit berwarna coklat.
Raisa hanya tersenyum mendengar sapaan laki-laki itu.
Laki-laki itu pun terkesima dengan senyuman Raisa.
Raisa pun berhenti, sejenak dia berpikir untuk bertanya pada pemuda yang sedang duduk di atas motor nya.
Lalu Raisa menghampirinya, "maaf, Bang! Mau tanya, boleh?" Raisa mendekati pemuda itu.
"Iya, Neng! Mau nanya apa?" Jawab pemuda itu dengan ramah.
"Warung yang sudah buka di mana ya?" Tanya Raisa sambil menoleh ke arah kiri dan kanan.
"Oh, warung! Tuh warung pak Kodir di ujung jalan, biasanya ufa buka Neng!" Jawab pemuda itu seraya menunjukkan jari telunjuknya.
"Oh, makasih ya Bang!" jawab Raisa sambil menundukkan kepalanya lalu berbelok arah ke warung pak Kodir.
"Cantik! Kayaknya bukan orang sini, kok aku gak pernah liat yka?" Batin pemuda tadi bertanya-tanya melihat kepergian Raisa.
Komentar dan subscribe ya cerita ku
Raisa terus berjalan menuju warung pak Kodir, ternyata memang hanya warungnya yang sudah buka. Sedangkan warung-warung yang lain belum buka, mungkin karena hari masih terlalu pagi. Pak Kodir selalu membuka warungnya, selesai dia melaksanakan solat subuh berjamaah di mushola.Raisa melangkahkan kakinya, melihat-lihat barang-barang yang sedang di pajang."Permisi, Pak!" sapa Raisa pada pak Kodir yang sedang berjaga. Pak Kodir yang mendengar suara Raisa, langsung melongokan kepalanya."Iya, mau beli apa?" Tanya Pak Kodir sembari menghampiri Raisa."Mau beli beras seliter, sama minyak goreng seperapat," Jawab Raisa sambil berjalan ke arah Pak Kodir.Lalu Pak Kodir, mengambilkan pesanan Raisa. Dan memperhatikan wajah Raisa, yang masih asing di matanya. Karena sebelumnya pak Kodir tidak pernah melihat gadis cantik, yang sedang berdiri di hadapannya."Orang baru, ya?" Tanya Pak Kodir seraya memberikan bungkusan di tangannya. "Iya, Pak!" Jawab Raisa sambil memberikan uang lima puluh ribuan
Faisal langsung menyalakan mesin motornya, mencari keberadaan Raisa."Oh ternyata mereka tidak suka dengan Raisa karena aku menolak perjodohan dengan Ita." Batin Faisal yang kesal dengan celotehan Maria.Faisal semakin bingung, jika mereka membenci Raisa hanya karena masalah status sosial. Memang keluarga nya terkenal matre, kakak-kakaknya semua memang di jodohkan oleh anak orang kaya. Namun yang kaya itu orang tuanya, tetapi anaknya tidak di bekali dengan usaha dan kerja keras. Di saat usaha dan harta orang tuanya habis, mereka kebingungan. Dan akhirnya Maria hidup berdampingan dengan orang tuanya karena terusir oleh mertua yang sudah menjual rumahnya itu.Faisal mencari keberadaan Raisa di setiap sudut gang. Dia ingat kalau Raisa meminta uang untuk membeli beras. Motornya di lajukan ke arah warung pak Kodir.Setelah berhenti dia pun turun, dan bertanya pada si pemilik warung."Pak, tadi ada gadis belanja di sini?" Tanya Faisal."Oh gadis cantik yang ngaku-ngaku istri kamu itu?" Led
Terlebih dahulu, Raisa menyapu dan mengepel bagian kamar dan ruang tamu. Saat akan membersihkan kamar bu Leha, Raisa mengurungkan niatnya. Karena ada beberapa orang di dalamnya, tak mungkin Raisa mengusirnya.Kemudian Raisa kembali melanjutkan lagi membersihkan halaman depan."Nah, gitu dong! Jangan kerjaannya tiap pagi tidur mulu," sindir Maria yang sudah keluar dari rumah bu Leha.Raisa mengacuhkan perkataan kakak iparnya, dia masih fokus pada pekerjaannya. Seberapa banyak kata-kata yang dia adukan, tak akan mengubah hati Faisal untuk pindah dari rumah itu.Raisa langsung masuk ke arah dapur, berniat akan mencuci piring sisa makannya bersama Faisal.Di lihat begitu banyak piring di wastafel, padahal tadi hanya ada dua piring. Seraya menghembuskan nafas beratnya, Raisa mencoba bersabar dengan ujian yang kini di hadapinya.Mau tidak mau Raisa harus mencuci semua piring yang ada di wastafel.Usai mencuci piring, Raisa langsung menuju kamarnya. Sebelum menuju kamar, Raisa melihat ruan
Raisa langsung masuk ke dalam kamarnya dan menaruh bungkusan putih di lantai.Istri Faisal itu langsung ke dapur menyalakan kompor untuk memasak mie instan."Kamu masak apa?" Tanya Faisal yang sudah berada di belakang Raisa."Oh, aku masak mie. Kamu mau?" Tanya Raisa."Mau," Jawab Faisal yang langsung menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.Selesai mandi, Faisal langsung masuk ke kamar.Dia melihat ada plastik putih di samping pintu."Sa, kamu habis belanja?" Tanya Faisal sembari memperhatikan plastik putih yang berada di kamarnya "Enggak," jawab Raisa dari arah dapur."Ini bungkusan darimana?" Faisal mengulang pertanyaannya."Oh, itu dari seseorang. Aku juga baru kenal tadi pagi," kata Raisa sembari membawa dua mangkuk mie instan yang baru matang."Dari siapa, Sa?" tanya Faisal yang penasaran kemudian membuka bungkusan plastik putih."Siapa, ya tadi namanya? Duh, aku lupa," jawab Raisa sambil menepuk-nepuk keningnya. Gadis cantik dan polos itu memang suka lupa dengan nama orang.
Dari balik kamar sang ibu, ada yang mencoba mendengar percakapan Raisa dan Lina.Maria adalah orang yang paling tidak suka dengan Raisa. Alasannya karena adik iparnya itu telah menggagalkan rencananya untuk menikahkan Faisal dengan teman satu pengajiannya."Dia mau kerja, wah pas banget nih aku akan terus makan di sini," batin Maria seraya tersenyum licik. Maria adalah kakak ketiga Faisal yang mempunyai suami seorang supir bus antar kota dan provinsi.Dia selalu di tinggalkan oleh suaminya sampai berminggu-minggu. Kadang Maria di beri uang, kadang juga tidak. Oleh sebab itu dia mengandalkan Faisal dan uang santunan dari ibunya yang sudah menjanda.Maria jarang memegang uang banyak, karena sang suami selalu memberikan uang pas-pasan. Pemberiannya hanya cukup untuk makan, selebihnya Maria selalu minta kepada sang ibu.Setelah mendengar Raisa akan bekerja, Maria begitu bahagia. Pasti adik iparnya itu akan memberikan uang untuk sang ibu. Setelah itu Maria dapat meminta kepada ibunya deng
PrologNamanya Raisa Ekasuci, anak pertama dari tiga bersaudara. Hidup di lingkungan sederhana serta mempunyai orang tua yang terlalu over protective. Kedua orang tua Raisa selalu mengaturnya membuat hidupnya menjadi jenuh.Seringkali Raisa merasa bosan, karena terus hidup dengan banyak aturan di keluarganya. Padahal gadis berusia delapan belas tahun itu juga ingin bebas, seperti teman-teman sebaya lainnya. Berpergian dan bermain bersama-sama dengan teman-temannya.Kedua orang tua Raisa tidak pernah mengizinkan anak gadisnya keluar rumah selain kegiatan sekolah. Karena mereka takut jika anaknya mendapatkan pergaulan yang tidak baik.Karena merasa bosan, akhirnya Raisa mencari cara agar dirinya bisa keluar dari rumah. Gadis polos itu pernah membawa teman laki-lakinya datang ke rumah dan di sambut baik oleh kedua orang tua Raisa. Mereka mempercayakan Raisa kepada pemuda yang diperkenalkan dikeluarganya Raisa belum paham tentang arti pacaran, walaupun usianya sudah beranjak remaja. Kare
Happy Reading 😘Hari yang bahagia, bagi pasangan muda mudi yang akan melangkah ke jenjang pernikahan.Raisa dan Faisal kini telah resmi menjadi pasangan suami-isteri. Terpancar rona bahagia pada wajah Faisal. Namun berbeda dengan Raisa, yang hanya senyum sekilas saat ada tamu yang memberikan ucapan selamat kepadanya.Bagi Raisa setelah menikah, dia akan terbebas dari aturan-aturan keluarganya. Gadis yang kini berusia sembilan belas tahun dan berstatus sebagai istri itu bertekad akan bekerja usai menikah. Raisa berpikir, jika dia akan bebas bepergian kemana saja tanpa ada yang melarangnya. Raisa tak pernah berpikir, jika setelah menikah kewajibannya adalah mengurus suaminya. Selama mengenal Raisa, Faisal memang selalu membebaskan gadis kini telah menjadi istrinya itu berpergian kemana saja. Hal itu karena mereka belum ada ikatan resmi. Faisal selalu menuruti keinginan Raisa pergi kemanapun saat gadis itu memintanya.Sepasang pengantin itu telah mengikat janji suci. Sang ayah telah me
Melihat Raisa yang kerepotan mengupas bawang merah, Faisal pun membantunya. Sedikit agak lama mereka menyajikan sarapan, karena diiringi candaan dan gurauan. "Apakah kamu bisa menguleg bumbu?" tanya Faisal."Akan aku coba," jawab Raisa.Kemudian Faisal mengambil cobek dan ulegan. Menaruh cabe dan bawang merah serta bawang putih. Faisal tertawa saat Raisa mulai menumbuk bumbu untuk nasi goreng."Ulegannya bisa pecah kalau kamu pukul-pukul begitu," ujar Faisal sembari tertawa kecil."Biasanya ibu selalu pakai blender untuk menghaluskan cabe dan bawang," keluh Raisa yang berkeringat saat menumbuk cabe dan bawang."Begini caranya," kata Faisal mengambil alih ulegan dari tangan Raisa."Sal, gak salah kamu yang masak!" Sindir Maria sembari berjalan masuk ke arah kamar ibunya.Maria adalah kakak Faisal, dia selalu membawa anak-anaknya di pagi hari kerumah ibunya. Karena itu adalah kebiasannya setiap hari, selalu menumpang makan dirumah sang ibu."Raisa belum bisa masak, Kak!" Kata Faisal t
Dari balik kamar sang ibu, ada yang mencoba mendengar percakapan Raisa dan Lina.Maria adalah orang yang paling tidak suka dengan Raisa. Alasannya karena adik iparnya itu telah menggagalkan rencananya untuk menikahkan Faisal dengan teman satu pengajiannya."Dia mau kerja, wah pas banget nih aku akan terus makan di sini," batin Maria seraya tersenyum licik. Maria adalah kakak ketiga Faisal yang mempunyai suami seorang supir bus antar kota dan provinsi.Dia selalu di tinggalkan oleh suaminya sampai berminggu-minggu. Kadang Maria di beri uang, kadang juga tidak. Oleh sebab itu dia mengandalkan Faisal dan uang santunan dari ibunya yang sudah menjanda.Maria jarang memegang uang banyak, karena sang suami selalu memberikan uang pas-pasan. Pemberiannya hanya cukup untuk makan, selebihnya Maria selalu minta kepada sang ibu.Setelah mendengar Raisa akan bekerja, Maria begitu bahagia. Pasti adik iparnya itu akan memberikan uang untuk sang ibu. Setelah itu Maria dapat meminta kepada ibunya deng
Raisa langsung masuk ke dalam kamarnya dan menaruh bungkusan putih di lantai.Istri Faisal itu langsung ke dapur menyalakan kompor untuk memasak mie instan."Kamu masak apa?" Tanya Faisal yang sudah berada di belakang Raisa."Oh, aku masak mie. Kamu mau?" Tanya Raisa."Mau," Jawab Faisal yang langsung menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.Selesai mandi, Faisal langsung masuk ke kamar.Dia melihat ada plastik putih di samping pintu."Sa, kamu habis belanja?" Tanya Faisal sembari memperhatikan plastik putih yang berada di kamarnya "Enggak," jawab Raisa dari arah dapur."Ini bungkusan darimana?" Faisal mengulang pertanyaannya."Oh, itu dari seseorang. Aku juga baru kenal tadi pagi," kata Raisa sembari membawa dua mangkuk mie instan yang baru matang."Dari siapa, Sa?" tanya Faisal yang penasaran kemudian membuka bungkusan plastik putih."Siapa, ya tadi namanya? Duh, aku lupa," jawab Raisa sambil menepuk-nepuk keningnya. Gadis cantik dan polos itu memang suka lupa dengan nama orang.
Terlebih dahulu, Raisa menyapu dan mengepel bagian kamar dan ruang tamu. Saat akan membersihkan kamar bu Leha, Raisa mengurungkan niatnya. Karena ada beberapa orang di dalamnya, tak mungkin Raisa mengusirnya.Kemudian Raisa kembali melanjutkan lagi membersihkan halaman depan."Nah, gitu dong! Jangan kerjaannya tiap pagi tidur mulu," sindir Maria yang sudah keluar dari rumah bu Leha.Raisa mengacuhkan perkataan kakak iparnya, dia masih fokus pada pekerjaannya. Seberapa banyak kata-kata yang dia adukan, tak akan mengubah hati Faisal untuk pindah dari rumah itu.Raisa langsung masuk ke arah dapur, berniat akan mencuci piring sisa makannya bersama Faisal.Di lihat begitu banyak piring di wastafel, padahal tadi hanya ada dua piring. Seraya menghembuskan nafas beratnya, Raisa mencoba bersabar dengan ujian yang kini di hadapinya.Mau tidak mau Raisa harus mencuci semua piring yang ada di wastafel.Usai mencuci piring, Raisa langsung menuju kamarnya. Sebelum menuju kamar, Raisa melihat ruan
Faisal langsung menyalakan mesin motornya, mencari keberadaan Raisa."Oh ternyata mereka tidak suka dengan Raisa karena aku menolak perjodohan dengan Ita." Batin Faisal yang kesal dengan celotehan Maria.Faisal semakin bingung, jika mereka membenci Raisa hanya karena masalah status sosial. Memang keluarga nya terkenal matre, kakak-kakaknya semua memang di jodohkan oleh anak orang kaya. Namun yang kaya itu orang tuanya, tetapi anaknya tidak di bekali dengan usaha dan kerja keras. Di saat usaha dan harta orang tuanya habis, mereka kebingungan. Dan akhirnya Maria hidup berdampingan dengan orang tuanya karena terusir oleh mertua yang sudah menjual rumahnya itu.Faisal mencari keberadaan Raisa di setiap sudut gang. Dia ingat kalau Raisa meminta uang untuk membeli beras. Motornya di lajukan ke arah warung pak Kodir.Setelah berhenti dia pun turun, dan bertanya pada si pemilik warung."Pak, tadi ada gadis belanja di sini?" Tanya Faisal."Oh gadis cantik yang ngaku-ngaku istri kamu itu?" Led
Raisa terus berjalan menuju warung pak Kodir, ternyata memang hanya warungnya yang sudah buka. Sedangkan warung-warung yang lain belum buka, mungkin karena hari masih terlalu pagi. Pak Kodir selalu membuka warungnya, selesai dia melaksanakan solat subuh berjamaah di mushola.Raisa melangkahkan kakinya, melihat-lihat barang-barang yang sedang di pajang."Permisi, Pak!" sapa Raisa pada pak Kodir yang sedang berjaga. Pak Kodir yang mendengar suara Raisa, langsung melongokan kepalanya."Iya, mau beli apa?" Tanya Pak Kodir sembari menghampiri Raisa."Mau beli beras seliter, sama minyak goreng seperapat," Jawab Raisa sambil berjalan ke arah Pak Kodir.Lalu Pak Kodir, mengambilkan pesanan Raisa. Dan memperhatikan wajah Raisa, yang masih asing di matanya. Karena sebelumnya pak Kodir tidak pernah melihat gadis cantik, yang sedang berdiri di hadapannya."Orang baru, ya?" Tanya Pak Kodir seraya memberikan bungkusan di tangannya. "Iya, Pak!" Jawab Raisa sambil memberikan uang lima puluh ribuan
Faisal pun mendekati Raisa, dia memeluk erat tubuh sang istri. Mencoba menenangkan istrinya yang sedang sensitif. "Maafkan, aku! Ibu sangat membutuhkanku, karena aku adalah anak laki satu-satunya di keluarga ini. Aku mohon kamu bisa mengerti," Ucap Faisal sambil mengelus punggung Raisa.Raisa hanya bisa meneteskan air matanya, dia mencoba menguatkan dirinya. Selesai menuangkan isi hatinya, Raisa pun berhenti menangis. Faisal langsung membuka bungkusan sterofom yang berisi bubur ayam. Lalu Faisal menyuapi Raisa, mereka pun makan bersama.Saat sedang makan berdua, tiba-tiba terdengar suara orang berteriak dari arah luar kamar."Sal, kalau beli makanan bagi-bagi dong! Jangan makan sendiri aja..." Teriak Maria yang sedang berada di ruang tamu."Beli aja sendiri!" Faisal membalas teriakan Maria."Oh, gitu ya! Lebih sayang istri daripada sodara sendiri. Inget dulu kamu siapa yang ngurusin?" Teriak Maria menyindir Faisal "Yang dulu jangan di ungkit-ungkit!" jawab Faisal membalas teriakan
Karena perutnya sudah sangat lapar, akhirnya perempuan berkulit putih itu berinisiatif untuk meminjam uang pada ibu mertuanya. Barangkali ibu mertua mau meminjamkan uang untuknya.Raisa mencoba mengetuk pintu bu Leha, barangkali mertuanya bisa meminjamkan uang untuknya membeli nasi Padang.Tok, tok, tok.Raisa mengetuk pintu kamar mertuanya, namun tak ada jawaban. Lalu Raisa melihat ada gembok yang melingkar di bagian gagang pintu kamarnya. Bu Leha memang selalu mengunci pintu dengan gembok. Alasannya adalah karena cucunya sering kali bolak-balik dan memberantak dikamarnya. Hal itu yang membuat Bu Leha memutuskan untuk mengunci pintu kamarnya. Raisa pun sudah dijelaskan oleh Faisal sejak mereka berpacaran. Saat perempuan cantik itu berkunjung kerumah Faisal dan melihat ada kunci gembok dipintu ibunya.Rupanya mertuanya sedang pergi dan bu Leha tidak pamit kepada Raisa. Sungguh tak disangka jika perlakuan ibunya pun sama dengan anaknya. Setidaknya Bu Leha mengetuk pintu kamar Raisa u
Dari dalam kamarnya, Raisa mendengar ada suara yang sedang membersihkan ruang tamu. "Ah, sepertinya si comel itu sedang membersihkan ruang tamu," gumam Raisa dalam hatinya. Maksudnya si comel itu adalah Maria. Raisa berpikir jika Maria yang sedang membersihkan ruang tamu. Karena memang itu kewajibannya, setelah anaknya membuat berantakan rumah ibunya.Kemudian Raisa melanjutkan kembali pekerjaannya di dalam kamar. Merapikan baju-baju yang masih ada di dalam tasnya. Karena dia belum sempat membongkar baju usai acara pernikahan kemarin.Tiba-tiba saja terdengar suara celetukan dari Ratih, kakak tertua Faisal."Bu, mantu baru ngapain aja di rumah?" Teriak Ratih yang terdengar jelas di telinga Raisa. Sepertinya kakak tertua Faisal itu sedang menyinggung dirinya. Raisa langsung menghentikan aktivitasnya, saat mendengar suara Ratih menyebut namanya."Ini ulah anak Maria. Memang biasanya mereka habis berantak rumah langsung di tinggal pergi," Kata Bu Leha dengan suara yang parau."Tapi ib
Happy Reading 😘Siang hari, Faisal mulai menyalakan aplikasi ojek online. Sedangkan Raisa baru saja selesai mencuci baju dan langsung mandi.Ketika Raisa telah selesai membersihkan diri, dia berjalan menuju kamarnya. Istri Faisal itu melihat lantai yang berserakan serta makanan ringan. Di tambah mainan yang berantakan dan juga ada tumpahan air.Sepertinya lantai berantakan itu adalah ulah anak Maria. Memang sudah kebiasaan bagi anaknya Maria, setelah membuat berantakan di rumah ibunya, mereka langsung pergi.Raisa tak memperdulikan rumah ibu mertuanya yang berantakan. Dipikirnya semua itu bukanlah ulahnya melainkan kerjaan anak Maria yaitu kakak iparnya. Seharusnya Maria yang membersihkan rumah, karena anaknya yang membuat berantakan.Wanita muda itu masuk ke kamar hanya memakai handuk yang membalut tubuhnya."Wah, seger banget lihatnya!" puji Faisal yang sedang bersandar di headboard tempat tidur. Di melihat sang istri masuk ke kamar hanya mengenakan handuk saja."Ih, apaan sih! Tuh